Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMASANGAN INFUS

NAMA : SHERLY APRILYAN


NIM : 202102020020

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN 2023-202
TINJAUAN TEORI PEMASANGAN INFUS

1. Defenisi pemasangan infus


Pemberian cairan intravena (infus) yaitu memasukkan cairan atau obat
langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan
menggunakan infus set (Potter dkk, 2005).
Terapi intrvena adalah menempatkan cairan steril melalui jarum langsung ke
vena pasien. Biasanya ciran steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium,
kalium), nutrient (biasanya glukosa), vitamin atau obat. (Wahyuningsih, 2005).
Pemberian cairan intravena adalah pemberian cairan atau darah langsung ke
dalamvena yang dapat dikerjakan dengan 2 cara yaitu tanpa membuat luka sayat,
jaruminfus (ujung tajam) ditusukkan langsung ke dalam vena, cara kedua adalah
denganmenyayat kulit untuk mencari vena dan melubangi vena setelah itu jarum
infustumpul dimasukkan. Terapi intravena adalah kemampuan untuk mendapat
akses kesistem vena guna memberikan cairan dan obat merupakan
keterampilan perawat.Tanggung jawab ini termasuk memilih vena, jenis kanula yan
g sesuai, dan mahir dalam teknik penusukan vena. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pemasangan infus termasuk jenis larutan yang akan diberikan, laman
ya terapi intravena yang diharapkan, keadaan umum pasien, dan vena yang
digunakan.Keterampilan orang yang melakukan pemasangan infus juga
merupakan pertimbangan penting (Latief,2005).

2. Tujuan pemasangan infus


a. Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air,
elektrolit, vitamin, protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral.
b. Memperbaiki keseimbangan asam-basa
c. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
d. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
e. Memberikan nutrisi pada saat pada system pencernaan diistirahatkan.

3. Keadaan-Keadaan yang memerlukan tindakan pemasangan infus


a. Kehilangan cairan tubuh berupa dehidrasi
b. Kehilangan cairan berlebihan dalam tubuh berupa pendarahan
c. Pra dan pasca bedah sesuai program pengobatan
d. Diare dan demam tinggi
e. Luka bakar seluruh tubuh
f. Adanya trauma pada tubuh
g. Klien yang tidak bisa makan dan minum melalui mulut
4. Komposisi Cairan Terapi Intravena
a. Larutan Nacl, berisi air dan elektrolit (Na+, cl-)
b. Larutan dextrose, berisi air atau garam dan kalori.
c. Ringer laktat, berisi air (Na+, K+, cl-, ca++, laktat)
d. Balans isotonic, isi bervariasi : air, elektrolit, kalori (Na+, K+, Mg++, cl-,
HCO, glukonat).
e. Whole blood (darah lengkap) dan komponen darah.
f. Plasma exapnders, berisi albumin, dextran, fraksi, protein plasama 5%,
hespan yang dapat meningkatkan tekanan osmotik, menarik cairan dari
intratisiall, kedalam sirkulasi dan meningkatkan volume darah sementara.
g. Hiperelimentasi prenteral (cairan, elektrolit, asam amino, dan kalori).

5. Tipe-tipe pemberian intravena (infus)


a. IV push IV push (IV bolus) adalah memberikan obat dari jarum suntik
secara langsung kedalam saluran /jalan infus. Indikasi :
1) Pada keadaan emergency resusitasi jantung paru, memungkinkan
pemberian obat langsng kedalam intravena.
2) Untuk mendapat respon yang cepat terhadap pemberian obat.
3) Untuk memasukkan dosis obat dalam jumlah yang besar secara terus
menerus.
4) Untuk menurunkan ketidaknymanan pasien dengan mengurangi
kebutuhan akan injeksi.
5) Untuk mencegah masalah yang mungkin timbul apabila beberapa
obat yang tercampur.

b. Continous Infusion (infus berlanjut)


Dapat diberikan secara tradisional melalui cairan yang digantung,
dengan atau tanpa pengatur kecepatan aliran. Hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
1) Keuntungan
a) Mampu untuk menginfus cairan dalam jumlah besar dan kecil
dengan akurat.
b) Adanya alarm menandakan adanya masalah seperti adanya
udara diselang infus adanya penyumbatan atau adanya
penyumbatan.
c) Mengurangi waktu perawatan untuk memastikan kecepatan
aliran infus.
2) Kerugian
a) Memerlukan selang yang khusus.
b) Biayanya lebih mahal.
c) Pompa infus akan dilanjutkan untuk menginfus kecuali ada
infiltrat.
3) Tanggung jawab perawat
a) Efektivitas penggunaan pengaturan infus secara mekanis
sama dengan perawat yang memerlukanya.
b) Perawat harus waspada terhadap terjadinya komplikasi
(adanya infiltrat atau infeksi)
c) Ikuti aturan yang diberikan oleh perusahaan yang
memproduksi alat tersebut.
d) Lakukan pemeriksaan ulang terhadap kecepatan aliran infus.
c. Intermitten infusion (Infus sementara
Infus sementara dapat diberikan melalui heparin lock “piggy bag”
untuk infus yang kontinui, atau untuk terapi jangka panjang melalui
perngkat infus.

6. Komplikasi pemasangan infus


Beberapa komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan infus :
a. Hematoma adalah darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya
pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang
kurang tepat saat memasukkan jarum atau tusukan berulang pada pembuluh
darah.
b. Infiltrasi adalah masuknya cairan infus kedalam jaringan sekitar (bukan
pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.
c. Tromboflebitis Atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat
infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
d. Emboli adalah udara Masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi
akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh
darah.
e. Rasa perih/sakit
f. Reaksi alergi

7. Prosedur pemasangan infus


a. Persiapan alat
1) IV cateter disesuaikan dengan ukuran vena pasien
2) Cairan infus sesuai instruksi dokter
3) Infus set ( makro,mikro, blood transfusion set)
4) Sarung tangan
5) Alcohol swab
6) Tourniquet
7) Bidai/splak, kassa gulung(jika diperlukan)
8) Plester
9) Gunting
10) Underpad/alas
11) Tiang infus
12) Kidney basin

b. Cara kerja
1) Cuci tangan 6 langkah
2) Ucapkan salam dan perkenalkan diri kepada pasien/keluarga
3) Identifikasi pasien
4) Beritahu pasien/keluarga Tindakan yang akan dilakukan
5) Letakkan alas dibawah daerah yang akan dipasang infus
6) Atur penerangan
7) Siapkan alat :
a) Buka infuset, letakkan posisi klem 2-4 cm daei atas tabung
tetesan (chamber)
b) Tusukkan ujung infuset kepenutup cairan tanpa menyentuh
bagian yang akan ditusuk, tekan tabung (chamber) sehingga
terisi cairan. Alirkan pelan sampai keluar air dijarum, periksa
dan yakinkan tidak ada udara disepanjang selang infus.
8) Gantung cairan ditiang infus
9) Pilih vena yang tepat dengan kriteria: lurus, tidak bercabang, cukup
besar sesauai dengan ukuran IV Cateter, tidak ada luka,( tidak boleh
pada vena ektremitas yang lemah, terpasang cimino
10) Pasang sarung tangan
11) Pasang tourniquet 3-5 cm diatas vena yang telah ditentukan
12) Lakukan disinfektan daerah penusukan dengan cara melingkar dari
dalam keluar sampai diameter 5-7 cm
13) Lakukan penusukan dengan lubang IV Cateter mengarah kebagian
atas, dengan posisi 5-15 derajat sampai dengan darah keluar di IV
cath
14) Lepas tourniquet, kemudian Tarik perlahan mandrinnya sampai IV
Cath disorong sampai pangkal IV Cath
15) Tekan daerah proksimal dari daerah penusukan, sambil sambungkan
selang infus
16) Buka klem infuset secara perlahan, amati dan yakinkan aliran infus
lancer
17) Lakukan fiksasi pada daerah penususkan dan pangkal IV Cath
18) Pasang bidai/splak(bila diperlukan)
19) Tulis botol infus nomer berapa
20) Atur posisi anggota tubuh yang terpasang infus agar cairan berjalan
lancer
21) Atur tetesan infus sesuai intruksi dokter
22) Beritahu pasien/keluarga bahwa Tindakan sudah selesai dilakukan
dan bila ada keluhan dalam pemasangan infus segera lapor
keperawat
23) Rapikan alat dan buang sampah pada tempatnya sesuai SPO
24) Buka sarung tangan dan cuci tangan
25) Dokumentasikan Tindakan yang sudah dilakukan: di catatan
perkembangan keperawatan, bendera infus dan formular INOK
26) Lakukan observasi kembali kepasien dan daerah yang terpasang
indus setelah 15 menit tindakan selesai dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Ariningrum, Dian dan Jarot Subandono. Buku pedoman keterampilan klinis. Fakultas
kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.2018. diakses pada tanggal 2
Februari 2024.
https://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Pemasangan-infus-2018-
smt-7.pdf
Dougherty L, Bravery K, Gabriel J, Kayley J, Malster M, Scales K, et al. Standards for
infusion therapy (third edition). Royal College of Nursing; 2010.
Prameswari, Andika, dkk. Makalah keperawatan pemasangan infus medical bedah I. 2017.
Diakses tanggal 2 February 2024.
https://id.scribd.com/document/364862558/Makalah-Pemasangan-Infus
SPO (STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL) RUMAH SAKIT PRIMA,
PEMASANGAN INFUS
https://repository.um-surabaya.ac.id/7759/3/BAB%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai