4.1.1.b Siap Aplod
4.1.1.b Siap Aplod
stunting(R, W)
Untuk mencegah
Pemberian vitamin A di defisiensi vitamin A pelaksana
6. bayi/balita 11 pos Vitamin
Posyandu pada anak balita di program gizi
Posyandu
pelaksana
Untuk mencegah
Pemberian vitamin A Ke program gizi/ K
8. defisiensi vitamin A Balita 15 tk Vitamin A
PAUD/TK petugas S
pada anak balita di
Pustu/Guru
Mencegah terjadinya Remaja putri
Pemberian Tablet pelaksana K
10. Anemia pada remaja usia 12-18 SEKOLAH Tablet fe
Tambah Darah putri program giz S
tahun
Wakorambu,
2023
Tenaga Pelaksana Gizi
Pemberian Makanan Tambahan (P MT) berbahan pangan lokal bagi ibu ha mil KEK dan balita gizi kurang
Penyediaan bahan makanan
tambahan berbasis pangan lokal bagi Upaya yang dilakukan untuk perbaikan kasus bumil kek
Penyediaan bahan makanan
ibu hamil KEK gizi bumil KEK 4 DESA
tambahan berbasis pangan lokal
bagi ibu hamil KEK Penyediaan bahan makanan tambahan
Upaya yang dilakukan untuk perbaikan Kasus balita gizi kurang 4 DESA
berbasis pangan lokal bagi balita gizi kurang
gizi balita kurang
Megetahui,
Kepala Puskesmas
Bd. ASMAIDAH, S
NIP. 19790820 200
PEMRINTAH KABUPATEN MUNA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATALAIWORU
Jl. Wirabuana Desa Wakorambu
Upaya
NO Kegiatan Tujuan Sasaran Targ
Kesehatan
GIZI
1.
Meningkatkan jangkauan dan mutu
pendataan sasaran GIKIA BUMIL,BALITA,
pelayanan GIKIA
Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi Untuk memanatau kondisi ibu hamil kek,ibu
BUMIL,BAYI
Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat Lahir hamil resti,dan bblr
pemberian tablet tambah darah (TTD) pada Memberikan tablet tambah darah pada anak
emaja putri 3
remaja Putri remaja
pemberian makanan tambahan (PMT) Balita memenuhi kebutuhan gizi pada balita gizi balita gizi
gizi kurang kurang kurang
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATALAIWORU
Jl. Wirabuana Desa Wakorambu
PEMRINTAH KABUPATEN MUNA
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS TAMPO
BULAN FEBRUARI TAHUN 2023
Upaya
No Kegiatan Tujuan Sasaran Targ
Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5)
GIZI
1.
Pendampingan rujukan balita stunting
menurunkan angka kematian bayi,dengan
/gizi buruk
langkah melakukan skrining terhadap balita BAYI,BALITA 8 PO
dengan gizi buruk
Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi
Untuk memantau kondisi ibu hamil kek,ibu
Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat BUMIL,BAYI
hamil resti,dan BBLR
Lahir
pemberian tablet tambah b darah (TTD) pada
Memberikan tablet tambah darah pada anak
remaja Putri emaja putri s
remaja
Pemberian Vitamin A Pada Balita usia 6-59 untuk pencegahan kekurangan vitamin A ,
bulan di posyandu BALITA USIA
mencega kebutaan akibat kekurangan 4
659 BULAN
vitamin A, pengobatan kekurangan vitamin A
Megetahui,
Kepala Puskesmas TAMPO Tenaga Pelaksana Gizi
Bd. ASMAIDAH, S.ST.,M.KM AGUSTINA HALIA, SGz NIP. 19790820 200604 2 026
NIP. 19840808 200604 2 007
Upaya
No Kegiatan Tujuan Sasaran Targ
Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5)
GIZI
PEMRINTAH KABUPATEN MUNA
1. DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BATALAIWORU
Pendampingan rujukan balita stunting menurunkan angka kematian bayi,dengan BAYI,BALITA 8 PO
Jl. Wirabuana Desa Wakorambu
/gizi buruk langkah melakukan
RENCANA PELAKSANAAN skriningGIZI
PROGRAM terhadap balita BATALAIWORU BULA
PUSKESMAS
dengan gizi buruk
Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi Untuk memanatau kondisi ibu hamil kek,ibu BUMIL,BAYI
Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat Lahir hamil resti,dan bblr
pemberian makanan c tambahan (PMT) pada memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil ibu hamil kek
ibu hamil kek
pemberian makanan tambahan (PMT) Balita memenuhi kebutuhan gizi pada balita gizi balita gizi
gizi kurang kurang kurang
pemantauan pertumbuhan balita di memantau petumbuhan balita dan bayi balita 11
posyandu, perkembngan balita
Pelaksanaan Kelas ibu balita Meningkatkan pengetahuan ibu akan IBU BALITA
pentingnya imunisasi,pemberian Mpasi,dan
gizi seimbang,meningkatkan kemampuan
ibu memantau pertumbuhan melaksanakan
stimulasi perkembangan balita,cara
perawatan gigi,cuci tangan, yang benar dan
tentang pencegahan penyakit
Penyediaan bahan makanan tambahan Upaya yang dilakukan untuk perbaikan kasus bumil kek 4
berbasis pangan lokal bagi ibu gizi bumil KEK
hamil KEK
Penyediaan bahan makanan tambahan Upaya yang dilakukan untuk perbaikan Kasus balita gizi 4
berbasis pangan lokal bagi balita gizi kurang gizi balita kurang kurang
Megetahui,
Kepala Puskesmas TAMPO Tenaga Pelaksana Gizi
Upaya
No Kegiatan Tujuan Sasaran Targ
Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5)
GIZI
1.
Pendampingan rujukan balita stunting /gizi menurunkan angka kematian bayi,dengan BAYI,BALITA 8 PO
buruk langkah melakukan skrining terhadap balita
dengan gizi buruk
Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi Untuk memanatau kondisi ibu hamil kek,ibu BUMIL,BAYI
Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat Lahir hamil resti,dan bblr
pemberian makanan c tambahan (PMT) pada memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil ibu hamil kek
ibu hamil kek
pemberian makanan tambahan (PMT) Balita memenuhi kebutuhan gizi pada balita gizi balita gizi
gizi kurang kurang kurang
pemantauan pertumbuhan balita di memantau petumbuhan balita dan bayi balita 11
posyandu, perkembngan balita
Pelaksanaan Kelas ibu balita Meningkatkan pengetahuan ibu akan IBU BALITA
pentingnya imunisasi,pemberian Mpasi,dan
gizi seimbang,meningkatkan kemampuan
ibu memantau pertumbuhan melaksanakan
stimulasi perkembangan balita,cara
perawatan gigi,cuci tangan, yang benar dan
tentang pencegahan penyakit
Penyediaan bahan makanan tambahan Upaya yang dilakukan untuk perbaikan kasus bumil kek 4
berbasis pangan lokal bagi ibu gizi bumil KEK
hamil KEK
Penyediaan bahan makanan tambahan Upaya yang dilakukan untuk perbaikan Kasus balita gizi 4
berbasis pangan lokal bagi balita gizi kurang gizi balita kurang kurang
Megetahui,
Upaya
No Kegiatan Tujuan Sasaran Targ
Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5)
GIZI
1.
Pendampingan rujukan balita stunting menurunkan angka kematian bayi,dengan BAYI,BALITA 8 PO
/gizi buruk langkah melakukan skrining terhadap balita
dengan gizi buruk
Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi Untuk memanatau kondisi ibu hamil kek,ibu BUMIL,BAYI
Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat Lahir hamil resti,dan bblr
pemberian makanan c tambahan (PMT) pada memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil ibu hamil kek
ibu hamil kek
pemberian makanan tambahan (PMT) Balita memenuhi kebutuhan gizi pada balita gizi balita gizi
gizi kurang kurang kurang
pemantauan pertumbuhan balita di memantau petumbuhan balita dan bayi balita 11
posyandu, perkembngan balita
Pelaksanaan Kelas ibu balita Meningkatkan pengetahuan ibu akan IBU BALITA
pentingnya imunisasi,pemberian Mpasi,dan
gizi seimbang,meningkatkan kemampuan
ibu memantau pertumbuhan melaksanakan
stimulasi perkembangan balita,cara
perawatan gigi,cuci tangan, yang benar dan
tentang pencegahan penyakit
Penyediaan bahan makanan tambahan Upaya yang dilakukan untuk perbaikan kasus bumil kek 4
berbasis pangan lokal bagi ibu hamil gizi bumil KEK
KEK
Penyediaan bahan makanan tambahan Upaya yang dilakukan untuk perbaikan Kasus balita gizi 4
berbasis pangan lokal bagi balita gizi kurang gizi balita kurang kurang
Megetahui,
Kepala Puskesmas TAMPO Tenaga Pelaksana Gizi
Upaya
No Kegiatan Tujuan Sasaran Targ
Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5)
GIZI
1.
Pendampingan rujukan balita stunting menurunkan angka kematian bayi,dengan BAYI,BALITA 8 PO
/gizi buruk langkah melakukan skrining terhadap balita
dengan gizi buruk
Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi Untuk memanatau kondisi ibu hamil kek,ibu BUMIL,BAYI
Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat Lahir hamil resti,dan bblr
pemberian makanan c tambahan (PMT) pada memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil ibu hamil kek
ibu hamil kek
pemberian makanan tambahan (PMT) Balita memenuhi kebutuhan gizi pada balita gizi balita gizi
gizi kurang kurang kurang
pemantauan pertumbuhan balita di memantau petumbuhan balita dan bayi balita 11
posyandu, perkembngan balita
Pelaksanaan Kelas ibu balita Meningkatkan pengetahuan ibu akan IBU BALITA
pentingnya imunisasi,pemberian Mpasi,dan
gizi seimbang,meningkatkan kemampuan
ibu memantau pertumbuhan melaksanakan
stimulasi perkembangan balita,cara
perawatan gigi,cuci tangan, yang benar dan
tentang pencegahan penyakit
Penyediaan bahan makanan tambahan Upaya yang dilakukan untuk perbaikan kasus bumil kek 4
berbasis pangan lokal bagi ibu gizi bumil KEK
hamil KEK
Megetahui,
Kepala Puskesmas TAMPO Tenaga Pelaksana Gizi
Bd. ASMAIDAH, S.ST.,M.KM AGUS
NIP. 19790820 200604 2 026 NIP. 1
Upaya
No Kegiatan Tujuan Sasaran Targ
Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5)
GIZI
1.
Pendampingan rujukan balita stunting menurunkan angka kematian bayi,dengan BAYI,BALITA 8 PO
/gizi buruk langkah melakukan skrining terhadap balita
dengan gizi buruk
Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi Untuk memanatau kondisi ibu hamil kek,ibu BUMIL,BAYI 4
Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat Lahir hamil resti,dan bblr
pemberian makanan c tambahan (PMT) pada memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil ibu hamil kek
ibu hamil kek
pemberian makanan tambahan (PMT) Balita memenuhi kebutuhan gizi pada balita gizi balita gizi 4
gizi kurang kurang kurang
Pelaksanaan Kelas ibu balita Meningkatkan pengetahuan ibu akan IBU BALITA 4
pentingnya imunisasi,pemberian Mpasi,dan
gizi seimbang,meningkatkan kemampuan
ibu memantau pertumbuhan melaksanakan
stimulasi perkembangan balita,cara
perawatan gigi,cuci tangan, yang benar dan
tentang pencegahan penyakit
Penyediaan bahan makanan tambahan Upaya yang dilakukan untuk perbaikan kasus bumil kek 4
berbasis pangan lokal bagi ibu gizi bumil KEK
hamil KEK
Upaya
No Kegiatan Tujuan Sasaran Targ
Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5)
GIZI
1.
Pendampingan rujukan balita stunting menurunkan angka kematian bayi,dengan BAYI,BALITA 8 PO
/gizi buruk langkah melakukan skrining terhadap balita
dengan gizi buruk
Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi Untuk memanatau kondisi ibu hamil kek,ibu BUMIL,BAYI
Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat Lahir hamil resti,dan bblr
pemberian makanan c tambahan (PMT) pada memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil ibu hamil kek
ibu hamil kek
pemberian makanan tambahan (PMT) Balita memenuhi kebutuhan gizi pada balita gizi balita gizi
gizi kurang kurang kurang
pemantauan pertumbuhan balita di memantau petumbuhan balita dan bayi balita 11
posyandu, perkembngan balita
Pelaksanaan Kelas ibu balita Meningkatkan pengetahuan ibu akan IBU BALITA
pentingnya imunisasi,pemberian Mpasi,dan
gizi seimbang,meningkatkan kemampuan
ibu memantau pertumbuhan melaksanakan
stimulasi perkembangan balita,cara
perawatan gigi,cuci tangan, yang benar dan
tentang pencegahan penyakit
Penyediaan bahan makanan tambahan Upaya yang dilakukan untuk perbaikan kasus bumil kek 4
berbasis pangan lokal bagi ibu gizi bumil KEK
hamil KEK
Megetahui,
Kepala Puskesmas TAMPO Tenaga Pelaksana Gizi
Upaya
No Kegiatan Tujuan Sasaran Targ
Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5)
GIZI
1.
Pendampingan rujukan balita stunting menurunkan angka kematian bayi,dengan BAYI,BALITA 8 PO
/gizi buruk langkah melakukan skrining terhadap balita
dengan gizi buruk
Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi Untuk memanatau kondisi ibu hamil kek,ibu BUMIL,BAYI
Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat Lahir hamil resti,dan bblr
pemberian makanan c tambahan (PMT) pada memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil ibu hamil kek
ibu hamil kek
pemberian makanan tambahan (PMT) Balita memenuhi kebutuhan gizi pada balita gizi balita gizi
gizi kurang kurang kurang
pemantauan pertumbuhan balita di memantau petumbuhan balita dan bayi balita 11
posyandu, perkembngan balita
Pelaksanaan Kelas ibu balita Meningkatkan pengetahuan ibu akan IBU BALITA
pentingnya imunisasi,pemberian Mpasi,dan
gizi seimbang,meningkatkan kemampuan
ibu memantau pertumbuhan melaksanakan
stimulasi perkembangan balita,cara
perawatan gigi,cuci tangan, yang benar dan
tentang pencegahan penyakit
Penyediaan bahan makanan tambahan Upaya yang dilakukan untuk perbaikan kasus bumil kek 4
berbasis pangan lokal bagi ibu gizi bumil KEK
hamil KEK
Megetahui,
Kepala Puskesmas TAMPO Tenaga Pelaksana Gizi
Upaya
No Kegiatan Tujuan Sasaran Targ
Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5)
GIZI
1.
Pendampingan rujukan balita stunting menurunkan angka kematian bayi,dengan BAYI,BALITA 8 PO
/gizi buruk langkah melakukan skrining terhadap balita
dengan gizi buruk
Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi Untuk memanatau kondisi ibu hamil kek,ibu BUMIL,BAYI
Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat Lahir hamil resti,dan bblr
pemberian makanan c tambahan (PMT) pada memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil ibu hamil kek
ibu hamil kek
pemberian makanan tambahan (PMT) Balita memenuhi kebutuhan gizi pada balita gizi balita gizi
gizi kurang kurang kurang
pemantauan pertumbuhan balita di memantau petumbuhan balita dan bayi balita 11
posyandu, perkembngan balita
Pelaksanaan Kelas ibu balita Meningkatkan pengetahuan ibu akan IBU BALITA
pentingnya imunisasi,pemberian Mpasi,dan
gizi seimbang,meningkatkan kemampuan
ibu memantau pertumbuhan melaksanakan
stimulasi perkembangan balita,cara
perawatan gigi,cuci tangan, yang benar dan
tentang pencegahan penyakit
Penyediaan bahan makanan tambahan Upaya yang dilakukan untuk perbaikan kasus bumil kek 4
berbasis pangan lokal bagi ibu gizi bumil KEK
hamil KEK
Pemberian Vitamin A Pada Balita usia 6-59 untuk pencegahan kekurangan vitamin A , BALITA USIA 4
bulan di posyandu mencega kebutaan akibat kekurangan 659 BULAN
vitamin A, Pengobatan Kekurangan Vitamin
A
Megetahui,
Kepala Puskesmas TAMPO Tenaga Pelaksana Gizi
Bd. ASMAIDAH, S.ST.,M.KM AGUS
NIP. 19790820 200604 2 026 NIP.
007
pemberian makanan c tambahan (PMT) pada memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil ibu hamil kek
ibu hamil kek
pemberian makanan tambahan (PMT) Balita memenuhi kebutuhan gizi pada balita gizi balita gizi
gizi kurang kurang kurang
pemantauan pertumbuhan balita di memantau petumbuhan balita dan bayi balita 11
posyandu, perkembngan balita
Pelaksanaan Kelas ibu balita Meningkatkan pengetahuan ibu akan IBU BALITA
pentingnya imunisasi,pemberian Mpasi,dan
gizi seimbang,meningkatkan kemampuan ibu
memantau pertumbuhan melaksanakan
stimulasi perkembangan balita,cara
perawatan gigi,cuci tangan, yang benar dan
tentang pencegahan penyakit
Megetahui,
Kepala Puskesmas TAMPO Tenaga Pelaksana Gizi
Bd. ASMAIDAH, S.ST.,M.KM
NIP. 19790820 200604 2 026
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TAMPO
Jl. Idrus Efendi No. 10, Kel. Napabalano Kec. Napabalano Kab. Muna Kode Pos 93654
Hp 085251938210 E-mail:pkmtampo2021@gmail.com
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan
gizi kronis terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tubuh
pada anakbalita di sebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta
terjadinya infeksi berulang, dan kedua factor penyebab ini dipengaruhi oleh pola
asuh yang tidak memadai terutama dalam 1000 HPK.
Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut
umurnya lebih rendah dari standar nasional yang berlaku. Satandar di maksud
terdapat pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan beberapa dokumen lainnya.
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari
dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang
anak. Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan
anak tidak maksimal. Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa.
Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting lebih
tinggi menderita penyakit kronis dimasa dewasanya. Bahkan, stunting dan berbagai
bentuk masalah gizi diperkirakan berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk
Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya.
Perbaikan gizi dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting adalah
konsumsi zat gizi yang baik dan cukup oleh ibu pada saat kehamilan. Salah satu
indicator terpenting dalam pertumbuhan anak adalah pada saat 1000 HPK dimulai
dari dalam kandungan sampai anak usia dua tahun. Dengan mencukupi gizi pada
ibu hamil dan anak dapat mengurangi resiko terjadinya stunting.
D. RENCANA KEGIATAN
Rencana Kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan adalah sebagai
berikut :
1. Kegiatan edukasi pada ibu hamil dan balita (ke masyarakat) konseling PMBA,
ASI Ekslusif, gizi seimbang
2. Kegiatan pemberian makanan tambahan bumil KEK dan balita kurus berbahan
baku local
3. Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDDITK) di posyandu, PAUD dan TK
4. Pemberian vitamin A pada anak usia 6-59 bulan
5. Penimbangan dan pemantauan di posyandu melalui kunjungan rumah sweping
balita yang tidak dating di posyandu
6. Peningkatan cakupan pelayanan
7. Evaluasi pelaksanaan pemberian TTD pada remaja putri
F. SASARAN
1. Sasaran pembinaan langsung meliputi ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita, balita
usia 0-59 bulan, remaja putri serta calon pengantin.
2. Sasaran pembinaan tidak langsung (lintas sektor) meliputi kades/lurah, kader,
PKK, toma, toga, kepala sekolah, dan camat.
5. Penimbangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan
pemantauan
pertumbuhan di
posyandu
6. Peningkatan √ √ √
cakupan
pelayanan
melalui
kunjungan
rumah sweping
balita yang
tidak dating di
posyandu
7. Pendampingan √ √ √
dan evaluasi
pelaksanaan
pemberian TTD
pada remaja
putri
1. Pendahuluan
Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) di fasilitas pelayanan kesehatan akan
melakukan perawatan pada balita gizi buruk usia 6-59 bulan tanpa komplikasi
medis.
2. Sasaran
SOP ini ditujukan kepada tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) dalam melakukan
tindak lanjut pada balita gizi buruk yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Hasil yang Diharapkan
a. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) mampu melakukan perawatan pada balita
gizi buruk usia 6- 59 bulan tanpa komplikasi medis dengan cepat dan tepat
sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk di layanan rawat jalan.
b. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) mampu melakukan perencanaan,
persiapan logistik, pemantauan dan evaluasi manajemen layanan rawat jalan.
4. Langkah – langkah
a. Pelaksanaan Persiapan Awal
Perawatan balita gizi buruk di layanan rawat jalan memerlukan persiapan
sebagai berikut:
1) Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) terlatih melakukan tatalaksana gizi
buruk sesuai protokol tata laksana di layanan rawat jalan.
2) Fasilitas Kesehatan memiliki logistik yang dibutuhkan, termasuk:
a) Alat antropometri (alat timbang berat badan, seperti timbangan digital
anak dan bayi, alat ukur panjang atau tinggi badan, seperti papan ukur
panjang atau tinggi badan (length/ height board) dan Pita LiLA) sesuai
standar.
b) Tabel Z-skor sederhana (mengacu pada tabel dan grafik dalam
Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak)
atau perangkat lunak (software) penghitung Z-skor (WHO Anthro).
c) Kartu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
d) Bahan untuk membuat F100 atau formula untuk gizi buruk lainnya.
e) Home economic set (alat untuk mengolah dan menyajikan F100, seperti
gelas ukur, kompor, panci, sendok makan, piring, mangkok, gelas dan
penutupnya, dll).
f) Obat-obatan seperti antibiotika, mineral mix, ReSoMal, obat cacing dan
vitamin sesuai protocol.
g) Formulir pasien, formulir rujukan, formulir pencatatan dan pelaporan.
h) Bagan protokol tata laksana gizi buruk rawat jalan, alat bantu kerja (job
aids) lainnya seperti tabel F100 dan tabel dosis RUTF dan protokol tes
nafsu makan.
b. Tata laksana Balita Gizi Buruk di Layanan Rawat Jalan
Penanganan sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk di Layanan
Rawat Jalan
A. PENDAHULUAN
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat merupakan salah satu amanat
UndangUndang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 141. Upaya Perbaikan
Giziditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat
yangdilakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan
sampailanjut usia, dengan prioritas pada kelompok rawan yaitu bayi, dan
balita,remaja perempuan, ibu hamil dan ibu menyusui.Dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidangKesehatan
20202024 telah ditetapkan bahwa percepatan perbaikan gizimasyarakat di
prioritaskan pada percepatan penurunan stunting dengantarget penurunan
stunting adalah 14% dan pada wasting sebesar 7% di tahun2024 Stunting
adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekuranganenergi kronis
pada 1000 hari kehidupan pertama. Anak Stunting didefi nisikan dengan tinggi
badan yang tidak sesuai dengan standarpertumbuhan anak. Berdasarkan
definisi ini kejadian balita stuntingdipengaruhi oleh kondisi kehamilan ibu.
Apakah ibu mendapatkan cukupenergi selama kehamilannya atau tidak.Stunting
sangat berdampak pada kesehatan, dampak yang terjadi adalahkon disi gagal
tumbuh (berat badan lahir rendah, pendek, kecil, kurus),hambatan
perkembangan (kognitif dan motorik), gangguan metabolik padasaat dewasa
(resiko penyakit tidak menular seperti, diabetes, obesitas, stroke, dan hipertensi.
Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memperhatikan
beberapaasp ek utama yaitu : Sanitasi (air Bersih, Jamban, dan cuci tangan),
Pola Asuh (ASI, MPASI, Imunisasi, Pemantauan Tumbuh Kembang), Pola
Makan(sesuai gizi seimbang dengan makanan beraneka ragam karbohidrat,
protein,lemak, vitamin, mineral dan air)
B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan paparan bahwa balita stunting adalah dampak dari balita
dengan konsisi kurang gizi dalam waktu yang lama sehingga pertumbuhan dan
perkembangannya terhambat serta pada saat kehamilan apakah ibu hamil
mendapatkan makanan yang cukup energi atau tidak perlu dibuatkan rencana
program yaitu pemberian makanan tambahan untuk balita kriteriaT, balita gizi
kurang dan ibu hamil dengan kondisi kekurangan energi kronis (KEK). Balita
dengan kriteria berat badan tidak naik dibandingkan dengan hasil penimbangan
bulan lalu atau balita dengan ditunjukkan dengan grafik KMS adalah tanda tanda
dari balita tersbut mengalami asupan makanan yang inadekuat yang apabila
dibiarkan dapat berdampak pada perubahanstatus gizi menjadi gizi kurang.
Sehingga pemberian makanan tambahan bagi balita dengan kriteria
Balita serta balita gizi kurang, dan ibu hamil KEK dapat mencegah terjadi
kejadian stunting di kemudian hari. Pemberian Makanan Tambahan untuk balita
kriteria T, balita gizi kurang,dan ibu hamil KEK dilakukan setelah mendapat
laporan dari hasil penimbangan dan pengukuran berat badan dan tinggi badan
balita diposyandu dan di fasilitas kesehatan lainnya. Kriteria yang mendapatkan
bantuan PMT adalah balita dengan status gizi berat badan menurut tinggi badan
kategori gizi kurang dan tinggi badan menurut umur pendek atau sangat pendek.
Sehingga hasil akhir dari PMT balita stunting ini diharapkan ada kenaikan berat
badan dan tinggi badan anak. Adapun untuk ibu hamil dengan kondisi LILA
kurang dari 23.5 cm. apabila ditemukan balita gizi kurang pada usia kurang dari
6 bulan maka pemberian PMT diberikan kepada ibu agar kualitas dan kuantitas
ASI tetap baik.
C. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 72 Tahun 2023 tentang
Percepatan Penurunan Stunting.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2019.
4. Instruksi Persiden No 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun. 2014 tentang Standar
Tablet Tambah Darah bagi. Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil.
Kegiatan Pelaksanaan
No Metode Ket
Pokok Kegiatan
1. Kerangka Edukasi Kegiatan pemberian PMT bagi
Acuan bumil KEK diawali dengan
Kegiatanpe petugas membuat kesepakatan
mberian dengan pihan desa/kelurahan
Makanan tentang jadwal posyandu ,
Tambahan menentukan sasaran dan lokasi.
Lokal balita Selanjutnya, petugas
Gizi Kurang melakukan persiapan berupa
& Ibu Hamil PMT LOKAL, Lalu petugas
Kurang memberikan PMT kepada
Energi sasaran dan petugas
Kronis mendokumentasikan kegiatan
pemberian Makanan Tambahan
Pemulihan, dan melakukan
pelaporan dan pencatatan.
H. SASARAN
Seluruh Ibu hamil KEK, balita wasting, gizi kurang dan stunting yang
berada diwilayah kerja Puskesamas TAMPO
Bulan
No. Rincian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pemberian PMT Lokal
bagi bumil KEK
2. Pemberian PMT Lokal
bagi Balita
2. PELAPORAN
Diserahkan Kepada
Jenis Laporan Programer Dinas
No Pengelola SIK
Kabupaten
1. Laporan gizi Setiap bulan Setiap bulan tanggal 5
tanggal 5
3. EVALUASI KEGIATAN
A. PENDAHULUAN
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
khususnya pada Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat I menyatakan bahwa
upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi
perorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi
makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses mutu pelayanan
gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu serta teknologi. Upaya
pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan oleh pernerintah secara bertahap
dan berkesinambungan yaitu dengan pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri.
B. LATAR BELAKANG
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan
berbagai sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan
erat dengan masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat.
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya
tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak
kedepan jika kesehatan terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat
meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak bisa dikerjakan oleh sektor
kesehatan sendiri akan tetapi memerlukan kerja sama lintas sektor untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan dari struktur
jajaran kementrian kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalam
penanggulangan masalah gizi yaitu dengan pemberian TTD pada remaja putri.
Sekolah yang berisikan siswa/ remaja merupakan ujung tombak dalam
pembangunan bangsa ini yang memiliki karakteristik berjiwa muda, semangat
tinggi, loyalitas tinggi dan intelektual tinggi sehingga para remaja harus dalam
keadaan sehat untuk meraih cita-citanya.
C. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 72 Tahun 2023 tentang Percepatan
Penurunan Stunting.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia 2019.
4. Instruksi Persiden No 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun. 2014 tentang Standar Tablet
Tambah Darah bagi. Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil.
Kegiatan Pelaksanaan
No Metode Ket
Pokok Kegiatan
1. Pendistribusian Edukasi Kegiatan Pendistribusian
Tablet Tambah Tablet Tambah Darah Pada
Darah Pada Remaja Putri diawali
Remaja Putri dengan petugas membuat
kesepakatan dengan pihak
sekolah, menentukan
sasaran dan lokasi.
Selanjutnya, petugas
melakukan persiapan
berupa materi dan table fe ,
Lalu petugas memberikan
tablet fe kepada sasaran
dan petugas
mendokumentasikan
kegiatan Pendistribusian
Tablet Tambah Darah Pada
Remaja Putri.
H. SASARAN
Seluruh remaja putri yang berada diwilayah kerja Puskesamas TAMPO
1. Pendistribusian Tablet
Tambah Darah Pada
Remaja Putri
K. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
1. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
2. PELAPORAN
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan disusun oleh
Penanggungjawab Program setelah kegiatan.
2. PELAPORAN
Diserahkan Kepada
No Jenis Laporan Programer Dinas
Pengelola SIK
Kabupaten
Setiap bulan tanggal Setiap bulan tanggal
1. Laporan gizi
5 5
3. EVALUASI KEGIATAN
A. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan sesuai uu kesehatan no 36 tahun 2009
tentang kesehatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan ,kesadaran,kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia sehingga
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi berdasarkan hal
tersebut diatas,menunjukan bahwa pembangunan di sector – sector Kesehatan
perlu terus dilakukan termaksud bidang perbaikan dan peningkatan status gizi
salah satu program gizi saat ini masih terus dilakukan adalah pemberin vitamin A
pada bayi dan balita.
B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data di Indonesia kebutaan karena kekurangan vitamin A
mencapai 87,04% beberapa daerah lain seperti provinsi sul sel masih
tinggi.berdasarkan hal tersebut,menunjukan kepada kita bahwa kebutaan karena
kekurangan Vitamin A masih mengancam masyarakat termaksud di daerah
terpencil.walaupun pemberian vitamin A di kabupaten sudah mencapai angka 95
%, namun hal ini masih dianggap masalah karena belum mencapai target 100%
selain itu apabila pemberian vitaminA ini misalnya di hentikan maka sudah dapat di
pastikan akan terjadi masalah di kemudian hari misalnya terjadi out break
C. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 72 Tahun 2023 tentang Percepatan
Penurunan Stunting.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia 2019.
4. Instruksi Persiden No 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun. 2014 tentang Standar Tablet
Tambah Darah bagi. Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil.
H. SASARAN
Seluruh Balita yang berada diwilayah kerja Puskesamas TAMPO
2. PELAPORAN
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan disusun oleh
Penanggungjawab Program setelah kegiatan.
L. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. PENCATATAN
2. PELAPORAN
Diserahkan Kepada
No Jenis Laporan Programer Dinas
Pengelola SIK
Kabupaten
1. Laporan gizi Setiap bulan Setiap bulan tanggal 5
tanggal 5
3. EVALUASI KEGIATAN
A. PENDAHULUAN
Kesehatan dan Gizi merupakan faktor penting, yang secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).Sumber daya
manuasia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi
dalam pembangunan kesehatan. Program perbaikan Gizi merupakan bagian
integral dari program kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam
menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Untuk
mencapai tujuan tersebut, program perbaikan gizi harus dilakukan secara sitematis
dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan melalui suatu rangkaian upaya terus
menerus mulai dari perumusan masalah, penetapan tujuan yang jelas, penentuan
strategi intervensi yang tepat sasaran, identifikasi yang tepat serta kejelasan tugas
pokok dan fungsi institusi yang berperan di berbagai tingkat administrasi.
B. LATAR BELAKANG
Kurang gizi masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini
ditandai dengan masih tingginya prevalensi balita gizi kurang yaitu sebesar 28 %
(Susenas, 2005). Ibu hamil dengan KEK akan melahirkan bayi berat lahir rendah,
yang berpotensi menyebabkan bayi kurang gizi, penyakit infeksi bahkan kematian.
Beberapa decade hingga saat ini telah dilakukan upaya perbaikan gizi melalui
intervensi yang mencakup penyuluhan gizi di posyandu, pemantauan
pertumbuhan, pemberian suplemen gizi melalui pemberian pemberian makanan
tambahan ibu hamil. Intervensi terhadap masalah gizi dapat dilakukan dengan
tepat oleh para pengelola/pelaksana program, bila tersedia data/informasi yang
akurat dan berkesinambungan.
Data tersebut dipantau secara terus menerus melalui Instrumen
Pemantauan Wilayah Setempat-Gizi (PWS-Gizi).
C. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 72 Tahun 2023 tentang Percepatan
Penurunan Stunting.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia 2019.
4. Instruksi Persiden No 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun. 2014 tentang Standar Tablet
Tambah Darah bagi. Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil.
1. Pemberian PMT bagi bumil KEK Pemberian PMT bagi bumil KEK
Kegiatan Pelaksanaan
No Metode Ket
Pokok Kegiatan
1. Pemberian Edukasi Kegiatan pemberian PMT bagi
PMT bagi bumil KEK diawali dengan petugas
bumil KEK membuat kesepakatan dengan
pihan desa/kelurahan tentang
jadwal posyandu , menentukan
sasaran dan lokasi. Selanjutnya,
petugas melakukan persiapan
berupa PMT , Lalu petugas
memberikan PMT kepada sasaran
dan petugas mendokumentasikan
kegiatan pemberian Makanan
Tambahan pemulihan dan
melakukan pencatatan dan
pelaporan
H. SASARAN
Seluruh Ibu hamil KEK yang berada diwilayah kerja Puskesamas Tampo
2. PELAPORAN
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan disusun oleh Penanggungjawab
Program setelah kegiatan.
Diserahkan Kepada
No Jenis Laporan Programer Dinas
Pengelola SIK
Kabupaten
3. EVALUASI KEGIATAN
A. PENDAHULUAN
Kesehatan dan Gizi merupakan faktor penting, yang secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).Sumber daya
manuasia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi
dalam pembangunan kesehatan. Program perbaikan Gizi merupakan bagian
integral dari program kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam
menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Untuk
mencapai tujuan tersebut, program perbaikan gizi harus dilakukan secara
sitematis dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan melalui suatu rangkaian
upaya terus menerus mulai dari perumusan masalah, penetapan tujuan yang
jelas, penentuan strategi intervensi yang tepat sasaran, identifikasi yang tepat
serta kejelasan tugas pokok dan fungsi institusi yang berperan di berbagai tingkat
administrasi.
B. LATAR BELAKANG
Anak merupakan kelompok yang paling rentan mengalami masalah gizi,
terutama masalah kekurangan gizi seperti kurus, pendek, dan gizi kurang.
Kurang gizi pada anak juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan kecerdasan
anak, serta juga menyebabkan rendahnya produktivitas anak. Status gizi balita
dapat mempengaruhi beberapa aspek.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang gizi membawa dampak
negatif pada balita, seperti mengganggu pertumbuhan fisik maupun mental, yang
dapat menghambat prestasi belajar. Dampak lainnya yang ditimbulkan yaitu
penurunan daya tahan, menyebabkan hilangnya masa hidup sehat balita, serta
meningkatkan angka kesakitan, kecacatan, hingga angka kematian pada balita.
PMT Pemulihan adalah suplementasi gizi dalam bentuk makanan
tambahan dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral
yang diperuntukkan bagi kelompok sasaran sebagai tambahan makanan untuk
pemulihan status gizi. Menurut Kemenkes, sasaran program PMT adalah anak
dengan status gizi Bawah Garis Merah (BGM) dan balita dari keluarga miskin.
Distribusi PMT-P untuk balita gizi kurang di Indonesia yaitu sebesar 62,8%.
Kemenkes telah mendistribusikan 2014,1 ton PMT kepada 186.481 balita pada
tahun 2015, 5.554,7 ton untuk 514.320 balita pada tahun 2016, dan hingga akhir
semester I tahun 2017 sebanyak 2.225,1 ton telah didistribusikan untuk 206.033
balita di Indonesia. Untuk provinsi Sumatera Barat, prevalensi balita yang
mendapatkan PMT yaitu 18%.Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan gizi
pada balita yang ada di Indonesia hanya diintervensi dengan satu terapi, yaitu
PMT berupa biskuit.
C. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 72 Tahun 2023 tentang
Percepatan Penurunan Stunting.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia 2019.
4. Instruksi Persiden No 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun. 2014 tentang Standar Tablet
Tambah Darah bagi. Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil.
H. SASARAN
Seluruh Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk yang berada diwilayah kerja
Puskesamas TAMPO
2. PELAPORAN
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan disusun oleh
Penanggungjawab Program setelah kegiatan.
2. PELAPORAN
Diserahkan Kepada
No Jenis Laporan Programer Dinas
Pengelola SIK
Kabupaten
A. PENDAHULUAN
Pentingnya pemberian ASI terlihat dari peran dunia yaitu pada tahun 2006
WHO (World Health Organization) mengeluarkan standar pertumbuhan anak yang
kemudian diterapkan diseluruh dunia yang isinya adalah menekankan pentingnya
pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu,
barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI sambil tetap disusui
hingga usianya mencapai 2 tahun. Sejalan dengan peraturan yang ditetapkan oleh
WHO, di Indonesia juga menerapkan peraturan terkait pentingnya ASI Eksklusif,
peraturan ini menyatakan kewajiban ibu untuk menyusui bayinya sejaklahir sampai
bayi berusia 6 bulan.
B. LATAR BELAKANG
Definisi ASI Ekslusif bermacam-macam akan tetapi definisi yang sering
digunakan WHO yang menyebutkan ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI
saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat
dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. Secara nasional cakupan
pemberian ASI Eksklusifdi Indonesia berfluktasi dan menunjukkan kecenderungan
menurun selama beberapa tahun terakhir. Pada grafik terlihat bahawa cakupan
ASI Eksklusif diseluruh Indonesia pada bayi 0-6 bulan menurun. Pemberian ASI
Eksklusif di Indonesia belum terlaksana sepenuhnya. Upaya pemantauan dan
meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI
Eksklusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah factor sosial
budaya,kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas
kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung pemberian ASI Eksklusif,
gencarnya promosi susu formula, ibu bekerja (Rencana Strategi Menkes, 2010).
C. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 72 Tahun 2023 tentang Percepatan
Penurunan Stunting.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia 2019.
4. Instruksi Persiden No 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun. 2014 tentang Standar Tablet
Tambah Darah bagi. Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil.
D. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan system kekebalan tubuh anak
2. Tujuan Khusus
a. Untuk membantu dan menjaga kesehatan tubuh dan kekebalan tubuh
bayi terhadap berbagai macam penyakit
b. Untuk meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan bayi, membuat
perasaan bayi menjadi nyaman, dan aman
2. RINCIAN BIAYA
2. PELAPORAN
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan disusun oleh
Penanggungjawab Program setelah kegiatan.
3. EVALUASI KEGIATAN
A. LATAR BELAKANG
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bula, guna memenuhi
gizi selain dari ASI.
MP-ASI berupa makanan padat atau cair yang diberikan secara bertahap
sesuai dengan usia dan kemampuan pencernaan bayi atau anak. Pada usia 6-24
bulan, ASI hanya menyediakan ½ dari kebutuhan gizinya sehingga MP-ASI harus
segera diberikan mulai dari bayi berusia 6 bulan.
D. PELAKSANAAN
1. Pelaksana Gizi
2. Pelaksana Bidan posyandu
E. PESERTA
Sasaran bayi atau balita posyandu seluruh wilayah kerja UPTD Puskesmas Tampo
usia 6-24 bulan.
F. SUMBER DANA
Kegiatan MP-ASI Biskuit ini bersumber dana dari DAU tahun 2023
G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. PENCATATAN
2. PELAPORAN
Diserahkan Kepada
No Jenis Laporan Programer Dinas
Pengelola SIK
Kabupaten
3. EVALUASI KEGIATAN
A. LATAR BELAKANG
Air susu ibu (ASI) adalah makanan tunggal dan trbaik yang memenuhi
semua kebutuhan tumbuh kembang bayi sampai berusi 6 bulan. ASI yang pertama
kali keluar disebut kolostrum mengandung protein dan antibody yang tidak dapat
diperoleh dari sumber lain termasuk susuu formula.
Inisiasi menyusu dini adalah (IMD) adalah proses membiarkan bayi
dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah
dilahirkan, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Bayi
dibiarkan setidaknya selama satu jam didada ibu sampai dia menyusu sendiri.
Karena inisiatif untuk menyusuh diserahkan pada bayi, maka istilahh yang
digunakan adalah Menyusu Diini bukan Menyusui.
G. SASARAN
Seluruh bayi yang lahiar di wilayah kerja Kecamatan Napabalano bisa
mendapatkan IMD.
1. Pendataan IDM
2. PELAPORAN
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan disusun oleh
Penanggungjawab Program setelah kegiatan.
2. PELAPORAN
Diserahkan Kepada
No Jenis Laporan Programer Dinas
Pengelola SIK
Kabupaten
A. PENDAHULUAN
Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama program
perbaikan gizi yang menitik beratkan pada upaya pencegahan dan peningkatan
keadaan gizi anak. Pemantauan pertumbuhan merupakan rangkaian kegiatan
yang terdiri dari :
1. Penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan setiap bulan
2. Pengisian kartu menuju sehat (KMS).
3. Penilaian status pertumbuhan berdasarkan kenaikan berat badan
4. Tindak lanjut kasusu gangguan pertumbuhan (konseling, rujukan, PMT)
B. LATAR BELAKANG
Di Indonesia pemantauan pertumbuhan telah dilaksanakan sejak tahun
1970an sebagaii kegiatan utama UPGK. Pemantauan pertumbuhan diintegrasikan
dengan pelayanan kesehatan dasar lain (KIA, Imunisasi dan Pemberantasan
Penyakit). Pemantauan pertubuhan merupakan kegiatan utama posyandu.
Setelah pelayanan posyandu selesai kader melengkapi pencatatan dan
membahas hasil kegiatan tadi dan rencana tindak lanjut . kader selanjutnya
membuatnya membuat diagram balokj SKDN berdasarkan data dari KMS/Buku
KIA. Berdasarkan buku KIA diperoleh informasi jumlah balita yang hadir dan serta
jumlah balita yang naik dan tidak naik berat badannya, jumlah balita gizi baik , gizi
kurang maupun gizi buruk. Dengan data balok SKDN tersebut dapat dilakukan
pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan. Keberhasilan pemantauan
pertumbuhan di posyandu memerlukan dukungan dari sektor terkait, kader,
petugas kesehatan dan ibu hamil serta ibu balita.
Maka perlu dilakukan kegiatan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu,
sehingga tercapai Visi dan Misi UPTD Puskesmas TAMPO, yang dituangkan
kedalam tata nilai UPTD Puskesmas TAMPO.
2. RINCIAN BIAYA
1. Kegiatan pemantauan
pertumbuhan dan
perkembangan di
posyandu