Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

“Pengauditan Dan Profesi Akuntan Publik”


Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Praktik Auditing

Dosen Pengampu:
Windi Astuti SE., M.Si

Oleh:
Kelompok 1
Michael Berkat (200503104)
Matius Ifolala (200503102)
Samuel Wilson (200503120)
Ermando Sinaga (200503143)
Jonathan Siahaan (200503159)

DEPARTEMEN S-1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi dan dinamika bisnis yang pesat, keberlanjutan dan
integritas perusahaan menjadi hal terpenting dalam menjaga kepercayaan
pemangku kepentingan. Laporan keuangan merupakan jendela utama yang
melaluinya pemangku kepentingan seperti investor, kreditor, dan pihak lain
dapat memahami kesehatan keuangan suatu perusahaan. Namun keandalan
dan keterbukaan laporan keuangan tidak selalu terjamin secara otomatis.
Munculnya profesi akuntansi dan praktik audit merupakan jawaban
terhadap kebutuhan akan jaminan kualitas informasi keuangan. Pekerjaan ini
lebih dari sekedar menghitung angka, namun juga memastikan bahwa proses
pengumpulan, penyajian, dan interpretasi data keuangan memenuhi standar
etika dan profesionalisme tertinggi.
Tujuan makalah ini adalah untuk mempertimbangkan secara lebih rinci
peran auditor dan auditor sebagai pemimpin dalam memastikan keandalan
pelaporan keuangan. Dengan melakukan evaluasi independen, auditor
meyakinkan pemangku kepentingan bahwa informasi keuangan yang disajikan
suatu perusahaan telah melewati tinjauan yang menyeluruh dan obyektif.
Makalah ini menggali lebih dalam mengenai akuntan dan profesi
akuntansi untuk membantu menjaga kepercayaan pemangku kepentingan,
mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, dan melindungi integritas
informasi keuangan dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks.
peran dalam

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang disebut dengan jasa penjaminan?
2. Bagaimana Sejarah fungsi pengauditan?
3. Bagaimana tentang definisi pengauditan?
4. Bagaimana penjelasan jenis - jenis audit?
5. Apa saja bentuk jenis auditor?
6. Apa yang disebut dengan KAP?
7. Bagaimana organisasi profesi akuntan publik?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui mengenai jasa penjaminan.
2. Mengetahui Sejarah fungsi pengauditan.
3. Mengetahui definisi pengauditan.
4. Mengetahui jenis - jenis audit.
5. Mengetahui jenis - jenis auditor.
6. Mengetahui Kantor Akuntan Publik (KAP).
7. Mengetahui organisasi profesi akuntan publik.
BAB II
PEMBAHASAN
Jasa Penjamin
Layanan Assurance adalah layanan profesional yang dirancang untuk
meningkatkan kualitas informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil
keputusan memerlukan layanan jaminan untuk meningkatkan keandalan dan
relevansi informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Layanan
garansi sangat berharga karena memberikan jaminannya sendiri dan Anda
tidak dapat mengandalkan informasi terverifikasi.
Jasa asuransi diberikan oleh firma audit (KAP) atau profesional lainnya.
Misalnya, Asosiasi Konsumen Amerika adalah organisasi nirlaba yang
melakukan pengujian terhadap berbagai macam produk konsumen dan
melaporkan kualitas produk yang diuji dalam Consumer Reports. Informasi
yang terdapat dalam laporan konsumen dianggap oleh sebagian besar
konsumen lebih dapat diandalkan dibandingkan informasi yang diberikan oleh
produsen. Contoh jaminan yang diberikan oleh perusahaan selain firma
akuntansi AS meliputi rating TV Nielsen dan rating radio Arbitron. Laporan
yang diterbitkan oleh perusahaan pemeringkat ini sangat dipercaya oleh
individu dan bisnis yang ingin menjalankan iklan televisi dan radio. Terutama
karena kemandiriannya.
Kebutuhan akan asuransi bukanlah hal baru. Kantor akuntan telah
menyediakan berbagai jenis jasa jaminan selama beberapa dekade, khususnya
dalam bentuk jaminan atas informasi pelaporan keuangan historis. Baru-baru
ini, terdapat peningkatan jumlah kasus di mana kantor akuntan diminta untuk
menyediakan layanan jaminan informasi seperti pemantauan dan jaminan situs
web.
Jasa Atestasi
Salah satu jasa assurance yang diberikan oleh kantor akuntan adalah jasa
sertifikasi. Pekerjaan sertifikasi merupakan salah satu jenis pekerjaan
sertifikasi dimana suatu kantor akuntan menyiapkan laporan yang menyatakan
kesimpulannya mengenai keandalan pernyataan dari pihak lain. Layanan
pengesahan hadir dalam tiga bentuk: Tinjauan Laporan Keuangan Historis,
Tinjauan Laporan Keuangan Historis, dan Layanan Pengesahan Lainnya.
Audit atas Laporan Keuangan Historis
Audit atas laporan keuangan masa lalu adalah jenis layanan pengesahan
yang diberikan oleh auditor. Sebagai bagian dari jasa ini, auditor menyiapkan
laporan yang berisi opini apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditing merupakan jenis pekerjaan audit
yang paling sering dilakukan oleh perusahaan audit dibandingkan dengan jasa
audit lainnya.
Apabila nasabah memberikan informasi berupa laporan keuangan. Pada
titik ini, pelanggan pada dasarnya mempunyai banyak pendapat tentang situasi
keuangan dan hasil operasi. Pengguna laporan keuangan eksternal yang
mengambil keputusan bisnis berdasarkan laporan keuangan dapat mengandalkan
laporan auditor untuk mendapatkan kredibilitas dalam laporan keuangan. Laporan
auditor dianggap berharga karena auditor independen terhadap klien dan
memahami hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan keuangan.
Berdasarkan Undang-Undang Sekuritas Federal AS, perusahaan yang
sahamnya diperdagangkan di pasar modal wajib mengaudit laporan keuangannya.
Laporan audit disertakan dalam semua laporan keuangan tahunan perusahaan
tersebut. Sebagian besar laporan keuangan perusahaan yang diaudit kini tersedia
melalui Internet melalui database EDGAR Securities and Exchange Commission
(SEC). Faktanya, jauh sebelum undang-undang sekuritas federal diberlakukan,
banyak perusahaan secara sukarela mengaudit laporan keuangan mereka untuk
memberikan jaminan yang dibutuhkan investor dan calon investor. Banyak
perusahaan swasta (yang tidak menjual saham di pasar modal) yang laporan
keuangan tahunannya diaudit untuk mendapatkan pinjaman dari bank dan
lembaga keuangan lainnya. Pemerintah dan organisasi nirlaba melakukan hal
serupa untuk memenuhi kebutuhan kreditor dan sumber pendanaan lainnya.

Review atas Laporan Keuangan Historis


Tinjauan laporan keuangan masa lalu adalah jenis layanan sertifikasi lain
yang disediakan oleh firma akuntansi. Banyak perusahaan swasta menginginkan
jaminan yang lebih murah atas laporan keuangan mereka. Meskipun audit yang
diuraikan di atas memberikan tingkat keyakinan yang tinggi, audit hanya
memberikan tingkat keyakinan yang moderat atas laporan keuangan dan
diperlukan lebih sedikit bukti untuk mencapai tingkat keyakinan tersebut. Audit
untuk tujuan tertentu dianggap cukup dan memungkinkan auditor melakukan
audit dengan biaya audit yang lebih rendah.

JASA ATESTASI LAINNYA


Kantor akuntan menawarkan berbagai jenis layanan pengesahan. Sebagian
besar layanan pengesahan ini merupakan perluasan dari audit laporan keuangan.
Pengguna laporan bersifat independen terhadap informasi lain (selain informasi
laporan keuangan) yang perlu diverifikasi oleh auditor untuk memastikan bahwa
debitur telah memenuhi ketentuan tertentu yang diuraikan di bawah ini, karena
memerlukan jaminan yang terjamin (kontrak pinjaman). Kantor akuntan juga
dapat memastikan efektivitas pengendalian internal perusahaan klien atas
pelaporan keuangan. Meskipun informasi mengenai pengendalian internal
berkaitan erat dengan pelaporan keuangan, pengendalian internal juga mempunyai
implikasi di masa depan karena pengendalian internal yang efektif dapat
mengurangi kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan di masa depan.
Kantor akuntan juga dapat mengesahkan laporan keuangan masa depan untuk
klien mereka. Hal ini sering kali diperlukan sebagai prasyarat untuk mendapatkan
pinjaman.

JASA PENJAMIN LAINNYA


Sebagian besar layanan pengesahan lain yang disediakan oleh kantor
akuntan bukanlah layanan pengesahan. Layanan ini serupa dengan layanan
sertifikasi di mana auditor bersifat independen dan harus memberikan keyakinan
tentang informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan. Bedanya, auditor
tidak diharuskan membuat laporan tertulis, dan audit tidak mencantumkan
keandalan pernyataan tertulis yang dibuat pihak lain mengenai kriteria tertentu.
Apabila jasa audit tersebut ditugaskan, jaminan diberikan mengenai keandalan
dan ketepatan waktu informasi yang diberikan atau tidak diberikan oleh mitra
kontrak. Ciri umum layanan jaminan, termasuk audit dan layanan pengesahan
lainnya, adalah fokus pada peningkatan kualitas informasi yang digunakan oleh
pengambil keputusan.
JASA BUKAN PENJAMINAN
Kantor akuntan menyediakan banyak jenis layanan lain, namun biasanya
layanan ini tidak dijamin. Tiga contoh jasa tanpa jaminan yang biasa diberikan
oleh kantor akuntan adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan
jasa konsultasi bisnis.
Layanan konsultasi bisnis dan layanan jaminan sering kali tumpang tindih.
Tujuan utama pekerjaan konsultasi manajemen adalah untuk memberikan
rekomendasi kepada manajemen, sedangkan tujuan utama pekerjaan audit adalah
untuk meningkatkan kualitas informasi. Meskipun kualitas informasi sering kali
menjadi kriteria penting dalam pekerjaan konsultasi, kualitas informasi bukanlah
tujuan utama. Misalnya, auditor dipekerjakan untuk merancang dan
mengimplementasikan sistem baru. Hasil sampingannya, pemetaan seperti itu
menghasilkan informasi yang lebih baik. Penugasan konsultasi biasanya tumpang
tindih dengan layanan audit ketika tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas
informasi bagi pengambil keputusan.

SEJARAH FUNGSI PENGAUDITAN


Audit telah ada sejak abad ke-15. Walaupun tahun pasti lahirnya auditing
belum diketahui secara pasti, namun berbagai sumber menyebutkan bahwa jasa
auditing mulai digunakan di Inggris sekitar awal abad ke-15. Audit telah ada
selama berabad-abad, namun baru berkembang pesat pada abad ini.
Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900
Asal usul fungsi audit di Amerika Utara adalah di Inggris. Profesi
akuntansi diperkenalkan ke benua ini oleh orang Inggris pada akhir abad ke-19.
Akuntan Amerika Utara mengadopsi bentuk pelaporan dan prosedur audit yang
ada di Inggris.
Perusahaan publik Inggris harus mematuhi apa yang kemudian dikenal
sebagai Companies Act. Menurut undang-undang ini, semua perusahaan publik
harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika, format pelaporan
model Inggris juga diadopsi, meskipun peraturan yang berlaku di Amerika tidak
sama dengan peraturan di Inggris. Seperti disebutkan di atas, di Inggris semua
perusahaan yang terdaftar diwajibkan untuk diaudit, namun di AS tidak ada
persyaratan audit pada saat itu. Kebutuhan untuk diaudit berasal dari Securities
and Exchange Commission (SEC), badan yang mengatur pasar modal, dan dari
kesadaran masyarakat akan kegunaan opini auditor atas laporan keuangan.
Pada abad ke-19, tidak ada peraturan hukum yang mewajibkan audit atas
laporan yang disampaikan kepada pemegang saham, sehingga auditnya bervariasi,
mulai dari sekadar neraca hingga audit seluruh akun di suatu perusahaan, dalam
beberapa kasus, hal ini berbentuk audit menyeluruh. Auditor biasanya dikontrak
oleh manajemen atau dewan direksi perusahaan, bukan oleh pemegang saham.
Memberikan laporan kepada pemegang saham merupakan hal yang tidak biasa
pada saat itu. Manajemen perusahaan hanya menginginkan jaminan dari auditor
bahwa tidak ada penipuan atau kesalahan akuntansi yang terjadi.

Perkembangan di Abad ke-20


Perkembangan pada abad ke-20 sangatlah pesat, seiring dengan memasuki
tahun ke-50 Revolusi Industri di Inggris. Bisnis di Inggris mulai merasakan
sendiri manfaat dari layanan audit. Namun terdapat kesalahpahaman di kalangan
pemegang saham mengenai apa itu fungsi audit. Profesi akuntansi Amerika
berkembang pesat setelah berakhirnya Perang Dunia I. Sementara itu,
kesalahpahaman mengenai fungsi opini auditor masih terus terjadi, sehingga pada
tahun 1917 Dewan Federal Reserve menerbitkan Buletin Dewan Gubernur
Federal Reserve. Hal ini termasuk pencetakan ulang dokumen yang disusun oleh
American Institute of Accountants (yang kemudian berganti nama menjadi
American Institute of Certified Public Accountants AICPA pada tahun 1957)
memasukkan seruan untuk melakukan audit yang seragam, namun artikel tersebut
sebenarnya merinci bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini adalah
yang pertama dari sekian banyak pernyataan teknis yang dibuat oleh khalayak
Amerika pada abad ke-20.

Perkembangan Pengauditan di Indonesia


Profesi menjadi akuntan masih tergolong baru di Indonesia. Pada masa
penjajahan Belanda, jumlah perusahaan di Indonesia tidak banyak sehingga
akuntansi sendiri kurang dikenal. Saat itu, perusahaan Belanda yang beroperasi di
Indonesia mengikuti model akuntansi yang diterapkan di negara asalnya.
Akuntansi mulai dikenal di Indonesia setelah tahun 1950an, ketika semakin
banyak perusahaan didirikan dan sistem akuntansi Amerika mulai dikenal,
terutama melalui pendidikan universitas.
Tonggak penting perkembangan akuntansi Indonesia terjadi pada tahun
1973 ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) memperkenalkan Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI) dan Standar Akuntansi dan Audit (NPA). Prinsip akuntansi dan
standar auditing ini secara substansial mengadopsi seluruh prinsip akuntansi dan
standar auditing yang berlaku di Amerika Serikat. Masuknya prinsip akuntansi
dan standar audit di Indonesia terutama disebabkan oleh munculnya pasar modal
yang mengharuskan perusahaan yang menjual saham di pasar modal untuk
mengaudit laporan keuangannya. Selain itu, perkembangan industri perbankan
sejak tahun 1988 menyebabkan semakin diperlukannya audit laporan keuangan
perusahaan yang mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1995,
Undang-Undang Perseroan Terbatas disahkan yang mewajibkan perseroan
terbatas untuk menyiapkan laporan keuangan. Apabila perusahaan tersebut
merupakan perusahaan publik maka laporan keuangannya harus diaudit oleh
auditor. Pada tahun yang sama, diundangkan Undang-Undang Pasar Modal yang
memperkuat peran akuntansi dan audit, khususnya bagi perusahaan yang menjual
saham di pasar modal (perusahaan publik).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di
Indonesia, IAI kembali menegaskan Prinsip Akuntansi dan Standar Audit Akuntan
untuk mencerminkan perkembangan dunia usaha yang sangat pesat dan juga
relevan dengan perkembangan di Amerika Serikat yang telah diperbaiki dan
diperbarui. Pada tahun 1994, IAI merumuskan kembali Prinsip Akuntansi
Akuntansi Keuangan (SAK) dan standar auditing yang disebut Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Untuk itu, Dewan Standar Akuntansi yang
dibentuk IAI terus menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SPAP)
yang hingga saat ini jumlahnya mencapai 56.
Seperti halnya di Amerika seabad yang lalu, peran audit di Indonesia
masih belum dipahami oleh masyarakat pada awal abad ke-21. Kurangnya
pemahaman yang tepat mengenai fungsi audit menyebabkan banyak
kesalahpahaman mengenai laporan audit. Situasi ini menjadi sangat jelas ketika
berbagai kasus terkenal seperti kasus Summa Bank, skandal Bank Bali yang
diselidiki oleh PricewaterhouseCoopers, dan masih banyak kasus lainnya
mendapat komentar dari berbagai pihak Masu. Sebagian besar komentar tersebut
mencerminkan kesalahpahaman masyarakat tidak hanya mengenai pentingnya
opini auditor terhadap laporan keuangan yang mereka audit, namun juga
mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang dilakukan auditor.

DEFENISI PENGAUDITAN
Di atas, kami telah menjelaskan pentingnya audit laporan keuangan dan
hubungannya dengan layanan sertifikasi dan jaminan lain yang disediakan oleh
kantor akuntan. Sekarang kami akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan
audit dengan menggunakan definisi berikut:
Audit adalah suatu proses mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
mengenai informasi untuk menentukan kesesuaian antara informasi yang didapat
denga napa yang telah ditetapkan.
Definisi di atas mempunyai arti luas dan berlaku untuk semua jenis audit
yang mempunyai tujuan berbeda-beda. Penjelasan masing-masing kalimat berikut
diberikan dalam konteks audit atas laporan keuangan suatu organisasi bisnis.
Karena laporan keuangan sudah dikenal luas di masyarakat, maka biasa disebut
dengan audit laporan keuangan.
Proses sistematis. Kata "sistematis" memiliki berbagai arti yang terkait
dengannya. Secara khusus, pengembangan rencana dan strategi audit merupakan
bagian penting dari proses audit, dan bahwa rencana dan strategi audit harus
berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi bukti untuk tujuan audit tertentu. bahwa
banyak tujuan audit spesifik dan bukti untuk mencapai tujuan audit tersebut saling
berkaitan, dan bahwa keterkaitan ini mengharuskan auditor untuk membuat
banyak keputusan ketika merencanakan dan melaksanakan audit.
Pernyataan Konsep Dasar Audit menggambarkan suatu "proses
sistematis", yang berarti bahwa audit didasarkan (setidaknya sebagian) pada
disiplin dan filosofi metode ilmiah. Hal ini ada benarnya karena audit melibatkan
perumusan dan pengujian hipotesis serta penggunaan observasi, kesimpulan, dan
kesimpulan. Namun, sebagian besar penguji tidak sepenuhnya menerapkan
metode ilmiah, karena seringkali tidak diperlukan dalam ujian. Sebenarnya, suatu
audit seharusnya merupakan hasil pelaksanaan suatu rencana dan penerapan suatu
strategi audit, namun selama suatu audit, ketika auditor mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti mengenai suatu aset tertentu, strategi tersebut mengalami
perubahan yang sangat besar. dilaksanakan sebagai tambahan. Ini sering kali
merupakan komponen. Laporan keuangan saling terkait.

Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif. Kegiatan


mengumpulkan dan mengevaluasi bukti merupakan bagian terpenting dalam suatu
audit. Jenis bukti yang diperoleh dan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi
bukti mungkin berbeda dari satu persidangan ke persidangan lainnya. Namun,
fokus dari semua audit adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti. Dalam
suatu audit, bukti tingkat konsistensi antara uraian laporan keuangan dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum dapat diperoleh dari data akuntansi
(misalnya jurnal dan buku besar) dan informasi pendukung (misalnya faktur, cek,
wawancara observasi, inspeksi aset penting dan komunikasi pelanggan).
Misalnya, dalam audit inventaris, auditor biasanya memeriksa kontrak penjualan
atau faktur yang telah dibayar untuk menentukan apakah perusahaan benar-benar
memiliki inventaris, dan mengamati penghitungan fisik inventaris untuk
memverifikasi bahwa inventaris benar-benar ada, dan memverifikasi keakuratan
total buku inventaris. Asisten inventaris tertentu untuk memastikan keakuratan
perhitungan jumlah Rupiah yang tertera di neraca.
Bukti yang diperoleh juga harus diinterpretasikan dan dievaluasi
sedemikian rupa sehingga memungkinkan auditor untuk menerapkan
pertimbangan akuntansi yang biasanya diperlukan sebelum menyimpulkan bahwa
laporan tersebut memenuhi standar obyektif. Pertimbangan seperti ini seringkali
sangat sulit dan memerlukan analisis yang cermat serta kemampuan membuat
interpretasi yang tepat. Misalnya, jika persediaan diklaim dinilai secara wajar
berdasarkan harga terendah antara harga beli dan harga pasar, maka auditor harus
mempertimbangkan metode yang perlu dipahami dan dievaluasi. Hal ini bisa
menjadi sangat rumit jika perusahaan menggunakan teknik LIFO tingkat lanjut
atau menggunakan penetapan biaya standar. Argumen yang sama memerlukan
pertimbangan yang cermat dalam evaluasi yang ditentukan manajemen atas biaya
penggantian, estimasi harga jual, dan penentuan keuntungan normal untuk
menentukan harga pasar. Meskipun demikian, argumen ini mungkin menantang
auditor mengenai kelayakan penetapan cadangan untuk persediaan yang rusak
karena penjualan yang buruk, meskipun hanya ada sedikit bukti persuasif yang
tersedia bagi auditor untuk digunakan dalam melakukan penilaiannya. Hal ini juga
memerlukan evaluasi gender. Pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan
auditor ketika mengaudit laporan keuangan sangatlah penting, dan seringkali
auditor mengevaluasi bukti-bukti yang tidak persuasif dan sangat dipengaruhi
oleh pertimbangan subjektif.
Pengertian audit di atas menyatakan bahwa proses pengumpulan dan
penilaian bukti harus dilakukan secara objektif. Pemahaman objektif terhadap
proses pengumpulan dan evaluasi bukti harus dibedakan dengan pemahaman
objektif terhadap bukti itu sendiri. Objektivitas alat bukti merupakan salah satu
dari beberapa faktor yang berkaitan dengan kegunaan alat bukti dalam mencapai
tujuan pengumpulan alat bukti yang bersangkutan. Objektivitas dalam suatu
persidangan mengacu pada kemampuan pemeriksa untuk tidak memihak dalam
pemilihan dan evaluasi bukti. Ketidakberpihakan merupakan bagian penting dari
konsep independensi auditor. Uraian kegiatan ekonomi dan peristiwa ekonomi.
Asersi dan pernyataan yang dibuat oleh manajemen sehubungan dengan
laporan keuangan harus diaudit atas laporan tersebut. Oleh karena itu, ketika
seorang auditor bermaksud mengaudit suatu laporan keuangan, maka perlu
dipahami informasi yang menyertai setiap pos yang terdapat dalam laporan
keuangan tersebut. Yang dimaksud dengan “melekat” dalam hal ini adalah yang
tersirat dalam laporan dan tidak tertulis secara tersurat, namun pembaca laporan
akan memahami klaim-klaim yang tidak diungkapkan secara tertulis. Misalnya,
laporan keuangan perusahaan manufaktur menyatakan “Persediaan……
Rp.752.400.000,00. ” Posting ini berisi klaim berikut:
• Persediaan fisik sebenarnya ada.
• Properti Perusahaan untuk dijual atau dioperasikan.
• Mencakup semua produk atau bahan mentah yang dimiliki (lebih kecil
atau lebih besar), tanpa memandang lokasinya.
• Rp 752.400.000,00 adalah nilai minimum antara harga perolehan dengan
nilai pasar (sebagaimana diatur dan dirumuskan dalam prinsip akuntansi
yang berlaku umum) persediaan.
• Diklasifikasikan dengan benar dan diungkapkan dengan tepat di neraca.
Jenis klaim ini juga melekat pada pos-pos dan jumlah rupiah lainnya yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.
Penting untuk dicatat bahwa asersi ini dibuat oleh pembuat laporan
keuangan, yaitu manajemen, dan dikomunikasikan kepada pengguna laporan
keuangan. Oleh karena itu, hal tersebut bukanlah dalil yang dibuat oleh
pemeriksa. Pernyataan auditor dinyatakan dalam komunikasi antara auditor dan
pembaca laporan dalam bentuk laporan auditor.
Karena audit melibatkan informasi tentang aktivitas dan peristiwa
ekonomi, laporan tersebut harus dapat diukur dan diverifikasi. Misalnya, biaya
sebuah bangunan dapat dinyatakan dalam kuantitas atau angka. Demikian pula,
walaupun jumlah saham yang beredar dapat dinyatakan, semangat kerja karyawan
tidak dapat dinyatakan sebagai kuantitas yang konkret. Informasi yang tidak dapat
dikonfirmasi untuk setiap departemen tidak dapat dikonfirmasi.
Tingkat kesesuaian antara uraian dan standar yang ditetapkan Segala
sesuatu yang dilakukan selama audit mempunyai tujuan utama. Artinya,
penyusunan opini audit atas uraian tindakan dan peristiwa ekonomi yang telah
diaudit. Opini atau opini auditor menunjukkan sejauh mana asersi tersebut
mematuhi norma atau standar yang telah ditetapkan. Misalnya, dalam audit
inventaris, kriteria yang berlaku umum mengenai inventaris mencakup bahwa
inventaris tersebut benar-benar ada dan benar-benar milik perusahaan, serta
pernyataan lain yang terkait dengan "persediaan pos. " Standar akuntansi
digunakan. Rp. 752. 400. 000,00” juga sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, yang menjadi dasar kesimpulan auditor.

Saat mengaudit laporan keuangan tahunan, prinsip akuntansi yang berlaku


umum digunakan sebagai dasar untuk mengukur kesesuaian. Meskipun prinsip-
prinsip akuntansi alternatif sering kali ada, standar-standar ini seringkali dapat
dirumuskan secara eksplisit dan tepat.
Mengkomunikasikan hasil kepada pemangku kepentingan Hasil akhir dari
segala jenis audit adalah laporan yang berisi informasi bagi pembaca mengenai
tingkat kesesuaian antara pernyataan klien dan kriteria khusus yang disepakati
sebagai dasar evaluasi ini. Dalam hal suatu audit, komunikasinya adalah laporan
auditor yang memuat kesimpulan auditor mengenai apakah laporan keuangan
telah mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jenis audit lainnya juga
mengharuskan auditor untuk memberikan laporan temuannya kepada pemangku
kepentingan. Misalnya, setelah melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap pajak
yang dibayarkan oleh orang pribadi, pemeriksa yang ditunjuk oleh kantor pajak
akan menyiapkan laporan yang berisi uraian sejauh mana pajak telah dibayar
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Demikian
pula auditor internal yang bekerja pada perusahaan menyiapkan laporan hasil uji
kepatuhan yang dilakukan mengenai efektivitas penggunaan gudang. Proses audit
mencakup tahap pelaporan audit, yang melaluinya auditor mengkomunikasikan
pendapatnya dan mengkomunikasikan hasil penilaiannya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.

Jenis Audit Audit biasanya diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: audit


tahunan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Ketiga jenis audit tersebut
adalah:

Audit Laporan Keuangan


Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan secara keseluruhan, yaitu informasi kuantitatif yang diaudit, disajikan
sesuai dengan standar tertentu yang telah ditentukan. Umumnya, standar yang
digunakan adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum, meskipun audit juga
lazim dilakukan atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan kas atau basis
akuntansi lain yang sesuai dengan organisasi yang diaudit. Laporan keuangan
yang diperiksa biasanya mencakup neraca (laporan posisi keuangan), laporan laba
rugi, dan laporan arus kas dengan catatan kaki.

Audit didasarkan pada premis bahwa laporan-laporan ini digunakan oleh


pihak yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, daripada meminta
setiap pengguna laporan melakukan audit secara individual, akan lebih efisien jika
menyewa seorang auditor untuk melakukan audit dan menarik kesimpulan yang
dapat dipercaya oleh berbagai pihak. Jika pengguna laporan keuangan yakin
bahwa audit tidak memberikan informasi yang cukup untuk tujuan yang
dipermasalahkan, informasi tambahan dapat diperoleh. Misalnya, audit umum
suatu perusahaan mungkin memberikan informasi keuangan yang cukup kepada
bankir yang mempertimbangkan pinjaman kepada perusahaan tersebut, namun
perusahaan yang mempertimbangkan pinjaman untuk merger dengan perusahaan
yang diaudit mungkin juga perlu mengetahui tentang harga penggantian aset tetap
Informasi lain yang relevan dengan pengambilan keputusan. Perusahaan dapat
menggunakan auditornya sendiri untuk memperoleh informasi tambahan yang
diperlukan.

AUDIT KESESUAIAN
Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak yang
diaudit mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Audit kesesuaian terhadap perusahaan swasta akan mencakup
penentuan apakah akuntan mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh manajemen
perusahaan, memeriksa tingkat upah minimum regional (UMR) yang ditetapkan
oleh pemerintah, dan memeriksa kontrak dengan bank dan pemberi pinjaman dan
sebaliknya untuk memastikan bahwa perusahaan memenuhi semua persyaratan
yang ditetapkan dalam kontrak. Audit kesesuaian pada instansi pemerintah lebih
beragam karena banyak peraturan pemerintah yang harus dilaksanakan oleh
lembaga. Hasil audit kesesuaian biasanya dilaporkan kepada seseorang dalam
organisasi yang diaudit atau kepada pemangku kepentingan senior tertentu dan
tidak dibagikan kepada pihak di luar perusahaan. Dibandingkan dengan pihak
lain, manajemen biasanya merupakan pihak yang paling berkepentingan dengan
hasil audit kesesuaian.

Audit Operasional
Audit Operasional adalah evaluasi (review) terhadap setiap bagian prosedur dan
metode yang ditetapkan oleh suatu organisasi dengan tujuan untuk menilai
efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya berupa
rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasional. Mengingat begitu
banyaknya bidang atau bagian yang efektivitas operasionalnya bisa dievaluasi,
maka tidak mungkin merumuskan karakteristik kinerja audit untuk audit
operasional tertentu karena ada begitu banyak bidang atau bagian di mana
efektivitas suatu penugasan dapat dievaluasi. Dalam satu organisasi, auditor
mungkin diminta untuk menilai relevansi dan kesesuaian informasi yang
digunakan oleh manajemen untuk mengambil keputusan mengenai pembelian
peralatan modal baru, sementara di organisasi lain, auditor mungkin diminta untuk
mengevaluasi efisiensi aliran dokumen dalam penjualan. Dalam suatu audit,
evaluasi tidak terbatas pada akuntansi dan juga dapat mencakup struktur
organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran, dan bidang lainnya,
asalkan auditor memahami bidang yang diaudit.

JENIS-JENIS AUDITOR
Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: auditor pemerintah, auditor
intern, dan auditor independen atau akuntantan publik. Berikut akan dijelaskan
masing-masing jenis auditor tersebut.

AUDITOR PEMERINTAH
Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan Negara pada instansi-instasi perintah. Di indonesia audit ini dilakukan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai perwujudan dari
pasal 23 ayat 5 undang-undang Dasar 1945 yang berbnyi sebagai berikut:
Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan Negara
diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang pengeturanya
ditetapkan dengan undang-undang. Hasil periksaan itu
diberitahukan kepada Dawan Perwakilan Rakyat.
Kantor Pemeriksaan Keuangan merupakan suatu badan yang tidak terikat pada
instruksi dan diharapkan dapat melakukan pemeriksaan secara independen.
Namun lembaga ini tidak berdiri diatas pemerintah. Hasil pemeriksaan yang
dilakukan BPK diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk
mengendalikan pelaksanaan keuangan negara.
Di Amerika Serikat, jenis audit ini dilakukan oleh Kantor Akuntansi Umum
(GAO) Amerika Serikat. Badan tersebut melaporkan misinya dan bertanggung
jawab kepada Congress. Tanggung jawab staf audit yang bekerja untuk GAO
adalah melakukan pekerjaan audit untuk kepentingan Congress. Sebagian besar
operasi kami serupa dengan operasi kantor akuntan. Banyak informasi keuangan
yang dihasilkan oleh berbagai lembaga pemerintah harus ditinjau oleh GAO
sebelum diserahkan ke Kongres. Kewenangan menentukan pengeluaran dan
penerimaan instansi pemerintah ditetapkan dengan undang-undang. Oleh karena
itu, sebagian besar audit yang dilakukan adalah audit kepatuhan.

AUDITOR INTERN
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan
berstatus sebagai pegawai perusahaan tersebut. Pekerjaan audit yang di lakukan
terutama ditujukan untuk mendukung manajemen perusahaan tempat dia bekerja,
serupa dengan apa yang dilakukan GAO untuk Congress.Di perusahaan besar,
jumlah karyawan audit internal bisa mencapai ratusan. Umumnya, karyawan
diharuskan melapor langsung kepada manajemen puncak perusahaan (direktur
utama), beberapa karyawan diharuskan melapor kepada eksekutif senior lain di
dalam perusahaan (misalnya pengontrol), dan beberapa karyawan harus melapor
ke perusahaan. Komite Audit yang dibentuk oleh dewan direksi. Tugas audit
internal pada berbagai perusahaan sangat bervariasi tergantung kebutuhan masing-
masing perusahaan. Dalam beberapa kasus, staf audit internal mungkin hanya
terdiri dari satu atau dua orang, yang menghabiskan sebagian besar waktunya
untuk melakukan tugas sehari-hari dalam bentuk audit kepatuhan. Perusahaan lain
mungkin memiliki staf audit internal dalam jumlah besar yang menjalankan
berbagai fungsi dan melakukan tugas selain akuntansi. Dalam beberapa tahun
terakhir, banyak auditor internal juga terlibat dalam audit operasional atau telah
mengembangkan keahlian di bidang evaluasi sistem komputer.
Agar auditor internal dapat melaksanakan tugasnya secara efektif, mereka
harus independen terhadap fungsi lini dalam organisasi tempat mereka bekerja.
Namun, ia tidak independen dari perusahaan karena ia merupakan pegawai
perusahaan yang diaudit. Auditor internal diharuskan memberikan informasi
kepada manajemen yang membantu mereka mengambil keputusan tentang
efektivitas perusahaan. Umumnya auditor internal tidak independen sehingga
pihak luar perusahaan tidak dapat mengandalkan hasil auditnya. Inilah perbedaan
antara auditor internal yang independen terhadap kantor akuntan dan auditor
eksternal.

AUDITOR INDEPENDEN ATAU AKUNTAN PUBLIK


Auditor independen adalah akuntan yang bekerja secara eksternal untuk
melayani pihak yang benar-benar membutuhkan jasa audit. Jenis ini tidak bisa
dipengaruhi oleh pihak luar atau orang lain. Di luar negeri sering disebut akuntan
publik bersertifikat. Tugas utama auditor independen adalah menjalankan fungsi
audit atas laporan-laporan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Pemeriksaan
ini dilakukan tidak hanya terhadap perusahaan yang menjual sahamnya kepada
masyarakat melalui pasar modal, perusahaan besar, namun juga terhadap
perusahaan kecil dan menengah serta organisasi nirlaba. Karena semakin banyak
perusahaan yang diharuskan untuk mengaudit laporan keuangannya, dan para
pemangku kepentingan bisnis serta banyak pihak lainnya menjadi semakin akrab
dengan laporan-laporan ini, beberapa jenis laporan dengan peran dan tanggung
jawab yang berbeda Kegiatan auditor harus dilakukan melalui perusahaan audit
(KAP) yang disetujui oleh departemen keuangan. Selain itu, yang bersangkutan
hanya diperbolehkan menjabat sebagai auditor jika memenuhi beberapa
persyaratan yang tercantum pada bagian selanjutnya. Tugas utama auditor
independen adalah menjalankan fungsi audit atas laporan-laporan yang
dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Pemeriksaan ini dilakukan tidak hanya
terhadap perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar
modal, perusahaan besar, namun juga terhadap perusahaan kecil dan menengah
serta organisasi nirlaba. Dengan semakin banyaknya perusahan yang harus diaudit
laporan keuanganya, dan kalangan bisnis serta banyak lainya semakin mengenal
laporan ini, maka orang awam sering mengatikan auditor sama dengan akuntan
pulblik, padahal terdapat beberapa jenis auditor yang berbeda-beda fungsi dan
tugasnya.
Kegiatan auditor harus dilakukan melalui perusahaan audit (KAP)
yang disetujui oleh departemen keuangan. Selain itu, yang bersangkutan
hanya diperbolehkan menjabat sebagai auditor jika memenuhi beberapa
persyaratan yang tercantum pada bagian selanjutnya.

STRUKTUR KANTOR AKUNTAN PUBLIK


Mengingat audit laporan keuangan merupakan tanggung jawab yang besar, maka
pekerjaan profesional kantor akuntan juga memerlukan tingkat independensi dan
kompetensi yang tinggi. Independensi memungkinkan auditor untuk menarik
kesimpulan yang tidak memihak tentang laporan keuangan yang mereka audit.
Kompetensi memungkinkan auditor untuk melaksanakan audit secara efisien dan
efektif, dengan mengandalkan independensi dan kompetensi auditor.Membuat
pengguna bergantung pada laporan dari auditor. Karena banyaknya kantor
akuntan, tidak mungkin bagi pengguna laporan untuk menilai independensi dan
kompetensi masing-masing kantor akuntan. Oleh karena itu, walaupun bukan
merupakan jaminan yang utuh, namun struktur kantor akuntan mempunyai
pengaruh yang besar.
Bentuk usaha KAP yang dikenal menurut hokum di indonesia ada dua
macam,yaitu:
1. KAP dalam bentuk Usaha Sendiri. KAP bentuk ini
menggunakan nama akuntan public yang bersangkutan.
2. KAP dalam bentuk Usaha Kerja.KAP bentuk ini menggunakan
nama sebanyak-banyaknya tiga nama akuntan public yang
menjadi rekan/parner dalam KAP
yang bersangkutan.
Penanggung jawab KAP Usaha seniri adalah akuntan publik yang bersangkutan,
sedangkan penanggungjawab KAP Usaha kerja sama adalah dua orang atau lebih
akuntan publik yang masing-masing merupakan rekan/partner dan salah seorang
bertindak sebagai rekan pimpinan (pasal 3 ayat 2 dan 3 SK. Mekeu No. 43/1997).
Sangat sedikit kantor akuntan audit yang beroperasi secara independen; sebagian
besar memilih pendekatan kolaboratif. Dalam kerjasama, dua akuntan atau lebih
bekerja sama sebagai rekan kerja atau partner untuk memberikan jasa profesional
berupa audit dan berbagai jasa lainnya kepada pihak-pihak yang membutuhkan
jasanya. Mitra biasanya mempekerjakan sejumlah besar staf khusus untuk
membantu kinerja pekerjaan mereka. Para asisten biasanya terdiri dari auditor
yang tidak memiliki pengalaman profesional atau sedang mempersiapkan diri
menjadi auditor.
Melakukan audit oleh entitas terpisah memfasilitasi pembentukan independensi
dan memutuskan serta memutuskan hubungan karyawan-majikan antara kantor
akuntan dan kliennya. Selain itu, karena kantor akuntan adalah organisasi
independen, mereka bisa menjadi cukup besar sehingga menghalangi kehadiran
satu atau lebih klien, yang merupakan sumber pendapatan yang sangat besar bagi
kantor akuntan, dan pada akhirnya hal ini akan merusak independensi perusahaan
akuntansi. Kantor akuntan dari klien mungkin berisiko. Kapasitas juga dapat
diciptakan dengan menyatukan sejumlah besar pakar di suatu instansi pemerintah,
bekerja sama dengan keterampilan dan minat yang sama, dan menekankan
profesionalisme yang berkelanjutan.

PERSYARATAN AKUNTANSI PUBLIK DI INDONESIA


Menurut pasal 6 SK. Menkeu No.43/1997, izin untuk membuka kantor Akuntan
publik (KAP) akan diberikan apabila pemohon memenuhi persyaratan berikut:
 Berdomisili di wilayah indonesia;
 Memilliki register akuntan
 Menjadi anggota IAI
 Lulus ujian sertifikat Akuntan publik yang diselenggarakan IAI;
 Memiliki pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun sebagai akuntan dan
pengalaman audit umum sekurang-kurangnya 3.000 jam dengan reputasi
baik;
 Telah menduduki jabatan manajer atau ketua tim dalam audit umum
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun;
 Wajib mempunyai KAP atau bekerja pada koperasi jasa audit.

Ujian Sertifikat Akuntan Publik


Ujian sertifikasi akuntan publik merupakan program yang dilaksanakan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
serta mendapatkan izin menjadi akuntan publik. Untuk saat ini CPA memiliki 3
tingkatan yaitu Tingkat dasar, Tingkat professional dan Tingkat lanjutan.

ORGANISASI PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Asosiasi profesi akuntansi di berbagai negara di dunia sangat bervariasi baik
dalam struktur organisasi maupun aktivitasnya. Indonesia hanya mempunyai satu
asosiasi profesi akuntansi, yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang
keanggotaannya sebagian besar terdiri dari akuntan yang bekerja di berbagai
bidang praktik. Untuk menanggapi aktivitas anggota yang beragam tersebut, IAI
telah membentuk empat departemen, Departemen Akuntan Publik, Departemen
Akuntansi Manajemen, Departemen Akuntansi Pendidik, dan Departemen
Akuntan Publik. Departemen Akuntan Publik, salah satu bagian di IAI, terdiri dari
akuntan yang bekerja sebagai auditor dan mempunyai izin praktik dari
Departemen Keuangan.Tujuan utama didirikannya departemen ini adalah untuk
mendidik para anggotanya agar dapat melaksanakan tugas dan perannya sebagai
auditor yang profesional serta selalu memperbaharui pengetahuannya khususnya
di bidang akuntansi dan auditing. Departemen Akuntan Publik bertanggung jawab
menyusun standar audit yang akan diterapkan oleh anggota dalam penyediaan jasa
penilaian dan non-penilaian. Untuk menyelesaikan tugas ini, departemen
membentuk Dewan Standar Audit. Selain itu, Kementerian Akuntan Publik juga
telah membentuk Badan Profesi Akuntan Publik (BPPAP), yaitu badan peradilan
yang bertugas mengadili pengaduan anggotanya.

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PIBLIK


Ada empat macam standar professional yang diterbitkan oleh IAI sebagai aturan
mutu pekerjaan akuntan publik, yaitu:
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit Industri Khusus
Keempat macam standar professional tersebut diklasifikasikan dan dikumpulkan
dalam satu buku yang disebut ‘’Standar Profesional Akuntan Publik’’.

Standar Auditing
Standar audit adalah pedoman untuk mengaudit laporan keuangan masa lalu.
Standar auditing terdiri dari 10 kriteria dan dirinci dalam bentuk pernyataan
standar auditing (PSA). Oleh karena itu, PSA merupakan evolusi dari masing-
masing standar yang tercantum dalam Standar Auditing. SA berisi ketentuan dan
pedoman utama yang harus diikuti oleh auditor ketika melakukan perikatan audit.
Kepatuhan terhadap Pernyataan Standar Audit yang dikeluarkan IAI bersifat wajib
bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang bertindak sebagai auditor. Laporan
Standar Audit memuat Interpretasi Laporan Standar Audit (IPSA) yang
merupakan interpretasi resmi IAI terhadap ketentuan yang diterbitkan IAI dalam
PSA. Dengan demikian, IPSA merupakan perpanjangan lebih lanjut dari berbagai
ketentuan PSA untuk memberikan jawaban atas pertanyaan dan keraguan
mengenai penafsiran ketentuan yang terdapat dalam PSA. Penafsiran resmi ini
mengikat Ikatan Akuntan Indonesia yang bertindak sebagai auditor sehingga
wajib diterapkan.

Standar Atestasi
Standar atestasi memberikan kerangka kerja untuk fungsi atestasi jasa akuntan
publik, dan keandalan jasa audit atas laporan keuangan historis rendah, dan
keandalan jasa non-audit juga rendah. Standar atestasi terdiri dari 11 standar yang
dirinci dalam bentuk Persyaratan Standar Atestasi (PSAT). Oleh karena itu, PSAT
merupakan evolusi dari masing-masing standar yang termasuk dalam Standar
Atestasi. Pernyataan Standar Atestasi memuat Interpretasi Pernyataan Standar
Atestasi (IPSAT) yang merupakan interpretasi resmi yang diterbitkan oleh IAI
dalam PSAT. Dengan demikian, IPSAT memberikan jawaban atas pertanyaan dan
keraguan mengenai penafsiran ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PSAT
dan merupakan perpanjangan lebih lanjut dari berbagai ketentuan PSAT.
Penafsiran resmi ini bersifat mengikat dan karenanya wajib bagi anggota Ikatan
Akuntan Indonesia yang menjabat sebagai auditor.

Standar Jasa Akuntansi dan Review


Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan kerangka kerja bagi
fungsi jasa akuntan publik yang tidak tersertifikasi, termasuk jasa akuntan publik,
yang juga mencakup jasa akuntansi dan review. Standar jasa akuntansi dan review
dirinci dalam bentuk Jadwal Standar Jasa Akuntansi dan Audit (PSAR).
Pernyataan Jasa Akuntansi dan Review ini memuat interpretasi resmi IAI terhadap
ketentuan PSAR yang diterbitkannya. Dengan demikian, IPSAR memberikan
jawaban atas pertanyaan dan keraguan mengenai ketentuan PSAR dan merupakan
perpanjangan lebih lanjut dari berbagai ketentuan PSAR. Penafsiran resmi ini
bersifat mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang bertindak sebagai
auditor, namun pelaksanaannya bersifat wajib.

Pedoman Audit Industri Khusus


Auditor memerlukan pedoman dalam melakukan audit pada industri
tertentu karena beberapa industri mempunyai proses unik yang mempengaruhi
berbagai transaksi yang dicatat dalam akun. Hal ini untuk memastikan bahwa
informasi keuangan yang disajikan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu
lingkungan industri tertentu telah dievaluasi dengan baik sehingga auditor dapat
dengan tepat memperhitungkan keunikan perusahaan-perusahaan dalam industri
tertentu yang mempengaruhi pernyataan manajemen yang terdapat dalam laporan
keuangan yang diaudit.
Hubungan Antara Standar Atestasi dengan Standar Auditing
Audit laporan keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum merupakan salah satu layanan atestasi yang diberikan oleh
kantor akuntan di masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan
terhadap jasa atestasi oleh pelanggan, lembaga pemerintah, dan lembaga lainnya
telah meluas dari sekadar mengaudit laporan keuangan historis hingga jasa
akuntan publik profesional yang memberikan tingkat jaminan berdasarkan tingkat
jaminan yang diberikan oleh auditor. Audit atas laporan keuangan tahunan masa
lalu. Misalnya, bank mengharuskan akuntan untuk memberikan pendapat tertulis
tentang apakah nasabah mematuhi ketentuan perjanjian pinjaman. Untuk
memberikan pedoman dan mengembangkan kerangka yang lebih luas bagi
auditor dalam melaksanakan dan melaporkan jasa atestasi, IAI telah menerbitkan
serangkaian Pernyataan Standar Atestasi (disingkat PSAT).
Standar Atestasi dimaksudkan untuk memberikan panduan umum untuk
semua jenis tugas Atestasi, termasuk layanan audit, peninjauan, dan pengeditan
pernyataan manajemen. Jasa audit yang tunduk pada standar pengesahan
mencakup audit atas laporan keuangan masa lalu yang diketahui (disebut sebagai
audit atau audit) dan laporan masa depan. Di sisi lain, pelayanan pemeriksaan
laporan keuangan IAI masa lalu diatur secara khusus dalam standar auditing. Oleh
karena itu, standar auditing merupakan bagian dari standar atestasi yang secara
khusus mengatur kualitas jasa akuntan publik yang berkaitan dengan audit atas
laporan keuangan masa lalu.

STANDAR PENGENDALIAN MUTU


Untuk menjaga kualitas operasional Kantor Akuntan Publik (KAP),
asosiasi profesi mewajibkan setiap KAP memiliki sistem manajemen mutu.
Sebagai pedoman, badan profesional telah mengidentifikasi sembilan poin yang
harus dipertimbangkan oleh KAP ketika menetapkan kebijakan dan prosedur agar
memiliki keyakinan yang cukup bahwa standar profesional ditaati dalam kinerja
audit dan jasa akuntansi serta audit. Menerapkan elemen kendali mutu ini pada
penyediaan jasa lainnya, seperti jasa perpajakan atau konsultasi, bersifat opsional.
Elemen pertama yaitu Independensi, hanya bersangkutan dengan
pelaksnaan pemberian jasa atestasi. Alasan mengenai hal ini akan
dijelaskan pada Bab 2 dan Bab 3. Tujuh elemen berukutnya sangat jelas
merupakanupaya untuk mejaga mutu jasa professional. Elemen
kesembilan memerlukan pengkajian ulang secara perodik agar sistem
pengendalian mutu berfungsi sebagaimana diharapkan.

Hubungan Standar Auditing dengan Standar Pengendalian Mutu


PSA No.01 Hubungan antara standar audit dan standar pengendalian mutu (SA
161.03) berarti bahwa standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntansi
Indonesia relevan dengan kinerja perikatan audit individu. Standar pengendalian
kualitas berkaitan dengan kinerja keseluruhan pekerjaan audit kantor akuntan
publik. Oleh karena itu, standar auditing dan standar pengendalian mutu yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia saling terkait, dan kebijakan serta
prosedur pengendalian mutu yang diterapkan oleh firma audit penting untuk
kinerja perikatan audit individual dan standar pengendalian mutu yang ditetapkan
oleh Ikatan Audit Indonesia. Akuntansi Mempengaruhi penerapan praktik audit di
kantor akuntan.

ELEMEN-ELEMEN PENGENDALIAN MUTU


Elemen Tujuan Kebijakan dan Prosedur
Independensi Semua profesional harus Mengkomunikasiakan
independen terhadapa klien semua aturan
manakala melaksankan jasa independesi kepada
atestasi seluruh staf profesional

Memonitor kesusaian
Penetapan personil dengan aturan
pada suatu independensi
penugasan Personil harus memporeleh
pelatihan tehnis dan Menunjukan orang yang
keahlian yang di butuhkan tepat yang akan di beri
sesuai dengan penugasa. penugasan

Menetapakan bahwa
Konsultasi dalam setiap penugasan
harus ada partner
Personil harus memperoleh tertentuyang
bantuan (jika diperlukan) bertanggung jawab atas
Supervisi dari orang yang memiliki penugasa yang
keahlian,pertimbangan,dan bersangkutan
kewenangan yang memadai.
Menunjukan orang
Pengangkatan Pekerjaan pada setiap sebagai ahli.
pegawai tingkatan harus di supervisi Menetapakn bidang-
untuk menjaga agar bidang dan situasi
pekerjaan benar-benar tertentun yang
memenuhi standar mutu membutuhkan
KAP. konsultasi
Menetapkan prosedur
untuk mereview kertas
Pegawai baru harus kerja dan laporan
memiliki kualifikasi tertentu Melksanakan supervisi
untuk dapat melakukan pekerjaan terus-
tugasnya secara kompeten. menerus.

Pengembangan Membuat program


provesional pengangkatan pegawai
baru pada tingkat
pemula ( entrilevel)

Menetapkan kualivikasi
Pengembangan untuk menilai calon
karyawan pegawai pontensial pada
Personil harus memilki setiap tingkat
pengetahuan yang di provesional
perlukan agar dapat
memenuhi tanggung jawab
Penerimaan dan yang dibebankan
keberlanjutan kepadanya.
klien

Membuat progaram
Personil harus memilki untuk pengembangkan
kualifikasi yang keahlian pada bidang-
Inspeksi memungkinkan ia bidang khusus.
memenuhi tanggung jawab
yang akan diberikan Menyediakan informasi
kepadannya di waktu bagi para personil
mendatang. tentang hal-hal baru di
bidang provesi.
KAP harus mengusahakan Menetapkan kualifikasi
agar tidak berhubungan yang di perlukan untuk
kerja dengan klien yang setiap tingkat tanggung
integritas manajemennya jawab dalam KAP.
diragukan. Melakukan evaluasi
personalian secra
periodik.

KAP harus menentukan Menetapakn kriteria


bahwa prosedu-prosedur untuk mengevaluasi
yang berhubungan dengan klien baru.
elemen-elemen lain telah di Menetapkan prosedur
terapkan secaara efektif refiu untuk klien lama
yang akan memberi
penugasan lanjutan.

Merumuskan lingkap
dan isi program inspeksi
Memberikan laporan
hasil inspeksi kepada
tingkat manajemen yang
sesuai dalam KAP
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit menawarkan berbagai peluang karir di bidang akuntansi publik, industri,
bisnis, dan pemerintahan. Selama satu abad terakhir, jasa akuntansi yang
disediakan oleh auditor AS telah memainkan peran penting dalam perekonomian
bebas negara tersebut. Meskipun perkembangan akuntansi di Indonesia sudah
dimulai sejak tahun 1950an, namun audit di Indonesia telah memegang peranan
penting seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia. Dengan semakin
meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap peran Kantor Akuntan Publik
(KAP), maka profesi didorong untuk memperluas jenis jasa yang ditawarkan, baik
dalam bentuk Kantor Akuntan Publik (KAP) maupun Kantor Akuntan Publik
(KAP) non-CPA. Sebagai profesi yang sangat mengandalkan kepercayaan
masyarakat, Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan standar profesi akuntan
dan Etika IAI untuk memastikan bahwa akuntan mampu memenuhi kewajibannya
kepada klien dan masyarakat serta memberikan pelayanan yang berkualitas
kepada pemerintah.

3.2 Saran
1. Pengembangan Kualitas Jasa Akuntansi:
Dalam menghadapi semakin kompleksnya tuntutan bisnis dan regulasi, profesi
akuntan, baik yang terkait dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) maupun non-
CPA, perlu terus mengembangkan dan memperluas jenis jasa yang ditawarkan.
Hal ini dapat mencakup penerapan teknologi terkini, konsultasi strategis, serta
analisis risiko dan keberlanjutan.
2. Pemberdayaan Profesi di Era Digital:
Mengingat kemajuan teknologi, profesi akuntan perlu terus memanfaatkan
teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan ketepatan waktu
dalam pelaksanaan audit dan penyediaan jasa akuntansi lainnya. Inovasi dalam
teknologi dapat membuka peluang baru dan memberdayakan profesi untuk tetap
relevan di era digital.
3. Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan:
Dalam konteks perubahan regulasi dan kompleksitas bisnis, pendidikan dan
pelatihan bagi para akuntan sangat penting. Perkembangan profesi membutuhkan
akuntan yang terus memperbarui pengetahuan mereka, terutama dalam hal-hal
seperti perpajakan, standar akuntansi terbaru, dan teknologi terkini.

4. Transparansi dan Kepatuhan Etika:


Menyadari peran sentral kepercayaan masyarakat, profesi akuntan, melalui Ikatan
Akuntan Indonesia, harus terus memperkuat standar etika dan praktek profesi.
Menerapkan standar etika IAI dan standar profesi akuntan secara konsisten akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap jasa yang diberikan.
5. Kemitraan dengan Pemerintah dan Bisnis:
Untuk mendukung perkembangan ekonomi Indonesia, profesi akuntan dapat
memperkuat kemitraannya dengan pemerintah dan sektor bisnis. Ini dapat
melibatkan partisipasi aktif dalam perumusan kebijakan, memberikan saran
kepada bisnis untuk mencapai kepatuhan perpajakan, dan berkontribusi pada
inisiatif pembangunan ekonomi nasional.
6. Advokasi Peran Profesi:
Profesi akuntan dapat meningkatkan advokasi tentang peran strategis mereka
dalam membantu organisasi mencapai tujuan keuangan mereka, menciptakan nilai
tambah, dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Ini dapat dilakukan melalui
komunikasi yang efektif dan pendekatan edukatif kepada masyarakat.
7. Pemberdayaan Akuntan Lokal:
Dalam mendukung perkembangan ekonomi lokal, perlu ditekankan pemberdayaan
akuntan lokal dan KAP lokal. Ini dapat melibatkan pelatihan, bimbingan, dan
pendekatan inklusif untuk memastikan bahwa manfaat dari jasa akuntansi merata
dan dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKSI430803-M1.pdf
https://e-journal.uajy.ac.id/23899/3/EA%20220453.pdf
https://dailylakss.wordpress.com/tag/perkembangan-audit-di-indonesia/
https://ppa-feui.com/certified-public-accountant-cpa-review-kurikulum-baru/
https://lp2m.uma.ac.id/2022/08/24/mengenal-profesi-auditor-pengertian-jenis-
dan-tugasnya/

Anda mungkin juga menyukai