Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN PENGANIAYAAN YANG

MENGAKIBATKAN LUKA BERAT


(Studi Pasal 351 Ayat (2) KUHP)

Yoga Pramudyas Putra


Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Surabaya
yogapramudyas872@gmail.com

Dosen Pembimbing
Dr. Karim, S.H., M.Hum.
(Dosen Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Surabaya)

Abstrak
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), menjelaskan bahwa tindak pidana
penganiayaan adalah tindak pidana terhadap tubuh. Kesalahan perilaku yang dapat melawan hukum dan
perilaku tersebut dapat menimbulkan rasa sakit atau luka pada tubuh orang lain. Pasal 351 ayat 2 KUHP
yang menjelaskan tentang penganiayaan dengan luka berat sehingga diancam pidana penjara paling
lama lima tahun. Orang lain yang mendapatkan rasa sakit, luka, maupun penderitaan fisik akan menjadi
korban dari penganiayaan. Korban yang mengalami tindak penganiayaan berhak mendapatkan
perlindungan hukum sebagai upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa
aman kepada korban dengan bantuan hukum yang berlaku. Dengan adanya perlindungan hukum pada
korban yang mengalami tindak pidana penganiayaan luka berat akan membantu korban untuk lebih
menikmati dirinya tanpa takut akan kejadian penganiayaan yang pernah dialami. Penulisan skripsi ini
menggunakan jenis penelitian hukum yuridis normatif yang menekankan proses untuk menemukan
suatu aturan hukum, prinsip hukum, dan doktrin hukum serta mempelajari tujuan hukum beserta nilai
keadilan yang berlaku. Lebih lanjut, teknik analisa menggunakan penalaran deduktif dengan
mengumpulkan bahan dan data melalui literatur hukum terkait.
Perlindungan hukum yang diberikan kepada korban merupakan dakwaan primair yang diajukan
oleh Jaksa Penuntut Umum dengan berpegang teguh pada pasal 351 ayat 2 KUHP. Amar putusan sidang
yang diputuskan oleh Hakim adalah menerima dakwaan primair yang sesuai dengan pasal 351 ayat (2)
KUHP. Sehingga terdakwa harus menjalani serta bertanggungjawab pada dakwaan putusan yang telah
ditetapkan oleh Hakim di persidangan.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Korban, Tindak Pidana Penganiayaan, Luka Berat.

PENDAHULUAN yang dihasilkan dapat berupa perilaku


Latar Belakang positif maupun negatif. Perilaku positif
Manusia sebagai makhluk sosial yang dapat menjadikan lingkungan lebih sehat,
berhubungan secara timbal balik dengan kondusif, dan sejahtera. Namun sebaliknya,
manusia lainnya. Hubungan tersebut terjadi apabila perilaku yang dihasilkan adalah
dalam lingkungan bermasyarakat, sehingga perilaku negatif maka dapat menjadikan
dapat mempengaruhi perilaku manusia manusia melahirkan sikap-sikap negatif
dalam menjalankan aktivitasnya. Perilaku

1
yang dapat mengancam kesejahteraan serta perbuatan tersebut digolongkan sebagai
kesehatan lingkungan. penganiayaan dengan luka berat yang telah
Untuk mengatur kehidupan diatur dalam Undang-Undang Pasal 351
bermasyarakat perlu memiliki alat untuk Ayat (2) yang berbunyi: “jika perbuatan
mengatur kehidupan sosial yang bertujuan mengakibatkan luka-luka berat, yang
untuk mengarahkan lingkungan serta bersalah akan diancam pidana penjara
perilaku yang baik antar manusia. Salah selama-lamanya lima tahun”.
satu alat untuk mengatur kehidupan Perkara kasus penganiayaan semakin
bermasyarakat adalah penegakan hukum banyak terjadi di lingkungan masyarakat,
yang adil harus dipatuhi dan dipedomani penanganan kasus sesuai prosedur juga
bagi setiap manusia. Penegakan hukum menjadi keutamaan pihak-pihak terkait
adalah sebuah proses dilakukannya upaya dalam menyelesaikan sebuah kasus
untuk berfungsinya norma-norma hukum penganiayaan. Segala upaya untuk
secara nyata dalam masyarakat sebagai melakukan pemenuhan hak dan kewajiban,
pedoman perilaku dalam kehidupan serta memberikan rasa aman kepada
bermasyarakat dan bernegara. sanksi/korban adalah salah satu bentuk
Ketidaksadaran atas perilaku sepele perlindungan hukum kasus penganiayaan.
yang tidak mematuhi aturan penegakkan Dengan adanya perlindungan hukum
hukum dapat mengakibatkan kerugian yang tersebut, dapat memberikan suatu keadilan,
dialami oleh orang lain, seperti bercanda ketertiban, kepastian, kemanfaatan, dan
berlebihan atau berkelahi, sehingga dapat kedamaian hukum bagi korban.
membuat orang lain mengalami luka atau
memar. Memar adalah rusak atau remuk Rumusan Masalah
bagian dalam, akan tetapi bagian luar tidak 1. Bagaimana memberikan
tampak serta diakibatkan karena jatuh, perlindungan hukum terhadap
luka-luka, atau pukulan. Seseorang yang korban penganiayaan luka berat?
mengalami pemukulan dengan luka memar 2. Bagaimana menentukan serta
biru akibat pemukulan tersebut, maka menerapkan sanksi yang setimpal
perbuatan pemukulan tergolong sebagai kepada pelaku penganiayaan luka
penganiayaan. berat sesuai dengan peraturan
Penganiayaan dengan luka memar perundang-undangan?
yang dialami korban dan disertai dengan 3. Apa saja hak-hak yang dapat
unsur niat melukai korban hingga tidak bisa diterima oleh korban
menjalankan pekerjaan sehari-hari, maka penganiayaan?

2
TINJAUAN PUSTAKA yang mengandung kekerasan fisik); serta
Tindak Pidana Penganiayaan (c) akibat dari perbuatan (membuat
Tindak pidana merupakan kesalahan perasaan tidak enak, rasa sakit pada tubuh,
tingkah laku yang bersifat melawan hukum luka pada tubuh, dan merusak kesehatan
dan dapat diancam dengan pidana, serta orang). Lebih lanjut, jenis-jenis
mampu mempertanggungjawabkan penganiayaan dibagi menjadi lima jenis
perbuatan sesuai dengan peraturan yang antara lain: (a) penganiayaan biasa; (b)
berlaku dalam lingkungan tersebut. Tongat penganiayaan ringan; (c) penganiayaan
membagi tindak pidana menjadi dua berencana; (d) penganiayaan berat; dan (e)
pandangan yaitu monitis (melihat penganiayaan berat berencana.
keseluruhan syarat untuk adanya pidana
yang merupakan sifat dari perbuatan), dan Korban Penganiayaan
dualistik (pemisahan antara perbuatan Korban merupakan orang yang telah
pidana dan pertanggungjawaban pidana). mendapat penderitaan fisik atau
Lebih lanjut, unsur-unsur tindak pidana penderitaan mental, kerugian harta benda
yaitu: (a) Objektif atau terdapat pada luar atau mengakibatkan mati atas perbuatan
pelaku dan memiliki hubungan dengan atau usaha pelanggaran yang dilakukan
pelaku (melanggar hukum, kualitas oleh pelaku tindak pidana. Menurut
pelaku/pekerjaan/posisi, dan kausalitas/ Undang-undang Nomor 27 Tahun 2004
hubungan antara tindakan penyebab dan Pasal 1 ayat (5) menjelaskan bahwa korban
kenyataan akibat); serta (b) Subjektif atau adalah seseorang atau kelompok orang
unsur yang melekat pada diri pelaku/dalam yang mengalami penderitaan baik fisik,
hatinya (kesengajaan, maksud perbuatan, mental, ataupun emosional, kerugian
maksud tujuan, perencanaan niat, dan ekonomi, atau mengalami pengabaian,
akibat). pengurangan, atau perampasan hak-hak
Penganiayaan merupakan suatu dasar, sebagai akibat langsung dari
perbuatan yang dapat menimbulkan luka pelanggaran hak asasi manusia yang berat,
atau rasa sakit dan dilakukan secara sadar termasuk korban juga ahli warisnya. Lebih
serta dapat mengancam kehidupan lanjut, korban memiliki beberapa jenis
seseorang. Doktrin menjabarkan beberapa antara lain: (a) unrelated victims; (b)
unsur dari penganiayaan, antara lain: (a) provocative victims; (c) participating
kesengajaan; (b) perbuatan (aktivitas victims; (d) biologically weak victims; (e)
positif/penggunaan tubuh untuk aktivitas socially weak victims; dan (f) self
sehari-hari atau aktivitas abstrak/perbuatan victimizing victims.

3
Regulasi dan Ketentuan Penanganan atau penganiayaan yang dialami korban,
Tindak Pidana Penganiayaan antara lain: (a) tidak pernah merasa tenang
Regulasi merupakan suatu peraturan dikarenakan korban akan lebih mawas diri
yang dibuat untuk membantu terhadap lingkungan guna menghindari
mengendalikan suatu kelompok, lembaga kejadian yang pernah menimpa dirinya; (b)
atau organisasi, dan masyarakat demi trauma sehingga korban tidak mudah untuk
mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan bersikap normal dikarenakan korban
bersama, bermasyarakat, dan bersosialisasi. merasa takut atau cemas bila berada didekat
Dalam Pasal 351 ayat (2) tentang tindak orang lain yang dikenal maupaun belum
pidana penganiayaan dengan luka berat dikenal; (c) rasa sakit pada tubuh yang
dibuat serta dibentuk oleh pemerintah untuk mengalami penganiayaan sehingga korban
mengendalikan perilaku negatif yang akan lebih sensitif apabila orang lain tidak
dilakukan oleh masyarakat khususnya sengaja menyentuh bagian tersebut atau
dengan sengaja merusak atau menyakiti bahkan tidak jarang korban menunjukkan
orang lain hingga menyebabkan reaksi emosionalnya apabila bagian tubuh
penderitaan rasa sakit atau luka. tersebut tersentuh orang lain; dan (d)
Ketentuan dalam Pasal 351 ayat (2) ketakutan dikarenakan korban sudah
terkait tindak pidana penganiayaan luka mengalami rasa ketidakpercayaan dengan
berat akan mendapatkan hukuman pidana orang lain sehingga korban akan lebih
selama 5 (lima) tahun. Hal tersebut berarti cenderung diam dalam lingkungannya.
bahwa ketentuan hukuman adalah
peraturan pidana yang pasti sesuai dengan Pertimbangan Hakim dalam
apa yang telah diatur dan ditentukan oleh Menjatuhkan Putusan
negara, sehingga setiap warga negara Pertimbangan hakim terdiri dari dua
Indonesia wajib memahami serta menjaga pertimbangan, yaitu pertimbangan yuridis
tingkah laku sesuai dengan pedoman dan pertimbangan sosiologis. Pertimbangan
hukum yang ada. yuridis memiliki empat dasar pemberatan,
antara lain: (a) dasar pemberatan pidana
Dampak Penganiayaan dalam umum; (b) dasar pemberatan pidana
Kehidupan Korban khusus; (c) dasar yang menyebabkan
Dampak penganiayaan yang dialami diperingannya pidana umum; dan (d) dasar
korban akan berhujung pada kehidupan yang menyebabkan diperingannya pidana
korban kedepannya. Dalam laman media khusus.
online, terdapat empat dampak kekerasan

4
Lebih lanjut untuk pertimbangan penelitian lapangan dan penelitian
sosiologis, antara lain: (a) kesalahan kepustakaan.
terdakwa atau pelaku; (b) motif dan tujuan
melakukan tindak pidana; (c) cara HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan tindak pidana; (d) sikap batin Posisi Kasus
membuat tindak pidana; (e) riwayat hidup Pada tanggal 24 Juli 2020 sekitar pukul
dan keadaan sosial ekonomi terdakwa; (f) 02.00 WIB atau setidak-tidaknya pada
sikap dan tindakan pembuat setelah waktu lain di bulan Juli tahun 2020
melakukan tindak pidana; (g) pengaruh bertempat didepan kantor ekspedisi logistik
tindak pidana terhadap masa depan pelaku; wilayah Perak Timur Kecamatan Pabean
(h) pandangan masyarakat terhadap tindak Cantikan Kota Surabaya atau setidak-
pidana; (i) pandangan masyarakat terhadap tidaknya di tempat lain yang termasuk
korban atau pelaku; dan (j) pengaruh tindak wilayah hukum Pengadilan Negeri Tanjung
pidana terhadap masa depan korban. Perak telah terjadi tindak kekerasan atau
ancaman kekerasan, atau penganiayaan
METODE PENELITIAN oleh terdakwa BENY alias AFFLU
Jenis dan Sumber Data terhadap korban IRWAN (security) yang
Jenis data yang digunakan adalah data mengakibatkan rasa sakit, luka, atau
kualitatif yaitu data yang bersifat bukan merugikan kesehatan orang lain. Perbuatan
angka melainkan dengan uraian kalimat terdakwa tersebut dilakukan dengan cara
berdasarkan hasil dan fakta yang ada di memukul pelipis sebelah kanan
masyarakat. Lebih lanjut untuk sumber menggunakan benda tumpul, memukul
data, penulis menggunakan dua jenis rahang bawah sebelah kiri menggunakan
sumber data yaitu data primer (wawancara, tangan kosong, dan memukul serta
data langsung di lapangan, dan bahan menendang perut korban yang
hukum Pasal 351 Ayat (2) KUHP) dan data mengakibatkan korban mengalami
sekunder (hasil kajian pustaka, buku, kesakitan serta mengeluarkan darah.
literature, jurnal, media sosial, dan bahak
literature lainnya). Dakwaan
1. Dakwaan primair, yakni termuat dalam
Teknik Pengumpulan Data Pasal 351 Ayat (2) KUHP yang
Dalam penulisan skripsi ini, berbunyi "jika p“rbuatan itu
pengumpulan data menggunakan teknik menyebabkan luka berat, maka yang

5
bersalah diancam dengan pidana 2. Menjatuhkan pidana terhadap
penjara paling lama lima tahun”. terdakwa, dengan pidana penjara
2. Dakwaan subsidair, yakni Pasal 351 selama sebelas bulan.
Ayat (1) KUHP. Penggunaan dakwaan 3. Menetapkan masa penahanan yang
subsidair tersebut bertujuan untuk telah dijalani terdakwa dikurangkan
mengantisipasi bilamana perbuatan seluruhnya dari pidana yang
terdakwa tidak menyebabkan luka dijatuhkan.
berat sehingga dapat membuat 4. Menetapkan agar terdakwa dibebani
terdakwa lepas dari tuntutan hukum membayar biaya perawatan korban
yang harus dipertanggungjawabkan. selama enam bulan sebesar mufakat
antar pihak keluarga.
Tuntutan Jaksa Penuntut Umum
MENUNTUT KESIMPULAN DAN SARAN
1. Menyatakan bahwa terdakwa terbukti Kesimpulan
bersalah melakukan tindak pidana Penerapan ketentuan pidana materiil
“penganiayaan yang mengakibatkan oleh Jaksa Penuntut Umum dan Hakim
luka berat” sebagaimana yang diatur dalam perkara Nomor
dalam pasal 351 Ayat (2) KUHP. 14/Pid.Sus/2020/PN.TgPrk yaitu ketentuan
2. Menjatuhkan pidana terhadap pidana sesuai dengan hasil dari penyidikan
terdakwa, dengan pidana penjara yang dilakukan oleh pihak penyidik dan
selama dua tahun. realita yang ada. Putusan yang dijatuhkan
3. Membebankan agar terdakwa dibebani memiliki dasar dari alat bukti berupa
membayar biaya ganti rugi perawatan keterangan saksi, hasil visum, barang bukti,
selama enam bulan. dan keterangan terdakwa, sehingga
membuat terdakwa patut dijatuhi
Amar Putusan persidangan. Penerimaan dakwaan primair
MENGADILI oleh Hakim dengan Pasal 351 Ayat (2)
1. Menyatakan bahwa terdakwa bersalah KUHP semakin kuat menjerat terdakwa
terbukti secara sah dan meyakinkan serta putusan diberlakukan dengan seadil-
bersalah melakukan tindak pidana adilnya. Hal tersebut dikarenakan
“penganiayaan yang menyebabkan memenuhi unsur Pasal 351 Ayat (2) KUHP
luka berat”. yang mana dalam kasusnya terdapat luka
berat pada korban dengan dibuktikan hasil
visum, rawat jalan, surat perawatan

6
pemulihan tubuh, serta kerugian ekonomi G. Widiartana. 2014. Viktimologi Perpektif
Korban Dalam Penanggulangan
yang dialami korban. Kejahatan. Yogyakarta: Cahaya Atma
Pustaka.
Hamzah, Andi. 2008. Hukum Acara Pidana
Saran Indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika.
1. Masyarakat sebagai lapisan terdekat I Gusti Ngurah Parwata. 2017. Bahan Ajar
agar lebih meningkatkan kerjasama Mata Kuliah Victimologi Peranan Korban
Terjadinya Kejahatan. Denpasar.
keamanan sehingga mampu Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1997.
Jakarta: Balai Pustaka.
menghasilkan tindakan yang efektif Leden, Marpaung. 2008. Asas – Teori –
untuk mencegah lahirnya tindak pidana Praktik Hukum Pidana. Jakarta: Sinar
Grafika.
serupa. Marpaung, Leden. 2002. Tindak Pidana
Terhadap Nyawa dan Tubuh
2. Penegak hukum perlu menerapkan
(Pemberantas dan Prevensinya). Jakarta:
penerapan hukum yang ketat dalam Sinar Grafika.
Meliala, Adrianus, dkk. 2013. Diskresi
menyelesaikan sebuah kasus di Kepolisian: Dalam Tinjauan Hukum dan
masyarakat, serta meningkatkan Implementasinya di Lapangan. Jakarta:
Kompolnas. Hlm 37
bantuan pihak penegak hukum untuk Moeljatno. 2002. Asas-asas Hukum Pidana.
Jakarta: Rineka Cipta.
melakukan pengawasan malam secara Nasution. 2001. Metode Research (Penelitian
berkala untuk mengurangi terjadinya Ilmiah). Jakarta: Buana Aksara.
Poerdarminto. 2003. Kamus Umum Bahasa
tindak pidana yang serupa. Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Prakoso, Djoko. 1988. Hukum Penitensier di
3. Penulis selanjutnya dengan melakukan Indonesia. Yogyakarta: Liberty
pembahasan yang serupa, perlu kiranya Yogyakarta.
Prasetyo, Teguh. 2012. Hukum Pidana.
dapat memperhatikan faktor lain yang Rajawali Press Jakarta.
Prodjodikoro, Wirjono.1981. Azas-azas
berkaitan dengan kasus penganiayaan,
Hukum Pidana Indonesia. Jakarta: Eresco.
serta lebih memaksimalkan penguraian Raharjo, Satijipto. 2000. Ilmu Hukum.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
dari rumusan masalah dalam Ranumeharjo, R Atang. 1983. Hukum Acara
pembahasan skripsi. Pidana. Bandung: Tarsito.
Sadewo, Yuri. 2013. Skripsi Perbedaan
kecepatan kesembuhan luka insisi antara
olesan gel lidah buaya (aloe vera) dan
DAFTAR PUSTAKA olesan ekstrak etanolik rimpang kunyit
Buku (curcuma longa linn.) Pada tikus putih
Badan Diklat Kejaksaan RI. 2019. (rattus norvegicus). Yogyakarta: UMY
Pendidikan dan Pelatuhan Pembentukan Sianturi. 1983. Tindak Pidana di KUHP
Jaksa 2019, Modul Hukum Acara Pidana. Berikut Uraiannya. Jakarta: Alumni
Jakarta: Badiklat Kejaksaan RI. AHM-PTHM.
Skinner, B.F. 1938. The Behavior of
Frans Maramis. 2013. Hukum Pidana Umum
dan Tertulis di Indonesia. Jakarta: Raja Organisms.
Grafindo Persada. Soekanto, Soerjono. 1984. Pengantar
Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.

7
Susanto. 1995. Kriminologi. Semarang: Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
UNDIP Press. Kesehatan. Surabaya: UBHARA.
Tongat. 2003. Hukum Pidana Materiil:
Tinjauan Atas Tindak Pidana Terhadap Media
Subjek Hukum dalam KUHP. Jakarta: http://M.HukumOnline.com/13 April 2015/ ,
Djambatan. diakses tanggal 20 Desember 2020.
Tongat. 2009. Dasar-Dasar Hukum Pidana https://m.merdeka.com/sumut/regulasi-adalah-
dalam Perspektif Pembaharuan. Malang: seperangkat-peraturan-untuk-
UMM Perss. mengendalikan-berikut-selengkapnya-
kln.html , diakses tanggal 25 Maret 2021.
Peraturan Perundang-Undangan http://perlindunganhukum-suduthukum.com/,
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal diakses tanggal 16 Maret 2021.
351 KUHP Teguh, Syuhada. 2017. Tindak Pidana Perat
LP-B/251/VII/2020/RESKRIM/POLRES Terhadap Anak. Media.neliti.com.
PELABUHAN TG PERAK/26 JULI 2020
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Tentang Perlindungan Anak.
R. Soesilo. Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal.
Bogor: Politeia.

Jurnal Atau Penelitian Lain


Dr. Ratna Puspitasari, M.Pd. 2017. Jurnal
Manusia Sebagai Makhluk Sosial.
Fitriani, Nurindah Eka. 2017. Skripsi
Tinjauan Yuridis Tindak Pidana
Penganiayaan Terhadap Anak yang
Mengakibatkan Luka Berat (Studi Kasus
Putusan Nomor 7/Pid.Sus/2015/PN.Tka).
Makassar: Universitas Hasanuddin.
Nurjayadi, Andi Sitti Adawiyah. 2014.
Skripsi Analisis Yuridis Terhadap Delik
Penganiayaan yang Menyebabkan Luka
Berat (Studi Kasus Putusan No.
744/Pid.B/ 2013/ PN.Mks.). Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. Jurnal
Penegakan Hukum.
Rachmanto, Arief. 2018. Jurnal Penegakan
Hukum Tindak Pidana Penganiayaan
Yang Mengakibatkan Luka-Luka Yang
Dilakukan Suporter Bola (Studi Kasus di
Gresik). Undergraduate (S1) Thesis,
University of Muhammadiyah Malang.
Setiono. 2004. Journal Rule Of Law
(Supremasi Hukum). Surakarta Magister
Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret.
Sudarto. 1990. Hukum Pidana 1. Semarang:
Yayasan Sudarto Fakultas Hukum UNDIP
Semarang.
Wirasani, Akbar. 2020. Skripsi Tindak Pidana
Peredaran Kosmetik Ilegal di Wilayah
Kota Mojokerto Ditinjau Dari Undang-

Anda mungkin juga menyukai