Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion

Edisi 6, Volume 2, Tahun 2014

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PROSES PERSIDANGAN


PERKARA TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN
OLEH ANAK
(Studi Kasus Putusan No. 164/Pid.B/2008/PN.PL)

TRYANTO / D 101 08 234

ABSTRAK
Setiap anak yang lahir pasti dalam keadaan suci, maka dari itu pengaruh
dari orang tua dan lingkungan yang akan menjadi salah satu faktor utama
dalam hal membentuk karakter anak itu nantinya.Berbagai jenis kejahatan
seperti sindikat penjualan narkoba, penjualan VCD porno, pencopet hingga
penganiayaan bahkan pembunuhan yang dulunya didengar hanya dilakukan
oleh orang dewasa saat ini sudah tidak lagi menjadi monopoli orang dewasa
saja akan tetapi juga telah banyak dilakukan oleh anak - anak yang
seharusnya duduk dibangku sekolah untuk mengenyam pendidikan demi masa
depan yang cerah nantinya, sekarang malah menjadi pelaku (offender) dalam
berbagai macam tindak kriminal.

Kata Kunci : Persidangan Tindak Pidana yang dilakukan oleh anak

I. PENDAHULUAN nantinya, sekarang malah menjadi pelaku


A. Latar Belakang (offender) dalam berbagai macam tindak
Setiap anak yang lahir pasti dalam kriminal.
keadaan suci, maka dari itu pengaruh dari Fenomena seperti ini telah menjadi
orang tua dan lingkungan yang akan menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian, akan
salah satu faktor utama dalam hal membentuk tetapi sangat disayangkan ditengah maraknya
karakter anak itu nantinya, Baik atau buruknya fenomena tersebut, malah menganggapnya
karakter seorang anak akan tergantung dari sebagai sesuatu hal yang lumrah sehingga
bagaimana didikan yang diberikan oleh orang tanpa sadar kita telah membuka peluang bagi
tuanya dan bagaimana faktor lingkungan tumbuhnya dunia kejahatan dilingkungan yang
sekitarnya. Dalam kenyataan yang dihadapi dianggap sebagai tempat yang aman bagi
saatini, permasalahan mengenai anak sudah perkembangan kepribadian anak-anak.
sangat memilukan hati dan mengkhawatirkan, B. Rumusan Masalah
bahkan telah pada titik nadir yang Berdasarkan uraian latar belakang
mengkhawatirkan. masalah diatas, maka penulis merumuskan
Anak sebagai salah satu anugerah yang masalah yang akan menjadi inti penelitian
seharusnya dipelihara, dilindungi, dan dibina sebagai berikut :
malah menjadi bagian dari dunia kriminal. 1. Bagaimanakah proses persidangan terhadap
Berbagai jenis kejahatan seperti sindikat tindak pidana penganiayaan yang dilakukan
penjualan narkoba, penjualan VCD porno, oleh anak khususnya dalam perkara
pencopet, hingga penganiayaan bahkan Putusan No. 164/Pid.B/2008/PN Palu?
pembunuhan yang dulunya didengar hanya 2. Kendala-kendala apakah yang dihadapi
dilakukan oleh orang dewasa saat ini sudah dalam pemeriksaan perkara tindak pidana
tidak lagi menjadi monopoli orang dewasa penganiayaan yang dilakukan oleh anak,
saja akan tetapi juga telah banyak dilakukan khususnya dalam perkara No.
oleh anak - anak yang seharusnya duduk 164/Pid.B/2008/PN. Palu?
dibangku sekolah untuk mengenyam II. PEMBAHASAN
pendidikan demi masa depan yang cerah A. Pengertian Tindak Pidana.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 6, Volume 2, Tahun 2014

Sarjana hukum Indonesia membedakan Sifat-sifat dari unsur-unsur pidana


istilahhukuman dan pidana yang dalam bahasa berdasarkan atas tujuan pemidanaan tersebut,
Belanda hanya dikenal dengan satu istilah yaitu :
untuk keduanya, yaitu straf. Istilah hukuman 1. Kemanusiaan, dalam artian bahwa
adalah istilah umum untuk segala macam pemidanaan tersebut menjunjung tinggi
sanksi baik perdata, administrative, disiplin harkat dan martabat seseorang.
dan pidana. Sedangkan istilah pidana diartikan 2. Edukatif, dalam artian bahwa pemidanaan
sempit berkaitan dengan hukum pidana, itu mampu membuat orang sadar
sebagaimana yang dikemukakan oleh sepenuhnya atas pebuatan yang dilakukan
M.Sholehuddin1. dan menyebabkan ia mempunyai sikap jiwa
Pidana dipandang sebagai suatu nestapa yang positif dan konstruktif bagi usaha
yang dikenakan kepada pembuat karena penanggulangan kejahatan.
melakukan suatu delik. Ini bukan merupakan 3. Keadilan, dalam artian bahwa pemidanaan
tujuan akhir tetapi tujuan terdekat. Inilah tersebut dirasakan adil (baik oleh terhukum
perbedaan pidana antara pidana dan tindakan maupun oleh korban ataupun
karena tindakan dapat berupa nestapa juga, masyarakat).Tujuan Pemidanaan haruslah
tetapi bukan tujuan. Tujuan akhir pidana dan bersifat integratif, yaitu :
tindakan dapat menjadi satu, yaitu 1) Perlindungan masyarakat;
memperbaiki pembuat. 2) Memelihara solidaritas masyarakat;
Muladi dan Barda Nawawi Arief 3) Pencegahan ( umum dan khusus );
menyimpulkan, bahwa pidana mengandung 4) Pengimbalan / pengimbangan.
unsur-unsur atau ciri-ciri sebagai berikut :2 Dalam masalah pemidanaan dikenal dua
1) Pidana itu hakekatnya merupakan suatu system atau cara yang biasa diterapkan mulai
pengenaan penderitaan atau nestapa atau dari jaman Wetboek van Strafrecht Belanda
akibat-akibat lain yang tidak sampai dengan sekarang yang diatur dalam
menyenangkan; KUHP, yaitu :
2) Pidana itu diberikan dengan sengaja oleh a. Bahwa orang dipenjara harus menjalani
orang atau badan yang mempunyai pidananya dalam tembok penjara. Ia harus
kekuasaan ( oleh yang berwenang ); disingkan dari masyarakat ramai dan
3) Pidana itu dikenakan pada seseorang yang terpisah dari kebiasaan hidup sebagaimana
telah melakukan tindak pidana menurut layaknya mereka yang bebas. Pembinaan
undang-undang. bagi terpidana juga harus di lakukan di
Sementara itu yang dimaksud dengan belakang tembok penjara.
pemidanaan adalah tindakan yang diambil b. Bahwa selain narapidana dipidana, mereka
oleh hakim untuk memidana seorang terdakwa juga harus dibina untuk kembali
sebagaimana yang dikemukakan oleh M. bermasyrakat atau rehabilitassi /
Sholehuddin adalah: resosialisai.
Tujuan pemidanaan harus sesuai dengan B. Pengertian dan Jenis-Jenis Delik
politik hukum pidana dimana harus Penganiayaan.
diarahkan kepada perlindungan masyarakat a. Pengertian Penganiayaan.
dari kesejahteraan serta keseimbangan dan Dari segi tata bahasa, penganiayaan
keselarasan hidup dengan memperhatikan adalah suatu kata jadian atau kata sifat yang
kepentingan masyarakat/Negara, korban, berasal dari kata dasar “aniaya” yang
dan pelaku3. mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”
sedangkan kata penganiayaan itu sendiri
1
M. Sholehuddin,. Sistem Sanksi dalam Hukum adalah suatu kata benda yang berasal dari
Pidana.: Rajagrafindo Persada, Jakarta 2004, hlm. 60- kata “aniaya” yang menunjukkan subyek
61. atau pelaku penganiayaan itu.Lebih lanjut
2
Muladi dan Barda Nawawi Arif, Teori dan R.Soesilomemberikan penjelasan tentang
kebijakan pidana, alumni Bandung 2005, hlm, 157
3
Sholehudin, M. Op.cit, hlm. 59 pengertian Penganiayaan sebagai berikut :
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 6, Volume 2, Tahun 2014

“Perasaan tidak enak misalnya meskipun operasi itu melukai tubuh atau
mendorong terjun sekali sehingga basah. menyebabkan perasaan sakit pada tubuh
rasa sakit misalnya mencubit, memukul pasien tersebut.
dan merampas. Luka misalnya mengiris, b. Jenis-jenis Delik Penganiayaan.
memotong, merusak dengan pisau dan Delik penganiayaan atau dikenal
merusak dengan kesehatan misalnya Mishandelling, dapat dijumpai dalam Buku
orang sedang tidur dan berkeringat II Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
dibukakan kamarnya sehingga (KUHP) Bab XX, yang diatur mulai dari
menyebabkan ia masuk angin, kesemua Pasal 351 sampai dengan 358 Kitab
ini harus dilakukan dengan sengaja dan Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
tidak ada maksud yang patut atau Menurut Adam Chazawi jenis-jenis
melewati batas yang diizinkan”4. penganiayaan Sesuai dengan yang ada
Selanjutnya Andi Hamzah5 dalam Buku KitabUndang-Undang Hukum
menyatakan bahwa : Pidana (KUHP) Yakni sebagai berikut:
“Dengan sengaja merusak kesehatan 1. Penganiayaan Biasa
orang”. Kalau demikian, maka Jenis penganiayaan biasa diatur
penganiayaan itu tidak mesti berarti dalam Pasal 351 Kitab Undang-Undang
melukai orang. Membuat orang tidak Hukum Pidana (KUHP), dimana
bisa bicara, membuat orang lumpuh berbunyi sebagai berikut :
termasuk dalam pengertian ini. a) Penganiayaan dihukum dengan
Penganiayaan bisa berupa pemukulan, hukuman penjara selama-lamanya
penjebakan, pengirisan, membiarkan dua tahun delapan bulan atau pidana
anak kelaparan, memberikan zat, luka, denda paling banyak empat ribu lima
dan cacat”. ratus rupiah (Rp 4.500).
Jadi kesimpulannya ialah bahwa b) Jika perbuatan mengakibatkan luka
untuk menyebut seseorang itu telah berat, sitersalah dihukum penjara
melakukan penganiayaan terhadap orang paling lama lima tahun.
lain, maka orang tersebut harus mempunyai c) Jika perbuatan itu menjadikan mati
kesengajaan (opzetelijk) untuk : orangnya, dia dihukum penjara
1) Menimbulkan rasa sakit pada orang lain; selama-lamanya tujuh tahun.
2) Menimbulkan luka pada tubuh orang d) Dengan penganiayaan disamakan
lain atau; merusak kesehatan orang dengan
3) Merugikan kesehatan orang lain; sengaja.
Dengan kata lain, untuk menyebut e) Percobaan untuk melakukan
seseorang telah melakukan penganiayaan, kejahatan ini tidak dapat dihukum.
maka orang itu harus mempunyai 2. Penganiayaan Ringan
kesengajaan yang ditunjukkan pada Penganiayaan ringan diatur dalam
perbuatan untuk menimbulkan rasa sakit Pasal 352KUHPidana, R.Soesilo yang
pada orang lain atau untuk menimbulkan berbunyi sebagai berikut:
luka pada tubuh orang lain ataupun untuk 1. Selain dari pada apa yang tersebut
merugikan kesehatan orang lain. kalau dalam Pasal 353 dan 356, maka
tidak ada maksud demikian. Misalnya penganiayaan yang tidak menjadikan
seorang dokter ahli bedah memotong sakit atau halangan untuk melakukan
lengan pasien, maka tidaklah dapat jabatan atau pekerjaan sebagai
dikatakan sebagai “penganiayaan” penganiayaan ringan, dihukum
penjara selama-lamanya tiga bulan
atau denda sebanyak-banyak Rp
4
R.Soesilo, KitabUndang-Undang Hukum 4.500 (empat ribu lima ratus rupiah).
Pidana (KUHP), Politea, Bogor 1995, hlm.245. Hukuman ini boleh ditambah dengan
5
Andi hamzah,Hukum Acara Pidana Indonesia,
CV.sapta Artha, jakarta, 2005,hlm,69. sepertiganya, bila kejahatan itu
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 6, Volume 2, Tahun 2014

dilakukan terhadap orang yang tentang pengertian anak dan ruang lingkupnya
bekerja padanya, atau yang ada sebagai pelaku tindak pidana yang diatur
dibawah perintahnya. berdasarkan ketentuan Undang-Undang No.3
2. Percobaan untuk melakukan Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
kejahatan ini tidak dapat dihukum6. Ada 2 kategori perilaku anak yang
3. Penganiayaan yang direncanakan lebih membuat ia berhadapan dengan hukum, yaitu:
dahulu 1. status offender adalah perilaku kenakalan
Penganiayaan yang direncanakan anak yang apabila dilakukan oleh orang
lebih dahulu diatur dalam Pasal dewasa tidak dianggap sebagai kejahatan,
353KUHPidana. Adapun bunyi Pasal seperti tidak menurut, membolos sekolah,
353 pidana sebagai berikut : atau kabur dari rumah.
1) Penganiayaan yang dilakukan dengan 2. juvenile delinquency adalah perilaku
direncanakan terlebih dahulu kenakalan anak yang apabila dilakukan
dihukum penjara selama-lamanya oleh orang dewasa dianggap kejahatan atau
empat tahun. pelanggaran hukum.
2) Jika perbuatan itu menjadikan luka Dalam Undang-Undang Pengadilan
berat, sitersalah dihukum penjara Anak No.3 Tahun 1997, yang dimaksud
selama-lamanya tujuh tahun. dengan anak sebagai tindak pidana adalah
3) Jika peperbuatan itu menjadikan “orang yang dalam perkara anak nakal telah
kematian orangnya ia dihukum mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum
penjara selama-lamanya sembilan mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan
tahun. pernah kawin”.Sedangkan anak nakal adalah :
4. Penganiayaan yang disengaja untuk a. Anak yang melakukan tindak pidana; atau
melukai Berat7. b. Anak yang melakukan peraturan
Penganiayaan yang disengaja perundang-undangan maupun menurut
untuk melukai berat diatur peraturan hukum lain yang hidup dan
dalamPasal354 KUHPidana : berlaku dalam masyarakat yang
1. Barang siapa dengan sengaja melukai bersangkutan.
berat orang lain, dihukum karena c. Undang-Undang No.4 Tahun 1979 Tentang
menganiaya berat, dengan hukuman Kesejahteraan Anak.
penjara selama-lamanya delapan d. Peraturan-Peraturan Perserikatan Bangsa-
tahun. Bangsa Bagi Perlindungan Anak yang
2. Jika perbuatan itu menjadikan kehilangan kebebasaanya, Res.No.45/113
kematian orangnya, sitersalah Tahun 1990.
dihukum penjara selama-lamanya D. Ketentuan Khusus Hukum Acara
sepuluh tahun8. Peradilan Anak Menurut UU No. 3
C. Pengertian Anak Sebagai Pelaku Tindak Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak.
Pidana dalam Undang-Undang RI No. 3 Anak merupakan bagian dari generasi
Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. muda penerus cita-cita bangsa yang patut
Secara umum ada berbagai konsep dan diberikan pembinaan dan perlindungan dalam
batasan berbeda mengenai pengertian anak. raka menjamin pertumbuhan dan
Masing-masing konsep tersebut bergantung perkembangan fisik, mental dan social secara
pada konteks apa anak tersebut menjadi objek utuh. Untuk itu diperlukan berbagai dukungan
pembahasan. Dan konteks pembahasan yang untuk menjamin perlindungan anak, baik yang
akan diuraikan pada pembahasan ini adalah menyangkut kelembagaan maupun perangkat
hukum hingga mendorong diterbitkannya
6
R. Soesilo. Op.cit. hlm, 245. ketentuan khusus mengenai penyelenggaraan
7
Chazawi, Adami. Kejahatan Terhadap Tubuh pengadilan khusus bagi anak-anak yang
dan Nyawa. Jakarta, 2000, hlm. 7. tersangkut kasus pidana.Secara umum proses
8
R. Sugandhi. KUHP Dengan Penjelasannya.
Usaha Nasional, Surabaya, 1991. Hlm 246 berbicara bagi anak yang diatur dalam UU
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 6, Volume 2, Tahun 2014

Pengadilan Anak tidak jauh berbeda dengan pendidikan, dan kehidupan sosial
proses berbicara biasa yang diterangkan dalam anak; dan
KUHAP, hanya saja pihak-pihak yang terkait 2) Kesimpulan atau pendapat dari
didalamnya telah di didik dan diberi pembimbing kemasyarakatan.
pengetahuan khusus agar dapat menerapkan Contoh laporan pembimbing
cara yang berbeda dengan menangani kriminal kemasyarakatan biasanya disusun
biasa. Segala unsur system peradilan pidana dengan memuat hal-hal sebagai berikut:
yang terkait didalam penanganan kasus-kasus a. Identitas: klien, orang tua dan
kenakalan anak dikenal dengan istilah Juvenile susunan keluarga dalam satu rumah;
justice sistem. Unsur-unsur tersebut. b. Masalah;
1. Polisi, sebagai institusi formal ketika anak c. Riwayat hidup klien;
nakal pertama kali bersentuhan dengan d. Tanggapan klien terhadap masalah
sistem pengadilan, yang juga akan yang dialaminya;
menetukan apakah anak akan dibebaskan e. Keadaan keluarga;
atau diproses kepengadilan anak. f. Keadaan lingkungan masyarakat;
2. Jaksa dan lembaga pembebasan bersyarat, g. Tanggapan pihak keluarga,
yang juga akan dibebasakan atau diproses masyarakat dan pemerintah setempat;
ke pengadilan anak. h. Kesimpulan dan saran9.
3. Pengadilan anak, yakni tahapan ketika anak 2. Sidang Dibuka Dan Dinyatakan Tertutup
ditetapkan dalam pilihan-pilihan, mulai dari Untuk Umum.
dibebaskan sampai dimasukkan dalam Hakim anak yang bertugas,
institusi penghukuman. mengetokkan palu sebanyak 3 (tiga) kali
4. Petugas pembimbing kemasyarakatan. dengan menyatakan “Sidang Dibuka Dan
5. Instutusi penghukuman. Dinyatakan Tertutup Untuk Umum” hal ini
E. Proses Persidangan Terhadap Tindak merupakan suatu rangkaian yang wajib
Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan dilakukan dan memang ditentukan dalam
Oleh Anak. Pasal 153 ayat (3) KUHAP dan Pasal 57 ayat
Secara umum proses pemeriksaan sidang (1) Undang-Undang pengadilan Anak
pengadilan anak mengikuti proses acara yang sehingga pelanggaran terhadap ketentuan ini
diatur dalam KUHAP kecuali hal-hal tertentu berakibat putusan menjadi batal demi hukum.
yang diatur secara khusus dalam Undang- Persidangan yang tertutup untuk umum
Undang Pengadilan Anak. Proses pemeriksaan digambarkan dengan tertutupnya semua pintu
sidang pengadilan anak adalah sebagai ruangan sidang.Setelah pernyataan tersebut
berikut: diucapkan, hakim memanggil masuk terdakwa
1. Laporan pembimbing kemasyarakatan. beserta orangtuanya, wali, atau orang tua asuh,
Hal yang berbeda dari pengadilan anak penasehat hukum dan pembimbing
adalah adanya laporan pembimbing kemasyarakatan (pasal 57 Undang-Undang
kemasyarakatan sebelum sidang dibuka Perlindungan Anak).
mengenai hasil penelitian kemasyarakatan 3. Pemeriksaan Identitas Terdakwa.
mengenai anak yang bersangkutan. Hal ini Setelah hakim memanggil masuk
diatur dalam Pasal 56 Undang-Undang terdakwa beserta orang tua, wali atau orang
Pengadilan Anak: tua asuh, penasehat hakim dan pembimbing
a. Sebelum sidang dibuka, hakim kemasyarakatan, selanjutnya mereka duduk
memerintahkan agar pembimbing pada tempat yang disediakan di ruang sidang
kemasyarakatan menyampaikan hasil kecuali terdakwa untuk sementara duduk di
penelitian kemasyarakatan mengenai kursi pemeriksaan guna memberikan
anak yang bersangkutan.
b. Laporan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) berisi: 9
Supramono, Gatot. Hukum Acara Peradilan
1) Data individu anak, keluarga, Anak. Jambatan, Jakarta, 2005, hlm, 68.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 6, Volume 2, Tahun 2014

keterangan mengenai identitasnya10. pada pasal diatas merupakan syarat materil


Pemeriksaan identitas terdakwa, diatur sehingga apabila dakwaan tidak memenuhi
dalam Pasal 155 ayat (1) KUHAP. Cara ketentuan ini maka dinyatakan batal demi
pemeriksaan identitas tersebut dilakukan oleh hukum (Pasal 143 ayat (2) KUHAP). Dalam
hakim ketua sidang dengan menanyakan membuat surat dakwaan penuntut umum dapat
kepada terdakwa tentang nama lengkap, menyusun secara tunggal, subsidaritas,
tempat lahir, umur atau tanggal lahir, agama alternatif, atau kumulatif, hal ini tergantung
dan pekerjaannya serta mengingatkan pada hasil penyidikan yang tertuang dalam
terdakwa agar memperhatikan segala sesuatu penuntutan.Setelah surat dakwaan dibacakan,
yang didengar dan dilihatnya di sidang. maka ketua sidang akan menanyakan kepada
Menurut Yahya Harahap pemeriksaan terdakwa apakah isi surat dakwaan sudah
identitas ini untuk memberi kepastian kepada terang. Jika masih belum jelas maka ketua
hakim bahwa terdakwa yang sedang diperiksa sidang dapat meminta penuntut umum untuk
dalam perkara ini adalah orang yang tepat menjelaskannya. Kalau diurutkan proses
sehingga tidak ada lagi kekeliruan terhadap pembacaan surat dakwaan dapat kita ringkas
terdakwa11. sebagai berikut :
4. Pembacaan Surat Dakwaan Oleh Penuntut a. Atas permintaan ketua sidang, penuntut
Umum Anak umum membacakan surat dakwaan.
pembacaan surat dakwaan pada b. Kemudian ketua sidang menyatakan
pengadilan anak sama halnya dengan kepada terdakwa apakah ia sudah
pengadilan umum. Hanya saja penuntut umum mengerti sepenuhnya akan isi surat
yang bertugas melakukan penuntutan adalah dakwaan.
penuntut umum anak yang telah memiliki c. Apabila terdakwa belum mengerti ketua
pengalaman dalam penuntutan tindak pidana sidang meminta penuntut umum untuk
yang dilakukan oleh orang dewasa dan memberi penjelasan sepenuhnya.
mempunyai minat dan bakat, dedikasi, dan d. Atas permintaan itu, penuntut umum
memahami masalah anak. Menyangkut surat “wajib” memberikan penjelasan yang
dakwaan yang dibuat harus memenuhi syarat diperlukan13.
formil dan materil. Mengenai syarat surat 5. Tanggapan Terhadap Surat Dakwaan.
dakwaan diatur pada Pasal 143 ayat (2) Terdakwa atau penasehat hukum diberi
KUHAP yang berbunyi: kesempatan untuk menaggapi surat dakwaan
Penuntut umum membuat surat dakwaan apakah diterima atau tidak dapat diterima atau
yang diberi tanggal dan ditanda tangani serta ditolak. Pasal 156 ayat (1) KUHAP mengatur
berisi: bahwa terdakwa atau penasihat hukumnya
a) Nama lengkap, tempat lahir, umur atau dapat mengajukan keberatan bahwa
tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, pengadilan tidak berwenang mengadili
tempat tinggal, agama dan pekerjaan perkaranya atau surat dakwaan tidak dapat
tersangka. diterima atau surat dakwaan harus dibawakan.
b) Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap Pengertian keberatan atau eksepsi
mengenai tindak pidana yang adalah( Yahya Harahap, 2002:118):
didakwakan dengan menyebutkan waktu a) Tangkisan (plead) atau pembelaan yang
dan tempat tindak pidana lakukan12. tidak mengenai atau tidak ditujukan
Ketentuan huruf a pada Pasal di atas terhadap materi surat dakwaan.
merupakan syarat formil yaitu menyangkut b) Tetapi keberatan atau pembelaan
identitas terdakwa. Sedangkan pada huruf b ditujukan terhadap cara formal yang
melekat pada surat dakwaan14.
10
Ibid, hlm. 78. 6. Pemeriksaan Saksi.
11
Yahya Harahap,Pembahasan Permasalahan
dan Penerapan KUHAP , Sinar Grafika, Jakarta, 2002,
13
hlm, 189. Yahaya Harahap,Op.cit, hlm. 191.
12 14
Supramono. Gatot, Op.cit, hlm 58 Ibid, hlm. 118.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 6, Volume 2, Tahun 2014

Proses selanjutnya adalah pemeriksaan perlindungan anak ; Kedua, kurangnya


saksi, dengan hadirnya terdakwa pada hari, koordinasi antara instansi terkait sehingga
tanggal yang telah ditentukan dilanjutkan prosespersidangan tidak berjalan
dengan pemeriksaan identitas terdakwa, sebagaimana mestinya ; Ketiga, seringnya
memperingatkan terdakwa untuk sidang ditunda disebabkan pemeriksaan
memperhatikan segala sesuatu yang didengar saksi yang begitu banyak sehingga preoses
dan dilihatnya dalam persidangan, kemudian persidangan membutuhkan waktu yang
disusul dengan pembacaan surat dakwaan oleh lama.
penuntut umum, tahap selanjutnya memeriksa B. Saran
saksi, apabila terdakwa atau penasihat 1. Memberikan bantuan hukum terhadap
hukumnya tidak mengajukan eksepsi atau pelaku tindak pidana yang dilakukan oleh
eksepsi yang diajukan ditolak oleh hakim.Pada anak secara cuma-cuma (prodeo) agar
pengadilan anak, hal-hal yang menyangkut dalam proses persidangan psikis anak tetap
pemeriksaan saksi tetap mengacu pada tenang dan tidak terguncang jiwanya.
KUHAP kecuali hal khusus yang diatur dalam 2. Meningkatkan pendidikan perlindungan
undang-undang pengadilan anak. Hal khusus anak kepada aparat penegak hukum agar
yang diatur dalam pengadilan anak mereka dapat memperlakukan anak selaku
menyangkut pemeriksaan saksi adalah bahwa pelaku tindak pidana dengan benar, dan
pada waktu memeriksa saksi, hakim dapat tidak menggangu kondisi kejiwaan sang
memerintahkan agar tedakwa dibawa keluar anak.
sidang (Pasal 58 ayat (1) undang-undang
pengadilan anak). Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari adanya hal yang mempengaruhi
jiwa anak. Yang tetap hadir diruang sidang
untuk mendengarkan keterangan saksi adalah
orang tua, wali, atau orang tua asuh, penasehat
hukum dan pembimbing kemasyarakatan.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses persidangan terhadap tindak pidana
penganiayaan yang dilakukan oleh anak
pada perkara No. 164/Pid.B/2008/PN. Palu
secara umum sudah sesuai dengan undang-
undang perlindungan anak. Diantaranya
telah terpenuhi hak untuk diperiksa dalam
suasana kekeluargaan, hak untuk
didampingi oleh pembimbing
kemasyarakatan. Namun hak untuk
didampingi oleh penasihat hukum tidak
dapat terpenuhi karena orang tua anak telah
membuat pernyataan untuk tidak bersedia
didampingi oleh penasehat hukum karena
mampu menghadapi sendiri.
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam
pemeriksaan perkara tindak pidana
penganiayaan yang dilakukan oleh anak,
pada umumnya adalah:
pertama, kurangnya sumber daya para
aparat penegak hukum mengenai masalah
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 6, Volume 2, Tahun 2014

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku
Chazawi, Adami. Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa. Rajawali Pers, Jakarta, 2000.
Hamzah, Andi. Hukum Acara Pidana Indonesia. CV. Sapta Artha, Jakarta, 2005.
Harahap M. Yahya. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP. Sinar Grafika,
Ed. 2. Cet, 4, Jakarta, 2002.
Muladi dan Arif Nawawi Barda. Teori-teori dan Kebijakan Pidana. Alumni Bandung,
2005.
Sholehuddin, M., Sistem Sanksi dalam Hukum Pidana.: Rajagrafindo Persada, Jakarta,
2004
Sugandhi, R., KUHP Dengan Penjelasannya. Usaha Nasional, Surabaya, 1991.
Supramono, Gatot. Hukum Acara Peradilan Anak. Jambatan: Jakarta, 2005.

B. Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

8
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 6, Volume 2, Tahun 2014

BIODATA

TRYANTO, Lahir di .........., .............................. Alamat Rumah Jalan


Dewi Sartika Nomor 110F Palu Sul-Teng, Nomor Telepon
+62...................., Alamat Email ........................................

Anda mungkin juga menyukai