Anda di halaman 1dari 1

1.

Bentuk - bentuk White Collar Crime Marshall Clinard dan Richard Quinney (1973) membagi white collar crime ke dalam dua bentuk yaitu corporate crime dan occupational crime. Corporate crime adalah kejahatan yang dilakukan oleh pekerja demi kepentingan korporasi atau perusahaan. Corporate crime memiliki cirri-ciri, yaitu merupakan organisasi yang secara resmi didirikan untuk mencari keuntungan financial, sebagai badan hukum yang dapat menguasai modal yang tidak dipengaruhi pengunduran diri pemiliknya, dan berstruktur hierarki dimana manajemen sebagai pengendali badan usaha lebih berperan dari pemegang saham. Occupational crime adalah kejahatan yang dilakukan secara individual untuk kepentingan pribadi sehubungan dengan pekerjaan mereka. Joann Miller mengkategorikan white collar crime dalam 4 bentuk. Pertama, organizational occupational crime yaitu kejahatan yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan. Kedua, government occupational crime yaitu kejahatan yang dilakukan atas nama pemerintah. Ketiga, professional occupational crime yaitu kejahatan terkait profesi. Terakhir, individual occupational crime yaitu kejahatan yang dilakukan oleh individu. Sedangkan Edelhertz (1970) membagi white collar crime dalam empat bagian. Pertama, kejahatan yang dilakukan secara individu dalam situasi khusus, contohnya pelanggaran pajak. Kedua, kejahatan dalam rangka melakukan pekerjaan dengan melanggar kewajiban untuk setia kepada atasan atau nasabah, contoh penggelapan uang nasabah. Ketiga kejahatan dalam rangka bisnis namun bukan kegiatan utama dalam bisnis, contohnya penyuapan. Keempat, kejahatan sebagai kegiatan utama, contohnya penipuan dalam asuransi, adanya undian kuis yang palsu atau pura-pura. Lalu Bloch dan Geis (1970) mengklasifikasikan white collar crime dalam lima bentuk. Pertama, kejahatan yang dilakukan secara individu oleh professional, contohnya seperti dokter. Kedua, kejahatan pekerja terhadap perusahaan, contohnya seperti korupsi dan penggelapan uang perusahaan. Lalu ketiga, kejahatan petugas pembuat kebijakan untuk perusahaan, contohnya kasus anti monopoli. Keempat, kejahatan perusahan terhdap masyarakat, contohnya seperti penipuan melalui iklan. Kelima, kejahatan pelaku bisnis terhadap klien/konsumennya, contohnya penipuan produk untuk konsumen.

Anda mungkin juga menyukai