muncul sewaktu-waktu. Sosok kejahatan tersebut, pada satu sisi akan sangat
menyenangkan dan berguna bagi kita, namun pada sisi lain akan dapat
menjebak kita untuk menjadi seorang pelaku kejahatan atau sebagai seorang
white collar criminal.
Adal layar yang sangat tipis yang memisahkan dua sisi di atas,
menikmati atau menghindari kemungkinan kita menjadi seorang white collar
criminal. Makin tipis layar tadi makin tidak jelas sesuatu itu baik atau tidak,
dan pada gilirannya akan lebih menambah sikap permisif masyarakat
terhadap kehadiran segala bentuk white collar criminal.
Suatu renungan tentang peristiwa kejahatan yang berbeda akan penulis
contohkan. Jika kita mendengar ada suatu perampokan atau perkosaan, kita
akan dengan leluasa dan antusias membicarakannya, entah mengutuk si
pelaku entah menerka-nerka latar belakang dilakukannya perampokan atau
perkosaan tersebut. Namun jika kita mendengar ada penyelewengan
perusahaan atau korupsi yang dilakukan oleh atasan kita di kantor, kita akan
malas membicarakan, karena kita anggap sudah wajar bila seseorang pejabat
dapat melakukan korupsi atau penyelewengan lain. Sikap yang demikian itu
jika berkembang terus di dalam masyarakat, maka akan lebih menyuburkan
timbulnya white collar crime itu sendiri.