Anda di halaman 1dari 8

PERADABAN SUKU MAYA

Oleh : I MADE SUSILA

IKIP PGRI BALI 2012

PERADABAN SUKU MAYA YANG PENUH KONTROVERSI

Sejarah Suku Maya Peradaban Suku Maya dalam catatan sejarahnya dimulai pada masa praklasik, berkembang di medio atau era klasik (sekitar 6,5 abad), dan bertahan sampai masa pasca klasik dimana ketika penjajahan dari Spanyol dilakukan sampai ke Yucatan. Peradaban ini muncul di wilayah Mesoamerika. Bisa dikatakan memiliki kebudayaan yang tinggi dengan berbagai penemuan yang spektakuler, dimulai dari bidang arsitektur, matematika sampai bidang astronomi.

Masifnya relasi-interaksi diantara suku Maya dengan Mosoamerika membuat peradaban suku Maya memliki banyak kesamaan dengan suku Mesoamerika. Selain itu sebab difusi budaya menjadi faktor kuatnya peradaban diantara keduanya sulit untuk dipsahkan. Pengaruh kebudayaan seperti epigraf, tulisan-tulisan sejarah suku sampai kalender bisa ditemukan sampai ke wilayah Meksiko Tengah, Dimana berjarak lebih dari 1000 km dari pusat budaya suku Maya.

Pertanyaan yang muncul, apakah masih ada suku Maya kini? Hebatnya, keturunan dan peradaban suku Maya sampai kini masih bertahan (survive). Expansi penjajahan oleh bangsa Eropa, khususnya Spanyol tak membuatnya menepi dari sejarah. Kini, suku Maya bersama dengan keturunannya mampu membentuk populasi yang bersikukuh mempertahankan tradisi

kepercayaan, yang merupakan hasil percampuran (akulturasi) dengan idelogi Katholik Roma yang diadaptasi sejak zaman sebelum Columbus.

Bahasa yang mereka gunakan sehari-hari masih bertahan dengan bahasa nenek moyang sudah berumur ribuan tahun. Mereka tak terpengaruh atau bahkan terkooptasi untuk menggunakan bahasa selain bahasa susuannya. Dan pada tahun

2005, UNESCO memasukan Rabinal Achi, sebagai salah satu bentuk budaya mereka kedalam daftar warisan budaya lisan dan nonbendawi manusia.

Peninggalan Kebudayaan dan Peradaban

Tinggi rendahnya suatu bangsa bisa dilihat dari sisa peninggalan produk budayanya. Demikian bahwa peradaban suku Maya dinilai banyak peneliti memiliki cita rasa yang unik dan bernilai tinggi. Suku Maya memperoleh zaman keemasannya pada masa klasik. Dizaman batu sekalipun suku Maya sudah mengenal system pertanian atau bercocok tanam, seni membuat bangunan, sampai kepada tradisi kecantikan.

Candi el Castillo, yang merupakan salah satu peninggalan suku Maya mirip dengan candi Sukuh di Jawa Tengah. Adalah hasil penelitian Prof. Gualberto Alonzo yang dalam bukunya bertajuk An overview of the Mayan World yang menjelaskan kemiripan tersebut.

Peradaban suku Maya yang dikenal tinggi dan berkualitas intelektual akhirnya mengalami kulminasi keruntuhannya. NASA berperan cukup besar dengan membiayai pengehuan untuk mengetahui penyebab keruntuhan suku controversial tersebut. Maka, dengan menggunakan tehnologi canggih dengan pemrotetan dari ruang angkasa mampu mengidentifikasi ratusan kota kuno yang sebelumnya belum terekspos dan diketahui banyak orang.

FAKTA DAN MISTERI DUNIA


KUMPULAN FAKTA DAN MISTERI YANG JARANG DIKETAHUI

PERADABAN SUKU MAYA YANG HILANG Memang benar, bangsa maya tinggal di Amerika Tengah yang sekarang ini, bekas peninggalan sejarah yang misterius berada di dalam hutan belantara yang terpencil dan sepi, sekalipun begitu, ada beberapa orang yang mengetahui, bahwa bangsa Maya mempunyai hubungan yang erat dengan dengan bangsa Tiongkok dan Mongol di belahan bumi lain yang jauh. Peninggalan batu raksasa dan karya seni bangsa Maya yang mahatinggi, jauh melebihi kehebatan masa kini. Marilah kita lepaskan prasangka dan presepsi yang telah terlanjur tertanam, menyelami kembali bekas kehidupan dan tempat tinggal bangsa Maya, melihat-lihat dan apakah sebenarnya bangsa dan kebudayaan Maya.

Proses Penemuan

Bangsa Spayol masuk ke Amerika Selatan pada abad ke-16, dengan status aggressor mereka menjajah daratan yang asli ini. Penduduk Amerika Tengah dan Selatan ketika itu hidup sebagai petani yang primitif mereka sama sekali tidak berdaya menghadapi kapal dan Merriam kuat bangsa Spanyol. Dan dengan cepat, bangsa Spanyol menyebarkan agama mereka ke tempat tersebut, dua orang yang melihat kepercayaan takhayul dan ilmu sihir penduduk setempat, segera

membakar tempat tersebut, mangakibatkan buku kuno yang disembunyikan semuanya terbakar musnah.

Tidak disangka bahwa buku-buku tersebut adalah buku kuno yang mencatat pusaka pengetahuan peninggalan kebudayaan bangsa Maya yang telah lama menghilang, didalamnya mencatat secara terperinci tinggkat ilmu pengetahuan dan budaya mereka yang maha tinggi masa itu. Mungkin demikian

takdirnya, kini para ilmuan yang menyelidiki kebudayaan Maya hanya bisa naska yang berhasil dikumpilkan.

Bebatuan Raksasa di Hutan

Piramida bangsa Maya bisa dikatakan merupakan banguna peiramida kedua yang terkenal setelah pramida di Mesir. Kedua jenis banguan peiramida ini terlihat tidak begitu sama, warna piramida Mesir adalah kuning keemasan, sebuah peiramida bersudut empat yang berbentuk kerucut, agak terkikis setelah berabad abad tertiup angin dan diterpa hujan. Piramida Maya lebih rendah sedikit, disusun dari bebatuan raksasa yang berwarna abu-abu dan putih, tidak semuanya berbentuk kerucut, dipuncaknya ada sebuah balairung untuk memuja dewa. Disekeliling piramida Maya masing-masing memiliki 4 tangga, setiap tangga memiliki 91 undakan, secara total 4 buah tangga ditambah satu undakan bagian paling atas adalah berjumlah 365 undakan (91 x 4 + 1 = 365), tepat merupakan jumlah hari dalam satu tahun.

Bangsa Maya sangat memperhatikan ilmu perbintangan, baik dalam maupun luar bangunan semuanya adalah angka yang berhubungan dengan hukum peredaran benda langit. Selain jumlah undakan tangga, pada 4 bagian piramida masing-masing terdapat 52 buah relief 4 sudut, menandakan satu abad bangsa Maya adalah 52 tahun.

Observatorium astronomi bansa Maya juga memiliki bentuk bangunan yang sangat spesifik. Dilihat dari sudut pandang masa kini, secara fungsional maupun bentuk luar observatorium bangsa Maya sangat mirip dengan observatorium masa kini, sebagai contoh menara pengamat observatoorium Kainuoka, diatas teras yang indah dan sangat besar pada menara tersebut, terdapat undakan kecil bertingkat-tingkat yang muju ke teras. Ada beberapa kemiripan dengan observatorium sekarang, juga merupakan sebuah bangunan tingkat rendah yang berbentuk tabung bundar, pada bagian atas terdapat sebuah kubah yang berbentuk setengah bola, kubah ini dalam rancangan observatorium sekarang

adalah tempat untuk menjulurkan teropong astronomi. Empat buah pintu di lantai yang rendah tepat mengarah pada 4 posisi. Jendela ditempat itu membentuk 6 jalur hubungan dengan serambi muka, psling sedikit tiga diantaranya berhubungan dengan astronomi. Salah satunya berhubungan dengan musim semi (musim

gugur), sedangkan dua lainnya berhubungan dengan aktivitas bulan.

Menara pengamat observatorium Kainuoka ini adalah peninggalan terbesar dalam sejarah, peninggalan sejarah yang lain juga memiliki bangunan yang serupa.semuanya dalam posisi yang saling merapat dengan matahari dan bulan. Belakangan ini arkeolog beranggapan bahwa astronom bangsa Maya pada zaman purbakala telah membangun jaringan pengamat astronomi pada setiap wilayahnya.

Sebuah Monumen Kuno Suku Maya

Dinilai masa kini, bangunan tersebut cukup menakjubkan. Piramida Maya misalnya, bagaimanakah cara memotong bebatuan berukuran sangat besar, diangkut ke tempat yang jauh kedalam hutan belantara, bebatuan yang beratnya puluhan ton, ditumpuk hingga mencapai 70 meter, jika ditunjang dengan alat angkut dan peralatan yang memadai, adalah Sangat sulit untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dan suku bangsa yang hidup dalam hutan belantara, mengapa harus mengerahkan upaya dan tenaga sedemikian besar, membangun sebuah jaringan pengamat observatorium? Ditilik dari sejarah, teleskop baru ditemukan pada abad ke-16 oleh Galileo, setelah itu barulah muncul observatorium ukuran besar, dan konsep jaringan pengamat observatorium baru muncul pada jaman modern. Kala itu konsep yang demikian dapatlah dikatakan sangat maju dan canggih.

Hilang secara misterius lemabaran budaya cemerlang yang ditulis bangsa Maya untuk sejarah manusia, telah kita ketahui tingkat keagungannya. Arkeolog menganggap kebudayaab bangsa Maya semestinya secara perlahan-lahan terbentuk sejak tahun 2000 SM hingga masa tahun 250 M, setelah tahun 250 M

hingga tahun 900 M, budaya tersebut memasuki masa keemasan, dan pada abad ke-7 dan 8, memasuki masa yang sangat makmur dan sejahtera. Tulisan paling dini bangsa Maya muncul menjelang dan sekitar Masehi, namun batu prasasti pertama yang tergali memperlihatkan catatan yang menulis 292 M. Sejak itu, tulisan bangsa Maya hanya tersebar pada areal terbatas. Dan pada tarikh Masehi setelah pertengahan abad ke-5, tulisan bangsa Maya baru secara menyeluruh tersebar ke semua kawasan Maya. Misalnya batu prasasti terakhir diselesaikan pada 869 M dan batu prasasti terakhir di kawasan Maya diselesaikan pada 909 M. Menurut data penelitian: Suatu hari di tahun 909 M tanpa sebab yang jelas, 80% bangsa kuno Maya tiba-tiba saja menghilang, tidak hanya meninggalkan kuil yang belum selesai dibangun bahkan sejumlah besar balairung dewa dan bangunan model raksasa semuanya ditinggalkan begitu saja, terbenam dalan runtuhan tembok yang roboh. Semua pusat pemujaan juga terhenti aktivitasnya. Kemudian, sejak hari itu, kebijaksanaan leluhur lenyap dengan sangat cepat, dan bangsa Maya yang tertinggal pun mulai berubah menjadi buta pengetahuan dan merosot moralnya.

Dari bukti penelitian ilmuwan ini, kita dapat memberikan penjelasan yang rasional: setelah mengalami perkembangan budaya yang tinggi, dikarenakan perkembangan budaya materi, kehidupan bangsa Maya kuno lambat laun merosot, menuju kemerosotan moral masyarakat. Lalu sebagian yang masih disebut kebijaksanaan leluhur itu, pada kenyataannya adalah sekelompok orang yang telah jatuh merosot moralnya, merekan mendorong perkembangan hal yang tidak baik, membuat segenap masyarakat bangsa Maya kuno mengarah menuju kepunahan! Meskipun terdapat sejumlah dokumen yang tersisa, namun sangat sulit bagi kita untuk memastikan peristiwa mengerikan apa yang sebenarnya terjadi pada tahun 909 M itu, berbagai macam versi hipotesa tentang kepunahan bangsa Maya, misalnya banjir, gempa bumi, angin topan, bencana maupun pendapat lainnya tentang wabah, keracunan missal, penyakit menular, bahkan dikatakan populasi yang membengkak, pembakaran hutan secara berulang kali untuk bercocok tanam

yang mengakibatkan tanah gersang, ataupun bencana ekonomi, bahkan dikatakan invasi musuh, perang antarkota, pemberontakan kaum petani maupun masalah social seperti bunuh diri missal, dan pendapat lain yang tak terhitung jumlahnya.

Apa pun penyebabnya sama sekali tidaklah penting, intinya adalah sejarah sekali lagi telah mempertahankan orang yang baik dan sederhana, sedangkan sebutan buta pengetahuan dan merosot moralnya yang digunakan untuk melukiskan keturunan bangsa Maya, hanyalah kaidah yang dilihat oleh mata manusia masa kini, sangat lugu dan baik seperti tidak berpengetahuan, tidak tahu mengejar keuntungan mendatangkan keputusasaan. Pertanyaannya adalah mengapa sejarah manusia lagi-lagi mencatat lenyapnya umat manusia yang disebut sebagai kebijaksanaan leluhur?

Anda mungkin juga menyukai