Anda di halaman 1dari 8

Peninggalan Zaman Paleolitikum

Gua Lascaux, Prancis


Ditemukan pada 1940 oleh Marcel Ravidat yang menyimpan ratusan cerita manusia Paleolitikum melalui
lukisan dinding yang diperkirakan berusia 17.300 tahun.

Para pengunjung melihat Di sekeliling dinding gua yang dipenuhi oleh lukisan zaman Paleolitikum di
Gua Lascaux, Desa Montignac, Prancis.

Sekeliling gua ini dipenuhi lukisan zaman paleolitikum. Sekitar lebih dari 900 karya lukisan ada di gua ini,
di antaranya "The crossed Bison", sebuah lukisan yang paling menarik karena mengisahkan kumpulan
hewan besar pada zaman Paleolitikum.

Menggambarkan perkelahian antara bison dan seorang pria. Bison itu tertusuk oleh tombak dan
tampaknya telah mati, sementara pria yang berkepala seperti burung dan terbaring seolah-olah dia juga
sudah mati di sebelah seekor burung di tiang. Namun belum ditemukan makna yang pasti dari lukisan
ini.

http://www.visual-arts-cork.com/prehistoric/lascaux-cave-paintings.htm#shaft
Lukisan bergambar hewan jenis rusa yang hampir hilang di dinding Gua Lascaux, Desa Montignac,
Prancis. Setelah penemuan, pada 1948 gua ini dibuka untuk umum. Namun, pada 1963 gua ini ditutup
karena keramaian pengunjung yang membawa karbondioksida berlebihan dapat merusak lukisan
sehingga pemerintah Prancis memindahkan lukisan, tetapi hanya replika asli ke Gua Lascaux II di Le
Thot, Prancis. Pada 1979, UNESCO pun menetapkan Gua Lascaux sebagai warisan budaya dunia.

https://www.merdeka.com/foto/khas/158581/20130302135016-gua-ini-menyimpan-ratusan-lukisan-
purba-berusia-17300-tahun-003-iqbal-s-nugrohodjoko-poerwanto.html

Seni gua sebelumnya banyak di temukan di negara di daratan Eropa, Asia, Amerika Serikat, hingga
Australia. Rata-rata seni yang ditemukan di gua-gua ini berupa lukisan atau pahatan. Usianya berkisar 40
ribu tahun hingga 14 ribu tahun sebelum masehi.

seni (yang serupa) ini ditemukan di Indonesia yaitu di Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan. Temuan
ini mematahkan anggapan bahwa seni gua hanya berkembang di kawasan Eropa, tapi juga berkembang
di Asia.

 Seni ini ditemukan di Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan. Para ahli menyimpulkan bahwa seni
lukis ini merupakan hasil karya homo sapiens (manusia). Saat ini dikenal 400 situs gua yang memiliki
lukisan semacam ini. Sebagian besar gua ini menggunakan lukisan dengan pigmen berwarna merah
atau hitam. Warna merah dibuat dengan oksida besi (hematit), dan mangan dioksida dan arang
digunakan untuk warna hitam.

Lukisan binatang selalu masuk dalam gambar yang ada di dalam gua pada semua periode. Pada gambar-
gambar yang lebih tua di gua-gua di Eropa, hewan-hewan yang sering digambar di dinding adalah
mamoth, singa gua, badak, dan gua beruang. Pada masa berikutnya, mereka lebih sering menggambar
kuda, bison, seperti ditemukan di gua-gua di Perancis.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20181109151408-199-345280/menyusuri-jejak-seni-gua-di-
seluruh-dunia

Sistem Ekonomi
Barter

Kehidupan manusia pada saat itu hanya menggantungkan pada alam saja. Manusia purba yang hidup di
jaman Paleolitikum masih menggunakan sistem ekonomi dengan dasar tukar barang (Barter). Beberapa
manusia purba yang bisa membuat chopper atau kapak penetak akan memberikan alatnya jika ditukar
dengan makanan atau kain.

Manusia purba pada saat tersebut belum mengenal uang, jual beli, atau yang lainnya. Mereka mencari
makan dari hasil barter dengan manusia purba lain atau berburu binatang. Tidak ada perkembangan
sistem ekonomi apapun yang signifikan dalam masa ini. Manusia purba di jaman ini tidak mendapatkan
upah dalam bentuk uang, melainkan bahan makanan untuk kebutuhan sehari-hari.

Di jaman paleolitikum, kesulitan perkembangan ekonomi juga dipengaruhi karena sulitnya komunikasi.
Manusia purba diperkirakan masih sering menggunakan bahasa tubuh. Hal inilah yang menyebabkan
sulit untuk melakukan perkembangan, termasuk dalam perekonomian.

 Masih menggunakan sistem barter

https://www.simulasikredit.com/sistem-ekonomi-di-jaman-pra-sejarah/#:~:text=Manusia%20purba
%20yang%20hidup%20di,ekonomi%20dengan%20dasar%20tukar%20barang.&text=Manusia%20purba
%20pada%20saat%20tersebut,purba%20lain%20atau%20berburu%20binatang.

Sistem Food Gathering

Food gathering adalah kegiatan yang dilakukan manusia purba dengan cara berburu makanan. Selain
berburu makanan, pada masa ini manusia purba juga akan mengumpulkan serta meramu makanan.
Mereka juga akan menyeleksi jenis makanan yang ingin dikumpulkan. Kegiatan ini sangat bergantung
pada makanan yang tersedia di lingkungan sekitar mereka.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, manusia purba di zaman paleolitikum akan berburu dengan
menggunakan chopper. Hasil buruan yang dikumpulkan akan dikonsumsi atau ditukar dengan kapak
penetak atau chopper.

 Manusia berburu, meramu, serta mengumpulkan makanan

Nomaden

Nomaden adalah sekelompok manusia yang memutuskan untuk hidup berpindah dari satu tempat ke
tempat lain. Tujuan dari nomaden ialah untuk memperoleh makanan. Jika ketersediaan makanan di
suatu tempat telah habis, maka mereka akan berpindah tempat.

Pada masa paleolithikum, seluruh aspek kehidupan manusia purba sangat bergantung pada keadaan
alam dan lingkungannya. Manusia purba pada masa ini hidup secara berpindah-pindah (nomaden)
secara berkelompok. Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia I (2010) karya Djonoed Poesponegoro,
kehidupan sosial manusia purba masa Paleolithikum masih sangat sederhana, mereka hidup bersama
dalam kelompok-kelompok kecil. Jumlah anggota kelompok biasanya ditentukan dari besarnya hasil
buruan, baik buruan tanaman maupun buruan hewan.

Tinggal Dekat Dengan Sumber Air

Corak kehidupan ekonomi pada zaman paleolitikum yang terakhir ialah bertempat tinggal di dekat
sumber air. Tujuan tinggal dekat dengan sumber air ialah hewan yang akan diburu banyak berkumpul di
sekitar sumber air. Selain itu, sumber air juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup lain.

 Dapat disimpulkan bahwa kehidupan di zaman paleolitikum sangat bergantung pada alam saja.
Sistem kehidupan bahkan manusia purba itu sendiri belum terlalu berkembang di zaman ini. Pada
zaman ini manusia yang bekerja tidak diberi upah berupa uang, melainkan makanan untuk bertahan
hidup.

https://www.tanjungpinangpos.co.id/2020/11/kehidupan-ekonomi-pada-zaman.html

Sistem sosial
Manusia purba zaman ini telah menerapkan sistem pembagian kerja sederhana berdasarkan jenis
kelamin, umur dan kekuatan. Kaum lelaki bertugas untuk berburu binatang, sedangkan kaum
perempuan tinggal di rumah untuk meramu makanan dan menjaga anak.

 Mereka membagi pekerjaan berdasarkan jenis kelamin, umur dan kekuatan

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/13/121811069/kehidupan-sosial-manusia-purba?
page=all

Organisasi Masyarakat

Tentang peraturan, masyarakat dari zaman awal paleolitikum hingga awal neolitikum masih belum
mengenal sistem berorganisasi yang kompleks. Hanya satu yang memiliki sistem hirarki (susunan) dan
organisasi yang kompleks yaitu di Sungir yang sekarang kita mengenalnya sebagai Russia (Penguburan
Sungir disertai dengan ritual yang cukup kompleks untuk menunjukkan bahwa tonggak penting dalam
hidup disertai dengan upacara). Homo erectus di akhir zaman paleolitikum mulai hidup secara egaliter
(Sederajat). Kekerasan dan peperangan antar kelompok sangatlah jarang ditemui. Ada atau tidaknya
pemimpin formal masih diperdebatkan. Tapi pengambilan keputusan masih mengandalkan konsensus
komunal (kesepakatan umum).

Komunikasi Antar Kelompok

Manusia zaman paleolitikum sudah mengenal komunikasi antar kelompok atau antar masyarakat.
Perdagangan jarak jauh dengan kelompok lain sering dilakukan. Mereka memperdagangkan barang yang
langka. Contohnya ochre yang biasa digunakan untuk upacara keagamaan atau ritual dan bahan baku.
Perdagangan mulai dilakukan di tengah zaman paleolitik untuk bertahan hidup. Selain berdagang,
mereka juga melakukan kerja sama dalam berburu.

Karya Seni Kebudayaan Zaman Paleolitikum


Di samping teknologi dan kehidupan sosial, manusia zaman paleolitikum sudah mengenal seni. Karya
tiga dimensi berupa patung dan ukiran contohnya adalah Venus of Tan-Tan yang ditemukan di Maroko.
Venus of Tan-Tan ini adalah ekspresi seni berbentuk manusia. Karya dua dimensi berupa pola yang
digambar di tulang gajah ditemukan di Bilzingsleben di Thuringia. Corak ornamen prasejarah berupa
perhiasan contohnya seperti gelang, manik-manik, ukiran batu dan ochre juga ditemukan di Gua
Blombos di Afrika Selatan.

Karya seni dua dimensi mulai berkembang di zaman akhir paleolitkum. Karya seni di zaman ini dibagi dua
yaitu karya seni figuratif seperti lukisan binatang di gua dan karya seni non figuratif yang menggambar
bentk dan simbol. Lukisan di gua ini diterjemahkan oleh ilmuwan bernama Abbe Breuil sebagai salah
satu bentuk ilmu sihir untuk mensukseskan perburuan.

https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/kebudayaan-zaman-paleolitikum

1. Bahasa, budaya dan seni


 Mereka mengembangkan penggunaan bahasa lisan untuk berkomunikasi.

https://www.lcps.org/cms/lib/VA01000195/Centricity/Domain/10599/Early%20Humans.pdf

Bahasa merupakan inovasi terpenting di era Paleolitikum. Ilmuwan menyimpulkan penggunaan


awal bahasa dari fakta bahwa manusia dapat melintasi petak besar tanah, memiliki pemukiman
yang mapan, menciptakan alat, berdagang, dan melembagakan hierarki sosial dan budaya. Tanpa
bantuan bahasa, hal-hal ini kemungkinan besar tidak mungkin terjadi.

Pemeriksaan tengkorak kuno Homo sapiens menunjukkan otak besar dengan lekukan yang
menyiratkan perkembangan area otak yang terkait dengan ucapan.tepatnya Bagaimana manusia
mengembangkan kapasitas bahasa masih menjadi perdebatan yang cukup serius. Namun, catatan
sejarah menunjukkan bahwa bahasa memungkinkan untuk struktur sosial yang semakin
kompleks, dengan kapasitas yang ditingkatkan untuk pertimbangan, moralitas, spiritualitas, dan
pembuatan makna.

Karya seni seperti lukisan gua dan seni portabel juga menunjukkan kreativitas dan struktur
kelompok. Mereka menunjukkan minat untuk berbagi pengetahuan, mengungkapkan perasaan,
dan menyebarkan informasi budaya ke generasi selanjutnya. Meskipun karya seni dari lebih dari
35.000 tahun yang lalu jarang terjadi, ada banyak bukti lukisan gua dan patung dari periode
selanjutnya.

Reproduksi ilustrasi bison berusia hampir 14.000 tahun, dari Gua Altamira yang terletak
di dekat Santillana del Mar di Cantabria, Spanyol. Gua itu pertama kali ditemukan
kembali pada tahun 1868 Gambar milik Wikimedia
Commons.

Selain seni gua, patung portabel yang berasal dari zaman


Paleolitik telah ditemukan. Banyak di antaranya termasuk fitur
wajah yang diukir halus, sementara yang lain menonjolkan
organ seksual dan bokong, seperti patung berusia 25.000 tahun yang ditemukan di Dolni
Vestonice di Republik Ceko modern. Objek semacam itu menunjukkan keinginan untuk
membuat patung-patung yang indah, tetapi beberapa juga menyatakan bahwa benda seperti ini
terkait dengan minat pada kesuburan manusia.

Venus of Dolní Věstonice, patung Venus, patung keramik dari sosok wanita
telanjang bertanggal 29.000–25.000 SM. Itu ditemukan di situs Paleolitik
Dolní Věstonice di cekungan Moravia selatan Brno, di dasar Gunung Děvín.
Gambar milik Wikimedia Commons.

https://www.khanacademy.org/humanities/world-history/world-history-beginnings/origin-humans-
early-societies/a/paleolithic-culture-and-technology

2. Alat-Alat Zaman Paleolithikum


2.1 Kapak Genggam

Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut
“chopper” (alat penetak/pemotong). Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut
serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara
menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi
batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam.
Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.

2.2 Kapak Perimbas

Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai
senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus. Alat ini juga ditemukan di
Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa
Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa Tengah
sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut kebudayan pacitan.

2.3 Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa

Salah satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu alat dari tulang binatang.
Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang
ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah untuk
mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai
alat untuk menangkap ikan.

2.4 Flakes

Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan
untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti alat-
alat dari tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap
ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.

3. Hasil Kebudayaan Zaman Paleolitikum


3.1 Kebudayaan Pacitan

Kebudayaan pacitan ditandai dengan penemuan alat batu dan kapak genggam di
daerah Pacitan pada tahun 1935 oleh Von Koenigswald. Kapak – kapak tersebut merupakan
kapak – kapak yang dikerjakan dengan cara kasar yang disebut dengan kapak penetak. Selain
di Pacitan, di Gombang dan Progo (Jawa Tengah), Suka Bumi, dan Lahat juga banyak
ditemukan alat-alat seperti itu.

 Ditemukan pada 1935 oleh Von Koenigswald di daerah Pacitan, Jawa Timur
3.2 Kebudayaan Ngandong

Kebudayaan Ngandong berhasil ditemukan oleh seorang yang bernama Ter Haar
sekitar tahun 1931. Kebudayaan Ngandong ditandai dengan ditemukannya alat-alat dari
tulang, alat penusuk dari tanduk rusa, flakes dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong
dan Sidoarjo. Selain itu, ditemukan pula alat yang sangat kecil dari batu – batuan yang sangat
indah di dekat Sangiran. Benda ini disebut dengan Serbih Pilah. Keberadaan kebudayaan
Ngandong ini didukung juga oleh penemuan yang berupa lukisan pada dinding – dinding goa
yang berupa lukisan tapak tangan berwarna merah dan juga lukisan babi hutan yang
ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan).

 Ditemukan pada tahun 1931 oleh Ter Haar di Ngandong, Jawa Timur

https://moztrip.com/kebudayaan-ngandong/#:~:text=Lalu%20pada%20mulanya%20sejarah
%20kebudayaan,dengan%20berupa%20tengkorak%20manusia%20purba.

https://www.gurupendidikan.co.id/zaman-paleolitikum/#ftoc-heading-2

https://www.dosenpendidikan.co.id/zaman-paleolitikum/#ftoc-heading-2

Anda mungkin juga menyukai