Virus DNA Virus herpes simpleks (VHS) Tipe I (30%) daerah mulut dan wajah (Oral Herpes) Virus herpes simpleks (VHS) Tipe II (70%) daerah genital dan sekitar anus (Genital Herpes)
pria : wanita = 1 : 1, gx lebih parah pd Infeksi (HSV tipe I) usia anak-anak Infeksi VHS tipe II dekade II atau III, berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual. Sosial ekonomi rendah >>
HSV I kontak langsung contoh: berciuman kontak tidak langsung droplet pernapasan, memakan atau meminum dari perkakas yang terkontaminasi seks oral-genital Herpes genitalis
HSV II kontak langsung hubungan seks kontak tidak langsung alat-alat yang dipakai penderita
HSV-1 HSV-2
Viral multiplication
sensory nerve
root ganglia
Latency
HSV-1 Trigeminal ganglia HSV-2 Lumbosacralganglia
trigger factor
Reactivation
Nyeri dan disuri Uretral dan vaginal discharge Gx sistemik : malaise, demam, mialgia, sakit kepala Limpadenopati Nyeri pada daerah inguinal Nyeri pada rektum, tenesmus
Tidak menimbulkan gejala klinis HSV bs ditemukan dlm keadaan tidak aktif pd ganglion dorsalis
Virus reaktivasi
multiplikasi
Ab spesifik
Gx prodromal lokal
sebelum timbul vesikel berupa rasa panas, gatal dan nyeri pada genital. Infeksi rekuren ini dapat timbul pada tempat yang sama
Gx klinis
Infeksi Primer
1. Lesi kulit yang luas 2. Adenopati inguinal, nyeri 3. Febris & nyeri kepala, linu 4. Lesi kulit selain di kelamin 5. Meningitis (36% , 13% )
Infeksi Rekuren
1. Lesi kulit lokal 2. Tiada adenopati 3. Tiada febris, nyeri dll 4. Tiada lesi extragenital 5. Meningitis jarang
Keratojunctivitis
Infeksi awal HSV-1 yang menyerang kornea mata kebutaan. Keratitis dari lesi di muka yg menyebar atau inokulum langsung. Gx: konjunctivitis, lesi dendritik pada kornea. Kortikosteroid topikal (tetes mata) dapat menyebabkan infeksi HSV menyebar lebih dalam dan merusakkan mata (buta!).
Herpes Labialis
Infeksi rekuren tersering dari HSV-1. HSV-2 juga dapat sebagai penyebab. Biasanya ringan, pada daerah pebatasan mukokutaneus bibir. Timbul dengan (terpicu) infeksi lain: ISPA, pneumonia, malaria, meningitis meningokokus, leptospirosis. Terjadi pengelompokan vesikel-vesikel lokal, biasanya pada perbatasan mukokutan bibir. Vesikel pecah, meninggalkan tukak yg rasanya sakit dan menyembuh tanpa jaringan parut. Lesi-lesi dapat kambuh kembali secara berulang pada berbagai interval waktu.
Encefalitis HSV
95% HSV-1 Insidens: 1:300.000/thn, Umur 5-30 & >50. Gejala (tidak khas) : Febris akut, gelisa, stupor, tanda nurologis fokal, kejang-kejang, koma. Sering pada lobus temporalis & merupai tumor dengan tanda nurologis fokal. CT/MRI: lesi fokal (lobus temporalis), edem, & perdarahan.
Herpes Genitalis
Sindroma infeksi primer dari HSV-2. Sering pada remaja atau dewasa dengan seksual aktif atau lebih dari 1 mitra intim. Adanya antibodi terhadap HSV tipe 2 menyebabkan tingkat insiden bervariasi didukung dengan adanya riwayat seksual individu. Lesi-lesi papular, vesikel, ulseratif, nyeri, gatal, dysuria, adenopati yang nyeri tekan. Meningitis aseptik: (2-7 h) pada infeksi primer sering: 36% & 13% . Proktitis: (jarang) lendir/nanah dari anus, tenesmus, konstipasi, paresthesi sakrum, impoten.
Herpes genitalis yang terjadi pada mulut rahim tanpa gejala klinis bukanlah ancaman ringan Pada trimester I kehamilan abortus Pada trimester ke II kelahiran prematur. Pada saat persalinan sedang kambuh beresiko menular pada bayi yang dilahirkannya
Herpes neonatal
Herpes neonatal merupakan infeksi HSV-2 pada bayi yang baru lahir. Virus HSV-2 ini ditularkan ke bayi baru lahir pada waktu kelahiran melalui kontak dengan lesi-lesi herpetik pada jalan lahir. Untuk menghindari infeksi: persalinan bedah caesar terhadap wanita hamil dengan lesi-lesi herpes genetalis. simtomatik. tidak diobati angka kematian 50%.
Infeksi kongenital
6 % kasus Abortus Lahir prematur Mikrosephal, hidrosephalus, mikrooftalmia Koreoretinitis Lesi kulit yg vesikuler Bekas luka (hipopigmentasi) Retardasi epilepsi
35% kasus Timbul minggu ke 2 dan ke3 Gejala: kejang-kejang (fokal. Multifokal, umum), apneu, bradikardi, kelainan pd syaraf2 kranial, tanda2 umum dr sepsis neonatus.
20% kasus Biasanya minggu ke I dan ke II Tanda2 SSP (konvulsi, apatis) hari ke I Infiltrat bilateral, pneumonitis hari ke III X Hepatitis, DIC, kel adrenal
Berdasarkan : Anamnesis Pemeriksaan fisik (gambaran klinis dan lokasi terjadinya lesi) Pemeriksaan laboratorium (percobaan tzannck)
Herpes genital
Ulkus durum
Vesikula berkelompok, Vesikula, bula batas tidak tegas, erosi (+/-) berdinding tipis mudah pecah
Nyeri tekan
Dasar lesi Khas Gambar Eritematous
(+)
(-)
Bersih, tidak mudah berdarah Soliter
(+)
Kotor, mudah berdarah Kissing ulcer
Non Medikamentosa
Menjaga higienitas Menghindari trauma atau faktor pencetus (untuk infeksi rekuren)
Medikamentosa
Metampiron Analgesik 3 x 500 mg Secara sentral: Bekerja pada hipotalamus secara perifer :menghambat pembentukan prostaglandin di tempat inflamasi, mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik atau kimiawi.
Acyclovir AntiVirus 5 x 200 mg Bekerja menghambat virus herpes simplex DNA polymerase dan replikasi DNA virus, sehingga mencegah sintesa DNA virus
Amoksisilin Bakterisid 3 x 500 mg Menghambat sintesis peptidoglikan yang merupakan komponen utama pembentuk dinding/membran bakteri
sistem daya tahan yang lemah (pengidap HIV dan AIDS) jangkitan herpes yang lebih buruk dan lama. Ibu dengan ruam pada kemaluan dapat menularkan pada anak yang baru lahir sewaktu bersalin. Bayi yang tertular akan mendapat komplikasi seperti kerusakan otak, kebutaan atau kematian. Herpes ensefalitis atau meningitis dapat terjadi tanpa lesi di kulit.
Herpes simpleks yang menyebar: vesikula luas dapat menjadi bagian dari penyakit parah pada bayi baru lahir, anak-anak atau orang dewasa dengan imunosupresi. Herpes simpleks dapat menyebabkan ulkus dendritik berulang yang menyebabkan jaringan parut kornea. Pada beberapa pasien, infeksi herpes simpleks berulang secara teratur diikuti oleh eritema multiforme.
Vaksin HSV-2 Glikoprotein masih di uji Isolasi kontak : pelindung tangan dipakai semua petugas yg menyentuh sekret, jaringan, cairan. Org yg pernah terinfeksi HSV genital memakai kondom walau tidak bergejala Untuk mencegah HSV neonatal: 1. jgn pakai forsep 2. operasi sesar dilakukan sebelum air ketuban keluar pd ibu yg bergejala. Mendidik sesorang yg beresiko tinggi untuk mengurangi transmisi penularan
Kematian oleh infeksi HSV jarang terjadi. Infeksi inisial dini yang segera diobati mempunyai prognosis lebih baik, sedangkan infeksi rekuren hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya