Anda di halaman 1dari 70

PENGELOLAAN MASALAH TB DENGAN Click to edit Master style STRATEGI DOTS PADA title INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

Click to edit Master text styles Second level Third level Fourth level Fifth level

Disampaikan oleh : M.BAMBANG EDI SUSYANTO


1

Click to edit RUJUKAN Master title style


Click to edit Master text styles Second level Third level Fourth level Fifth level

Tujuan : Mampu mengelola masalah TB dengan strategi DOTS pada individu, keluarga dan masyarakat

Click to edit Master title style


Pokok Bahasan Sub pokok bahasan

1. Diagnosis TB

Click to edit Master text styles Second level 2. Pengobatan TB 2.1. OAT dan prinsip-prinsip pengobatan TB. 2.2. Paduan OAT dan peruntukannya. Third level 3. Pengawasan Menelan Obat 3.1. Kepatuhan dalam minum obat. Pengawas Menelan Obat (PMO) Fourth level 3.2. 3.3. Penyuluhan dan konseling TB 4. hasil pengobatan 4.1. Pemantauan kemajuan pengobatan. Pemantauan Fifth dan level 4.2. Tatalaksana pasien yang berobat tidak teratur.
4.3. Tatalaksana TB pada keadaan khusus. 4.4. Tatalaksana efek samping OAT. 4.5. Hasil pengobatan 4.6. Pencatatan dan pelaporan
5. Pencegahan TB 5.1. Pentingnya Kesembuhan 5.2 Perilaku dan lingkungan sehat 5.3 Pemeriksaan terhadap kontak 5.4 Pengobatan pencagahan pada anak, BCG, Gizi

1.1. gejala TB 1.2. diagnosis 1.3. Klasifikasi dan tipe 1.4. Strategi Penemuan pasien TB.

Click to edit Master title style


Click to edit Master text styles Second level Third level Fourth level Fifth level

1. DIAGNOSIS TB

Click to edit Suspek Master TBtitle style


Setiap memiliki keluhan : batuk Click orang to edityang Master text styles berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Second level (Sebagai gejala utama) Third level Gejala lain (tambahan) yaitu Fourth level dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, Fifth level

badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
5

Pemeriksaan mikroskopis Click to editdahak Master title style


Pemeriksaan berfungsi untuk Click to edit dahak Master text styles menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan Second level pengobatan dan menentukan potensi Third level penularan. Pemeriksaan Fourth level dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen Fifth level dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa SewaktuPagi-Sewaktu (SPS),
6

Click DIAGNOSIS to edit Master TB PARU title style


3 spesimen dahak Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS) Click to edit Master text styles Dasar Dx ditemukannya kuman BTA Second level Pemeriksaan dahak mikroskopis Dx utama Pemeriksaan Third levelfoto toraks (Ro), biakan, kepekaan Dx penunjang level mendiagnosis TB hanya berdasarkan Fourth Tidak dibenarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu Fifth level gambaran yang khas pada TB paru, memberikan sehingga sering terjadi overdiagnosis. Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas penyakit.
7

Click to edit Master titleR style lebih objektif dan lebih spesifik daripada
100 80 60 40 20 0

Pemeriksaan Mikroskopis

Click to edit Master BTA= 2% Positif Palsu text styles Rontgen= 50% Positif Palsu Second level Third level50% 98% 100 Fourth level 80 Fifth level
Rontgen
60 40 20 0

98%

Kesepakatan antar pemeriksa

70%

Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA

Rontgen

Pemeriksaan Click to edit MasterR title style


Tidak ada pola rntgen yang untukto mengambarkan khas Click edit Master penyakit TB.

text styles

Second level 10-15% dari penderita TB yang pasti Third levelpositif) tidak (dg. biakan pada rntgen. terdeteksi Fourth level 50% dari penderita Fifth level yang
didiagnosa TB melalui rntgen ternyata bukan TB.
X-ray tidak reliable untuk diagnosis dan monitoring pengobatan TB
9
Tomans Tuberculosis 2nd edition, WHO, 2004

Click to edit Master title style


Click to edit Master text styles Second level Third level Fourth level Fifth level

Alur Diagnosis TB Paru

10

Indikasi Click topemeriksaan edit Masterfoto titletoraks style


Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif Click to edit Master text styles
setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya Second level hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT. Third level

Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi

Fourth level sesak nafas berat yang memerlukan penanganan khusus (seperti: pneumotorak, pleuritis eksudativa, efusi perikarditis atau efusi pleural) Fifth dan level
hemoptisis berat (untuk menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma).

Catatan: Pada sebagian besar TB paru, diagnosis terutama ditegakkan dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks.
11

DIAGNOSOS TB PADA ANAK Click to edit Master title style


If you find diagnosis TBstyles in children easy, you Click tothe edit Master of text are probably over-diagnosing TB. Second level If you find the diagnosis of TB in children difficult, Third level you are not alone. Fourth level It is easy to over-diagnose TB in children. FifthIt level is also easy to miss TB in children. Carefully assess all the evidence before making the diagnosis.
(Anthony Harries and Dermont Maher, Global TB Program, 1997)
12

Diagnosis Pada ANAK (2) Click to editTB Master title style


TB Master pada anak sulit sehingga sering Diagnosis Click to edit text styles terjadi misdiagnosis baik overdiagnosis maupun Second level . underdiagnosis Pada Thirdanak level anak batuk bukan merupakan gejala utama. Fourth level Pengambilan dahak pada anak biasanya sulit, Fifth maka level diagnosis TB anak perlu kriteria lain dengan menggunakan sistem skor (scoring system), yaitu pembobotan terhadap gejala atau tanda klinis yang dijumpai.
13

Sistem pembobotan (scoring system)


Parameter
Kontak TB Uji tuberkulin

Click to edit Master title style


0 1 2 3
Tidak jelas Laporan keluarga, BTA (-) atau tidak tahu Kavitas (+) BTA tidak jelas BTA (+) Positif ( 10 mm, atau 5 mm pada keadaan imunosupresi)

Click tonegatif edit Master text styles badan Second level Berat / keadaan Bawah garis merah (KMS) Klinis gizi buruk gizi atau BB/U < 80% (BB/U < 60%) tanpa Third Demam sebab level > 2 minggu jelas Batuk* Fourth level 3 minggu Pembesaran kelenjar >1 cm, jumlah >1, tidak limfe koli, aksila, nyeri Fifth level inguinal
Pembengkakan tulang / sendi panggul, lutut, falang Foto toraks toraks Normal / tidak jelas Ada pembengkakan Infiltrat Pembesaran kelenjar Konsolidasi segmental/lobar Atelektasis Kalsifikasi + infiltrat Pembesaran kelenjar + infiltrat

14

KLASIFIKASI PENYAKIT DAN Click to edit Master title style TIPE PASIEN
DETERMINAN Click to edit Master text styles Lokasi atau organ tubuh yang sakit: paru atau 1.Second level ekstra paru; Third level 2. Bakteriologi (hasil pemeriksaan dahak secara Fourth level : BTA positif atau BTA negatif; mikroskopis) 3.Fifth Tingkat level keparahan penyakit: ringan atau berat.
4. Riwayat pengobatan TB sebelumnya: baru atau sudah pernah diobati

15

Determinan Definisi Kasus Click to edit Master title style


Click to edit Master text styles Second level TIDAK BTA+ Third level PARU - Fourth level BTA KASUS TB Fifth level
EKSTRA PARU BAKTERIOLOGI LOKASI PENYAKIT PENGOBATAN SEBELUMNYA

BARU
SETELAH DEFAULT

YA

KAMBUH GAGAL

TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT

KRONIS 16

KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN (2)

Click to edit Master title style

Manfaat dan tujuan menentukan Click to edit Master text styles klasifikasi dan tipe : Second level
menentukan paduan pengobatan yang Third level sesuai Fourth level registrasi kasus secara benar Fifth level menentukan prioritas pengobatan TB BTA(+) analisis kohort hasil pengobatan
17

KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN (3)

Click to edit Master title style

Definisi Kasus TB

Click to edit Master text styles Kasus TB : Pasien TB yang telah Second level dibuktikan secara mikroskopis atau Third level oleh dokter. didiagnosis Fourth Kasus level TB pasti (definitif) : pasien Fifth level dengan biakan positif untuk Mycobacterium tuberculosis atau tidak ada fasilitas biakan, sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. 18

KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN (4)

Click to edit Master title style

Pentingnya Kesesuaian paduan dan dosis Click to edit Master text styles diagnostik : pengobatan dengan kategori Second levelterapi yang tidak adekuat menghindari (undertreatment ) sehingga mencegah Third level timbulnya resistensi, Fourth level pengobatan yang tidak perlu menghindari (overtreatment ) sehingga meningkatkan Fifth level
pemakaian sumber-daya lebih biaya efektif (cost-effective) mengurangi efek samping.

19

Click to edit Master title style


TUBERKULOSIS

KLASIFIKASI

Click to edit Master text styles TB PARU TB EKSTRA PARU Second level BTA + BTA Third level BERAT RINGAN Fourth level Meningitis Limfadenitis BERAT Fifth level RINGAN Miliar Pleural efusi
Kerusakan jaringan paru yang luas

Perikarditis Peritonitis Pleural efusi bilateral Spinal Intestinal Genitourinarial

unilateral Tulang (kecuali spinal) Sendi perifir

20

Click to edit Master title style Klasifikasi menurut organ tubuh yang terkena:

Tuberkulosis paru.

KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN (6)

Click to edit Master text styles Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang Second level jaringan (parenkim) paru. Tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar Third pada level hilus. Tuberkulosis Fourth level ekstra paru. Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain Fifth level selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput
jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.

21

KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN (7) Click berdasarkan to edit Master title style Klasifikasi hasil pemeriksaan dahak mikroskopis:
Click to edit Master text styles Tuberkulosis paru BTA positif. Second level Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Third level 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto Fourth toraks level dada menunjukkan gambaran tuberkulosis. 1 spesimen Fifth level dahak SPS hasilnya BTA positif dan

biakan kuman TB positif. 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
22

KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN (8) Click to edit Master title style Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis: Click to edit Master text styles Tuberkulosis paru BTA negatif. Second level Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif. Third level Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus Fourth level meliputi: Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif Fifth level Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.
Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT. Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi pengobatan.
23

KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN (9)

Klasifikasi berdasarkan Tingkat Keparahan Click to edit Master title style Penyakit:
Click to edit Master styles TB paru BTA negatif fototext toraks positif Bentuk berat bila gambaran foto toraks memperlihatkan Second level gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses far advanced), dan atau keadaan umum pasien buruk. Third level Bentuk ringan TB ekstra-paru Fourth level dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu: Fifth level TB ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe, pleuritis
eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal. TB ekstra-paru berat, misalnya: meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin.
24

Click to edit Master TIPE PASIEN title style


Kasus BARU : pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan. Click to edit Master text styles Kasus KAMBUH (Relaps) : pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan atau kultur).

KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN (10)

Second level Third level Kasus PUTUS BEROBAT (Default ) : pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif. Fourth level Kasus GAGAL (Failure) : pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau Fifth level kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.
Kasus PINDAHAN (Transfer In): pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya.

Kasus lain :semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas: Kasus KRONIK : pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan.
25

Strategi Penemuan Click to edit Master Pasien title style


Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan Click to edit textCASE styles promosi aktif Master PROMOTIF FINDING Second level Penjaringan tersangka pasien dilakukan di unit kesehatan; didukung dengan penyuluhan pelayanan Third level secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, Fourth level untuk meningkatkan cakupan penemuan pasien TB. tersangka Fifth level Pemeriksaan Kontak pasien TB Paru : yang menunjukkan gejala TB, harus diperiksa dahaknya. Penemuan secara aktif (active screening) , dianggap tidak cost efektif..
26

Click to edit Master title style


Click to edit Master text styles Second level 2. PENGOBATAN TUBERKULOSIS Third level Fourth level Fifth level

27

Click Tujuan to edit Pengobatan Master title style


Pengobatan Click to edit TB Master bertujuan text styles untuk menyembuhkan Second level pasien, mencegah Third level kematian, mencegah Fourth level kekambuhan, memutuskan Fifth level rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT.
28

Click to edit Master title style Penemuan OAT


Click to edit Master text styles Second level Third level Fourth level Fifth level

29

Jenis, sifat dan dosis OAT Click to edit Master title style
Click to edit Master text Second level Bakterisid Isoniazid (H) Third level Rifampicin (R) Bakterisid Fourth level Pyrazinamide (Z) Bakterisid Fifth level
Streptomycin (S) Bakterisid Jenis OAT Sifat Dosis yang direkomendasikan styles (mg/kg) Harian 5 (4-6) 10 (8-12) 25 (20-30) 15 (12-18) 3xseminggu 10 (8-12) 10 (8-12) 35 (30-40) 15 (12-18)

Ethambutol (E)

Bakteriostatik

15 (15-20)

30 (20-35)
30

Click to edit Master title style Prinsip pengobatan


OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa Click to edit jenis Master obat, text styles
dalam jumlah cukup dan Second level dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Third level Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi) . Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT KDT) Fourth level lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan. Fifth level Ada Pengawasan Menelan Obat (DOT = Directly

Observed Treatment) untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu
tahap intensif dan Tahap lanjutan.
31

Click to edit Mitchison,Master Tubercle 66:219-226 title style


HIGH

POPULASI BAKTERI DAN KERJA OAT


INH( Rif, Strep)

Click to edit A Master text styles Second level Continuous growth of PZA Speed Third level bacterial growth Fourth level C Fifth level D Acid
Dormant (no cure)
inhibition LOW

Rif
B Spurts of metabolism

A = rapidly growing bacteria killed mainly INH ; B = bacilli only metabolizing in spurts killed mainly by Rif ; C = bacilli inhibited by an acid environment killed mainly by PZA ; D = dormant bacilli
32

Click to edit Master title style LAG PHASE :


kuman kontak OAT pertumbuhan kuman 2-3 hari Click to edit Master text styles kuman aktif kembali

Second level Third level FALL AND RISE PHENOMEN : pemberian satu macam Fourth level OAT berakibat level Fifth kuman sensitif
kuman resisten Terbentuk populasi kuman resisten

33

Click to edit Master title style


Click to edit Master text styles Second level Third level Fourth level Fifth level

The Fall and Rise Phenomenon

34

Click to edit Master title style


Click to edit Master text styles Kategori 1 Penderita baru TB BTA Positif. Kombipak: 2HRZE/4H R Penderita baru TB BTA negatif dengan FDC: 2(HRZE)/4(HR) Second level kerusakan paru yang luas Penderita TB Ekstra Paru berat atau Third level dengan penyakit ikutan HIV yang berat Kategori 2 Penderita TB BTA positif yang sudah pernah Kombipak: Fourth level diobati, yaitu: 2HRZES/HRZE/5H3R3E3 Penderita kambuh (relaps) FDC: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR) Fifth level Penderita gagal (failure) E
3 3 3

Paduan OAT - rekomendasi WHO


Penderita TB

Kategori Diagnostik

Paduan OAT

Penderita setelah putus pengobatan (after default). Penderita baru TB BTA negative (selain dari kategori 1). Penderita TB Ekstra Paru bentuk ringan Penderita Kronis dan kasus MDR

Kategori 3

Kombipak: 2HRZE/4H3R3 *) FDC: 2(HRZE)/4(HR)3*) Paduan pengobatan individual 35

Kategori 4

Paduan OAT yang digunakan oleh Click to edit Master title style Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia Click to edit Master text styles
Second level 1 : 2(HRZE)/4(HR)3. Kategori Third level 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3. Kategori Fourth level Anak: 2HRZ/4HR Kategori Fifth level Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE)
36

Click to edit Master text styles Baru Kambuh Second level Pengobatan Pernah stlh gagal Hapusan positif Third level berobat BTA(+) * (pengobatan Pengobatan PARU Fourth level stlh default ulang) Kronis atau Fifth level MDR-TB
Hapusan negatif BTA(-) ** EKSTRA PARU

SITUS PENYAKIT

Memilih Kategori Pengobatan Click to edit Master title style


HASIL DAHAK MIKROSKOPIS TIPE PENDERITA Kat. I Kat. II Kat. II

KATEGORI PENGOBATAN

Umumnya Kat. II Kat. IV Kat. I atau III *** Kat. I atau III ***
37

Click Keuntungan to edit Master FDC title (KDT) style


Dosisto obat dapat disesuaikan dengan berat Click edit Master text styles badan sehingga menjamin efektifitas obat dan Second level mengurangi efek samping. Mencegah Third levelpenggunaan obat tunggal sehinga menurunkan resiko terjadinya resistensi obat Fourth level ganda dan mengurangi kesalahan penulisan resep Fifth level Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat menjadi sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien
38

Click to edit (2HRZE/ Master 4H3R3) title style Kategori-1


Paduan OAT ini diberikan untuk: Click to edit Master text styles Pasien baru TB paru BTA positif. Second Pasien TB level paru BTA negatif foto toraks positif level Third Pasien TB ekstra paru

Fourth level Tahap Intensif Berat Badan tiap hari selama 56 hari 30Fifth level 37 kg 2 tablet 4KDT
38 54 kg 55 70 kg 71 kg 3 tablet 4KDT 4 tablet 4KDT 5 tablet 4KDT

Tahap Lanjutan 3 kali seminggu selama 16 minggu 2 tablet 2KDT 3 tablet 2KDT 4 tablet 2KDT 5 tablet 2KDT
39

Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)


Untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya: Pasien kambuh Pasien gagal Click to edit Master text(terputus) styles Pasien dengan pengobatan setelah default Tahap Intensif Berat tiap hari Badan Selama 56 hari Selama 28 hari Third level

Click to edit Master title style


Tahap Lanjutan

Second level

3 kali seminggu

selama 20 minggu
2 tab 2KDT + 2 tab Etambutol 3 tab 2KDT + 3 tab Etambutol 4 tab 2KDT + 4 tab Etambutol

3037 kg

Fourth level 3854 kg 3 tab 4KDT Fifth+level 750 mg Streptomisin inj.


5570 kg 4 tab 4KDT + 1000 mg Streptomisin inj.

2 tab 4KDT + 500 mg Streptomisin inj.

2 tab 4KDT 3 tab 4KDT 4 tab 4KDT

71 kg

5 tab 4KDT + 1000mg Streptomisin inj.

5 tab 4KDT

5 tab 2KDT + 5 tab Etambutol

Untuk pasien > 60 tahun dosis maksimal streptomisin = 500mg tanpa memperhatikan 40 berat badan.

OAT Sisipan (HRZE) Click to edit Master title style


sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif Paket Click to edit Master text styles kategori 1 yang diberikan selama sebulan (28 hari). Second level Berat Badan Third level Tahap Intensif tiap hari selama 28 hari 30 37 kg 2 tablet 4KDT Fourth level Fifth level 38 54 kg 3 tablet 4KDT

55 70 kg 71 kg

4 tablet 4KDT 5 tablet 4KDT


41

Click to edit Master title style


Dosis Click to edit Master text styles OAT Kombipak pada anak Second level Jenis Obat BB < 10 kg BB : 10 20 kg Third level 50 mg 100 mg Isoniasid Fourth level 150 mg Rifampicin Fifth level 75 mg
Pirasinamid 150 mg 300 mg

Kategori Anak (2RHZ/ 4RH)

BB : 20 32 kg 200 mg 300 mg

600 mg

42

OATMaster KDT padatitle anak style ClickDosis to edit


Third level 10-19 2 tablet 2 tablet 20-32 level 4 tablet 4 tablet Fourth Fifth level Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg dirujuk ke rumah sakit

Berat badan (kg)

2 bulan tiap hari 4 bulan tiap hari Click to edit Master text styles RH (75/50) RHZ (75/50/150) Second 5-9 level 1 tablet 1 tablet

Anak dengan BB 15 19 kg dapat diberikan 3 tablet. Anak dengan BB > 33 kg , dirujuk ke rumah sakit. Obat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah OAT KDT dapat diberikan dengan cara : ditelan secara utuh atau digerus sesaat sebelum diminum.
43

Click to edit Master style Alur tatalaksana pasientitle TB anak


Click to edit Master text styles Skor >6 Second level Third level Beri OAT Fourth level 2 bln terapi, dievaluasi Fifth level
Respons (+) Terapi TB diteruskan Respons (-) Teruskan terapi TB sambil mencari penyebabnya

44

Click to edit Master title style


Click to edit Master text styles 3. PEGAWASAN MENELAN OBAT Second level Third level Fourth level Fifth level

45

PEGAWAS Click to editMENELAN Master titleOBAT style


Salahto Click satu editkomponen Master text DOTS styles adalah pengobatan Second levelpaduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung. Untuk Third level menjamin keteraturan pengobatan Fourth level diperlukan seorang PMO Fifth level

46

Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta pertolongan ke UPK
47

Yang perlu dipahami PMO untuk disampaikan pasien Click to edit kepada Master titledan style keluarganya TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur Click to edit Master text styles TB bukan penyakit keturunan atau kutukan Second level Cara penularan TB, gejala-gejala yang Third level dan cara pencegahannya mencurigakan Cara pemberian Fourth level pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan) Fifth level

Click to editseorang Master title style Tugas PMO


pasien Tb agar text menelan obat secara teratur Mengawasi Click to edit Master styles sampai selesai pengobatan. Second level Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat Third teratur. level level Fourth Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada telah ditentukan. waktu Fifth yang level Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien Tb yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan Tb untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.
48

Click to edit Master title style


Click to edit Master text styles 4. PEMANTAUAN DAN Second level Third level PENGOBATAN Fourth level Fifth level

HASIL

49

Pemantauan kemajuan pengobatan TB Click to edit Master title style


Dilaksanakan dengan pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopis. Click to edit Master text styles Pemeriksaan dahak secara mikroskopis lebih baik dengan pemeriksaan radiologis dalam dibandingkan Second level memantau kemajuan pengobatan. Endap Darah (LED) tidak digunakan untuk Laju Third level memantau kemajuan pengobatan karena tidak spesifik untuk TB.level Fourth Untuk memantau kemajuan pengobatan dilakukan Fifth level spesimen sebanyak dua kali (sewaktu dan pemeriksaan pagi). Hasil pemeriksaan dinyatakan negatif bila ke 2 spesimen tersebut negatif. Bila salah satu spesimen positif atau keduanya positif, hasil pemeriksaan ulang dahak tersebut dinyatakan positif.
50

Jadwal Pemantauan Pemeriksaan Mikroskopis Click to edit Master title style


Click to edit Master text styles Pemeriksaan Kategori-1 (6 bulan Kategori 2 (8 bulan Second level pengobatan) pengobatan) Third level Akhir tahap intensif Akhir bulan ke 2 Akhir bulan ke 3 Fourth level Tahap lanjutan Bulan ke 5 Bulan ke 2 setelah Fifth level dimulai tahap lanjutan
Akhir pengobatan Bulan ke 6 Bulan ke 8

51

Tindak Lanjut Dahak Ulang Click to Hasil edit Pemeriksan Master title style
TIPE PASIEN URAIAN HASIL BTA Click to edit Master text TB tahap Second Akhir level Intensif Third Pasien baru level BTA positif level danFourth Pasien BTA (-) R (+) Sebulan sebelum Fifth level Akhir dengan pengobatan kategori 1 Pengobatan Akhir Pengobatan (AP) TINDAK LANJUT styles

Negatif
Positif Negatif Positif Negatif Positif

Tahap lanjutan dimulai.


Dilanjutkan dengan OAT sisipan selama 1 bulan. Jika setelah sisipan masih tetap positif, tahap lanjutan tetap diberikan. Pengobatan dilanjutkan Pengobatan diganti dengan OAT Kategori 2 mulai dari awal. Pengobatan diselesaikan

Pengobatan diganti dengan OAT Kategori 2 mulai dari awal.


52

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksan Dahak Ulang (2) Click to edit Master title style
TIPE PASIEN TB

Click to edit Master text styles Teruskan pengobatan dengan tahap Negatif lanjutan. Second level Beri Sisipan 1 bulan. Jika setelah Third level Akhir Intensif sisipan masih tetap positif, teruskan Positif pengobatan tahap lanjutan. Jika Pasien BTA Fourth level mungkin, rujuk ke unit pelayanan positif dengan spesialistik. pengobatan Fifth level
ulang kategori 2 Sebulan sebelum Akhir Pengobatan Akhir Pengobatan (AP) Negatif Positif Negatif Positif Pengobatan diselesaikan Pengobatan dihentikan dan segera rujuk ke unit pelayanan spesialistik. Pengobatan diselesaikan Rujuk ke unit pelayanan spesialistik.
53

URAIAN

HASIL BTA

TINDAK LANJUT

Tatalaksana Pasien Click to edit Master title style yang berobat tidak teratur
Tindakan pada pasien yang putus berobat kurang dari 1 bulan: Lacak pasien Diskusikan dengan pasien untuk mencari masalah berobat tidak teratur Lanjutkan pengobatan sampai seluruh dosis selesai

Click to edit Master text styles Second level Tindakan pada pasien yang putus berobat antara 1-2 bulan: Third level Tindakan-1 Tindakan-2 Lacak pasien Bila hasil BTA (-) atau Lanjutkan pengobatan sampai seluruh dosis Fourth level Diskusikan dan cari Tb extra paru: selesai masalah Fifth level Bila satu atau lebih Lama pengobatan Lanjutkan
Periksa 3 kali dahak hasil BTA (+) SPS dan lanjutkan pengobatan sementara menunggu hasilnya sebelumnya kurang dari 5 bulan * Lama pengobatan sebelumnya lebih dari 5 bulan pengobatan sampai seluruh dosis selesai Kategori-1: mulai kategori-2 Kategori-2: rujuk, mungkin kasus kronik. 54

Tatalaksana Pasien Click to edit Master title style yang berobat tidak teratur (2)
Click to edit Master text styles Tindakan pada pasien yang putus berobat lebih 2 bulan (Default) Second level Periksa 3 kali Bila hasil BTA (-) Pengobatan dihentikan, pasien dahak SPS atau Tb extra paru: diobservasi bila gejalanya semakin parah Third level Diskusikan dan perlu dilakukan pemeriksaan kembali cari masalah (SPS dan atau biakan) Fourth level Hentikan Bila satu atau lebih Kategori-1 Mulai kategori-2 pengobatan hasil BTA (+) Fifth level sambil menunggu
hasil pemeriksaan dahak. Kategori-2 Rujuk, mungkin kasus kronik.

55

Tatalaksana TB pada Keadaan Khusus

Click to edit Master title style

Kehamilan
prinsipnya pengobatan TB tidak berbeda. Semua jenis OAT Pada Click to edit Master text styles aman untuk kehamilan, kecuali streptomisin.

Ibu menyusuilevel dan bayinya Second

Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui. Third level Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut dapat terus disusui. Fourth level Pengobatan pencegahan dengan INH diberikan kepada bayi tersebut dengan berat badannya. sesuai Fifth level

Pasien TB pengguna kontrasepsi.

Rifampisin dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi hormonal (pil KB, suntikan KB, susuk KB) Seorang pasien TB sebaiknya mengggunakan kontrasepsi nonhormonal, atau kontrasepsi yang mengandung estrogen dosis tinggi (50 mcg). 56

Tatalaksana TB pada Keadaan Khusus Click to edit Master title style (2)
Pasien TB dengan infeksi HIV/AIDS to edit Master text styles Click Tatalaksanan pengobatan TB pada pasien dengan infeksi HIV/AIDS adalah sama seperti pasien TB lainnya. Obat TB pada HIV/AIDS sama efektifnya dengan pasien TB yang tidak pasien Second level disertai HIV/AIDS. ARV(antiretroviral) dimulai berdasarkan stadium klinis Pengobatan Third level HIV sesuai dengan standar WHO. suntikan Streptomisin harus memperhatikan Prinsip Penggunaan Fourth level prinsip Universal Precaution ( Kewaspadaan Keamanan Universal ) pasien TB-HIV sebaiknya diberikan secara terintegrasi Pengobatan Fifth level dalam satu UPK untuk menjaga kepatuhan pengobatan secara
teratur. Pasien TB yang berisiko tinggi terhadap infeksi HIV perlu dirujuk ke pelayanan VCT (Voluntary Counceling and Testing = Knsul sukarela dengan test HIV)

57

Tatalaksana TB pada Keadaan Khusus Click to edit Master title style (3)
Pasien TBedit dengan hepatitis akut Click to Master text styles
Pemberian OAT pada pasien TB dengan hepatitis akut dan atau ikterik, ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami klinis Second level penyembuhan. Pada keadaan dimana pengobatan Tb sangat diperlukan dapat Third diberikanlevel streptomisin (S) dan Etambutol (E) maksimal 3 bulan sampai hepatitisnya menyembuh dan dilanjutkan dengan Rifampisin dan Isoniasid (H) selama 6 bulan. (R) Fourth level

Pasien TB dengan kelainan hati kronik

level Fifth Kalau SGOT dan SGPT meningkat lebih dari 3 kali OAT tidak
diberikan dan bila telah dalam pengobatan, harus dihentikan. Kalau peningkatannya kurang dari 3 kali, pengobatan dapat dilaksanakan atau diteruskan dengan pengawasan ketat. Pasien dengan kelainan hati, Pirasinamid (Z) tidak boleh digunakan. Paduan OAT yang dapat dianjurkan adalah 2RHES/6RH atau 2HES/10HE
58

Tatalaksana TB pada Keadaan Khusus Click to edit Master title style (4)
Pasien TB dengan gagal ginjal

to(H), edit Master(R) text styles Click Isoniasid Rifampisin dan Pirasinamid (Z) dapat diberikan dengan dosis standar. Second level Hindari penggunaan Streptomisin dan Etambutol, kecuali pemantauan faal ginjal tersedia. fasilitas Third level Paduan OAT yang paling aman untuk pasien dengan ginjal adalah 2HRZ/4HR. gagal Fourth level Pasien TB dengan Diabetes Melitus level Fifth Diabetes harus dikontrol.
Penggunaan Rifampisin akan mengurangi efektifitas obat oral anti diabetes (sulfonil urea) sehingga dosis obat anti diabetes perlu ditingkatkan. hati-hati dengan pemberian etambutol, karena dapat memperberat komplikasi retinopathy diabetika.
59

Tatalaksana TB pada Keadaan Khusus Click to edit Master title style (5)
Pasien TB yang perlu mendapat tambahan Click to edit Master text styles kortikosteroid Kortikosteroid hanya digunakan pada keadaan khusus yang Second level membahayakan jiwa pasien seperti: Meningitis Third level TB TB milier dengan atau tanpa meningitis Fourth level TB dengan Pleuritis eksudativa dengan Perikarditis konstriktiva. TB Fifth level

Selama fase akut prednison diberikan dengan dosis 30-40 mg per hari, kemudian diturunkan secara bertahap. Lama pemberian disesuaikan dengan jenis penyakit dan kemajuan pengobatan.

60

Tatalaksana TB pada Keadaan Khusus Click to edit Master title style (6)

Indikasi operasi

Click to edit Master text styles Untuk TB paru: level Second Reseksi paru perlu dipikirkan pada : Pasien batuk darah berat yang tidak dapat diatasi Third level dengan cara konservatif. dengan Pasien Fourth levelfistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi secara konservatif. Fifth Pasienlevel MDR TB dengan kelainan paru yang terlokalisir.
Untuk TB ekstra paru: Pasien TB ekstra paru dengan komplikasi, misalnya pasien TB tulang yang disertai kelainan neurologik.
61

Efekto samping ringan dari OAT Click edit Master title style
Click to edit Master text styles Efek Samping Penyebab Penanganan Second level Tidak ada nafsu makan, Semua OAT diminum malam Rifampisin Third level mual, sakit perut sebelum tidur Fourth level Nyeri Sendi Pirasinamid Beri Aspirin Kesemutan rasa terBeri vitamin B6 (piridoxin) Fifth s/d level INH
bakar di kaki 100mg per hari Warna kemerahan pada air Rifampisin seni (urine) Tidak perlu diberi apa-apa, tapi perlu penjelasan kepada pasien.
62

Efekto samping berat dari Click edit Master title OAT style
Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan Click to edit Master text styles Semua jenis Ikuti petunjuk penatalaksanaan Gatal dan kemerahan kulit OAT dibawah *). Second level Streptomisin dihentikan, ganti Tuli Streptomisin Third level Etambutol. Streptomisin dihentikan, ganti Fourth level Gangguan keseimbangan Streptomisin Etambutol. Fifth level Hampir semua Hentikan semua OAT sampai Ikterus tanpa penyebab lain
OAT ikterus menghilang. Bingung dan muntah-muntah (permulaan ikterus karena obat) Gangguan penglihatan Purpura dan renjatan (syok) Hampir semua OAT Etambutol Rifampisin Hentikan semua OAT, segera lakukan tes fungsi hati. Hentikan Etambutol. Hentikan Rifampisin.
63

Faktor Yang Mempengaruhi Respon Click Pengobatan to edit Master title style TB (WHO)
Click to edit Master text styles PENTING Second level TIDAK PENTING Regimen/Kemoterapi Third level Istirahat yg adekuat Akomodasi Fourth level Keteraturan minum Diet obat Fifth level
KURANG PENTING Tingkat keparahan penyakit

Perawatan Iklim Sanatorium Faktor psikologis


64

Hasil Pengobatan
Sembuh Pasien telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak (follow-up) hasilnya negatif pada AP dan pada satu pemeriksaan follow-up sebelumnya Pengobatan Lengkap Pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap tetapi tidak memenuhi persyaratan sembuh atau gagal.

Click to edit Master title style

Click to edit Master text styles Second level Meninggal Third level Adalah pasien yang meninggal dalam masa pengobatan karena sebab apapun. Fourth level Pindah Pasien yang pindah berobat ke unit dengan register TB 03 yang lain dan hasil Fifth level pengobatannya tidak diketahui.
Default (Putus berobat) Pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai. Gagal Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan. 65

Click to edit Master title style


Click to edit Master text styles Second level 5. PENCEGAHAN Third level Fourth level Fifth level

TB

66

ClickPENCEGAHAN to edit Master title TBstyle


Upaya untuk mencegah penularan : Click to edit Master text styles
Mengobati pasien tuberkulosis paru BTA positif Second level (ini merupakan upaya sampai sembuh terpenting). Third level Perilaku: penderita agar menutup mulut dengan Fourth level sapu tangan bila batuk atau bersin, dan tidak Fifth meludah level di lantai atau di sembarang tempat. Perbaikan perumahan dan lingkungan, peningkatan status gizi dan peningkatan pelayanan kesehatan.
67

PENCEGAHAN TB (2) Click to edit Master title style

Upaya untuk mencegah terjadinya Click to edit Master text styles penyakit TB:
Second level Peningkatan gizi. imunisasi BCG pada bayi. Third level pengobatan pencegahan pada anak balita yang tidak Fourth level mempunyai gejala TB tetapi kontak dengan TB paru BTA positif. Fifth level Pada anak ini diberikan tablet Isoniazid (INH) dengan
dosis 5 mg/kg berat badan per hari selama enam bulan. Bila anak tersebut belum pernah mendapat BCG, maka BCG ini perlu diberikan sesudah pemberian INH.
68

PENCEGAHAN TB (3) Click to edit Master title style


Click to edit Master text styles Imunisasi BCG level Second Dapat menurunkan kejadian (insidensi) TB berat (misalnya meningitis tuberkulosis). pada Thirdanak level dapat mencegah terjadinya TB post Tidak Fourth level primer jika infeksi dengan kuman TB tersebut Fifth sudahlevel terjadi sebelum pemberian imunisasi
BCG. Tidak dapat menurunkan insidensi TB BTA positif.
69

Click to edit Master title style


Click to edit Master text styles Second level Third level Thanks Fourth level Fifth level

70

Anda mungkin juga menyukai