Pendahuluan
Vaginosis bakterial merupakan salah satu dari penyebab yang paling sering dari penyakit ginekologis Disebabkan oleh bergantinya flora normal vagina yang digantikan oleh baktri anaerob yaitu Mobiluncus species, Bacteroides species, khususnya Gardnerella vaginalis Nama lain dari vaginosis bacterial adalah non specific vaginitis, Gardnerella vaginitis, Corynebacterium vaginitis, Haemophilus vaginitis, non specific vaginosis dan anaerobic vaginosis
Definisi
Bertambahnya flora abnormal (Bacteroides sp, Mobilicus sp, Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis) dlm vagina menggantikan flora normal vagina (lactobacillus)
Sejarah
Doderlin menemukan kuman batang non motil yaitu Lactobacillus Kronig melaporkan bakteri tersebut merupakan bakteri anaerob yang ditemukan di smua wanita Banyak Terdapat Lactobacillus Schroder (1928)
Tahun 1955 Gardner dan Dukes membuktikan bahwa Gardnella vaginalis berhubungan dengan vaginitis non spesifik
Epidemiologi
Rivera (1994) di spanyol mendapatkan prevalensi VB sekitar 16,5% dari 450 wanita Prevalensi penyakit reproduksi di jakarta :
Tahun 2008 :
Bakterial vaginosis sebesar 46% Candida albicans 29% tricomoniasis 12%
Etiologi
Penyebab dari vaginosis bacterial belum diketahui dengan pasti namun telah diketahui berhubungan dengan kondisi keseimbangan bakteri normal dalam vagina yang berubah Tiga bakteri yang ditemukan pada vaginosis bakterial yaitu :
Gardnerella vaginalis Mycoplasma hominis Bakteri anaerob Mobilincus Spp dan Bacteriodes
Spp
a. Gardnerella vaginalis
Dulu dikenal dengan H. vaginalis G. vaginalis (atas dasar penyelidikan mengenai fenetopik dan asam dioksi-ribonukleat)
Tidak mempunyai kapsul, tidak bergerak dan
berbentuk batang gram negatif atau variabel gram Tes katalase, oksidase, reduksi nitrat, indole, dan urease semuanya negatif Kuman ini bersifat fakultatif dengan produksi akhir utama pada fermentasi berupa asam asetat
b. Mycoplasma hominis
Mycoplasma hominis
Bacteroides
Patofisiologi
Lactobacillus menghasilkan asam organik seperti : asam laktat memelihara pH di bawah 4.5 tidak sesuai dengan bakteri yang patogen hidrogen peroksida (H2O2) Lactobacillus tetap banyak di vagina Bakteriosin protein yg menghambat bakteri lain tumbuh (Gardnerella vaginalis)
Bakteri Lain
G. Vaginalis
Lactobacillus
Asam Amino
Amin
Mikroorganisme lain
Penyebab VB rekurens
Infeksi berulang dari pasangan yang telah ada mikroorganisme penyebab bakterial vaginosis Kekambuhan disebabkan oleh mikro organisme bakterial vaginosis yang hanya dihambat pertumbuhannya tetapi tidak dibunuh Kegagalan selama pengobatan untuk mengembalikan Lactobacillus sebagai flora normal yang berfungsi sebagai protektor dalam vagina Menetapnya mikroorganisme lain yang belum diidentifikasi faktor hostnya pada penderita
Gambaran Klinis
asimptomatik cairan vagina yang abnormal (terutama setelah melakukan hubungan seksual) dengan adanya bau vagina yang khas yaitu bau amis/bau ikan (fishy odor) Iritasi daerah vagina atau sekitar vagina (gatal, rasa terbakar) kemerahan dan edema pada vulva Nyeri abdomen, dispareuria atau nyeri waktu kencing jarang terjadi dan kalau ada karena penyakit lain
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan preparat basah (Dilakukan dengan meneteskan satu atau dua tetes cairan NaCl 0,9% pada sekret vagina diatas objek glass kemudian ditutupi dengan coverslip untuk melihat clue cells)
Whiff test Whiff test dinyatakan positif bila bau amis atau bau amin terdeteksi dengan penambahan satu tetes KOH 10-20% pada sekret vagina. Bau muncul sebagai akibat pelepasan amin dan asam organik hasil alkalisasi bakteri anaerob. Whiff test positif menunjukkan bakterial vaginosis
Tes lakmus untuk pH Kertas lakmus ditempatkan pada dinding lateral vagina. Warna kertas dibandingkan dengan warna standar. pH vagina normal 3,8-4,2. Pada 80-90% bakterial vaginosis ditemukan pH > 4,5
vaginosis tidak ditemukan Lactobacillus sebaliknya ditemukan pertumbuhan berlebihan dari Gardnerella vaginalis dan atau Mobilincus Spp dan bakteri anaerob lainnya
Kultur vagina
Kultur Gardnerella vaginalis kurang bermanfaat
Diagnosa VB
melekat pada dinding vagina dan abnormal pH vagina > 4,5 Tes amin yang positif, yangmana sekret vagina yang berbau amis sebelum atau setelah penambahan KOH 10% (Whiff test). Adanya clue cells pada sediaan basah (sedikitnya 20 dari seluruh epitel)
Diagnosa Banding
Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual
yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis (Terdapat duh tubuh vagina berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau. Eritem dan edem pada vulva, juga vagina dan serviks pada beberapa perempuan. Serta pruritos, disuria dan dispareunia) clue cells (-)
Kandidiasis
Kandidiasis
merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans atau kadang Candida yang lain (vaginal thrush yaitu bercak putih yang terdiri dari gumpalan jamur, jaringan nekrosis epitel yang menempel pada vagina. Dapat juga disertai rasa sakit pada vagina iritasi, rasa panas dan sakit saat berkemih)
Penatalaksanaan
Terapi sistemik
Metronidazol 2 x 500 mg (slma 7 hari),
penyembuhan mencapai > 90%/Tinidazol 2 x 500 mg (5 hari) Ampisilin/Amoxicilin 4 x 500 mg (5 hari) Klindamisin 2 x 300 mg (7 hari) Tetrasiklin/eritromisin tidak efektif untuk pengobatan VB
Terapi topikal
Metronidazol gel intravagina (0,75%) 5 gram, 1
x sehari selama 5 hari. Klindamisin krim (2%) 5 gram, 1 x sehari selama 7 hari. Tetrasiklin intravagina 100 mg, 1 x sehari. Triple sulfonamide cream.3,6 (Sulfactamid 2,86%, Sulfabenzamid 3,7% dan Sulfatiazol 3,42%), 2 x sehari selama 10 hari
Komplikasi
Kebanyakan kasus VB tidak berkomplikasi Pelvic Inflamatory Disease/PID Pada wanita hamil : kelahiran prematur, ketuban pecah dini, bayi berat lahir rendah, dan endometritis post partum Peningkatan resiko infeksi traktus urinarius
Prognosis
Prognosis bakterial vaginosis dapat timbul kembali pada 20-30% wanita walaupun tidak menunjukkan gejala Prognosis bakterial vaginosis sangat baik, karena infeksinya dapat disembuhkan. Dilaporkan terjadi perbaikan spontan pada lebih dari 1/3 kasus Dengan pengobatan metronidazol dan klindamisin memberi angka kesembuhan yang tinggi (84-96%)
HATUR NUHUN