Anda di halaman 1dari 11

OLEH :

HERWANTO HERU W

Seiring dengan tuntutan kebutuhan hidup yang terus

meningkat dan sering berakibat kaum perempuan


khususnya lapisan bawah harus bekerja mati-matian
untuk mendapatkan penghasilan sebagai penopang
kehidupan keluarganya. Walaupun perubahan sosial
dan perkembangan zaman mendorong kaum
perempuan bekerja di sektor publik, terdapat
perbedaan motivasi di antara mereka, dalam hal ini
adalah kaum perempuan kelas atas dan kaum
perempuan kelas bawah

Bagi perempuan yang berasal dari kelas menengah ke

atas, motivasi bekerja bagi mereka adalah sebagai


kebutuhan aktualisasi diri.
bagi kaum perempuan kelas bawah adalah tuntutan
kehidupan yang mutlak, sehingga kaum perempuan
dari kelas ini mengalami beban ganda. Beban ganda
dalam hal ini adalah akibat terjadinya subordinasi
tatanan masyarakat

penomorduaan terhadap peranan perempuan,

kurangnya akses untuk mendapatkan informasi,


masih minimnya pemberian peranan terhadap
perempuan dalam pelaksanaan pembangunan,
bahkan masih sangat minimnya kebijakan untuk
memfungsikan perempuan dalam dunia politik yang
notabene berfungsi sebagai pembuat kebijakan
pembangunan, masih terus terjadi.

Penyebab ketimpangan antara laki


laki dan perempuan
Gender
Gender merupakan konsepsi yang diakui sebagai

penyebab ketimpangan hubungan antara laki-laki dan


perempuan, dimana perempuan berada pada status
yang lebih rendah.
Gender merupakan konsep yang sangat berbeda
dengan sex (jenis kelamin). Pembedaan laki-laki dan
perempuan berdasarkan jenis kelamin hanya
menunjuk pada perbedaan biologis semata.

Peran perempuan dalam


pembangunan bangsa
Awal masa perjuangan kemerdekaan
Masa orde baru di awal 70 an
Era reformasi

Kondisi kaum perempuan di


Indonesia
Potensi kaum perempuan dalam kehidupan

masyarakat masih belum mendapat porsi yang wajar.


Hal ini perlu disikapi secara arif dan bijaksana oleh
pemerintah mengingat kaum perempuan dari sisi
kuantitas menempati urutan pertama dari komposisi
warga masyarakat.

Hambatan Kaum Perempuan


Hambatan struktural, pada dasarnya adalah hambatan

yang memang diciptakan secara terstruktur, dimana


peran kaum perempuan di-eleminir sedemikan rupa
sehingga tidak dapat berkembang secara wajar. Fungsi
dan peran perempuan yang selalu ditempatkan
sebagai ibu rumah tangga yang selalu harus di dapur
atau mengurusi masalah rumah tangga adalah contoh
klasik dimana secara sosio kultur perempuan telah
diposisikan sebagai orang rumah.

Hambatan non struktural pada dasarnya lebih banyak

disebabkan oleh sikap dan cara pandang kaum


perempuan itu sendiri yang menempatkan dirinya
pada posisi lemah dan menerima apa adanya segala
sesuatu

Ada beberapa jenis hambatan yang masih dialami oleh

sebagian besar perempuan di Indonesia, antara lain :


Hambatan Kultural
Hambatan Sosial
Hambatan Ekonomi
Hambatan Politik

Komitmen Pemerintah memajukan


perempuan
semenjak awal kementerian Pemberdayaan

Perempuan diera awal pemerintahan SBY telah


ditetapkan beberapa program yang harus dicapai
dalam kurun waktu 100 hari pertama, dimana salah
program yang cukup strategis adalah kesetaraan
jender.
Kelahiran UU No. 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan
Dalam Rumah Tangga,
Era Otonomi Daerah tahun 1999

Anda mungkin juga menyukai