Seiring dengan tuntutan kebutuhan hidup yang terus
meningkat dan sering berakibat kaum perempuan
khususnya lapisan bawah harus bekerja mati-matian untuk mendapatkan penghasilan sebagai penopang kehidupan keluarganya. Walaupun perubahan sosial dan perkembangan zaman mendorong kaum perempuan bekerja di sektor publik, terdapat perbedaan motivasi di antara mereka, dalam hal ini adalah kaum perempuan kelas atas dan kaum perempuan kelas bawah
Bagi perempuan yang berasal dari kelas menengah ke
atas, motivasi bekerja bagi mereka adalah sebagai
kebutuhan aktualisasi diri. bagi kaum perempuan kelas bawah adalah tuntutan kehidupan yang mutlak, sehingga kaum perempuan dari kelas ini mengalami beban ganda. Beban ganda dalam hal ini adalah akibat terjadinya subordinasi tatanan masyarakat
penomorduaan terhadap peranan perempuan,
kurangnya akses untuk mendapatkan informasi,
masih minimnya pemberian peranan terhadap perempuan dalam pelaksanaan pembangunan, bahkan masih sangat minimnya kebijakan untuk memfungsikan perempuan dalam dunia politik yang notabene berfungsi sebagai pembuat kebijakan pembangunan, masih terus terjadi.
Penyebab ketimpangan antara laki
laki dan perempuan Gender Gender merupakan konsepsi yang diakui sebagai
penyebab ketimpangan hubungan antara laki-laki dan
perempuan, dimana perempuan berada pada status yang lebih rendah. Gender merupakan konsep yang sangat berbeda dengan sex (jenis kelamin). Pembedaan laki-laki dan perempuan berdasarkan jenis kelamin hanya menunjuk pada perbedaan biologis semata.
Peran perempuan dalam
pembangunan bangsa Awal masa perjuangan kemerdekaan Masa orde baru di awal 70 an Era reformasi
Kondisi kaum perempuan di
Indonesia Potensi kaum perempuan dalam kehidupan
masyarakat masih belum mendapat porsi yang wajar.
Hal ini perlu disikapi secara arif dan bijaksana oleh pemerintah mengingat kaum perempuan dari sisi kuantitas menempati urutan pertama dari komposisi warga masyarakat.
Hambatan Kaum Perempuan
Hambatan struktural, pada dasarnya adalah hambatan
yang memang diciptakan secara terstruktur, dimana
peran kaum perempuan di-eleminir sedemikan rupa sehingga tidak dapat berkembang secara wajar. Fungsi dan peran perempuan yang selalu ditempatkan sebagai ibu rumah tangga yang selalu harus di dapur atau mengurusi masalah rumah tangga adalah contoh klasik dimana secara sosio kultur perempuan telah diposisikan sebagai orang rumah.
Hambatan non struktural pada dasarnya lebih banyak
disebabkan oleh sikap dan cara pandang kaum
perempuan itu sendiri yang menempatkan dirinya pada posisi lemah dan menerima apa adanya segala sesuatu
Ada beberapa jenis hambatan yang masih dialami oleh
sebagian besar perempuan di Indonesia, antara lain :
Hambatan Kultural Hambatan Sosial Hambatan Ekonomi Hambatan Politik
Komitmen Pemerintah memajukan
perempuan semenjak awal kementerian Pemberdayaan
Perempuan diera awal pemerintahan SBY telah
ditetapkan beberapa program yang harus dicapai dalam kurun waktu 100 hari pertama, dimana salah program yang cukup strategis adalah kesetaraan jender. Kelahiran UU No. 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Era Otonomi Daerah tahun 1999