Negeri Sipil
Pendahuluan
Peraturan Pemerintah (PP) No 69/91
PP No 2/92 = Penunjukan PT Askes
Kepesertaan mencapai 13.8 juta
jiwa
SEJARAH
Jaman penjajahan Belanda, pegawai
1970
= 3,89% (PNS)
1974
= 2,75% (PNS)
1977
1984
BPDPK pisah dari Depkes
BPDPK menjadi Perum PHB
Sudah menggunakan sistem managed
no.6/92
Peserta
Peserta adalah Calon dan PNS, Penerima
Paket Jaminan
Teori : komprehensif
Prakteknya : penyembuhan dan pemulihan
Kinerja
Tahun 1999 PT Askes masih mempunyai
Askes sosial
Berjalan dan bermanfaat sejak tahun 1992
Banyak kekurangan, kepuasan golongan
atas rendah
Premi terlalu kecil, 2% gaji pokok, persepsi
mutu rendah karena pembayaran ke RS
rendah. Kontribusi dr pemerintah 2 %
Tak konsisten misi dg struktur (sosial
dikelola PT).
Cakupan 17,4 juta jiwa (+ 2,8 juta
komersial).
www.themegallery.com
Company Name
JPK Jamsostek
Pendahuluan
pemberi kerja
Memiliki 10 orang karyawan atau lebih,
atau membayar upah lebih dari Rp 1
juta per bulan.
Teknik-teknik Pengendalian
Biaya JPK Jamsostek
Peserta harus menggunakan PPK I
Pelayanan rujukan
Pemberi
Kerja
723
958
3.419
5.624
8.034
9.452
10.892
14.225
15.628
16.707
53%
Tenaga
Kerja
85.926
110.345
256.402
458.257
698.052
961.594
989.094
1.110.478
1.235.818
1.321.844
40%
Tertanggung
199.695
238.022
537.173
963.619
1.414.175
1.725.618
1.949.011
2.338.075
2.567.576
2.699.977
38%
Premi
diterima
(Rp000)
4.553.000
8.280.000
13.657.000
28.263.000
44.365.000
64314563
86.233.060
100.220.435
136.103.858
155.360.770
51%
Rasio Biaya
Medis (%)
63,9
62,2
59,1
67,5
80,7
79,7
76,1
88,5
74,6
65,4
72%
Peraturan JPKM
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.
Penyelenggaraan
Pemberian
Penyelenggaraan
pemeliharaan kesehatan
secara berhasil guna dan berdaya guna.
Paket jaminan :
Paket
jaminan komprehensif
Paket terbagi atas paket dasar dan paket tambahan
Paket Pemeliharaan Kesehatan :
Rawat jalan
Rawat Inap
Pemeriksaan penunjang
Paket tambahan
Keadaan gawat darurat peserta dapat memperoleh
pelayanan di setiap PPK.
Peserta tidak perlu membayar lagi apabila
pelayanan yang diberikan sesuai dengan paket
yang dipilihnya.
badan hukum
Mendapat ijin operasional dari Depkes
Penyelenggaraan JPKM harus terpisah
Bapel wajib menyelenggarakan paket dasar
Bapel harus meminta persetujuan Dirjen
tentang besarnya premi penyelenggaraan
pemeliharaan kesehatan.
Bapel membuat ketentuan tertulis mengenai
informasi bagi peserta
Pembentukan kantor cabang jika peserta
lebih dari 500 orang
pusat/cabang
Bapel harus :
Memiliki modal paling sedikit = anggaran operasional satu
tahun pertama.
Memiliki dana cadangan 25%
Harus menyisihkan sebagian sisa hasil usaha untuk
cadangan teknis
Investasi dana harus mempertimbangkan kelangsungan
penyelenggaraan dan hanya dalam bentuk deposito,
obligasi, tanah atau bangunan.
Memberikan kemudahan kepada peserta
Menampung & menyelesaikan segala keluhan
peserta
pelayanan
Bapel harus membayar fasilitas kesehatan secara
kapitasi
Bapel & fasilitas kesehatan secara bersama harus
menyediakan dana cadangan
Bapel harus melakukan koordinasi dgn bapel lain
dalam hal peserta memiliki jaminan ganda
Bapel harus melakukan pencatatan pelaporan
Badan yang tidak memenuhi peraturan diatas,
denda 500 juta
Kepesertaan :
Setiap orang, perorangan atau kelompok
Setiap orang yang menjadi peserta pada
JPKM
HMO
Dasar
Dasar hukum
Tujuan
Pembudayaan
Pembudayaan prilaku hidup sehat,
Kemandirian masyarakat dalam membiayai
pelayanan kesehatan,
kesehatan,Meningkatkan derajat
kesehatan,
Memastikan
Memastikan bahwa kebutuhan pelayanan
kesehatan peserta terpenuhi,
Meningkatkan
terpenuhi,Meningkatkan
derajat kesehatan, Meningkatkan produktifitas
kerja, Pemberian pelayanan yang berhasil
guna dan berdaya guna.
guna.
Sukarela/aktif
Sukarela
Kontrak
Unilateral,
Unilateral, Kondisional, Aleatory, Adhesi
Transfer risiko
Pooling risiko
Sharing risiko
Item
JPKM
HMO
Perijinan dan
pengawasan
keuangan
Departemen Kesehatan
Concern terhadap
solvency
Harus
Harus
Pemasaran dan
underwriting
Ada
Ada
Ada
Ada
Kontrol terhadap
adverse selection
Open enrollement
Bentuk benefit
Item
JPKM
HMO
Pelayanan
komprehensif
Harus ada
Harus ada
Pembayaran PPK
Manajemen utilisasi
Manajemen mutu
Penanganan keluhan
1998
1999
2000
Jumlah Bapel
14
17
21
Jumlah
Tertanggung
108.000
108.000
286.734
JPKM
Biaya kesehatan yang mahal belum menjadi
masalah utama
JPKM adalah produk inferior
Masih murahnya pelayanan kesehatan
Masih luasnya sikap risk taker
Masih kuatnya sifat gotong royong
Belum memadai SDM
Belum baiknya peraturan & penegakan hukum
Asuransi Kesehatan
Tradisional
Landasan Hukum : UU No. 2/1992
Produk & manfaat pelayanan
berbagai kombinasi :
Cakupan pelayanan yang ditanggung
Besarnya biaya sendiri
Cara pembayaran manfaat/benefit
Pilihan PPK
Pelayanan tambahan lain
Paket Jaminan :
Rawat Jalan
Rawat Jalan dokter umum ataupun spesialis
Rujukan
Biaya obat atau pemeriksaan penunjang
Perkembangan
Kepesertaan dan perolehan premi
Perkembangan Volume askes & kecelakaan diri yang dijual
perusahaan asuransi kerugian 1995-1999 (Rp juta)
Tahun
Premi
Pertumbuhan
1995
50.231
1996
54.243
8,0%
1997
145.568
168,4%
1998
180.130
23,7%
1999
225.049
24,9%
cakupan universal.
Presiden Megawati menandatangani UU
SJSN nomor 40 tahun 2004.
AKN :
Kepesertaan, syarat mutlak
Paket jaminan manfaat (benefit)yang dijamin
Tantangan AKN
Buruh dan pengusaha terpengaruh
Asuransi Kesehatan
Nasional dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional
Penyelenggara
Efisien, egaliter,
manajemen paling mudah,
sustaina-bilitas tinggi
Efisien, egaliter,
manajemen lebih
kompleks, sustain-abilitas
tinggi
Unsur
Single payer
Nasional
Single
payer
Propinsi
Oligo
payer
Nasional
Single
collector,
multi payer
Multi payer
district I
Multi
payer
district II
Efisiensi
+++++
++++
+++
++
++
+/-
++
++
++++
Kualitas, konsumen
++++
++++
Kualitas,
fasilitas kesehatan
++++
+++
+++
+++
+/-
Keterjangkauan
+++++
++++
+++
++
++
+/-
Keberlanjutan
+++++
+++++
+++++
+++
++
+/-
Subsidi silang
+++++
++++
++++
++++
+/-
Equity
+++++
++++
+++
++++
++
+/-
Portabilitas
+++++
++++
++++
+++
++
+/-
Desentralisasi
+/-
+/-
+/-
++
++++
++++
Landasan Hukum
UUD 1945 amandemen pasal 28H ayat 1
UUD 1945 amandemen pasal 34 ayat 2
UUD 1945 amandemen pasal 34 ayat 3
UU No.3/1992 tentang Jamsostek
PP 69/1991 tentang JPK PNS
UU No.23/1992 tentang Kesehatan
Strategi Pengembangan
Peda 5-10 tahun pertama perluasan
kepesertaan akan dipusatkan pada kelompok
sektor formal dan penduduk miskin.
Kelembagaan
Badan Penyelenggara harus nielaba (Trust
Fund atau Public Corporation)
Prinsip Dasar
Prinsip solidaritas sosial atau kegotong-
royongan
Prinsip Efisiensi
Prinsip ekuitas
Prinsip portabilitas
Prinsip nirlaba
Prinsip responsif
Prinsip kordinasi manfaat
Pengelolaan Keuangan
Paling lambat setiap tanggal 5 bulan
berjalan.
Pemberi kerja wajib menyetorkan potongan
iuran pekerja dan menambahkan iuran yang
menjadi kewajibannya ke rekening BPJS.
Badan pengelola AKN lima tahun pertama,
biaya administrasi 15%,tahun ke 6-10
maksimum 10%, maksimum 5% tahun ke 11
dan seterusnya.
Kewajiban BPJS
UU SJSN mewajibkan BPJS memberikan
Hak Peserta
Hak atas pelayanan komprehensif
(promotif, preventif, kuratif & rehabilitatif)
Fasilitas Kesehatan
Dokter keluarga
Dokter Spesialis
Klinik praktek bersama
Klinik 24 jam
Rumah bersalin
RS pemerintah
RS swasta
Apotik
Laboratorium klinik
Laboratoriium radiologi
Fasilitas lain yang akan ditetapkan DJSN
BPJS.
Menerima pembayaran tepat waktu dengan
tarif prospektif.
Berhak mengajukan permohonan
peminjaman tarif atau cara pembayaran.
Mengatur cara pembayaran dokter spesilis.
Mengambil keputusan medis atas peserta
yang dirawat.
Dapat ikut serta dalam pembahasan iuran
oleh komite aktuaria, penetapan tarif, dan
penyelesaian perselisihan.
Mendapatkan informasi tentang kinarja BPJS.
Penegakan Hukum ?