Anda di halaman 1dari 23

KOEFISIEN KONTINGENSI C

( THE CRAMER COEFFICIENT C)


Kelompok 11
Anggota
:
Amel Tangdilambi
(11.6534)
Rizka Novalina (11.6875)
Tiya Mitasari (11.6930)

ESENSI

Koefisien Kontingensi C adalah suatu ukuran kadar asosiasi atau relasi antara dua
kelompok data

Berguna khususnya untuk data yang hanya mempunyai informasi kategori (skala
nominal)

Kita dapat menghitung koefisien kontingensinya dari suatu tabel 2x2, 2x5, 4x4, 3x7
atau sembarang tabel k x r

Semakin besar perbedaan antara harga-harga yang diharapkan dengan harga sel yang
diobservasi, maka semakin besar pula tingkat asosiasi antara kedua variabel itu dan
dengan demikian semakin tinggi harga C.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Kelebihan

penghitungannya relatif mudah, sehingga dapat


digunakan jika ukuran korelasi-korelasi yang lain tidak
dapat diterapkan
Kekurangan

Koefisien ini tidak dapat mecapai nilai 1 ketika korelasi


sempurna
Dua koefisien kontingensi tidak dapat dibandingkan jika
keduanya tidak dihasilkan dari tabel-tabel kontingensi yang
berukuran sama.
Tidak dapat secara langsung dibandingkan dengan ukuran
korelasi lain manapun, misalnya r-Pearson, rs-spearman, atau rkendall.

PROSEDUR

Susun frekuensi-frekuensi observasi dalam suatu


tabel kontingensi k x r
Tabel 1. Bentuk tabel kontingensi, untuk menghitung C

PROSEDUR
(LANJUTAN)

Hitung nilai frekuensi yang diharapkan untuk tiap-tiap sel

Jika ada sembarang sel yang mempunyai frekuensi harapan < 1 atau jika >20%
di antara sel-sel itu mempunyai frekuensi harapan < 5, maka gabungkan
kategori-kategori untuk meningkatkan frekuensi-frekuensi yang diharapkan
yang tidak memadai.

PROSEDUR (LANJUTAN)

Hitunglah nilai
untuk data tersebut dengan cara
yang disajikan terdahulu, yaitu :

Dengan nilai

ini, kemudian hitung nilai C :

PROSEDUR
(LANJUTAN)

Untuk menguji apakah nilai observasi C


memberikan petunjuk terdapat korelasi antara
kedua variabel di dalam populasi yang diambil
sampelnya, maka tentukan kemungkinan yang
berkaitan dengan nilai
yang diobservasi di
mana db = (k-1)(r-1) dengan menggunakan tabel
C. Jika kemungkinan tersebut sama dengan atau
kurang dari maka Ho ditolak

CONTOH SOAL
Peneliti ingin menguji apakah kurikulum-kurikulum sekolah
atas yang dipilih oleh pemuda disuatu kota dependen terhadap
kelas sosial pemuda-pemuda itu.
Tabel frekuensi pendaftaran pemuda di suatu kota dari 4 kelas
sosial dalam 3 kemungkinan kurikulum Sekolah Menengah
Atas:

PENYELESAIAN:
1.

2.
3.

Hipotesis:
Ho = tidak terdapat korelasi antara kurikulum dan
kelas sosial
H1 = terdapat korelasi antara kurikulum dan kelas
sosial
Tingkat signifikansi: = 5%
Statistik uji: Uji Koefisien Kontingensi C
Tabel nilai Eij

(Oij Eij )
Eij

i 1 j 1

(20 8,357)2 (41 30,214)2

+
8,357

= 46,3359

(33 9,344)2

+ . +
30,214

9,344

4. daerah penolakan: ho ditolak jika hit >


tabel.
dimana
tabel = 12,59 dengan df=(3-1)(4-1)
5. keputusan: karena hit = 46,3559>
tabel = 12,59
maka ho ditolak
6. kesimpulan: dengan tingkat kepercayaan 95% dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara kurikulum dan
kelas sosial dimana c=0,3251 secara signifikan berbeda
dengan nol.

CONTOH SOAL 2

As a part of study concerning the process by which financial accounting


standards are modified, Hussein developed a survey questionnaire which was to
be sent to members of the Financial Accounting Standards Board (FASB)
advisory council and to members of various committees which specialize in
financial accounting standards in FASBs sponsoring organizations. The FASB
is the organization by which changes in accounting standards and procedures
must be approved. The survey, the details of which are not relevant to this
example, was designed to assess the informational, economic, organizational,
and cognitive factors involved in the process of setting the standards. In survey
research, it is rare for the response rate to mailed surveys to be large. However,
in order for a survey of a various groups to be meaningful, the response rate
from the various organizations should be similar. If it is not, then the responses
(or nonresponses) from one group may yield a biased view of the overall
process.
to determine whether the initial response rate was associated with
organization, i.e., varied between the various sponsoring organizations, data
concerning response rate were analyzed. There were six organizations or groups
receiving questionnaires ( k=6), and there were three possible dispositions for
each questionnaire : received and completed, declined, and no response (r=3).

1.

2.
3.

Hipotesis:
Ho = tidak terdapat korelasi antara Oganisasi
keuangan dengan respon terhadap perubahan
standar keuangan
H1 = terdapat korelasi antara Oganisasi
keuangan dengan respon terhadap perubahan
standar keuangan
Tingkat signifikansi: = 5%
Statistik uji: Uji Koefisien Kontingensi C

TABEL NILAI EIJ

= 75,25

4.

Daerah penolakan: Ho ditolak jika


hit >
tabel.
Dimana
tabel = 18,31 dengan df=(3-1)(6-1)=10

5.

Keputusan: Karena
Ho ditolak

6.

Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95% dapat


disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara Oganisasi
keuangan dengan respon terhadap perubahan standar
keuangan dimana C=0,5858 secara signifikan berbeda
dengan nol.

hit =75,25 >

tabel =18,31 maka

UJI KOEFISIEN KONTINGENSI C


DENGAN APLIKASI SPSS
Kasus:
hubungan antara jenis profesi dan jenis
olahraga yang disenangi
Dari 20 sampel diperoleh data sbb:
GOLF

TENIS

TOTAL

DOKTER

10

PENGACARA

10

TOTAL

11

20

-masukan variabel
profesi pada kotak
rows
-masukan variabel
olahraga pada kotak
collums
-klik statistic

PILIH CHI SQUARE, CONTINGENCY


COEFFICIENT LALU KLIK CONTINUE

-pilih kotak cell dan aktifkan kotak observed dan expected kemudianklik continue.
-klik continue-ok

OUTPUT

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai