Anda di halaman 1dari 15

Apoptosis

UMMI FADILLAH ( 1043050081 )


FUNDI FAUZI ( 1243050055 )
SANDY N IRAWAN ( 1243050060 )
SHERLY DESIMAH. P ( 1543050149 )
HARIS ABDURASYID ( 1543050148 )

Apoptosis adalah mekanisme kematian sel

yang terprogram yang penting dalam


berbagai proses biologi.
apoptosis terjadi dalam proses yang diatur
sedemikian rupa yang secara umum
memberi keuntungan selama siklus
kehidupan suatu organisme.
Contoh apoptosis adalah pada diferensiasi
jari manusia selama perkembangan embrio
membutuhkan sel-sel di antara jari-jari
untuk apoptosis sehingga jari-jari dapat
terpisah.

Perbedaan nekrosis dan


apoptosis

Apoptosis adalah mekanisme kematian sel yang


terprogram yang penting dalam berbagai proses
biologi.
nekrosis adalah bentuk kematian sel sebagai
akibat sel yang terluka akut.

Peranan apoptosis
Apoptosis memiliki peranan penting

dalam fenomena biologis.


proses apoptosis yang tidak sempurna
dapat menyebabkan timbulnya penyakit
yang sangat bervariasi. Terlalu banyak
apoptosis menyebabkan sel mengalami
kekacauan, sedangkan terlalu sedikit
apoptosis juga menyebabkan
perkembangan sel kanker.

Penyakit yang disebabkan


karena proses apoptosis
yang tidak sempurna yaitu :
Penyakit autoimun
Neurodegeneration
Stroke iskemik
Kanker

Fungsi apoptosis
Dapat memperbaiki sel yang rusak atau

terinfeksi
Jika kemampuan sel untuk ber-apoptosis rusak atau
jika inisiasi apotosis dihambat, sel yang rusak
dapat terus membelah tanpa batas, berkembang
menjadi kanker
Dapat merespon terhadap stress atau
kerusakan DNA
kerusakan genom dalam inti sel, adanya enzim
PARP-1 memacu terjadinya apoptosis. Enzim ini
memiliki peranan penting dalam menjaga integritas
genom, tetapi aktivasinya secara berlebihan dapat
menghabiskan ATP, sehingga dapat mengubah
proses kematian sel menjadi nekrosis (kematian sel
yang tidak terprogram).

Mekanisme apoptosis
Mekanisme apoptosis sangat kompleks dan
rumit. Secara garis besarnya apoptosis dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu :
1. Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis).
2. Tahap integrasi atau pengaturan (transduksi
signal, induksi gen apoptosis yang berhubungan,
dll)
3. Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi DNA,
pembongkaran sel, dll)
4. Fagositosis.

Signal Penginduksi Apoptosis


Signal yang menginduksi apoptosis bisa

berasal dari ekstraseluler dan intraseluler.


Signal ekstraseluler contohnya hormon
hormon. C: Hormon tiroksin menginduksi
apoptosis pada ekor tadpole.
Signal intraseluler misalnya radiasi ionisasi,
kerusakan karena oksidasi radikal bebas, dan
gangguan pada siklus sel.

Regulator Molekuler dari Apoptosis


Signal kematian dihubungkan dengan

pelaksanaan apoptosis oleh tahap integrasi


atau pengaturan. Pada tahap ini terdapat
molekul regulator positif atau negatif yang
dapat menghambat, memacu, mencegah
apoptosis sehingga menentukan apakah sel
tetap hidup atau mengalami apoptosis
(mati).

Fagositosis
Sel yang terfragmentasi menjadi apoptotic

body mengeluarkan signal eat me yang


dikenali oleh fagosit. Ada 2 macam fagosit,
yaitu :
Fagosit professional, contohnya sel
makrofag.
Fagosit semiprofesional, sel tetangga dari
sel yang mengalami apoptosis.

Pengendalian Apoptosis
Haruslah jelas sel menjaga kontrol caspases. Dua

spesies untuk menginhibisi apoptosis adalah protein


mitochondrial Bcl-2 dan Bcl-xL, yang dapat
menghalangi pelepasan sitokrom c dari mitokondria.
Protein keluarga Bcl mempunyai suatu gugus hidrofob
dan terikat di sisi luar permukaan mitokondria, Protein
ini mampu membentuk kanal ion di liposom. Bcl-2
dapat juga mengikat Apaf-1 dan menghalangi
pengaktifan inisiasi caspase 9. Bcl-2 diatur oleh
perubahan ekspresi gen Bcl-2, dengan posttranslational fosforilasi oleh kinase, atau oleh
pecahnya caspase. Kelebihan ekpresi Bcl-2 dapat
menyebabkan suatu sel menjadi suatu sel tumor.
Anggota lain keluarga, BAX dan BAD yang mengikat
mitokondria dan memfasilitasi apoptosis dengan
menstimulasi pelepasan sitokrom C. Sebagai
tambahan, protein lain yang disebut IAPS (inhibitor of


Mengenali sel yang apoptosis

Sel yang mengalami apoptosis dapat diamati dengan

menggunakan mikroskop cahaya maupun mikroskop


elektron melalui ciri-ciri morfologis yang ditampakkan.
Ciri-ciri tersebut antara lain :
Sel menjadi bulat (sirkuler)
Kromatin (DNA dan protein-protein yang terbungkus di
dalam inti sel) mulai mengalami degradasi dan
kondensasi
Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut, menjadi
semakin memadat
Lingkungan dalam inti sel tampak terputus dan DNA di
dalamnya terfragmentasi (proses ini dikenal dengan
karyorrhexis)
Plasma membran mengalami blebbing

Sel yang mengalami apoptosis juga dapat dikenali dengan :


Penandaan inti yang mengalami kondensasi dengan

pewarna fluorescence Hoechst atau DAPI.


Sel yang mengalami apoptosis mengeluarkan PS
(Phosphatidil Serin) pada permukaan ekstraselulernya,
sehingga dapat ditandai dengan annexin V yang dilabeli
fluorescence. PS secara normal terdapat pada cytosolic
surface dari membran plasma (di bagian dalam membran
plasma), tetapi diredistribusikan ke permuka`an ekstraseluler
selama apoptosis oleh protein hipotetik yang dikenal sebagai
scramblase.

DNA yang terfagmentasi dapat dideteksi

dengan TUNEL (Terminal


deoxynuclotidyltransferase-mediated UTP end
labelling) atau elektroforesis DNA yang
diisolasi dalam gel agarosa. TUNEL juga dapat
digunakan untuk mendeteksi enzim yang
terlibat dalam pengrusakan inti sel

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai