Rinrin Apriliani
Ak.1.13.042
Definisi
Syok adalah kondisi mengancam jiwa yang
diakibatkan ketidakmampuan sistem sirkulasi
menyuplai oksigen dan nutrient ke jaringan, ditandai
dengan hipoksia dan ketidakadekuatan fungsi sel
yang menyebabkan kegagalan organ dan potensial
kematian.
(Kleinpell dlm Garretson,2007)
Perfusi jaringan yg adekuat tergantung dr 3 faktor
utama yaitu curah jantung, volume darah, dan tonus
vasomotor perifer.
(Kapita selekta kedokteran,2001)
Fase Syok
Fase
Kompensator
Frekuensi
Jantung
>100x/menit
>150x/menit
Eratik atau
sistol
Tekanan darah
Normal
TDS <80-90
mmHg
Membutuhkan
dukungan
mekanik atau
farmakologis
Status
respiratory
>20
Cepat,
Membutuhkan
pernapasan
intubasi
dangkal, krekeis
Kulit
Dingin, kusam
Bercak, petekie
Ikterik
Haluaran Urin
Menurun
<20 ml/jam
Anuria,
membutuhkan
dialysis
Fungsi Mental
Kelam pikir
Lethargi
Tidak sadar
Metabolik
asidosis
Asidosis hebat
Keseimbangan
Respiratory
Sumber
: Nanda
NIC-NOC
Asam basa
alkalosis
Klasifikasi
Etiologi
Gejala
1. Kardiogenik
Kelainan jantung
2. Hipovolemik
Pendarahan,
Turgor
muntah, diare,
poliuri, dll
Sepsis, anafilaksis, Tanda-tanda infeksi,
krisis adrenal,
dll
neurogenik
3. Distributif
4. Obstruktif
temponade
jantung
tension
pneumothorax
emboli paru
masif
Tanda-tanda gagal
jantung
Pulsus paradoxus
(sistolik >
10mmHg pada
inspirasi)
1. Syok Hipovolemik
Respon dini terhadap kehilangan darah adalah mekanisme kompensasi tubuh yang
berupa vasokonstriksi di kulit, otot, dan sirkulasi viseral untuk menjaga aliran darah
yang cukup ke ginjal, jantung, dan otak. Respon terhadap berkurangnya volume
sirkulasi akut yang berkaitan dengan trauma adalah peningkatan detak jantung sebagai
usaha untuk menjaga cardiac output. Dalam banyak kasus, takikardi adalah tanda syok
paling awal yang dapat diukur
(American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008).
Etiologi
a. Kehilangan darah/syok hemoragik
Hemoragik eksternal : trauma, perdarahan gastrointestinal
Hemoragik Internal : hematoma, hemathoraks, hemoperitoneum
b. Kehilangan Plasma
Luka bakar
Dermatitis eksfoliatif
c. Kehilangan cairan dan elektrolit
Eksternal : Muntah, diare, keringat yang berlebihan, keadaan hiperosmolar
Internal : pankreatitis, asites, obstruksi usus.
( Kapita selekta kedokteran,2001)
dingin
Waktu
pengisian
kapiler
meningkat
Diaporesis
Vena kolaps
Cemas
Sumber: Baren et al., 2009.
Sedang
Berat
Sama,
ditambah:
Takikardia
Takipnea
Oliguria
Hipotensi
ortostatik
Sama,
ditambah:
Hemodinami
k tidak stabil
Takikardia
bergejala
Hipotensi
Perubahan
kesadaran
Syok Kardiogenik
Ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke jaringan untuk memenuhi
keb metabolisme basal akibat ggn fungsi pompa jantung.
Kerusakan jantung berupa otot jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya
mengakibatkan penurunan curah jantung , yang pada gilirannya menurunkan
tekanan darah arteri ke organ-organ vital. Aliran darah ke arteri koroner berkurang,
sehingga asupan oksigen ke jantung menurun , yang pada gilirannya meningkatkan
iskemia dan penurunan lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa
(Keperawatan Medikal Bedah ,Brunner & Suddarth)
Etiologi :
- Disritmia
- Kegagalan pompa jantung
- Disfungsi katup akut
- Ruptur septum ventrikel
( Kapita selekta kedokteran,2001)
Syok Obstruktif
Syok Obstruktif terjadi karena terdapat penyumbatan pada pembuluh darah
sentral baik arteri maupun vena di mana tidak terdapat system kolateral.
Keadaan ini terjadi terutama pada embolus arteri pulmonalis dan aorta di
mana pembuluh darah pulmonalis tersumbat oleh thrombus sehingga
menyebabkan kedua paru tidak terdapat aliran dari pembuluh darah
pulmonal.
Syok ini juga dapat pula terjadi oleh karena terpotongnya aorta,
berkumpulnya cairan di dalam ruang pericardium oleh karena infeksi, gagal
ginjal, atau tumor sehingga terjadi temponade.
Etiologi
Tension pneumothorak
Penyakit perikardium (tamponade ,kontriksi)
Penyakit p.darah paru (emboli paru masif, hipertensi pulmonal)
Tumor jantung (miksomal atrial)
Trombus mural atrium kiri
Penyakit katup obstruktif ( stenosis aorta atau mitral)
Syok Distributif
Syok distributif atau vasogenik terjadi ketika volume darah
secara abnormal berpindah tempat dalam vaskulatur seperti
ketika darah berkumpul dalam pembuluh darah perifer
Etiologi
Syok distributif dapat disebabkanbaik oleh kehilangan tonus
simpatis atau oleh pelepasan mediator kimia ke dari sel-sel.
Kondosi-kondisi yang menempatkan pasien pada resiko syok
distributif yaitu(1) syok neurogenikseperti cedera medulla
spinalis, anastesi spinal, (2)syok anafilaktikseperti sensitivitas
terhadap penisilin, reaksi transfusi, alergi sengatan lebah (3)
syok septik seperti imunosupresif, usia yang ekstrim yaitu > 1
thn dan > 65 tahun, malnutrisi
2. Syok anafilaktik
Reaksi anafilatik adalah gejala yang timbul melalui reaksi alergen dan antibodi.
Sedangkan yang tidak melalui reaksi imunologik disebut reaksi anafilaktoid
Sistem
Umum
Pernapasan
Hidung : gatal,bersin,tersumbat
Laring : rasa tercekik, suara serak, sesak napas, stridor,
edema, spasme
Lidah : edema
Bronkus : batuk,spasme,mengi,sesak
Kardiovaskular
Gastrointestinal
Kulit
Mata
Gatal, lakrimasi
Susunan Saraf
(Nanda NIC_NOC)
Pusat
Gelisah, kejang
3. Syok Neurogenik
Syok neurogenikdisebut juga syok spinal
merupakan bentuk dari syok distributif, Syok
neurogenik terjadi akibat kegagalan pusat
vasomotor karena hilangnya tonus pembuluh
darah secara mendadak di seluruh
tubuh.sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan
darah pada pembuluh tampung (capacitance
vessels). Hasil dari perubahan resistensi
pembuluh darah sistemik ini diakibatkan oleh
cidera pada sistem saraf (seperti: trauma kepala,
cidera spinal, atau anestesi umum yang dalam).
Komplikasi Syok
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium awal yang mungkin ditemukan pada keadaan syok hipovolemik,
antara lain
(Schub dan March, 2014):
1. Complete Blood Count (CBC), mungkin terjadi penurunan hemoglobin, hematokrit dan
platelet.
2. Blood Urea Nitrogen (BUN), mungkin meningkat menandakan adanya disfungsi ginjal.
3. Kadar elektrolit dalam serum mungkin menunjukkan abnormalitas.
4. Produksi urin, mungkin <400 ml/hari atau tidak ada sama sekali.
5. Pulse oximetry, mungkin menunjukkan penurunan saturasi oksigen.
6. AGDA, mungkin mengidentifikasi adanya asidosis metabolik.
7. Tes koagulasi, mungkin menunjukkan pemanjangan PT dan APTT.
Untuk pemeriksaan penunjang, dapat dilakukan pemeriksaan berikut, antara lain (Kolecki
dan
Menckhoff, 2014):
5. Ultrasonografi, jika dicurigai terjadi aneurisma aorta abdominalis.
6. Endoskopi dan gastric lavage, jika dicuriga adanya perdarahan gastrointestinal.
3. Pemeriksaan FAST, jika dicurigai terjadi cedera abdomen.
4. Pemeriksaan radiologi, jika dicuriga terjadi fraktur.
Penatalaksanaan
Untuk syok yang tidak terdiagnosis
1. Bebaskan jalan napas dan yakinkan ventilasi yang adekuat
Semua pasien harus mendapat suplemen oksigen untuk meyakinkan
oksigenasi yang kuat.
2. Pasang akses intravena
Pasang 2 jalur kateter intravena ukuran besar (<no 16) jika diduga syok
hipovolemik.
Central venous pressure (CVP) harus dipasang jika syok berat
Kateteer Swan-Ganz dimasukan jika tekanan bagian kanan tidak
mencerminkan tekanan bagian kanan, hipotensi yang menetap setelah
diterapi ,atau diduga syok kardiogenik.
3. Mengembalikan cairan
Awalnya diberikan bolus 250-500 ml dalam 15 menit, diikuti pemeriksaan
tekanan darah, denyut jantung, vena jugularis, dan paru. Jika tdk terjadi
kelebihan cairan, berikan 1-2 liter NaCl dalam 30-60 menit, dilanjutkan
dengan pemberiann cairan berdasarkan tanda2 vital, CVP, atau PCWP
Jika hipotensi menetap setelah penggantian cairan yang adekuat ,
berikan dopamin 400 mg dalam 500 ml glukosa 5%, mulai dgn 2-5 dan
titrasi dosis untuk menjaga tekanan sistolik >90 mmHg
4. Pertahankan produksi urin> 0.5 ml/kgBB/jam
KASUS
Seorang laki-laki dibawa ke UGD dalam keadaan tidak
sadar, berdasarkan keterangan yang membawa klien
mengalami kecelakaan 3 jam yang lalu klien mengalami
jatuh dari motor akibat ditabrak dari belakang
olehpengendara mobil sehingga klien terjatuh dan kepala
membentur bahu jalan, terdapat perdarahan di daerah kaki
sebelah kanan yang masih tertutup celana jeans. Dari hasil
pemeriksaan Nurse X didapatkan TD 90/70 mmHg, nadi
140x/menit, respirasi 40x/menit, suhu 60 derajat celcius,
terdapat open fraktur
femur daerah dekstra terdapat
perdarahan sekitar 5000 ml, tekanan nadi lemah, capillary
refiling time delayed, produksi urin tidak berarti,
CNS/Status mental lethargi, hasil EKG disritmia. Dari kasus
tersebut silahkan kelompok diskusikan
Pengkajian
Fokus Pengkajian:
Circulation, Airway, Breathing (CAB)
Tanda/Gejala Syok :
Perifer : nadi perifer menurun, kulit dingin dan
lembab/basah, CRT>2 dtk, pucat, sianosis
Renal : output urie < 0,5 mg/kg/jam, peningkatan ureum,
peningkatan kreatinin, peningkatan bj urine
Serebral : ansietas, pusing, agitasi, penurunan kesadaran
Kardiopulmonal : TD menurun, takikardia, disritmia,
menurun JVP, menurun CVP, takipnea, gagal nafas
Gastrointestinal : menurun bunyi BU, ileus paralitik,
hiper/hipoglikemi
Hepatik
: meningkat enzim liver (ALT, AST) dan laktat
JENIS BIDAI
1. Bidai Keras
bidai kayu, bidai vakum, bidai tiup
2. Bidai Yang dapat Dibentuk
bidai vakum, bantal, selimut, karton, kawat
3. Bidai Traksi
sudah bentuk jadi, umumnya pada femur
4. Gendongan / belat & bebat
gendongan lengan (mitela)
5. Bidai improvisasi
menggunakan bahan apa adanya.
Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan(Syok Hipovolemik) berhubungan dengan kehilangan
darah yang berlebihan
Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria :
-Tanda Vital dalam batas normal
Intervensi :
a.Monitor keadaan umum pasien
Rasional ; Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi
perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok /syok.
b. Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih
Rasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak
terjadi presyok / syok.
c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika
terjadi perdarahan
Rasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan
dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.
d. Kolaborasi : Pemberian cairan intravena
Rasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh
secara hebat.
e. Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombosit
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami
pasien dan untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut.
Daftar Pustaka
Buku Elektronik
1. Eliastam, Michael, dkk. 1998. Penuntun Kegawat Daruratan
Medik. Edisi 5. Jakarta : EGC. Dari :
https://books.google.co.id/books?id=FPFt5L6ZMmUC&pg=PA1&dq=SYOK&hl=i
d&sa=X&redir_esc=y#v=twopage&q&f=false
Buku
1. Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. (Edisi 8,
Vol.3). Jakarta : EGC.
2. Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. (Edisi 8,
Vol.3). Jakarta : EGC.
3. Doenges, E, Marilynn, Mary Frances Moorhause, Alice C. Geissler. 2002.
Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta
: EGC.
4. Nurarif, Amin Huda. 2015. Nanda NIC-NOC. Yogjakarta : Mediaction.
5. Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. (edisi 3, jilid 1). Jakarta :
Media Aesculapius.
Internet
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55786/4/Chapter%20II.pdf
http://www.slideshare.net/adam_ners02/asuhan-keperawatan-syok-adam