Anda di halaman 1dari 52

Bioindikator

Aunurohim
Jurusan Biologi FMIPA ITS
Surabaya

Konsep Dasar
Pengertian Biology Indicator
Biologi adalah sesuatu yang bersifat hidup,
termasuk diantaranya hewan, tumbuhan dan
bahkan manusia.
sedangkan Indikator adalah petunjuk atau pemberi
tanda.
Jadi secara sederhana bioindikator dapat diartikan
sebagai makhluk hidup yang dapat digunakan
sebagai petunjuk atau pemberi tanda.
Mengacu pada definisi dasar tersebut, maka
pertanyaannya adalah petunjuk atau pemberi
tanda apa ? POLUTAN

Posisi
BIOINDICATOR
S dibandingkan
dengan RARE
dan juga
UBIQUITOUS;
Dalam konteks
perbandingan
jumlah
(abundance)
dengan
environmental
gradient.
Terkait dengan gambar tersebut, maka konteks penentuan
Bioindicator juga melihat dari posisi jumlah MH tersebut di
alam, jika jumlahnya sangat sedikit (rare spesies langka)
ataupun banyak (ubiquitous = common) maka TIDAK DAPAT
digunakan sebagai Bioindicator,.mengapa ?

Model stressing
untuk parameter
lingkungan yang
menjadi faktor
pembatas, akan
berbeda pada
fase-fase
pertumbuhan
spesies tersebut.
Dari konsep
inilah, hal
biomarker dan
lain-lain bisa
diungkap.

Konsep Dasar
Dalam kaitannya dengan biomonitoring, maka
bioindikator disini dapat diartikan sebagai petunjuk
atau pemberi tanda adanya pencemaran oleh
suatu substansi.

Bioindikator, menurut Arndt, et al., 1987.


Organisme atau asosiasi organisme yang
memberikan respon terhadap keberadaan
suatu polutan yang berpotensi
menyebabkan perubahan fungsi yang vital
atau polutan yang bersifat akumulatif.
(Bioindikatoren: Mglichkeiten, Grenzen und neue Erkenntnisse,
Stuttgart)

Oleh karena ekosistem besar di planet ini adalah air,


tanah dan udara, maka masing-masing elemen
tersebut mempunyai spesies bioindikator yang

Knowing our pollutants


Dan, untuk mengaplikasikan BIOINDIKATOR, maka
kita memerlukan informasi terkait dengan pollutan
yang ada disekitar kita (Markert, et al., 2000)

Tensides
=
surfakta
n;
Burdenin
g=
membeb
ani

Knowing our pollutants

Notifikasi diatas membantu kita untuk terarah dan


fokus pada parameter lingkungan yang akan
dipantau/monitor agar kevalidan data terjaga
Selain itu, notifikasi spt diatas bisa dijadikan patokan

Knowing our pollutants

Data base seperti inilah yang perlu dipahami oleh


seorang ahli Biologi yang berkiprah dalam suatu
instansi dengan konteks pencemaran lingkungan.
Diperlukan suatu kemampuan untuk melihat secara
lebih objective dan terarah terkait dengan report yang

Knowing is important
Dalam konteks
policy maka
dibutuhkan alur
yang jelas dalam
teknis aplikasinya ;
alur ini dipenuhi
salah satunya
dengan
biomonitoring

Konsep Dasar_bioindicator
The most important reasons for using bioindicators
are:
1.

The direct determination of biological effects,

Memberikan efek atau respon biologis secara langsung

2. The determination of synergetic and antagonistic


effects of multiple pollutants on an organisms,
Mampu mendeterminasi efek sinergis ataupun antagonis dari
banyak polutan pada suatu organisme

3. The early recognition of pollutant damage to


plants as well as toxic dangers to humans

Pengenalan dini perusakan polutan beracun pada tanaman


memberikan informasi yang sama pada manusia

4. Relatively low cost compared to technical


measuring methods

Relatif lebih murah dibanding pengukuran fisikokimia

Konsep Dasar

1.

2.
3.
4.
5.
6.

Lebih jauh, Ramade (1992) memberikan definisi


kriteria spesies yang dapat digunakan sebagai
spesies bioindikator [LOGAM BERAT] :

Semua spesies bioindikator harus mampu mengakumulasi


polutan tanpa harus mati atau proses reproduksinya
terganggu berat oleh konsentrasi maksimum polutan di
lingkungan
Spesies yang bersifat sedentaire merupakan spesies
bioindikator terbaik karena berhubungan erat dengan
kondisi geografi polutan
Spesies harus bersifat kosmopolit dan melimpah agar
dapat dibandingkan dengan lokasi atau zona geografi yang
lain
Spesies dengan siklus hidup yang panjang merupakan
bioindikator yang baik karena dapat dilakukan uji hayati
pada masing-masing fase atau umur
Spesies mempunyai ukuran yg tdk terlalu kecil agar
memudahkan untuk diukur ataupun dibedah
Spesies diharapkan mudah untuk disampling dan tidak
rentan selama perjalanan ke laboratorium untuk di analisa.

Jika kita ketikkan di Sciencedirect, akan ditemukan


sekitar 10.757 artikel dengan afiliasi kata
bioindicator s.d akhir tahun 2016

Awal tahun 2015, sekitar 5.xxx artikel, dan dalam dua tahun
meningkat hingga dua kali lipatnya menunjukkan bahwa
BIOINDICATOR menjadi salah satu icon judul

Bioindicators dalam Journal Penelitian


www.sciencedirect.com

Penelitian dengan
Ecological Indicators
menggunakan MH relatif
sering dilakukan,
selain itu :
utamanya untuk konsep
Environmental Pollution
yang terkait dengan
Marine Pollution Bulletin
pencemaran mengarah
Marine Environmental Pollution
pada konsep bioindikator,
Oceanologica Acta
karena bisa dilakukan di
Comptes Rendues Biologie
skala laboratorium shg
Estuarine, Coastal and Shelf Sciencemenekan biaya riset.
Aquatic Toxicology
Science of the Total Environment
dan lain-lain.

Bioindicators dalam Journal Penelitian

ECOLOGICAL INDICATOR
Vol 1_issue 2
2. Developing and applying a benthic index of estuarine condition for the Virginian Biogeographic Province o
ARTICLE
Pages 83-99
John F. Paul, K. John Scott, Daniel E. Campbell, John H. Gentile, Charles S. Strobel, Raymond M. Valente,
Stephen B. Weisberg, A. F. Holland and J. Ananda Ranasinghe
SummaryPlus | Full Text + Links | PDF (311 K)
Vol 1_issue 3
4. Fluctuating asymmetry as an ecological indicator of heavy metal stress in Lythrum salicaria o ARTICLE
Pages 189-195
Tarun K. Mal, Joseph L. Uveges and Katherine W. Turk
SummaryPlus | Full Text + Links | PDF (74 K)
Vol 1_issue 4
4. Evaluating Helix aspersa as a sentinel for mapping metal pollution o ARTICLE
Pages 261-270
Alan Beeby and Larry Richmond
SummaryPlus | Full Text + Links | PDF (176 K)
Vol 2_issue1-2
14. Development of ecological indicators-a methodological framework using compromise programming o
ARTICLE
Pages 169-176
Odysseus G. Manoliadis
SummaryPlus | Full Text + Links | PDF (87 K)

Bioindicators dalam Journal Penelitian

Vol 2_issue 4
3. Bacteria associated with the sponge Spongia officinalis as indicators of contamination o ARTICLE
Pages 339-343
Efthimios Kefalas, Joanna Castritsi-Catharios and Helen Miliou
SummaryPlus | Full Text + Links | PDF (62 K)
4. An application of different bioindicators for assessing water quality: a case study in the rivers Alfeios and
Pineios (Peloponnisos, Greece) o ARTICLE
Pages 345-360
J. Iliopoulou-Georgudaki, V. Kantzaris, P. Katharios, P. Kaspiris, Th. Georgiadis and B. Montesantou
SummaryPlus | Full Text + Links | PDF (233 K)
5. On the relationship between Pielou's evenness and landscape dominance within the context of Hill's
diversity profiles o ARTICLE
Pages 361-365
Carlo Ricotta and Giancarlo AvenaSummaryPlus | Full Text + Links | PDF (64 K)
8. An expert system to estimate the pesticide contamination of small streams using benthic macroinvertebrates
as bioindicators: Part 1. The database of LIMPACT o ARTICLE
Pages 379-389
Michael Neumann, Matthias Liess and Ralf Schulz
SummaryPlus | Full Text + Links | PDF (215 K)
9. An expert system to estimate the pesticide contamination of small streams using benthic macroinvertebrates
as bioindicators II. The knowledge base of LIMPACT o ERRATUM
Pages 391-401
Michael Neumann, Joachim Baumeister, Matthias Liess and Ralf Schulz
SummaryPlus | Full Text + Links | PDF (116 K)
Vol 3_issue 1
3. An insight to the ecological evaluation index (EEI) o ARTICLEPages 27-33 S. Orfanidis, P. Panayotidis
and N. StamatisSummaryPlus | Full Text + Links | PDF (209 K)

Bioindicators dalam Journal Penelitian

Vol 3_issue 1
3. An insight to the ecological evaluation index (EEI) o ARTICLEPages 27-33 S. Orfanidis, P.
Panayotidis and N. StamatisSummaryPlus | Full Text + Links | PDF (209 K)
Vol 3_issue 3
4. A Benthic Community Index for streams in the Northern Lakes and Forests Ecoregion o
ARTICLE
Pages 181-193
Jason T. Butcher, Paul M. Stewart and Thomas P. Simon
SummaryPlus | Full Text + Links | PDF (197 K)
5. Effects of two classification strategies on a Benthic Community Index for streams in the
Northern Lakes and Forests Ecoregion o ARTICLE
Pages 195-202
Jason T. Butcher, Paul M. Stewart and Thomas P. Simon
SummaryPlus | Full Text + Links | PDF (81 K)
Vol 4_issue 2
5. On the usage of ostracods (Crustacea) as bioindicator species in different aquatic habitats in
the Bolu region, Turkey o ARTICLE
Pages 139-147
Okan Klkylolu
SummaryPlus | Full Text + Links | PDF (126 K)

Konsep Dasar
Secara umum, spesies bioindikator dibedakan atas 2
tipe :
1. Spesies bioindikator yg bersifat Accumulation
Indicators
Spesies bioindikator akan mengakumulasi polutan tanpa
adanya perubahan signifikan pada metabolismenya

Konsep Dasar
2. Spesies bioindikator yg bersifat Response
Indicators
Spesies bioindikator tipe ini akan memberikan respon
perubahan sel atau kerusakan kasat mata karena terpapar
oleh sejumlah kecil substansi polutan

Selain itu, respon


vitalnya adalah
ketiadaan sp tsb
dalam
lingkungannya.
What is key
species? Or
Keystone species ?

Keystone Species
Keystones
Species is a
species whose
impact on its
community is
much larger
than its
biomass or
abundance
would indicate
(Campbell, et
al., 2009 ;p
747).

The word
keystone comes
from the wedgeshaped stone at
the top of an arch
that locks the
other pieces in
place.
Sehingga, jika
spesies ini tidak
ada, maka
keseimbangan
komunitas /
ekosistem di

Bioindikator dan Biomonitoring


Terkait dengan monitoring, maka kegiatan
biomonitoring dapat dibagi menjadi 2, pasif dan
aktif.
Biomonitoring Pasif
Adalah penggunaan organisme, organisme yang berasosiasi,
dan bagian dari organisme yang merupakan bagian
alamiah dari ekosistem dan muncul disana secara spontan.

Biomonitoring Aktif
Adalah termasuk semua metode dimana masuknya organisme
tersebut dikontrol dalam suatu lokasi tertentu untuk di
monitoring

Bioindikator dan Biomonitoring


Aplikasi nyata penerapan pasif biomonitoring dan
aktif biomonitoring dilakukan oleh :
The Berlin Department of Urban Development,
Environmental Protection, and Technology
Di Jerman sejak tahun 1991.
dalam program
BLUME the Berlin Air Quality Monitoring System
Badan tersebut melakukan studi komprehensif untuk
mendeterminasi efek polusi udara.
Beberapa polutan yang diinvestigasi antara lain :
SO2, Pb, F, PAH, PCB, PCDD, PCDF, O3, dan NOx

Bioindikator dan Biomonitoring


Metode dan Biondikator apa yang digunakan ?
Active
Biomonitori
ng ; Sebagai
contoh
adalah logam
berat ; dalam
konteks leaf
damages, mk
salah satu
dari
Asetilkolinest
erase atau
Phytocrome
450

Investigated Pollutants
Mengapa polutan tersebut :
SO2
Masuk ke tanaman dalam bentuk gas ataupun air, dapat
menyebabkan kerusakan.
Proses presipitasi dapat mentransfer asam ini kedalam tanah
dan memicu kerusakan secara tak langsung seperti
kekurangan nutrien ataupun stress asam.

Pb
Logam berat yang beracun. Bahan bakar bertimbal masih mrpk
sumber utama Pb diudara. Bersifat akumulatif sehingga
masuk dalam jejaring makanan.

Investigated Pollutants
Mengapa polutan tersebut :
F
Umumnya dihasilkan oleh proses industri, pembakaran limbah,
produksi BBM.
H2F menyebabkan nekrosis. F2 terakumulasis di tanaman,
menyebabkan kerusakan daun dan menghambat
pertumbuhan.

PAH
(Polycyclic Aromatic Hydrocarbons)
Dihasilkan dari pembakaran yang tak sempurna spt pada motor
ataupun heating plants. Masuk ke manusia melalui
pernapasan, makanan ataupun kontak. Kecenderung
menyebabkan kanker ataupun mutasi memberikan PAH
sebagai polutan potensial untuk diperhatikan.

Investigated Pollutants
Mengapa polutan tersebut :
PCDD & PCDF
Merupakan produk samping dari proses termik dan kimiawi dari
pembuatan khlorin.
Sumber utama berupa emisi industri semacam waste
combusting plants, power plants, metal recycling plants,
traffic, and domestic burning)
Polutan ini dikenal juga sebagai salah satu dari 12 polutan
dioxin yang sangat beracun dan terakumulasi melalui
proses rantai makanan.
Polutan ini juga masuk melalui tubuh manusia lewat makanan
yang mengandung lemak hewani.

O3
NOx

Classification of Bioindicator
in general (Nobel, et al., 1983)
Indicator Type

Indication

Example

Indicator organisms

Passive presence or
absence

Floristic and vegetation study,


floral inventory, mapping

Monitoring programs

Passive reaction

Ecological sequence of
species groups, the
measurement of the degree
of damage

Accumulation

Determination of the chemical


composition of the species

Active reaction

Transplantation; measuring of
the degree of damage in the
species exposed

Accumulation

Transplantation; measuring of
the degree of damage in the
species exposed

Active reaction and


accumulation

Loading analysis under


laboratory or natural like
conditions; toxicity test

Test organisms

Another initial of Bioindicators


(1)
INSECTS

1.
2.

3.

Serangga sebagai bioindikator kesehatan hutan


(Shahabuddin, 2003)
Mengacu pada McGeogh (1998) pentingnya penentuan
dan pemanfaatan serangga sebagai indikator serta
pengujian hipotesis dalam menominasikan suatu spesies
atau kelompok serangga tertentu sebagai suatu
bioindikator.
Kelebihan SERANGGA sebagai bioindikator :
Jumlah melimpah memudahkan perhitungan
keanekaragamannya
Sering menunjukkan aktivitas yang bermodus (univoltin,
partivoltin atau bivoltin) shg populasinya dari tahun ke
tahun bereaksi dengan cepat terhadap perubahan
lingkungan.
Umumnya bersifat lokal dan kebanyakan cocok untuk
pemantauan habitat shg dapat dilakukan mekanisme

Another initial Bioindicators

(2)

INSECTS

Umumnya penggunaan serangga fokus pada


serangga air INDEKS BIOTIK.
Tetapi serangga terrestrial juga dapat digunakan
sebagai spesies bioindikator difokuskan pada
serangga tertentu :

Family SCARABIDAE (Halffer & Favilla,coleoptera


1993)
Family CICINDELIADAE (Pearson, 1994)
Family CARABIDAE (Castillo & Wagner, 2002)
Ordo HYMENOPTERA dan LEPIDOPTERA (Peck &
Campbell, 1998 ; Samways, 1995)
Serangga dari kelompok rayap atau ISOPTERA (Jones
and Eggleton, 2000)

Another Bioindicators

(3)

ALGAE

Alga dapat digunakan sebagai spesies bioindikator


karena alga membutuhkan logam berat sebagai nutrien
alami.

Keuntungan Bioindicator
- Bioindicator merefleksikan efek dari faktor
lingkungan untuk asumsi kondisi lingkungan
secara keseluruhan (selain data dari faktor
lingkungan).
- Mampu menggantikan kesulitan yang dihadapi
dengan model pengukuran faktor fisik-kimia.
- Membantu menggambarkan tingkat dan
perubahan lingkungan secara langsung.
- Mampu melokalisasi komponen ekosistem saat
terjadi pencemaran dan akumulasi toksikan.

Rintangan Bioindicator
- Terjadi konfrontasi dg imej bhw
memperoleh metode yang cocok utk
living measuring instruments sangatlah
SULIT.
Efek yang ditimbulkan oleh lingkungan
terkadang tidak selalu berbeda dengan faktor
stress alam.
Sedikitnya practice yg dilakukan dg
menggunakan bioindikator yg sama terlihat
lebih sulit diinterpretasikan, terlebih apabila
tidak ada perbandingan penghitungan

Beberapa Kegiatan Monitoring Lingkungan yang


memanfaatkan spesies Bioindicator

BLUME
Project at
German

Metode dlm Bioindicator


Metode yg digunakan dalam program BLUME
(Jerman):

Lichen Mapping
Jenis Lichen yang digunakan Hypogymnia physodes

Lichen Exposure
Analysis of Pine Needles
Standardized Rye Grass Cultures
Green Kale Exposure

Species Bioindicator
Dalam program
BLUME, spesies
bioindicator yang
digunakan antara
lain :

Lichen
Hypogymnia sylvestris

Species Bioindicator
Dalam program
BLUME, spesies
bioindicator yang
digunakan antara
lain :

Scots Pine
Pinus sylvestris

Species Bioindicator
Dalam program
BLUME, spesies
bioindicator yang
digunakan antara
lain :

Rye Grass
Lolium multiflorum

Species Bioindicator
Dalam program
BLUME, spesies
bioindicator yang
digunakan antara
lain :

Green Kale
Brassica oleracea
Var acephala

Bioindicators of organic impact


Lima kunci elemen biologi telah digunakan dalam
WFD 2000/60 (khususnya the Guidance
Document n.7 Monitoring under the WFD) untuk
mengetahui dampak dan tekanan pada kualitas
sungai :

Benthic invertebrates
Macrophytes
Benthic algae
Fish
Phytoplankton

Bioindicators of organic impact


Indeks didasarkan atas komposisi dan kelimpahan benthic
invertebrates dan keberadaan taksa yg sensitif yg digunakan
untuk mendeteksi pencemaran organik.
Indeks didasarkan atas komposisi dan kelimpahan macrophyta
dan keberadaan taksa yang sensitif yang digunakan utk
mendeteksi eutrofikasi dan hidromorfologi sungai.
Komposisi, kelimpahan dan keberadaan taksa yg sensitif dari
benthic algae yg digunakan sebagai indikator produktivitas;
selain itu juga dapat digunakan sbg pendeteksi eutrofikasi,
pengasaman dan hidromorfologi sungai.
Komposisi dan kelimpahan, diversitas spesies sensitif dan
struktur umur dari komunitas ikan yang digunakan sbg
pendeteksi perubahan habitat dan morfologi, pengasaman
dan eutrofikasi.
Komposisi, kelimpahan dan blooming plankton serta
keberadaan taksa yg sensitif yg digunakan sebagai indikator
produktifitas dan eutrofikasi.

Materi paper kuliah di Irlandia

Bioindicator merupakan salah satu pokok objectives bahasan, dan


menjadi bagian favorit untuk masuk ke konsep analisis kondisi
lingkungan

Perbedaan
antara
BIOMARKER dg
BIOINDICATORS
Beberapa
ilmuwan
menyatakan
bahwa
perbedaan paling
prinsip adalah
types of
responses,
dimana
Biomarker fokus
di bagian dari
individu,
sementara

Ada 3 situasi, dimana Bioindikator mjd sangat berguna


:
1. Jika faktor lingkungan tidak dapat diukur, i.e kondisi
lingk mengalami perubahan karena perubahan
iklim,
2. Jika faktor yang diindikasi sulit untuk diukur, i.e
pestisida dan residunya atau kompleks toksik
senyawa kimia yang saling berinteraksi,
3. Jika faktor lingkungan mudah diukur tetapi sukar di

Salah satu
buku yang
cukup bagus
untuk dibaca :
Freedownload
at :
en.ebookfi.org

Another book,
Just keep curious
and make yourself
enjoy to read all the
books that have
relation with our
theme in
Biomonitoring.

Picture of my desk, should I work harder than you


as a student ?........absolutely, and you ?

Tapi,
Kepala gundul bukan indikator pasti bila yang
bersangkutan adalah orang pintar.

Anda mungkin juga menyukai