Anda di halaman 1dari 69

KELOMPOK 1

(Fenol, Asam Fenolat, Fenil Propanoid)

Andini Ika Saskia


Defi Suciana
Subardini
Fadhila Zahra
Fitriani Syawalia
Kezhia Rondang
Angelita
Mitha Adriyani
Paskah Dwi

SENYAWA
FENOL

{
Fitriani Syawalia (1406557636)
Mitha Adriyani (1406568311)

Senyawa Fenol

Meliputi senyawa yang memiliki cincin


aromatis dengan satu atau lebih gugus
hidroksil.
Senyawa fenol merupakan senyawa larut
air.
Senyawa fenol bebas jarang ditemukan
pada tumbuhan.
Hidrokuinon merupakan senyawa fenol
bebas yang sering ditemukan pada
tumbuhan.

Senyawa Fenol

Senyawa fenol pada tumbuhan mampu


membentuk kompleks dengan protein secara
ikatan hidrogen.
Senyawa fenol rentan terhadap oksidasi enzimatik
dan dapat hilang pada saat proses isolasi,
disebabkan oleh kerja dari enzim fenolase yang
ada pada tumbuhan.
Ekstrasi fenol menggunakan alkohol mencegah
terjadinya oksidasi enzimatik.
Menunjukkan absorbansi yang jelas pada spektrum
UV.
Perbedaan struktur senyawa fenol mempengaruhi
sifat fisikokimia, seperti kelarutan dsb.
Polaritas dan stabilitas senyawa fenol bervariasi.

Fenol
Monovalen
Fenol
Polivalen

Senyawa fenol yang


memiliki satu gugus
hidroksil
Senyawa fenol yang
memiliki lebih dari satu
gugs hidroksil

Klasifikasi Fenol

Senyawa FenolFenol

Fenol
Monovalen

Karvak
rol

Polivalen

Hidrokui
non
Thymo
l

Kegunaan
Bagi Tumbuhan
Penarik untuk
serangga
penyerbuk
Pigmentasi
tanaman
Pertumbuhan
Perlindungan
terhadap patogen

Bagi Manusia

Antioksidan
Antiseptik
Disinfektan

Ekstraksi Senyawa Fenol


(Kulit Buah Manggis:
Garcinia mangostana L.)
Maserasi 50 g sampel
dengan 200 mL
methanol dalam
Erlenmeyer 500 mL

Dilakukan selama 24
jam dengan beberapa
kali pengadukan

Filtrat dievaporasi
untuk menguapkan
pelarut

Didapatkan ekstrak

Larutan disaring
menggunakan vakum
dan kertas saring,
ampas dan filtrat
dipisahkan

Penetapan Kadar

Identifikasi
Senyawa Fenol

Reaksi Warna Azo


Pereaksi : Diazo A : 1gr asam sulfanilat + 60mL
HCl 4N
Diazo B : NaNO2 0,7% dalam air
Prosedur : Zat ditambahkan 4 bagian diazo A dan
1 bagian diazo B, ditambahkan NaOH 2N sampai
suasana basa. Warna merah dapat ditarik dengan
eter/amil alkohol.

Reaksi Marquis
Pereaksi : 1 tetes formalin + 1 ml H2SO4 pekat
Prosedur: zat dalam plat tetes ditambahkan
pereaksi Marquis hingga terbentuk cincin warna
(merah, coklat, jingga, ungu, hijau) dari difenol
atau trifenol metana

polivalen

Reaksi

dengan Ag-Ammoniakal
Pereaksi: AgNO3 + NH4OH + NaOH endapan
cermin
perak (resorcinol), hijau
lama lama hitam (hidrokinon)
Tes

Fehling

Sampel + Fehling A-B + NaOH CuO (Resorcinol :


endapan merah bata,
Hidrokinon : endapan cokelat)

Menggunakan IR

Metode Isolasi

Hasil Isolasi

Senyawa 1 (Glikosida Fenol):


Methyl 4-O--D-glucopyranosy-5hydroxy-3-methoxylbenzoate
Serbuk amorf tidak berwarna yang bereaksi
positif terhadap reagen FeCl3

Senyawa 2:
3,3,4-Tri-O-methylellagic acid
Serbuk amorf berwarna kuning pucat,
bereaksi positif terhadap reagen FeCl3

Referensi

Dungir, S.G., et al. (2012). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik


dari Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal MIPA
UNSRAT Online, 1 (1), 11-15,
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo/article/view/424, 7
November 2016
Harborne, J. (1973).Phytochemical methods. London: Chapman &
Hall.
Sarker, S.D. (2012). Natural Product Isolation: Methods and Protocols,
3rd Edition. New York: Humana Press

FENILPROPANOID

Defi Suciana Subardini


(1406557604)
Paskah Dwi Deborah Harahap
(1406639781)

Fenilpropanoid
Merupakan salah satu kelompok senyawa
fenol utama yang berasal dari jalur
shikimat.
Senyawa-senyawa
fenilpropanoid
mempunyai kerangka dasar karbon yang
terdiri dari cincin benzena (C6) yang terikat
pada rantai ujung karbon propana (C 3).

Jenis Senyawa Fenil


Propanoid
Turunan Sinamat

Asam
Sinamat

Asam pkumarat
Asam pkumarat

Turunan
Alifenol

Cavicol

Eugenol

Turunan
Kumarin
Umbelife
Kumarin
ron
Turunan

Propenil
Fenol
Anatol

Isoeugen
ol

Ekstraksi dan Isolasi


Senyawa Kumarin dari Tanaman
Artemisia annua L

Taksonomi
Artemisia
Dunia
: Plantae
annua

Divisi
:
Tracheophyta

Kelas
:
Magnoliopsida
Bangsa : Asterales
Suku

: Asteraceae

Marga

: Artemisia

Spesies

Artemisia

Sumber : Itis.gov,. 'ITIS Standard Report Page: Schisandra'. W

EKSTRAKSI

Fraksin
asi

ISOLASI

Masing- masing fraksi dipekatkan dengan menggunakan


rotary evaporator dan dilakukan KLT dengan menggunakan
eluen n-heksan : etil asetat dengan perbandingan (4:1),

Fase diam : silika gel,


fase gerak: nheksan : etil asetat

Kromatografi Kolom

Pemurnian
Kristal yang terbentuk direklistalisasi

dengan menggunakan pelarut


metanol-kloroform
Hal ini dilakukan berulang-ulang
dengan pelarut yang dapat
melarutkan senyawa tersebut
sehingga diperoleh senyawa murni.
Didapatkan kristal berwarna putih
kekuningan yang mengkilat

Isolasi
Pada Tanaman Artemisia
annua L
Menghasilkan fenilpropanoid
turunan kumarin

IDENTIFIKASI FENIL
PROPANOID
Reaksi Umum
FeCl3 (gugus hidroksil) : memberikan warna
biru, hijau, ungu, atau hitam
Reaksi Diazo + amil alkohol (fenol) : warna
merah tertarik
Reaksi Marquis (aromatis) : cincin merah atau
ungu
1
Spektrofotometer
UV, FT-IR,
GC-MS,
H
Esterifikasi dengan asam-asam
karboksilat
13
(alkohol
NMR
danmonovalen
C NMRdan aromatis) : bau ester

IDENTIFIKASI
Turuna
Turuna
n
n
Turuna Turun
Abridg
Asam
n
an
ed
Hidrok Fenilpr Kuma
Phenyl
sisuksi opena
rin
propan
nat
oid

Turuna
n
Turuna
Fenilpr
n
opanoi Biphen
d Ber- ylprop
BM
anoid
Tinggi

Turunan Asam
Hidroksisuksinat

Asam Ferulic

Asam Kafein

Membentuk
garam Na
apabila
direaksikan
dengan larutan
NaOH, dimana

Berubah warna
dari merah
menjadi oranye
pada media
basa
Membentuk

Turunan
Fenilpropena

Cinnamaldehyde

Eugenol

Anethole

Myristicin

Penambahan FeCl3 (1% w/v) pada beberapa tetes cinnamaldehyde


menyebabkan pembentukan warna coklat yang mudah dibedakan

Turunan Kumarin
Hidroksiku
marin
Scopoleti
n

Daphenti
n

Umbellifer
on

Furanokum
arin

Psoralen

Methoxale
n

Bergapte
n

Scopoletin
Larutkan 0.1 g pada etanol dan dihangatkan
dalam waterbath untuk meningkatkan
kelarutan warna biru fluoresensi
Larutan 0.1 g dalam 3 mL etanol panas dapat
mereduksi pereaksi Fehling, meninggalkan
endapan merah Cu2O

Daphentin
Larutan daphentin + FeCl3 warna
hijau + Na2CO3 merah
Larutan basa daphentin (Alkali
karbonat) atau alkali warna
kuning

Umbelliferon
0.5 g umbelliferon di
triturasi dengan SiO2 dan 5
mL HCl, ditambahkan
dengan 5 mL air, difiltrasi.
Pada filtrat ditambahkan
larutan ammonia pada
jumlah yang sama
memberikan warna biru
berfluoresensi.

Psoralen

Methoxs
alen

Bergapten

Phenylpropanoid

Turunan Fenilpropanoid
Ber-BM Tinggi

Corilagin
(Asam Tanat)

Reaksi Pemanasan
Asam Tanat

Biphenylpropanoi
d

PENETAPAN
KADAR

Spektrofotometer UV-Vis

Referensi
Kar, A. (2007). Pharmacognosy and pharmacobiotechnology. New
Delhi: New Age International (P) Ltd.
Shah, J., Chen, J. and Chow, D. (1989). Pharmaceutical Research,
06(5), pp.408-412.

ASAM FENOLAT
Fadhila Zahra (1406544766)
Kezhia Rondang Angelita
(1406639831)

Pendahuluan
Metabolit sekunder aromatis yang tersebar di

seluruh kingdom tanaman


Memiliki gugus fenol yaitu cincin aromatis
yang mengandung setidaknya satu gugus
hidroksil
Memiliki satu gugus asam karboksilat
Asam fenolat termasuk pada klasifikasi fenol
sederhana
Asam fenolat mayoritas ditemukan bersamaan
dengan bentuk ester,eter, selulosa,protein,
lignin, flavonoid, glukosa, terpen, dll
Hanya sebagian kecil dalam bentuk asam
bebas.

Kerangka Karbon Khas

KSI
Penyiapan Simplisia

Padat

Dikeringkan terlebih dahulu


Penggilingan
Grinding
Homogenisasi

Cair
disaring
disentrifugasi

Proses
Ekstraksi
Ekstraksi cair-cair atau ekstraksi
cair padat
Contoh: Maserasi, Sokhlet, Supercritical Fluid
Extraction (SFE), dan
Microwave-assisted
extraction (MAE)

Pelarut yang digunakan


Umumnya alkohol (Metanol, etanol), aseton, dietil
eter, dan etil asetat

Contoh Ekstraksi

Contoh Ekstraksi
Sejumlah 1 kg serbuk kering Daun Katu
pertama-tama diekstrasi dengan n-heksana
berkali-kali sampai filtrate jernih.
Ampas dikeringkan kemudian diekstraksi
dengan etanol 95% berkali-kali hingga filtrat
jernih.
Masing-masing ekstrak dipekatkan dengan
penguap putar vakum. Diperoleh ekstrak kental.

Sumber : ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ASAM FENOLAT PADA DAUN KATU (Hardjono, Sri.2004)

Identifikasi

IDENTIFIKASI
Kromatografi
Kertas

Kromatgrafi
Kolom

Kromatografi
Gas

Kromatografi
Kertas kertas
(Identifikasi
dalamNo.
Daun
Fase diam berupa
Whatman
1 Katu)
Larutan pengembang pertama asam asetat 2%
dalam air
Larutan pengembang kedua adalah benzen-asam
asetat-air (60:22:1,2)
Jarak rambat 15 cm
Penampak bercak sinar ultraviolet, larutan diazo
p-nitroanilin dan untuk lebih memperjelas warna
disemprot lagi denan larutan natrium karbonat
15%.
Sebagai pembanding digunakan berbagai
senyawa asam fenolat baku.

Kromatogram 2 Dimensi Asam


Fenolat yang Diisolasi
dari Ekstrak
D1/D2 = arah
Etanol Tanpa Hidrolis
pengembangan dimensi I
dan II; BPD1/BPD2 =
Batas pengembangan
dimensi I dan II

Fase diam : kertas whatman


1
Pengembang
: D1whatman
= asam 1
Fase
diam : kertas
asetat 2% dan :D2

Pengembang
D1==benzena
asam asetat
asam
asetat
air
2%
dan
D2 =benzene
asam
(60:22:1.2)
asetat
air (60:22:1.2)
Penampakbercak
bercak: :sinar
sinarUV, pPenampak
UV, p-nitroanilina terdiazotasi

Hasil : 1 = asam kafeat;


2 = asam ferulat; 3 =
asam p-hidroksi benzoat;
4 = asam vanilat; 5 =
bercak berwarna biru; 6
= bercak berwarna
merah muda; 7 = bercak
berwarna ungu; 8 =
bercak berwarna hijau
kuning kebiruan; 9 =
bercak berwarna kuning
kehijauan; 10 = bercak

Kromatogram 2 Dimensi Asam Fenolat


yang Diisolasi dari Ekstrak Etanol
dengan Hidrolis Basa
D1/D2 = arah
pengembangan
dimensi I dan II;
BPD1/BPD2 = Batas
pengembangan
dimensi I dan II

Fase diam : kertas whatman


1
Pengembang : D1 = asam
asetat 2% dan D2 = benzene
asam asetat air
(60:22:1.2)
Penampak bercak: sinar
UV, p-nitroanilina terdiazotasi

Hasil : 1 = asam
kafeat; 2 = asam
ferulat; 3 = asam phidroksi benzoat; 4
= asam vanilat; 5 =
bercak berwarna
biru; 6 = bercak
berwarna biru; 7 =

Kromatogram 2 Dimensi Asam


Fenolat yang Diisolasi dari Ekstrak
Etanol dengan Hidrolis Asam
D1/D2 = arah
pengembangan
dimensi I dan II;
BPD1/BPD2 = Batas
pengembangan
dimensi I dan II

Fase diam : kertas whatman


1
Pengembang : D1 = asam
asetat 2% dan D2 = benzena
asam asetat air
(60:22:1.2)
Penampak bercak : sinar
UV, p-nitroanilina terdiazotasi

Hasil: 1 = asam
kafeat; 2 = asam
ferulat; 3 = asam phidroksi benzoat; 4 =
asam vanilat; 5 =
bercak berwarna
biru; 6 = bercak
berwarna biru; 7 =
bercak berwarna
ungu; 8 = bercak
berwarna hijau

(pengujian asam kafeat,


asam ferulat dan asam
klorogenat pada sayuran)

Senyawa fenolik akan memberikan penyerapan yang baik pada panjang


gelombang sinar UV
Panjang gelombang yang digunakan: 290 nm
Fase gerak yang digunakan dalam identifikasi senyawa fenolat dengan
HPLC adalah metanol-0,4% asam asetat (80:20, v/v)
Pemisahan senyawa asam fenolat dilakukan dengan menggunakan
kolom RP C-18 (4,6 x 150 mm, 5m ) dengan kolom guard C-18

Laju alir 1mL/menit

Kondisi isokratik

Hasil sampel dibandingkan dengan kromatogram asam


kafeat, asam ferulat dan asam klorogenat standar.

Asam klorogenat

Puncak senyawa asam klorogenat muncul pada kisaran menit ke-2.0


sampai menit ke-2.2

Asam kafeat

Puncak senyawa asam kafeat muncul pada kisaran menit ke-2.8


sampai ke 3.2.

Asam ferulat

Puncak senyawa asam ferulat muncul pada kisaran menit ke-6.7


sampai ke-7.3

ISOLASI ASAM FENOLAT

Isolasi senyawa golongan asam fenolat dilakukan


dengan hidrolisis menggunakan asam dan basa, dan
tanpa hidrolisis.

Isolasi asam fenolat tanpa hidrolisis dimaksudkan


untuk menarik golongan asam fenolat bebas,
sedangkan hidrolisis asam untuk membebaskan asam
fenolat dalam bentuk glikosida, dan hidrolisis basa
untuk membebaskan asam fenolat dalam bentuk ester.

Isolasi
Asam
Fenolat
dari
Ekstrak
Etanol
Tanpa
Hidrolisi
s

Isolasi
Asam
Fenolat
dari
Ekstrak
Etanol
dengan
Hidrolisis
Asam

Isolasi
Asam
Fenolat
dari
Ekstrak
Etanol
dengan
Hidrolisi
s
Basa

PENETAPAN
KADAR ASAM
FENOLAT

PENETAPAN KADAR ASAM


FENOLAT
KLT

Kromatografi
Gas

HPLC

Referensi

Cioroi, M. (2005). THE IDENTIFICATION OF PHENOLIC ACIDS BY HPLC


METHOD FROM STRAWBERRIES. Retrieved 7 November 2016, from
http://www.journal-of-agroalimentary.ro/admin/articole/35014L31_The_Identif
ication_of_Phenolic_Acids_by_HPLC_Method_from_Strawberries.pdf
Journal of Separation ScienceVolume 30, Issue 18, Article first published online: 11
DEC 2007. Retrieved 7 November 2016, from
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/jssc.200700261/pdf
Wijono S, S. (2004). ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ASAM FENOLAT PADA DAUN
KATU (Sauropus androgynus (L.) Merr.). Journal.ui.ac.id. Retrieved 7 November 2016,
from http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/download/275/271
Martono, Y., Gunawan, M., & Dewi, L. (2016). KADAR FENOLIK TOTAL DAN
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI ASAM FENOLAT AMPAS TEH HIJAU.
Ris.uksw.edu. Retrieved 7 November 2016, from
http://ris.uksw.edu/download/makalah/kode/M01034
Robbins,Rebecca J. (2003). Phenolic Acids in Foods: An Overview of Analytical
Methodology. Journal Agricultur and Food Chem. 51 (10), 2866-2887 DOI:
10.1021/jf026182t. Downloaded from http://pubs.acs.org on February 5, 2009

Anda mungkin juga menyukai