Modul Penjualan Angsuran
Modul Penjualan Angsuran
PENDAHULUAN
Penjualan angsuran yaitu penjualan yang
pembayarannya dapat dilakukan secara
bertahap dalam jangka waktu tertentu dengan
terlebih dahulu membayar uang muka (down
payment) kemudian sisanya akan diangsur
sesuai perjanjian antara penjual dengan
pembeli.
Oleh karena pembayaran penjualan angsuran
dilakukan secara bertahap maka transaksi
penjualan angsuran memiliki resiko yang besar
dalam penagihan piutang.
...
Penjualan angsuran dapat dilakukan
terhadap :
1. Aktiva tetap.
2. Barang dagangan.
Masalah transaksi penjualan angsuran dari
aspek akuntansi adalah berkaitan dengan
pengakuan keuntungan atau laba kotor
penjualan angsuran.
Ketentuan akuntansi
penjualan angsuran barang dagangan
Adapun ketentuan akuntansi untuk penjualan
angsuran barang dagangan adalah sebagai
berikut :
1. Laba diakui sebesar prosentase laba kotor
dikalikan kas yang direalisasi dari penjualan
angsuran ( proporsional dengan penerimaan kas ).
2. Piutang, penjualan dan LKBD untuk penjualan
angsuran diberi tanda tahun terjadinya agar dapat
diidentifikasi dengan jelas hubungannya dengan
laba kotor yang realisasi pada tahun yang
bersangkutan dengan piutang tersebut.
3. Pencatatan persediaan barang dagangan dapat
menggunakan metode pisik atau metode perpetual.
Ilustrasi
PT Eksekutif menjual barang dagangannya sebagian atas
dasar kontrak penjualan angsuran berlangsung selama 3
tahun disamping penjualan secara kredit. Berikut ini adalah
neraca per 1 Desember 2009 milik PT EKSEKUTIF :
PT EKSEKUTIF
Neraca
1 Desember 2009
Kas
Piutang Reguler
Piutang Angsuran 2007
Piutang Angsuran 2008
Piutang Angsuran 2009
Persediaan
Aktiva Tetap (bersih)
Jumlah
Aktiva
Rp.
400.000
1.200.000
800.000
800.000
1.200.000
4.400.000
3.200.000
Rp. 12.000.000
Hutang Dagang
Hutang Lain-lain
LKBD 2007 (20 %)
LKBD 2008 (25 %)
LKBD 2009 (20 %)
Modal saham
Laba ditahan
Jumlah Passiva
Rp.
Rp.
3.000.000
1.400.000
200.000
240.000
600.000
4.000.000
2.560.000
12.000.000
Rp 200.000
Rp 200.000
Rp 100.000
Metode Fisik
Piutang dagang
2.400
Piut angs th.2000 3.000
Penjualan reguler 2.400
Penjualan angsuran 3.000
Metode Perpetual
2.600
Piut dagang
Piut angs 2007
Piut angs 2008
Piut angs 2009
Biaya operasi
Kas
Piutang dagang
2.400
Piut angs th.2000 3.000
Penjualan reguler 2.400
Penjualan angsuran 3.000
HPP
1.440
HPP angsuran 2.400
Persed. Brg dg
3.840
Kas
800
400
600
800
400
400
2.600
Piut dagang
Piut angs 2007
Piut angs 2008
Piut angs 2009
Biaya operasi
Kas
800
400
600
800
400
400
Penghpsan piut
435
LKBD 2007
40
LKBD 2008
25
Piut reguler
Piut angs 2007
Piut angs 2008
200
200
100
LKBD :
2007 : 20% x 200.000=40.000
2008 : 25% x 100.000=25.000
Penghpsan piut
435
LKBD 2007
40
LKBD 2008
25
Piut reguler
Piut angs 2007
Piut angs 2008
200
200
100
LKBD :
2007 : 20% x 200.000=40.000
2008 : 25% x 100.000=25.000
LKD 390
Penj reguler 2.400
Biaya operasi 400
Penghpsn piut 435
HPP reguler 1.440
Laba rugi 515
PT EKSEKUTIF
Laporan Laba - Rugi
Periode 1 sd 31 Desember 2009
Akun
Penjualan
HPP
Laba kotor
Dikurangi :
LKBD 2009
(600.000-160.000)
Reguler
2.400.000
1.440.000
960.000
Angsuran
3.000.000
2.400.000
600.000
Total
5.400.000
3.840.000
1.560.000
440.000
(440.000)
960.000
160.000
1.120.000
230.000
230.000
390.000
Rp 1.350.000
Ditambah :
LKD 2008, 2007
(150.000+80.000)
Jml real laba kotor th.2009
Biaya operasi
Penghapusan piut
Laba bersih th.2009
960.000
(400.000)
(435.000)
515.000
PT EKSEKUTIF
Laporan Laba Ditahan
Per 31 Desember 2009
Rp. 2.560.000
Rp. 515.000
Rp. 3.075.000
PT EKSEKUTIF
Neraca
Per 31 Desember 2009
Kas
Piutang reguler
Piutang angsuran 2007
Piutang angsuran 2008
Piutang angsuran 2009
Persediaan
Aktiva tetap (bersih)
Jumlah
Rp.2.600.000
2.600.000
200.000
100.000
3.400.000
560.000
Rp.3.200.000
Hutang dagang
Hutang lain-lain
LKBD 2007 (20 %)
LKBD 2008 (25 %)
LKBD 2009 (20 %)
Modal saham
Laba yang ditahan
Rp.12.660.000 Jumlah
Keterangan:
1.200.000 + 2.400.000 800.000 - 200.000 =
2.600.000
800.000 400.000 200.000 = 200.000
800.000 600.000 100.000 = 100.000
1.200.000 + 3.000.000 800.000 = 3.400.000
4.400.000 3.840.000 = 560.000
Rp. 3.000.000
1.400.000
80.000
65.000
1.040.000
4.000.000
3.075.000
12.660.000
Berikut contoh kasus untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
tentang metode pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran
aktiva tetap.
Contoh 1 :
Pada tanggal 1 September tahun 2005, PT Graha Property menjual 10
unit rumah dengan harga pokok per kapling Rp 300.000.000,00 dan
dijual dengan harga Rp 400.000.000,00 ditambah bunga 10% per
tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap semester (6 bulanan)
selama 5 tahun atau 10 semester (10 kali angsuran), uang muka 20%
dan bunga dihitung dari sisa pinjaman.
Diminta:
1.
2.
Penyelesaian :
Tgl bayar
Bunga
Angsuran
Jml pembayaran
Sisa harga
kontrak
1 Sept 05
4.000.000
(U.muka)
1 Sept 05
800.000
800.000
3.200.000
1 Mrt 06
160.000
320.000
480.000
2.880.000
II
1 Sept 06
144.000
320.000
464.000
2.560.000
III
1 Mrt 07
128.000
320.000
448.000
2.240.000
IV
1 Sept 07
112.000
320.000
432.000
1.920.000
1 Mrt 08
96.000
320.000
416.000
1.600.000
VI
1 Sept 08
80.000
320.000
400.000
1.280.000
VII
1 Mrt 09
64.000
320.000
384.000
960.000
VIII
1 Sept 09
48.000
320.000
368.000
640.000
IX
1 Mrt 10
32.000
320.000
352.000
320.000
1 Sept 10
16.000
320.000
336.000
880.000
4.000.000
4.880.000
Jumlah Total
Jurnal
Kas
800.000
Piutang angsuran 3.200.000
Rumah
3.000.000
Laba penjualan angs
1.000.000
Piutang bunga
106.667
Pendapatan bunga
106.667
Penerimaan angsuran I
Tgl 1 Maret 06 :
Angsuran pokok : 3.200.000/10= 320.000
Bunga 6 bln x 10%/thn x 3.200.000= 160.000
Kas 480.000
Piutang angsuran 320.000
Pendapatan bunga 160.000
1.000.000
106.667
1.106.667
Penerimaan angsuran II
Kas 464.000
Tgl 1 Sept 06
Piutang angsuran 320.000
Angsuran pokok = 320.000
Pendapatan bunga 144.000
Bunga 6 bln x 10% per tahun x (3.200.000
320.000) = 144.000
Ajp tgl 31 Desember 06 :
Bunga yang masih harus diterima 4 bln
4/12 x 10% x (3.200.000 640.000) = 85.333
Jurnal
Kas 800.000
Piutang angsuran 3.200.000
Rumah
3.000.000
LKBD
1.000.000
LKD
200.000
Pendapatan bunga 106.667
Iktisar laba rugi
306.667
Kas
480.000
Piutang angsuran
Pendapatan bunga
320.000
160.000
Penerimaan angsuran II
Kas 464.000
Tgl 1 Sept 06
Piutang angsuran 320.000
Angsuran pokok = 320.000
Pendapatan bunga 144.000
Bunga 6 bln x 10% per tahun x (3.200.000 320.000)
= 144.000
LKD
160.000
Pendapatan bunga 85.333
Iktisar laba rugi 245.333
ILUSTRASI
Seorang pengusaha menjual secara angsuran aktiva
tetap dengan harga pokok Rp 80.000.000, dan dijual
dengan harga Rp 100.000.000. Uang muka
ditentukan sebesar Rp. 30.000.000, dan sisanya
dibayar secara angsuran. Setelah membayar
angsuran sejumlah Rp 40.000.000, pembeli
menyatakan tidak mampu lagi untuk melunasi sisa
angsurannya, akibatnya aktiva tersebut ditarik
kembali oleh pengusaha tersebut dan nilai pada saat
dimiliki kembali oleh penjual adalah Rp 28.000.000.
Solusi
Bila pembukuannya menggunakan metode laba diakui pada saat penjualan.
Dengan metode ini, terlebih dahulu dihitung jumlah piutang angsuran yang
belum dilunasi kemudiaan dibandingkan dengan nilai pemilikan kembali aktiva
tetap.
Jumlah piutang angsuran awal adalah:
Rp. 100.000.000 Rp. 30.000.000
= Rp. 70.000.000
Jumlah angsuran yang telah dibayar
= Rp. 40.000.000
Piutang angsuran yang belum dibayar = Rp. 30.000.000
Nilai pemilikan kembali Aktiva Tetap
= (Rp. 28.000.000)
Rugi pemilikan kembali
= Rp. 2.000.000
Jurnal yang dibuat :
Aktiva tetap
Rugi pemilikan kembali
Piutang Angsuran
Rp. 28.000.000
Rp. 2.000.000
Rp. 30.000.000
Bila pembukuannya menggunakan metode laba diakui secara proporsionil dengan
penerimaan kas.
Cara perhitungan laba rugi pemilikan kembali adalah sebagai berikut :
Menghitung Tingkat laba kotor =
Rp. 100.000.000 Rp. 80.000.000 100 % = 20 %
Rp. 100.000.000
Jumlah piutang angsuran yang belum dibayar adalah:
Rp. 70.000.000 Rp. 40.000.000 = Rp. 30.000.000
Laba Kotor yang Belum Direalisasi ( LKBD ) harus disesuaikan ( dikurangi ) sebesar 20
% Rp 30.000.000 = Rp.6.000.000
Berdasarkan perhitungan diatas, jurnal yang harus dibuat adalah:
Aktiva tetap Rp. 28.000.000
LKBD
Rp. 6.000.000
Piutang angsuran
Rp. 30.000.000
Laba pemilikan kembali
Rp. 4.000.000
SELESAI