Asuransi Kesehatan
Asuransi Kesehatan
KESEHATAN
Oleh:
ASURANSI
PENGATURAN:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
2. Diluar KUHD:
A. UU No. 2/1992 (USAHA PERASURANSIAN)
B. UU No. 3/1992 (JAMSOSTEK)
C. PP No. 26/1981 (TASPEN)
D. PP No. 68/1991 (ASABRI)
E. PP No. 69/1991 (ASKES)
F. UU No. 33/1964 (DPWKP/JASA RAHARJA)
G. UU No. 34/1964 (DKLLJ/JASA RAHARJA)
H. UU No. 40/2004 (SJSN)
PENGERTIAN ASURANSI
1. MENURUT PASAL 246 KUHD
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, di
mana penanggung dengan menikmati suatu premi
mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk
membebaskannya dari kerugian karena kehilangan,
kerugian, atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan,
yang akan dapat diderita olehnya karena suatu kejadian
yang tidak pasti.
LAHIRNYA ASURANSI
1. Perjanjian
(Asuransi Sukarela/Komersial)
2. Peraturan Perundang-undangan (Asuransi
Wajib/Sosial)
PERJANJIAN
MENURUT PASAL 1313 KUHPer.
Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya (atau saling
mengikatkan dirinya) terhadap satu orang
lain atau lebih.
SYARAT-SYARAT
SAHNYA PERJANJIAN
1.
2.
3.
4.
JENIS-JENIS PERJANJIAN
1.
2.
3.
4.
Perjanjian Sepihak
Perjanjian Dua Pihak (Timbal Balik)
Perjanjian Bersyarat
Perjanjian Untung-untungan
AZAS-AZAS PERJANJIAN
1.
2.
3.
4.
Konsensualisme
Kebebasan Berkontrak
Mengikatnya Perjanjian
Good Faith
PREMI
POLIS
Merupakan dokumen sebagai alat bukti tidak
hanya bagi para pihak saja, tetapi juga bagi
pihak ketiga yang mempunyai hubungan
langsung atau tidak langsung dengan
perjanjian yang bersangkutan
FUNGSI POLIS
1. Sebagai perjanjian asuransi/pertanggungan
2. Sebagai bukti jaminan dari penanggung
kepada tertanggung untuk mengganti
kerugian/ santunan yang mungkin dialami
tertanggung terhadap risiko yang
diasuransikan
3. Sebagai bukti pembayaran premi asuransi
oleh tertanggung kepada penanggung
FUNGSI POLIS
BAGI TERTANGGUNG
1. Sebagai bukti tertulis atas jaminan
penanggung untuk mengganti
kerugian/santunan kepada tertanggung
2. Sebagai bukti (kwitansi) pembayaran premi
kepada penanggung
3. Sebagai bukti otentik untuk menuntut
penanggung apabila wanprestasi/melakukan
perbuatan melanggar hukum
FUNGSI POLIS
BAGI PENANGGUNG
1. Sebagai bukti (tanda terima) premi asuransi
dari tertanggung
2. Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang
diberikannya kepada tertanggung untuk
membayar ganti rugi yang mungkin diderita
oleh tertanggung
3. Sebagai bukti otentik untuk menolak tuntutan
ganti rugi (klaim) apabila tidak sesuai Polis
ASURANSI
RISIKO
TERTANGGUNG
PENANGGUNG
TUJUAN ASURANSI
Memperalihkan risiko dari tertanggung kepada
penanggung
RISIKO ASURANSI
Adalah kemungkinan kerugian yang akan
dialami, yang diakibatkan oleh bahaya yang
mungkin akan terjadi, tetapi tidak diketahui lebih
dahulu kapan saat akan terjadi.
PENGGOLONGAN RISIKO
1. RISIKO MURNI (PURE RISK)
Adalah risiko yang menimbulkan kerugian
2. RISIKO SPEKULATIF (SPECULATIVE RISK)
Adalah risiko yang bersifat spekulatif, bisa
menimbulkan keuntungan/kerugian.
Menghindari (Avoidance)
Mencegah (Prevention)
Memperalihkan (Transfer)
Menerima (Assumption or Retention)
JENIS ASURANSI
1. Asuransi Kerugian
2. Asuransi Jiwa
PERBEDAAN ASURANSI
KERUGIAN DENGAN JIWA
1. MENGENAI PARA PIHAK
a. Asuransi Kerugian
Ada 2 pihak yaitu pihak penanggung dan tertanggung
b. Asuransi Jiwa
Selain pihak penanggung, pihak tertanggung dapat
memecah diri menjadi:
1) Penutup Asuransi
2) Badan Tertanggung
3) Penikmat
2. MENGENAI YANG DIPERTANGGUNGKAN
a. Asuransi Kerugian
Yang dipertanggungkan adalah benda/barang
b. Asuransi Jiwa
Yang dipertanggungkan adalah jiwa/manusia
5. MENGENAI EVENEMEN
a. Asuransi Kerugian
Evenemen adalah terjadinya peristiwa yang menimbulkan
kerugian tertanggung.
b. Asuransi Jiwa
Evenemen adalah meninggalnya badan tertanggung atau
lampaunya waktu tanpa meninggalnya badan tertanggung.
6. AZAS INDEMNITAS
a. Asuransi Kerugian
Berlaku azas indemnitas
b. Asuransi Jiwa
Tidak berlaku azas indemnitas.
PENGGOLONGAN ASURANSI
1. Berdasarkan Obyek
A. Asuransi Jiwa/Manusia
B. Asuransi Benda/Barang
2. Secara Yuridis
A. Asuransi Kerugian
B. Asuransi Jiwa
4. Berdasarkan Tujuan
A. Asuransi Komersial
B. Asuransi Sosial
UNSUR-UNSUR ASURANSI
1. Adanya tertanggung dan penanggung
2. Adanya peralihan risiko dari tertanggung kepada
penanggung
3. Adanya premi yang harus dibayar tertanggung
kepada penanggung
4. Adanya peristiwa tidak tentu yang
dipertanggungkan
5. Adanya pemberian ganti rugi/santunan dari
penanggung kepada tertanggung didasarkan pada
peristiwa yang tidak tentu
6. Kepentingan
KEPENTINGAN
Menurut Pasal 250 KUHD Menghendaki bahwa
dalam setiap perjanjian asuransi diharuskan
adanya suatu kepentingan (Insurable Interest).
Adalah hak subyektif yang mungkin akan
lenyap atau berkurang karena adanya peristiwa
yang tidak pasti
SYARAT-SYARAT KEPENTINGAN
1. Dapat dinilai dengan uang
2. Diancam bahaya
3. Tidak dilarang undang-undang
ASAS-ASAS ASURANSI
1. Kepentingan.
2. Itikat Baik (Good Faith).
3. Indemnitas.
4. Subrogasi.
5. Reasuransi.
1. KEPENTINGAN
Menurut Pasal 250 KUHD:
Menghendaki bahwa dalam setiap perjanjian
asuransi diharuskan adanya suatu kepentingan
(Insurable Interest ).
Kepentingan adalah hak subyektif yang mungkin
akan lenyap atau berkurang karena adanya
peristiwa yang tidak pasti
2. GOOD FAITH
Itikat baik pada dasarnya merupakan suatu
asas pada setiap perjanjian pada umumnya,
sehingga para pihak yang membuat
perjanjian harus dengan kesadarannya sendiri
melaksanakan itikat baik.
GOOD FAITH
MENURUT PASAL 251 KUHD
Semua pemberitaan yang salah atau tidak benar atau
semua penyembunyian keadaan-keadaan yang
diketahui oleh si-tertanggung, betapapun juga
jujurnya itu terjadi pada pihaknya, yang bersifat
sedemikian rupa sehingga perjanjian tidak akan
diadakan atau tidak akan diadakan berdasarkan
syarat-syarat yang sama, bilamana penanggung
mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari benda
itu, menyebabkan pertanggungan itu batal.
3. INDEMNITAS
Perjanjian asuransi secara umum dapat
dikatakan mempunyai tujuan utama adalah
untuk memberi ganti rugi (santunan),
sehingga perjanjian asuransi dapat diartikan
sebagai perjanjian ganti rugi (santunan) atau
perjanjian Indemnitas.
TUJUAN INDEMNITAS
Adalah tertanggung dilarang dengan adanya
asuransi ingin memperkaya diri.
Indemnitas hanya berlaku bagi Asuransi
Kerugian, tidak berlaku bagi Asuransi Jiwa
4. SUBROGASI
Pasal 284 KUHD
Penanggung yang membayar kerugian dari
suatu benda yang dipertanggungkan mendapat
semua hak-hak yang ada pada si-tertanggung
terhadap orang-orang ketiga mengenai kerugian
itu; dan tertanggung bertanggung-jawab untuk
setiap perbuatan yang mungkin dapat
merugikan hak dari penanggung terhadap
orang-orang ketiga itu.
SYARAT SUBROGASI
1. Tertanggung mempunyai hak terhadap
penanggung dan terhadap pihak ketiga;
dan
2. Adanya hak tersebut karena timbul
kerugian sebagai akibat perbuatan pihak
ketiga.
TUJUAN SUBROGASI
1. Untuk mencegah tertanggung
memperoleh ganti kerugian melebihi hak
yang sesunggughnya; dan
2. Untuk mencegah pihak ketiga
membebaskan diri dari kewajibannya
membayar ganti kerugian.
5. REASURANSI
Pasal 271 KUHD.
Penanggung selalu dapat menyuruh
mempertanggungkan lagi apa yang ditanggung
olehnya.
Pasal 279 (3) KUHD.
Bilamana ia mempertanggungkan lagi untuk
dirinya, maka penanggung-penanggung baru
bertindak dalam urutan yang sama di
tempatnya.
MANFAAT REASURANSI
1. Reasuransi memungkinkan penanggung pertama
menerima pelimpahan risiko yang besar dengan aman
tanpa ancaman dan ketidak seimbangan solvensi;
2. Reasuransi memungkinkan penanggung pertama untuk
tetap menjaga suatu stabilitas usaha tanpa rasa khawatir
terhadap adanya tuntutan klaim yang bersamaan, klaim
besar yang tidak diantisipasikan, yang dapat
membahayakan perusahaan; dan
3. Reasuransi modern, yang gerak operasionalnya
melampaui wilayah negara dapat membagi dampak
ekonomi yang disebabkan oleh terjadinya peristiwa
besar pada beberapa negara atau bencana alam
ASURANSI KESEHATAN
Adalah suatu sistem pembiayaan kesehatan
yang berjalan berdasarkan konsep risiko.
Dalam sistem asuransi kesehatan, risiko
sakit secara bersama-sama di tanggung
oleh peserta dengan membayar premi yang
dikelola penanggung (adanya prinsip
gotong-royong).
PRINSIP
ASURANSI KESEHATAN
1. Asuransi Kesehatan merupakan sistem
pembiayaan kesehatan yang berjalan
berdasarkan konsep risiko.
2. Mentransfer risiko dari satu individu ke suatu
kelompok.
3. Membagi bersama jumlah kerugian dengan
proporsi yang adil oleh seluruh anggota
kelompok melalui penanggung.
UNSUR-UNSUR
ASURANSI KESEHATAN
1.
2.
3.
Tertanggung (Pasien).
Penanggung (Perusahaan Asuransi)
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK).
MACAM-MACAM
ASURANSI KESEHATAN
1. Asuransi Kesehatan Sosial
(Social Health Insurance)
2. Asuransi Kesehatan Komersial
(Private Voluntary Health Insurance)
1. PRINSIP-PRINSIP
ASURANSI KESEHATAN SOSIAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2. PRINSIP-PRINSIP
ASURANSI KESEHATAN KOMERSIAL
1. Kepesertaan bersifat sukarela.
2. Premi/iuran berdasar angka absolut, sesuai
dengan perjanjian/kontrak.
3. Peserta/tenaga kerja dan keluarganya
memperoleh santunan biaya pelayanan
kesehatan sesuai perjanjian/kontrak (tidak
komprehensif).
4. Peranan Pemerintah relatif kecil.
PROGRAM
ASURANSI KESEHATAN
A. Asuransi Kesehatan Ganti Rugi Tradisional
1. Penanggung memberikan penggantian
(reimbursement) secara tunai terhadap biaya yang
dikeluarkan oleh peserta untuk perawatannya;
2. PPK (health care providers) hanya memberikan
pelayanan kuratif;
3. Biaya kepada PPK dilakukan langsung dari peserta
setelah PPK memberikan pelayanan;
4. Peserta bebas memilih PPK
PENENTUAN BESARNYA
SANTUNAN KESEHATAN
1. Penanggung akan memberikan santunan uang kepada
tertanggung sebagai santunan kesehatan untuk setiap
kali tertanggung diserang penyakit tanpa mengindahkan
besar kecilnya biaya pengobatan/perawatan yang
digunakan oleh tertanggung.
2. Penanggung menyediakan dana yang akan digunakan
oleh tertanggung untuk berkali-kali tertanggung
diserang penyakit, namun jumlah total yang boleh
digunakan maksimal sebesar dana yang tersedia.
PENGENDALIAN BIAYA
Deduktibel
Tertanggung diwajibkan membayar sebagian biaya
pelayanan kesehatan terlebih dahulu sebelum
perusahaan asuransi mulai membayar pelayanan
kesehatan.
Co-Insurance
Tertanggung diwajibkan membayar sekian prosentase
dari seluruh biaya medis yang harus dibayar.
KEBIJAKAN
ASURANSI KESEHATAN
Kebijakan menyangkut sistem pelayanan kesehatan
yang benar dan terbaik masih merupakan
perdebatan politik ekonomi internasional, yaitu (1)
apakah pembiayaan kesehatan seharusnya menjadi
tanggung jawab negara sehingga disediakan secara
sosialistis cuma-cuma melalui asuransi sosial, atau
sebaiknya (2) diserahkan melalui mekanisme pasar dan
pasien membeli pelayanan kesehatan melalui asuransi
swasta
PERAN NEGARA
1. Government
Negara merupakan instansi terpenting yang mengatur segala
sesuatu dalam kehidupan bersama
2. Governance
Negara hanya berperan sebagai agen regulator dan agen
administratif
3. Negara Kesejahteraan
Memberikan kekuasaan atau peran yang lebih besar kepada
negara, berarti pula menghambat pertumbuhan masyarakat
madani. Sebaliknya apabila pilihan jatuh pada masyarakat
madani, berarti peran negara harus semakin diminimalisir
4. Sistem Campuran
Mencampurkan elemen-elemen konsep ekonomi pasar bebas
dan negara kesejahteraan
PELAYANAN KESEHATAN
Menurut Pasal 28 H (1) UUD1945
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
Menurut Pasal 34 (3) UUD1945
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak.
BENTUK
PELAYANAN KESEHATAN
Menurut Pasal 1 UU No. 36/2009 (Kesehatan)
(12) Pelayanan Kesehatan Promotif.
Adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan
yang bersifat promosi kesehatan.
(13) Pelayanan Kesehatan Preventif.
Adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/penyakit.
(14) Pelayanan kesehatan Kuratif.
Adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan
agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
PEMBIAYAN KESEHATAN
Sistem Pembiayaan yang Adil:
Adalah bahwa beban biaya kesehatan dari biaya perorangan
tidak memberatkan penduduk.
Aspek Pembiayaan yang adil pada umumnya diartikan
sebagai pembiayaan kesehatan yang adil dan merata atau
merata berkeadilan, adalah bahwa beban biaya kesehatan
dari kantong perorangan tidak memberatkan penduduk.
Pembiayaan kesehatan yang adil dan merata
Adalah pembiayaan di mana seseorang mampu mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya dan
membayar pelayanan tersebut sesuai dengan kemampuannya
membayar.
HUKUM
PEMBIAYAAN KESEHATAN
The law of medical money
Hukum yang mengatakan, berapapun jumlah uang
yang disediakan untuk pelayanan kesehatan akan
habis, mengingat kebutuhan (needs) dari para
konsumen dan keinginan dari para Health
provider untuk menyelenggarakan tingkat
pelayanan kesehatan itu akan selalu disesuaikan
dengan uang yang tersedia.
SISTEM
PEMBIAYAAN KESEHATAN
Sistem Pelayanan Kesehatan Nasional.
Sistem Asuransi Kesehatan Sosial/Nasional.
Sistem Jaminan Sosial.
MASALAH PROGRAM
JAMINAN SOSIAL
Dari mana dana untuk membiayai program
jaminan sosial tersebut ?
Janis program apa saja yang dapat dinikmati
oleh masyarakat ?
Bagaimana dan siapa penyelenggara program
jaminan sosial ?
CIRI PROGRAM
JAMINAN SOSIAL
1. Tumbuh dan berkembang sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi sebuah negara.
2. Ada peran peserta untuk ikut membiayai program
jaminan sosial, melalui mekanisme asuransi, baik
sosial/komersial.
3. Kepesertaan bersifat wajib, sehingga hukum the law
of large numbers cepat terpenuhi.
4. Peran negara besar, baik dalam regulasi, kebijakan
maupun penyelenggaraan program jaminan sosial.
KARAKTERISTIK PROGRAM
JAMINAN SOSIAL
1. Program Jaminan Sosial biasanya ditentukan oleh pihak pemerintah
2. Program Jaminan Sosial memberikan kepada perorangan berupa
pembayaran tunai atau dalam bentuk pelayanan, sebagai ganti rugi
akibat suatu risiko
3. Ditinjau dari jangka waktu
a. Long Term Risk
Program-program yang termasuk mengelola suatu risiko
jangka waktu panjang
b. Short Term Risk
Program-program jaminan yang dapat dikategorikan
mengelola risiko jangka waktu pendek
ASURANSI SOSIAL
Pasal 1 (3) UU No. 40/2004
Asuransi Sosial adalah suatu mekanisme
pengumpulan dana yang bersifat wajib yang
berasal dari iuran guna memberikan perlindungan
atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta
dan/atau anggota keluarganya
PROGRAM
JAMINAN SOSIAL
Pasal 18 UU No. 40/2004
a. Jaminan Kesehatan
b. Jaminan Kecelakaan Kerja
c. Jaminan Hari Tua
d. Jaminan Pensiun
e. Jaminan Kematian
POLA HUBUNGAN
ASURANSI KESEHATAN
1. Pola Hubungan Bipartit
Premi
Peserta
Penyelenggara Askes
Ganti Rugi/Pelayanan
Peserta
Penyelenggara Askes
Pelayanan
Biaya Pelayanan
Provider (PPK)
ASURANSI KESEHATAN
Ketidak-pastian
Kelompok
Pasti
Prinsip:
1. Membayar premi
Benefit/santunan
Kecil
dalam jumlah besar
2. Melindungi tertanggung dari risiko ekonomi
apabila sakit
FRAUD
(Kecurangan Pelayanan Kesehatan)
Menurut Blacks Law Dictionary
Fraud adalah kesengajaan melakukan kesalahan
terhadap kebenaran untuk tujuan mendapatkan sesuatu
yang bernilai atas kerugian orang lain atau kesalahan
representasi suatu fakta, baik dengan kata maupun
tindakan; kesalahan alegasi (mendakwa orang
melakukan tindakan kriminal), menutupi sesuatu yang
harus terbuka, menerima tindakan atau sesuatu yang
salah dan merencanakan melakukan sesuatu yang salah
kepada orang lain sehingga dia bertindak di atas hukum
yang salah
KECURANGAN
PELAYANAN KESEHATAN
Adalah kesengajaan melakukan kesalahan atau
memberikan keterangan yang salah
(misrepresentasi) oleh seseorang atau entitas
yang mengetahui hal itu dan dapat
menghasilkan sejumlah manfaat yang tidak legal
kepada individu, entitas atau pihak lain.
ELEMEN-ELEMEN
TERJADINYA FRAUD
Fakta pernyataan materiil harus dibuat;
Pernyataan adalah salah dan orang yang membuat
mengetahui hal tersebut salah;
Orang yang membuat pernyataan harus merencanakan
untuk menerima tindakan tersebut salah atau membuat
orang lain salah karena pernyataan tersebut;
Orang yang dituju pernyataan salah tersebut diharapkan
bertindak atas dasar pernyataan tersebut;
Pernyataan salah dibuat seseorang dengan harapan
mendapat sesuatu yang bernilai atau membuat sesuatu
yang merugikan kepihak yang dituju oleh pernyataan
tersebut.