Disusun oleh :
IrfanSetiawan (F20077)
MariaMargaretaSega (F20062)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan “Makalah Problem Solving Petugas Assembling Di
Rumah Sakit”.
Dalam penyusunan makaalah ini, kami ucapkan terima kasih pada dosen
pengampu matakuliah yaitu Ibu Sri Suparti, S.K.M,M.Kes.(Epid) dan pihak
lainnya, yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Problem Solving Petugas Assembling
Di Rumah Sakit dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Analisis dan Problem Solving Rekam Medis & Informasi
Kesehatan, serta menambah wawasan tentang Problem Solving Petugas
Assembling, baik bagi pembaca maupun penulis.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan
wawasan yang lebih luas bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya, sehingga kami mengharap
kritik dan saran yang membangun.
Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
A. Latar Belakang _______________________________________________ 4
B. Rumusan Masalah ____________________________________________ 6
C. Tujuan _____________________________________________________ 6
D. Manfaat ____________________________________________________ 6
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 7
A. Masalah Petugas Rekam Medis Unit Assembling Di Rumah Sakit ______ 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8
A. Kesimpulan _________________________________________________ 8
B. Saran ______________________________________________________ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut (PERMENKES RI No 269/MENKES/PER/III/2008) Bab III pasal
7, menyatakan bahwa sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas
yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam medis. Oleh karena itu,
dokumen rekam medis sangat diperlukan untuk mencatat penyakit dan seluruh
pelayanan yang telah diberikan kepada pasien, salah satunya yaitu pelayanan
dari unit rawat inap. Dalam pengisiannya, dokumen rekam medis harus berisi
informasi yang lengkap dan akurat serta sesuai dengan standar yang berlaku.
Pengisian pada dokumen rekam medis rawat inap dari ruang rawat inap sering
kali belum lengkap sehingga mempersulit pelaksanaan petugas assembling
(Rusdiana & Sari, 2018).
Assembling merupakan bagian dari unit rekam medis yang bertugas untuk
meneliti kelengkapan dokumen dan merakit dokumen rekam medis yang
diterima dari ruangan atau bangsal sebelum berkas rekam medis tersimpan
(Rahmawati et al., 2020).
Assembling adalah kegiatan merakit berkas rekam medis pasien rawat inap
di fasilitas pelayanan kesehatan serta mengecek kelengkapan pengisian berkas
rekam medis dan form yang harus ada pada berkas rekam medis pasien rawat
inap (Oktaviani.J, 2018).
Bagian Assembling akan menerima berkas rekam medis dari unit
pelayanan. Berkas rekam medis setelah sampai di unit Assembling maka akan
dilakukan pengurutan, evaluasi dan dilakukan pengembalian berkas rekam
medis ke ruang yang bersangkutan jika belum lengkap. Dokumen yang
dinyatakan lengkap akan diserahkan pada bagian indexsing, coding dan sensus
harian diberikan pada bagian analizing, sedangkan pelaporan (reporting) untuk
diolah lebih lanjut (Amelia, 2021).
Assembling merupakan salah satu bagian dari unit rekam medis yang
berfungsi sebagai peneliti kelengkapan dari isi dokumen rekam medis dan
4
perakit dokumen rekam medis pasien sebelum disimpan dan setelah mendapat
pelayanan Kesehatan dari instalasi rawat inap (Rohmawati et al., 2021)
Petugas assembling bertugas untuk menerima dokumen rekam medis rawat
inap dari ruang rawat inap, mengecek kelengkapan pengisian dokumen rekam
medis rawat inap, merakit kembali dokumen rekam medis rawat inap, dan
mengembalikan dokumen rekam medis yang tidak lengkap ke masing-masing
dokter penanggung jawab pasien (DPJP) yang bertanggung jawab atas
ketidaklengkapan dokumen rekam medis (Nurliani & Masturoh, 2017).
Banyaknya dokumen rekam medis rawat inap yang terlambat dalam waktu
pengembaliannya membuat pekerjaan petugas assembling menumpuk, dan
berdampak pada pengendalian ketidaklengkapan isi dokumen rekam medis.
Ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis yang masuk ke bagian
assembling akan berdampak pada pengelolaan dokumen rekam medis
selanjutnya, karena dalam pengembalian dokumen rekam medisnya mengalami
keterlambatan maka dalam pengolahannya juga akan mengalami
keterlambatan. Selain itu ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis
berdampak pada tidak dapat terpenuhinya tujuan rekam medis untuk menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit (Arimbi et al., 2021).
Menurut (Gumilar & Herfiyanti, 2021) penyebab ketidaklengkapan karena
pengetahuan petugas yang masih kurang, kedisiplinan petugas, motivasi yang
rendah, beban kerja yang cukup tinggi, dan komunikasi yang berjalan tidak
baik, ketiadaan checklist ketidaklengkapan dokumen rekam medis dan masih
adanya rumah sakit yang belum memiliki ruangan yang cukup terutama ruangan
assembling, tidak adanya panduan, kebijakan dan SOP pada bagian rekam
medis, kurangnya sosialisasi mengenai SOP rekam medis, tidak adanya
monitoring dan evaluasi di bagian rekam medis, alur rekam medis yang tidak
sesuai standar serta tidak adanya reward dan punishment, susunan form rekam
medis yang tidak sistematis, banyaknya jenis form rekam medis yang harus
diisi, serta tidak adanya perbedaan warna dokumen rekam medis yang harus
diisi di tiap bagian, terbatasnya ketersediaan dana untuk mendukung
5
kelengkapan dokumen rekam medis (Wirajaya & Nuraini, 2019).
B. Rumusan Masalah
Menganalisis masalah petugas rekam medis unit assembling di rumah sakit.
C. Tujuan
Mengevaluasi masalah rekam medis unit assembling.
D. Manfaat
Mengetahui permasalahan yang ada di rekam medis unit assembling serta
mampu mengembangkan pemecahan masalah yang terjadi.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah Petugas Rekam Medis Unit Assembling Di Rumah Sakit.
1. Keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis berdampak pada
pelayanan, terutama jika dokumen tersebut dibutuhkan saat pasien kontrol
di rawat jalan atau jika pasien rawat inap kembali.
2. Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Pasienmengakibatkan dampak
internal dan eksternal karena hasil pengolahan data menjadi dasar
pembuatan laporan baik internal rumah sakit maupun bagi pihak eksternal.
B. Saran
1. Sebaiknya lebih memperhatikan Standar Prosedur Operasional mengenai
pengelolaan rekam medis bagian assembling agar pelaksanaan pengelolaan
sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
Keterlambatan Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan di RSU Haji
Surabaya. J-REMI : Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan, 1(4),
511–518. https://doi.org/10.25047/j-remi.v1i4.2000
Rohmawati, A., Saldira, T., Supriadi, P., Wahab, S., & Ganesha, P. P. (2021).
Tinjauan Pelaksanaan Assembling Dalam Pengendalian. 1(September),
1079–1086.
https://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/article/download/181/
374
Rusdiana, I., & Sari, M. (2018). Tinjauan Waktu Pengembalian Rekam Medis
Pasien Rawat Inap Ke Unit Rema Medis di Rumah Sakit X Jakarta Timur
2018. Medicordhif, 5(01), 32–38.
https://stikespanakkukang.ac.id/assets/uploads/alumni/592f38e28ef75edbc9c
8577298a201fb.pdf
Wirajaya, M. K., & Nuraini, N. (2019). Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Ketidaklengkapan Rekam Medis Pasien pada Rumah Sakit di Indonesia.
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 7(2), 165.
https://doi.org/10.33560/jmiki.v7i2.225
10