Anda di halaman 1dari 64

POKOK BAHASAN

01. PENDAHULUAN
02. PENGGOLONGAN MIKROORGANISME
03. STRUKTUR DAN FUNGSI SEL MIKROORGANISME
04. PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
05. GENETIKA MIKROORGANISME
06. BIOENERGETIKA MIKROORGANISME
07. PENGENDALIAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
08. INTERAKSI DAN PENYEBARAN MIKROORGANISME
09. PERANAN MIKROORGANISME

MIKROBIOLOGI DASAR

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME


POKOK BAHASAN

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


03.2 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL EUKARIOT

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME


03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT
SUBPOKOK BAHASAN
I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot
II. Membran Sel Prokariot
III. Materi Sitoplasma
IV. Dinding Sel Prokariotik
V. Komponen Eksternal Dinding Sel
VI. Khemotaksis
VII. Endospora Bakteri

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot
A. Ukuran, Bentuk, dan Penataan
1. Sel prokariot mempunyai bentuk bermacam-macam
seperti bulat (cocci), batang (bacilli), lonjong
(coccobacilli), batang bengkok (vibrios), heliks kaku
(spirilla), dan heliks fleksibel (spirochetes)

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot
A. Ukuran, Bentuk, dan Penataan
2.(lanjutan)
Pada fase reproduktif, beberapa sel tetap saling
menempel
membentuk
rantai,
gerombolan
(clusters), konfiguarasi planar persegi empat
(tetrads), atau konfigurasi kubus (sarcinae)

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot
A. Ukuran, Bentuk, dan Penataan
3.(lanjutan)
Sedikit bakteri berbentuk pipih (flat) dan beberapa
mempunyai lebih dari satu bentuk ( pleomorphic)

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot
A. Ukuran, Bentuk, dan Penataan
4.(lanjutan)
Ukuran sel prokariot
bervariasi, namun secara
umum ukurannya lebih kecil dibandingkan sel
eukariot;
akhir-akhir
ini
beberapa
prokariot
berukuran besar (750 nm) telah ditemukan dan
dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop.

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot
B. Struktur internal Sel prokariot
1. Tidak semua
struktur internal
ditemukan pada
setiap genus

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot
B. Struktur internal Sel prokariot
2. Struktur internal sel prokariot berbeda secara
morfologi dan lebih sedikit dibanding sel
eukariot

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot

This figure illustrates a typical human cell (eukaryotic cell) and a typical bacterium
(prokaryotic cell). The cartoon on the left highlights the internal structures of eukaryotic
cells, including the nucleus (light blue), the nucleolus (intermediate blue), mitochondria
(orange), and ribosomes (dark blue). The drawing on the right demonstrates how bacterial
DNA is housed in a structure called the nucleoid (very light blue), as well as other structures
normally found in a prokaryotic cell, including the cell membrane (black), the cell wall
(intermediate blue), the capsule (orange), ribosomes (dark blue), and a flagellum (also black).

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot
SUBPOKOK BAHASAN

II. Membran Sel Prokariot


III. Materi Sitoplasma
IV. Dinding Sel Prokariotik
V. Komponen Eksternal Dinding Sel
VI. Khemotaksis
VII. Endospora Bakteri

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


II. Membran Sel Prokariot
A. Membran plasma
1.

Membran plasma bakteri terdiri dari phospholipid


bilayer dengan permukaan hidrofilik (berhubungan
dengan air) dan bagian interior yang hidrofobik (tidak
larut dalam air); molekul asimetri tersebut disebut
bersifat amfipatik; kebanyakan membran bakteri tidak
mempunyai sterol

2.

Banyak membran archae terdiri dari membram


monolayer daripada bilayer; membran archae lebih
detail diterangkan pada bab 20

3.

Fluid mosaic model adalah model struktur membran


yang paling luas dikenal. Dapat dibedakan 2 tipe
protein
yang
berhubungan
dengan
membran:
peripheral (terikat tidak kuat dan mudah lepas) dan
integral (tertanam dalam membran dan tidak mudah
lepas)

4.

Membran sangat terorganisir, asimetris, fleksible, dan


dinamis

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


II. Membran Sel Prokariot

a) Sterol
b) cholesterol
c)

hopenoid

Archael membrane structure

Archaeal membranes are also made of lipids and protein


Branched lipids not fatty

acids
Ether bonds to glycerol
Polar phosphate, sulfate,
or carbohydrate
Sterols in methane
oxidizers

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


II. Membran Sel Prokariot

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


II. Membran Sel Prokariot
A. Membran plasma
(lanjutan)

5. Membran plasma memiliki beberapa


fungsi

a.

Menjaga sitoplasma
lingkungannya

dan

memisahkan

sel

dari

b.

Sebagai
barrier
yang
selektif
permeable,
membiarkan beberapa molekum keluar masuk sel
dan mencegah masuknya molekul lainnya

c.

Sebagai tempat berlangsungnya berbagai proses


metabolik meliputi respirasi, fotosintesis, sintesis
lipid, dan sintesis dinding sel

d.

Mengandung molekul reseptor khusus yang mampu


mendeteksi dan merespon senyawa kimia di
lingkungannya

Transport via membran sel

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


II. Membran Sel Prokariot
B. Sistem membran internal
1. Mesosom adalah struktur yang dibentuk oleh
invaginasi
membran
plasma
yang
mungkin
berperan dalam pembentukan dinding sel selama
pembelahan sel dan dalam replikasi dan distribusi
kromosom
2. Bakteri fotosintetik memiliki membran plasma yang
infolding yang bersifat menambah luas permukaan
untuk fotosintesis
3. Bakteri yang memiliki aktivitas respirasi tinggi juga
memiliki infolding yang berfungsi menambah luas
permukaan untuk aktivitas metabolisme
4. Sistem membran internal ini dapat merupakan
agregat vesikel sferis, vesikel rata, atau membran
tubular

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


II. Membran Sel Prokariot
SUBPOKOK BAHASAN
I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot
III. Materi Sitoplasma
IV. Dinding Sel Prokariotik
V. Komponen Eksternal Dinding Sel
VI. Khemotaksis
VII. Endospora Bakteri

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


III. Materi sitoplasma
A. Materi sitoplasma adalah
1. bahan antara membran dan nukleoid;
2. tidak nampak pada pengamatan mikroskop
elektron tetapi sering tampak dengan
ribosom dan badan inklusi;
3. walaupun tidak memiliki sitoskeleton sejati
sitoplasma bakteri memiliki protein sistem
seperti sitoskeleton

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


III. Materi sitoplasma
B. Badan
inklusi
1. Banyak

badan inklusi berupa granula bahan


organik atau anorganik yang dibentuk sel untuk
future use; beberapa dibatasi oleh membran,
yang lain diselubungi oleh membran satu lapis

2. Vakuola gas adalah tipe badan inklusi yang


ditemukan pada cyanobacteria dan spesies
akuatik lainnya; vakuola ini berperan dalam
menjaga organisme tetap terapung dan berada
dekat permukaan habitat perairan
3. Magnetosom
adalah
badan
inklusi
yang
mengandung besi dalam bentuk magnetite;
digunakan oleh bakteri untuk berorientasi
terhadap bidang magnet bumi

Inclusions:
Reserve deposits in the cytoplasm of cells.
Not found in all cell types:

1. Metachromatic Granules:
Contain inorganic phosphate that can be used in the

synthesis of ATP.
Stain red with blue dyes.
Found in bacteria, algae, protozoa, and fungi.
Characteristic of Corynebacterium diphtheriae,
causative agent of diphtheria. Useful for identification
purposes.

CHROMATOPHORE

MAGNETOSOMES

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


III. Materi sitoplasma
C. Ribosom
1. Ribosom adalah struktur kompleks yang terdiri
dari protein dan RNA
2. Komponen
tersebut
bertanggung
terhadap sintesis protein sel

jawab

3. Ribosom prokariot memiliki struktur yang sama


dengan ribosom eukariot tetapi lebih kecil
ukurannya

RIBOSOMES

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


III. Materi sitoplasma
D. Nukleoid
1. Nukleoid adalah daerah yang berbentuk ireguler
dimana ditemukan kromosom prokariot
2. Pada
kebanyakan
prokariot,
nukleoid
mengandung
single
circular
chromosome,
walaupun beberapa memiliki lebih dari satu
kromosom atau mempunyai satu atau lebih
kromosom linear
3. Nukleoid tidak dibatasi oleh membran, tetapi
sering tampak berasosiasi dengan membran
plasma atau mesosom
4. Kromosom bakteri adalah molekul DNA yang
terkemas secara efisien dengan membentuk loop
dan coil

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


III. Materi sitoplasma
D. Nukleoid
(lanjutan)
5. Selain

kromosom,
banyak
bakteri
mempunyai plasmid; plasmid biasanya
molekul DNA sikuler, tertutup, kecil
a. Plasmid dapat melakukan replikasi secara
terpisah dari kromosom bakteri
b. Plasmid
tidak
dibutuhkan
untuk
pertumbuhan dan reproduksi bakteri, tetapi
plasmid
dapat
membawa
gen
yang
memberikan
keuntungan
bagi
bakteri
(resistensi obat, aktivitas metabolik yang
meningkat, dll.)

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


III. Materi Sitoplasma
SUBPOKOK BAHASAN
I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot
II. Membran Sel Prokariot
IV. Dinding Sel Prokariotik
V. Komponen Eksternal Dinding Sel
VI. Khemotaksis
VII. Endospora Bakteri

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


IV. Dinding Sel Prokariotik
A. Dinding sel adalah struktur kaku yang terletak
di sebelah luar membran plasma; memberi
bentuk khas sel dan menjaga sel dari proses
lisis osmotik
1. Dinding sel kebanyakan bakteri mengandung
peptidoglycan; dinding sel archae tidak ada
peptidoglycan dan tersusun dari proteins,
glycoprotein, atau polysaccharida
2. Dinding sel bakteri gram positif berbeda dengan
dinding sel bakteri gram negatif, tetapi
keduanya mempunyai ruang periplasma, yang
biasanya mengandung berbagai protein; protein
tersebut dapat terlibat dalam pemasukan
nutrisi
,
transport
elektron,
sintesis
peptidoglycan atau dalam modifikasi senyawa
toksik

Dinding sel bakteri Gram positif dan


bakteri Gram negatif :

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


IV. Dinding Sel Prokariotik
B. Peptidoglycan (murein) adalah polimer
polysaccharida yang terdapat dalam
dinding sel bakteri; terdiri dari rantai
polisaccharida
yang
dihubungkan
secara silang oleh jembatan peptida
C. Dinding sel bakteri Gram positif terdiri
dari lapisan tebal peptidoglycan dan
asam teikoat

IN GRAM POSITIVES PEPTIDOGLYCAN MAY BE AS

MUCH AS 40 LAYERS THICK

MOST OF THE CELL WALL (90%) MAY BE MADE UP

OF PEPTIDOGLYCAN, BUT THE REMAINDER MAY


BE OF ACIDIC POLYSACCHARIDE CALLED
TEICHOIC ACID (THEY ARE NEGATIVELY
CHARGED MOLECULES)

Composition :
Peptidoglycan (Murein): Made up of a repeating disaccharide attached
by polypeptides to form a lattice.

Disaccharide component: Made up of two


monoscaccharides:
N-acetylglucosamine (NAG)
N-acetylmuramic acid (NAM)
Alternating disaccharides (NAG-NAM) are linked together in
rows of 10 to 65 molecules.

NAG-NAM Peptidoglycan Disaccharide

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


IV. Dinding Sel Prokariotik
D. Dinding sel bakteri Gram negatif :
1. Terdiri lapisan petidoglycan tipis yang
diselubungi oleh outer membrane yang
terdiri dari lipid, lipoprotein, dan molekul
lipopolysaccharida
(LPS).
LPS
dapat
berperan dalam sistem proteksi dan dapat
berfungsi
sebagai
endotoksin,
menyebabkan beberapa gejala kha infeksi
bakteri Gram negatif; tidak terdapat asam
teikoat pada dinding sel Gram negatif .
2. Outer membran bersifat lebih permeable
daripada membran plasma karena adanya
protein porin yang membentuk channel
dimana molekules kecil (600-700 daltons)
dapat lewat

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


IV. Dinding Sel Prokariotik
E. Mekanisme pewarnaan Gram meliputi:
1. constricting lapisan peptidoglycan yang
tebal pada sel gram positif, sehingga
mencegah hilangnya pewarna crystal violet
selama proses dekolorisasi;
2. lapisan peptidoglycan yang lebih tipis pada
sel Gram negatif tidak mampu menahan
pewarna, dan kemudian bakteri lebih
mudah
mengalami
dekolorisasi
ketika
dilunturkan oleh alkohol

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


IV. Dinding Sel Prokariotik
F. Dinding sel dan proteksi osmotik :
1. mencegah pembengkakan dan lisis ketika
bakteri berada pada lingkungan hipotonis;
2. tetapi,
pada
lingkungan
hipertonis,
membran plasma terpisah dari dinding sel
dan sel mengalami plasmolisis

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


IV. Dinding Sel Prokariotik
SUBPOKOK BAHASAN
I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot
II. Membran Sel Prokariot
III. Materi Sitoplasma
V. Komponen Eksternal Dinding Sel
VI. Khemotaksis
VII. Endospora Bakteri

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


V. Komponen Eksternal Dinding Sel
A. Kapsul, selaput lendir, dan S
layer
1. Kapsul dan
glycocalyx):

selaput

lendir

(juga

disebut

a. adalah lapisan
polysaccharida
terletak di bagian luar dinding sel;

yang

b. kapsul menjaga bakteri dari fagositosis,


desikasi, infeksi viral, dan bahan toksik
hidrofobik seperti detergen;
c. juga
menambah
kemampuan
bakteri
menempel
pada
suatu
permukaan
dan
motilitas gliding
d. Kapsul tersusun teratur dan selaput lendir
terdifusi dan tidak teratur

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


V. Komponen Eksternal Dinding Sel
A. Kapsul, selaput lendir, dan S layer
(lanjutan)
2. S layer

a. adalah lapisan protein atau glycoprotein


yang tersusun secara teratur terdapat pada
bakteri dan archaea,
b. diduga S layer merupakan satu-satunya
lapisan di luar membran plasma;
c.

menjaga sel dalam menghadapi fluktuasi ion


dan pH, stres osmotik, enzim hidroliti, atau
bakteri predasi Bdellovibrio

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


V. Komponen Eksternal Dinding Sel
B. Pili dan fimbriae :
1. struktur seperti rambut yang pendek dan
tipis
2. merupakan alat bagi bakteri untuk melekat
pada:
a. suatu permukaan (fimbrae)
b. bakteri lain selama proses sexual mating
(pili)

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


V. Komponen Eksternal Dinding Sel
C.Flagela dan
motilitas
1.Flagela adalah

struktur lokomosi seperti


benang yang keluar dari membran plasma dan
dinding sel

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


V. Komponen Eksternal Dinding Sel
C.Flagela dan
motilitas
1.Flagela dapat tersusun dalam beberapa pola :
a.

MONOTRICHOUS
(flgela tunggal)

b.

AMPHITRICHOUS
(flagela tunggal
pada satu sisi sel)

c.

LOPHOTRICHOUS
(seberkas flagela
pada satu atau
kedua sisi sel)

d.

PERITRICHOUS
(flagela pada
seluruh
permukaan sel)

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


V. Komponen Eksternal Dinding Sel
C.Flagela dan
motilitas
2. Struktur ultra
a.flagela
Fagela terdiri dari filamen yang tersusun dari
protein tunggal yang disebut flagellin.
b. Bagian hook adalah bagian yang pendek
melengkung yang menghubungkan filamen ke
bagian tubuh dasar, susunan seri cincin yang
menyebabkan rotasi flagela
c.

Sintesis flagela meliputi beberapa gen untuk


hook dan tubuh dasar dan gen untuk flagellin.

d. Molekul flagelin yang baru ditransport melalui


filamen sehingga pertumubuhan flagela adalah
dari ujung, bukan dari dasar

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


V. Komponen Eksternal Dinding Sel

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


V. Komponen Eksternal Dinding Sel
C.Flagela dan
motilitas
3. Mekanisme pergerakan flagela adalah secara
rotasi; bagian hook dan struktur helik flagela
menyebabkan flagela bergerak seperti propeller,
sehingga menyebabkan bakteria bergerak pada
lingkungan yang basah
a. COUNTERCLOCKWISE
ROTATION
(rotasi
berlawanan arah jarum jam) menyebabkan
gerak berlari ke depan (run)
b. CLOCKWISE ROTATION (rotasi searah jarum
jam) menghentikan gerakan run menghasilkan
gerak di tempat (tumble)

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


V. Komponen Eksternal Dinding Sel
D. Prokariot dapat bergerak dengan
mekanisme lainnya
1. Pada spirochaete, filamen axial menyebabkan
pergerakan flexing and spinning;
2. prokariot lain menunjukkan motilitas gliding
mekanisme dimana sel meluncur di permukaan
solid ;
3.

tidak ada struktur yang tampak berhubungan


dengan motilitas gliding

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


V. Komponen Eksternal Dinding Sel
SUBPOKOK BAHASAN
I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot
II. Membran Sel Prokariot
III. Materi Sitoplasma
IV. Dinding Sel Prokariotik
VI. Khemotaksis
VII. Endospora Bakteri

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


VI. Khemotaksis
A. Khemotaksis adalah pergerakan bakteri baik
menuju atraktan kimia maupun menjauh dari
repelen kimia
B. Konsentrasi atraktan dan repelen dideteksi
oleh khemoreseptor yang terdapat pada
permukaan bacteria
C. Gerakan langsung menuju khemoatraktan (bias
dengan gerak random menuju atractan):

increasing concentrations less tumbling


decreasing concentrations more tumbling

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


VI. Khemotaksis
D. Gerakan langsung menjauh dari
khemorepelen (bias dengan gerak
random
menjauh
dari
repelen)
melibatkan mekanisme yang sama
tetapi respon kebalikannya
E. Mekanisme pengendalian tumble
dan run merupakan mekanisme
yang kompleks, melibatkan banyak
protein dan beberapa mekanisme
(perubahan konformation, metilasi,
dan fosforilasi); walaupun rumit
tetapi respon dapat terjadi hingga
200 meters/second

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


VII. Endospora Bakteri
A. Pembentukan endospora (sporulasi)
normalnya
berhubungan
dengan
berhentinya
pertumbuhan
karena
habisnya
nutrien;
merupakan
mekanisme yang kompleks, proses
melibatkan banyak tahapan
B. Transformasi
endospora
dorman
menjadi sel vegetatif aktif juga
merupakan proses yang kompleks
yang meliputi aktivasi (preparasi)
endospora, germinasi (menghentikan
kondisi
dorman endospora), dan
outgrowth (emergence sel vegetatif

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


Chapter Web Links
Bacteria: Life History and Ecology
(http://www.ucmp.berkeley.edu/bacteria/bacterialh.html)
Bacteria Divide and Multiply
(http://www.cellsalive.com/ecoli.htm)
(CELLS Alive! from http://www.cellsalive.com/ )
The Procaryotes
(http://www.bact.wisc.edu/Bact303/)
Biological Identity of Procaryotes. Kenneth Todar, University of
Wisconsin-Madison, Department of Bacteriology.

Table 5. Correlation of Grams stain with other properties of Bacteria


Property

Gram-positive

Gram-negative

Thickness of wall

thick (20-80 nm)

thin (10 nm)

Number of layers

Peptidoglycan (murein) content

>50%

10-20%

Teichoic acids in wall

present

absent

0-3%

58%

Protein content

9%

Lipopolysaccharide content

13%

Sensitivity to Penicillin G

yes

no (1)

Sensitivity to lysozyme

yes

no (2)

Lipid and lipoprotein content

1) A few Gram-negative bacteria are sensitive to natural penicillins. Many Gram-negative bacteria are sensitive to some type of penicillin, especially semisynthetic
penicillins. Gram-negative bacteria, including E. coli, can be made sensitive to natural penicillin by procedures that disrupt the permeability characteristics of
the outer membrane.
(2) Gram-negative bacteria are sensitive to lysozyme if pretreated by some procedure that removes the outer membrane and exposes the peptidoglycan directly to
the enzyme

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot

03. STRUKTUR SEL MIKROORGANISME

03.1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PROKARIOT


I. Gambaran Umum Struktur sel
Prokariot

Anda mungkin juga menyukai