Anda di halaman 1dari 27

GAWAT

JANIN

DEFINISI
GAWAT JANIN adalah keadaan hipoksia
janin.
Keadaan janin biasa dinilai dengan
- Menghitung DJJ
- Mekonium
Djj abnormal + mekonium
dan Asidosis
Hipertermia
Infeksi intrauterin

Hipoksia

KRITERIA
Disebut gawat janin apabila ditemukan
:
- Denyut jantung diatas 160/menit
atau dibawah 100/menit.
- Denyut jantung tidak teratur.
- Keluarnya mekonium yang kental
pada awal persalinan.

PATOFISIOLOGI
Plasenta
fungsi
Penyaluran
oksigen
dan
ekskresi
CO2
terganggu
pH
ASIDOSIS
HIPOKSIA
LAMA

Afinitas terhadap
oksigen
Kadar hemoglobin
Kapasitas angkut
oksigen
Curah jantung
Kecepatan arus
darah

Janin mengolah glukosa


menjadi energi melalui reaksi
anaerob yang tdk efisien
asam organik

Plasenta fx
normal
Penyaluran
oksigen
kepada
janin
dan
jaringan
perifer baik.
Asidosis Metabolik

PEMERIKSAAN
1. Auskultasi Intermiten
Djj, irama dan intensitasnya harus diperiksa
setiap 2 jam selama kala I (ketuban intak) dan bila
telah pecah harus dilakukan setiap 30 menit.
2. Elektronik Fetal Monitoring
Melalui teknik ultrasonik dapat diperoleh hasil
pencatatan denyut jtung janin yang lebih baik pada
variabilitasnya.
3. Fetal Blood Sampling
pemeriksaan darah janin dengan maksud
memeriksa pH darah janin.

PENANGANAN
RESUSITASI INTRAUTERUS
1. Meningkatkan arus darah uterus dengan cara :
a. hindarkan ibu tidur terlentang.
b. kurangi kontraksi uters.
c. pemberian infus.
2. Tingkatkan arus darah tali pusat dengan
mengubah posisi
tidur ibu miring ke kiri.
3. Tingkatkan pemberian oksigen.

PENANGANAN
TINDAKAN DEFINITIF
1. Tindakan definitif pada gawat janin dapat
dilakukan dengan cara pervaginam maupun per
abdominal. Tindakan per abdominal dilakukan
apabila kasus tersebut sudah dipastikan asidosis.
2. Bila bayi lahir segera dilakukan penghisapan
jalan napas dan dilakukan penilaian Apgar untuk
menentukan
klasifikasi
Klasifikasi
Nilai asfiksia
DJJ
dan Kesan
Apgar

RR/menit

Klinis

Normal

7 - 10

120

Bayi sehat

Depresi
sedang

4-8

80 120 ; Asfiksia
napas
livida
ireguler

Depresi
berat

0-3

80;
tak Asfiksia
bernapas
palida

PENANGANAN
3. Bayi yang depresif harus segera dibantu dalam
pernapasannya
dengan
cara
pemompaan
inspirasi 25 30 cm air dalam 15 detik. Bila
ternyata napas belum normal maka lakukan
intubasi. Pengobatan dilakukan apabila tindakan
diatas tidak memberikan hasil pada menit ke 4.

KEMATIAN
JANIN DALAM
RAHIM

PRINSIP DASAR
Kematian janin
hasil akhir dari gangguan
pertumbuhan janin, kegawatan janin, atau akibat
infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya
sehingga tidak diobati.
Kematian janin dalam rahim disebut Intra Uterin
Fetal Death (IUFD) yakni kematian yang terjadi
saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau
pada trimester kedua. Jika terjadi pada trimester
pertama disebut keguguran atau abortus.
Jika janin sudah meninggal di dalam keandungan
maka rahim tidak akan membesar lagi,
pembesarannya akan berhenti sesuai dengan
usia kehamilan saat janin meninggal.

Apabila sudah dipastikan ada kematian


janin, maka kehamilan harus diterminasi
atau diakhiri. Cara mengakhiri kehamilan
bervariasi, tergantung usia kehamilan dan
besarnya rahim. Pada usia kehamilan
kurang dari 12 minggu, biasanya
dilakukan kuretase atau aspirasi vakum
(disedot). Untuk kehamilan di atas 12
minggu biasanya diberikan obat dulu
untuk melunakkan dan mebuka jalan
lahir, lalu dibiarkan keluar spontan, kalau
ada sisa jaringan, akan dilanjutkan
dengan tindakan kuret. Pada usia
kehamilan di atas 20 minggu, maka

FAKTOR PENYEBAB
Hipertensi atau tekanan darah tinggi
Preeclampsia atau eklampsia
Perdarahan : waspada jika ibu mengalami
perdarahan hebat akibat plasenta previa
(plasenta menutupi jalan lahir) atau solusio
plasenta (terlepasnya plasenta dari tempat
implitasinya di dalam uterus sebelum bayi
dilahirkan). Otomatis hb janin turun da bisa
memicu kematian janin.

Kelainan
congenital
(bawaan)
bayi
:
contohnya hidrop fetalis, yakni akumulasi
cairan dalam tubuh janiin. Jika akumulasi
cairan
terjadi
di
rongga
dada
bisa
menyebabkan hambatan nafas bayi. Kerja
jantung menjadi sangat berat akibat dari
banyaknya cairan dalam jantung sehingga
tubuh bayi mengalami pembengkakan atau
terjadi kelainan pada paru-parunya.

Ketidakcocokan golongan darah ibu dan


janin : terutama pada golongan darah A, B, O.
Kerap terjadi golongan darah anak A atau B,
sedangkan ibu bergolongan darah O atau
sebaliknya. Pasalnya, saat masih dalam
kandungan darah ibu dan janin akan saling
mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak
cocok dengan darah ibunya, maka ibunya
akan membentuk zat antibody. Begitu pula
pada rhesus, jika rhesus ibu (-) anak (+) dapat
mengakibatkan
pula
terbentuknya
zat
antibodi.

Janin hiperaktif : gerakan janin yang


berlebihan apalagi hanya pada satu arah saja
bisa mengakibatkan tali pusat janin
terpelintir. Akibatnya, pembuluh darah yang
mengalirkan suplai oksigen maupun nutrisi
melalui plasenta ke janin akan tersumbat. Tak
hanya itu, tidak menutup kemungkinan tali
pusat tersebut bisa membentuk tali simpul
yang mengakibatkan janin susah bergerak,
hingga saat ini kondisi tali pusat terpelintir
atau tersimpul tidak bisa tedeteksi. Sehingga,
perlu diwaspadia bilamana ada gejala yang
tidak biasa saat hamil.

Gawat janin : Bila air ketuban habis otomatis


tali pusat terkompresi antara bedah janin
dengan
ibunya.
Kondisi
ini
bisa
mengakibatkan janin tercekik karena suplai
oksigen dari ibu ke janin terhenti.
Gejalanya
dapat
diketahui
melalui
cardiotopograf
(CTG).
Mula-mula
detak
jantung janin kencang, lama kelamaan
menurun
hingga
dibawah
rata-rata
(<110/menit).

o Kehamilan lewat waktu (postterm) : kehamilan lebih


dar 42 minggu. Jika kehamilan telah lewat waktu
plasenta akan mengalami penuaan sehingga
fungsinya
akan
berkurang.
Janin
akan
kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Cairan
ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan
hijau akibatnya cairan dapat terhisap masuk ke
dalam paru-paru janin. Hal ini dapat dievaluasi
melaui USG dengna color Doppler sehingga bisa
dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke janin. Jika
demikian kehamilan harus segera dihentikan dengan
cara diinduksi. Itulah perlunya taksiran kehamilan
pad awal kehamilandan akhir kehamilan melalui USG.

Infeksi
saat
hamil
:
ibu
sebaiknya
menghindarkan diri dari berbagai infeksi
bakteri ataupun virus. Menjaga kesehatan
melalui nutrisi dan kebersihan diri. Bahkan,
demam tinggi pada ibu bisa mengakibatkan
janin tidak tahan terhadap panas tubuh
ibunya.

Kelainan kromosom : termasuk penyakit


bawaan. Kematian janin akibat kelainan
genetic biasanya baru terdeteksi saat
kematian sudah terjadi, melalui otopsi bayi.
Jarang dilakukan pemeriksaan kromosom
pada janin dalam kandungan selain beresiko
karena mengambil air ketuban dari plasenta
janin sehingga berisiko besar janin terinfeksi,
bahkan lahir premature pemeriksaan ini juga
mahal.

PENILAIAN KLINIK
Pertumbuhan janin (-), bahkan janin mengecil
sehingga tinggi fundus menurun;
Bunyi jantung janin tidak terdengar dengan
fetoskop dan dipastikan dengan Doppler;
Keluhan ibu : menghilangnya gerak janin;
Berat badan ibu menurun;
Tulang kepala kolaps;
USG: merupakan sarana penunjang diagnostic
yang baik untuk memastikan kematian janin di
mana gambarannya tanpa tanda kehidupan;

Lanjutan.
Catatan : pemeriksaan radiologi dapat
menimbulkan masalah dan tidak perlu. Bila
dilakukan setelah 5 hari setelah kematian janin,
akan tampak gambaran seperti :
Tulang kepala janin tumpang tindih satu sama lain
Tulang belakang mengalami hiperfleksi
Tampak gambaran gas pada jantung dan
pembuluh darah
Edema di sekitar tulang kepala
Pemeriksaan hCG urin menjadi negative. Hasil ini
terjadi beberapa hari setelah kematian janin.

KOMPLIKASI
Trauma emosional yang berat terjadi bila waktu
antara persalinan dan kematian janinn cukup
lama.
Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah
Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin
berlangsung lebih dari 2 minggu

PENANGANAN
Periksa tanda vital
Ambil darah untuk periksa darah perifer,
fungsi pembekuan, golongan darah ABO dan
Rhesus
Jelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan
hasilnya serta rencana tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarganya.
Bila belum ada kepastian sebab kematian,
hindari memberikan informasi yang tidak
tepat

Dukungan mental emosional perlu diberikan


kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu
didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan
bahwa besar kemungkinan dapat lahir
pervaginam

Rencana persalinan pervaginam dengan cara


induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan
dengan pasien dan keluarganya, sebelum
keputusan diambil
Bila pilihan adalah pada ekspektatif; tunggu
persalinan spontan hingga 2 minggu yakinkan
bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi
tanpa komplikasi

Bila pilihan adalah manajemen aktif; induksi


persalinan menggunakan oksitosin atau
misoprostol. Seksio sesarea merupakan
pilihan misalnya pada letak lintang.
Berikan kesempatan kepada ibu dan
keluarganya untuk melihat dan melakukan
berbagai kegiatan ritual bagi janin yang
meninggal tersebut
Pemeriksaan patologi plasenta akan
mengungkapkan adanya patologi plasenta
dan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai