Anda di halaman 1dari 31

Teknologi Kelompok Dan

Tataletak Fasilitas

Winnie Septiani

GT Dan Tata Letak Fasilitas (1)


GT (Group Technology) adalah sebuah
filosofi manajemen yang
mengelompokkan produk dengan desain
yang sama atau karakteristik manufaktur
yang sama, maupun keduanya
(Mitrofanov 1983).

GT Dan Tata Letak Fasilitas (2)


Perbedaan utama adalah antara tradisional
job shop dengan CM (Cellular Manufacturing)
adalah pada pengelompokkan dan layout
mesin (Burbridge 1982). Pada job shop, mesin
yang memiliki kesamaan fungsi
dikelompokkan. Pada CM, mesin
dikelompokkan dalam satu sel dimaksudkan
untuk memproduksi part yang spesifik. Pada
umumnya mesin tiap sel mempunyai fungsi
yang berbeda.

GT Dan Tataletak Fasilitas (2)


Survey menunjukkan CM memberikan hasil sbb :
Mengurangi waktu setup
Mengurangi barang setengah jadi
Mengurangi biaya material handling
Mengurangi biaya tenaga kerja langsung dan
tidak langsung
Peningkatan kualitas
Peningkatan aliran material
Peningkatan utilitas mesin
Peningkatan utilitas ruang
Peningkatan kepuasan kerja

TM

TM

DM

DM

TM

TM

DM

DM

VMM

VMM

BM : broaching machine
DM : drilling machine
TM : turning machine
VMM : vertical milling
machine

BM

BM

Routing of parts P1,P3,P9


Routing of parts P2,P4,P7,P8
Routing of parts P5,P6,P10

TM

VMM

TM

DM

BM

DM

BM

DM

VMM

TM

TM

DM

BM : broaching machine
DM : drilling machine
TM : turning machine

Routing of parts P1,P3,P9


Routing of parts P2,P4,P7,P8
Routing of parts P5,P6,P10

Pendekatan Clustering
Algoritma clustering yang digunakan
dalam bab ini adalah :
a. Rank Order Clustering
b. Metode Mesin Kunci

Algoritma Rank Order


Clustering
(1)
1) Buat tabel matriks yang memuat

hubungan
antara part-part yang akan dibuat dan mesinmesin yang tersedia. Nama part diletakkan pada
sisi atas tabel dan nama mesin pada sisi kiri tabel.
Beri angka 1 pada tabel matriks yang terbentuk
apabila part dan mesin saling berhubungan (part
dibuat berdasarkan Peta Proses Operasi).

2) Buat binary 2n (mulai dari n=0) dari paling


kanan ke kiri pada sisi atas tabel matriks.
Lalu hitung pada setiap barisnya jumlah
dari setiap perkalian nilai binary yang
sudah dibentuk dengan angka 1 pada tabel
tersebut.

Contoh

Iterasi ke-1

Algoritma Rank Order Clustering


(2)
3) Beri ranking pada tiap baris, dengan
ketentuan rangking 1 untuk nilai yang
terbesar. Jika ada nilai yang sama pilih
salah satu secara bebas.
4) Lakukan pertukaran baris berdasarkan
rangking yang sudah ditentukan. Baris
dengan rangking terbesar diletakkan paling
atas.

Algoritma Rank Order Clustering


(3)
5) Buat nilai binary 2n (mulai dari n=0) dari paling
bawah ke atas pada sisi kanan tabel matriks. Lalu
hitung pada setiap kolomnya jumlah dari setiap
perkalian nilai binary yang sudah dibentuk dengan
angka 1 pada tabel tersebut.
6) Beri rangking pada tiap kolom, dengan ketentuan
rangking 1 untuk nilai terbesar. Jika ada nilai yang
sama pilih salah satu secara bebas

Iterasi ke-2

Algoritma Rank Order Clustering


(4)
7)

Lakukan
pertukaran
kolom
berdasarkan
rangking yang sudah ditentukan kolom dengan
rangking terkecil diletakkan paling kiri

8)

Lakukan iterasi sampai nilai rangking baris dan


kolom berurut dari rangking terkecil hingga
terbesar

Hasil akhir :

Algoritma Rank Order Clustering


(5)
8) Tentukan kelompok-kelompok part-part
dengan
mesin-mesinnya.
Kelompokkelompok tersebut ditentukkan dengan
cara melihat pola angka 1 yang
terbentuk pada tabel matriks paling
akhir. Jika terlihat adanya pengumpulan
angka 1 pada suatu bagian, maka
berarti part-part dan mesin-mesin yang
ada pada bagian itu termasuk satu sel
GT.

kita lanjutkan minggu


depan

Result .
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa
terdapat 3 sel GT yaitu :
Mesin 1 dan 5 untuk part A, H dan D
Mesin 7 dan 4 untuk part B, F dan G
Mesin 3, 6 dan 2 untuk part I, C dan E

Metode Mesin Kunci


Metode mesin kunci merupakan suatu
metode yang digunakan untuk
mengelompokkan mesin dan komponen
berdasarkan mesin kunci.
Mesin kunci adalah mesin yang jumlahnya
banyak sehingga sulit untuk dipindahpindahkan.

Tahapan Pengelompokkan Part dan Mesin


(1)
1. Buat tabel matriks yang memuat
hubungan antara part-part yang akan
dibuat dan mesin-mesin yang tersedia.
Nama-nama part diletakkan pada sisi
atas tabel dan nama-nama mesin pada
sisi kiri tabel. Beri angka 1 pada tabel
matriks yang terbentuk apabila part dan
mesin saling berhubungan.
(part dibuat oleh mesin yang
bersangkutan berdasarkan Peta Proses
Operasi)

Part

Mesi
n

Tahapan Pengelompokkan Part dan


Mesin (2)
2.

Mencari Nilai Koefisien similaritas dengan rumus :

Sij
=

Pij
P +P -P

i
j
ij
Dimana :
Pij = Jumlah part yang diproses oleh mesin i
Pi = Jumlah part yang diproses oleh i
Pj = Jumlah part yang diproses oleh mesin j

dan j

Pada matriks, mesin A memproses 3


part (5,6,8) dan mesin B memproses
4 part (5,6,8,9), part yang samasama diproses ada 3 part (5,6,8).
Maka nilai koefisien similaritasnya :
SAB =

3+4-3

3
4

Mes
in
A
B
C
D
E
F

Mesin
A

3/
4

1/
6
1/
7

2/
3

3/
5

1/
2

1/
5

1/
6

2/
7

3/
4

2/
3

2/
5

1/
7

1/
5

Dalam tabel diperlihatkan nilai koefisien


similaritas selengkapnya.
Catatan : Karena matriksnya simetris maka
nilai koefisien yang diperlihatkan cukup
yang diatas diagonal.

Tahapan Pengelompokkan Part


dan Mesin (3)
3. Penentuan mesin kunci, mesin kunci disusun
berdasarkan 2 kriteria, yakni :
a. Mesin kunci ditentukan berdasarkan
banyaknya mesin yang terdapat pada
tabel
jumlah
mesin
sebenarnya.
Diurutkan dari yang jumlah mesin
terbanyak hingga yang paling sedikit.
Mesin dengan jumlah mesin terbanyak
menjadi mesin kunci.

b. Apabila dalam pengurutan jumlah mesin


sebenarnya didapatkan jumlah mesin
yang sama maka jumlah mesin yang sama
itu dibandingkan luas kelompok mesinnya
terdapat pada perhitungan process layout.
Luas kelompok mesin yang lebih besar
yang dipilih sebagai urutan yang lebih
awal dibandingkan dengan luas kelompok
mesin yang lebih kecil.

Tahapan Pengelompokkan Part


dan Mesin (4)
4.

Lakukan pengelompokkan ke dalam selselnya berdasarkan mesin kunci yang


didapat dan ditambah dengan mesinmesin lainnya dengan melihat koefisien
similaritas pada baris dan kolom mesin
kunci. Nilai koefisien similaritas 0,X
(kurang dari satu)

5.

Ulangi langkah 3 dan 4 hingga


pengelompokkan sel terakhir.

1. Untuk pengelompokkannya, pertama


tentukan mana mesin yang menjadi
mesin kunci. Misalkan pada kasus ini kita
ambil mesin C sebagai mesin kunci.
2. Kemudian batas koefisien similaritas
yang ditentukan misalnya 0,5. Dapat kita
lihat dari tabel bahwa diantara mesinmesin lain (A,B,C,D,E,F,G,H) hanya mesin
H yang mempunyai nilai koefisien
similaritas 0,5. Oleh karena itu meisn H
akan dikelompokkan dengan mesin C.

1.

Kemudian setelah itu kita tentukan lagi


mesin mana yang menjadi mesin kunci
selanjutnya. Misalkan didapat mesin B.
Mesin B memproses part 5,6,8 dan 9
yang juga membutukan mesin C, G, A
dan E (selain mesin B)

2.

tersisa dikelompokkan ke dalam sel yang


terakhir (sel 3).

Hasil selnya sebagai berikut :

Sel 1 : Mesin C dan H

Sel 2 : Mesin B, A, E dan G

Sel 3 : Mesin D dan F Mesin C telah


dikelompokkan pada sel sebelumnya sehingga
tidak boleh dimasukkan ke dalam sel berikutnya.
5. Kemudian dari ketiga mesin yang tersisa, nilai
ketiganya ternyata 0,5 maka ketiga mesin
tersebut dikelompokkan ke dalam sel
berikutnya.
6.

Untuk mesin-mesin yang

Anda mungkin juga menyukai