Anda di halaman 1dari 10

BAB 9 LINEAR PROGRAMMING :

METODE PENUGASAN

1. PENDAHULUAN
Paling sedikit ada empat metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah penugasan, yaitu :
1. Linear program dengan menggunakan metode simpleks
2. Metode transportasi
3. Metode penugasan
4. Program dinamika

2. MASALAH PENUGASAN
Secara umum masalah penugasan adalah berkaitan dengan penugasan ata sejumlah
item item untuk sejumlah item yang lain secara satu persatu, agar dicapai
efektifitas optimum (dapat berupa minimum biaya, maksimum keuntungan atau
benefit)

3. METODE PENUGASAN
Metode Penugasan (assignment method) juga dikenal dengan istilah Hungarian
method. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

Langkah 1 Menyusun Tabel Biaya


Pada langkah pertama ini, perlu dibuat tabel biaya seperti ditunjukkan pada tabel
sesuai contoh

Langkah 2 Melakukan Pengurangan Kolom


(a) Biaya terkecil setiap kolom adalah kolom M1=140, M2=115, M3=160, dan M4=130
(b) Pengurangan kolom M1 akan diperoleh angka sebagai berikut.
210 - 140 = 70
140 - 140 = 0
150 - 140 = 10
200 - 140 = 60
Mesin
Job
M1 M2 M3 M4
J1 70 35 20 0
J2 0 45 40 60
J3 10 60 60 70
J4 60 0 0 60

Langkah 3. Melakukan Pengurangan baris


Pengurangan baris dilakukan apabila pada langkah 2 nilai setiap baris belum
memiliki angka 0
Mesin
Job
M1 M2 M3 M4
J1 70 35 20 0
J2 0 45 40 60
J3 0 50 50 60
J4 60 0 0 60

Langkah 4. Membentuk penugasan optimum


Dengan membuat garis minimum yaitu garis yang meliputi semua angka nol yang
terdapat dalam tabel. Penugasan optimum dapat dibentuk apabila jumlah garis
minimum sama dengan jumlah baris atau jumlah kolom

Langkah 5. Merevisi Tabel


(a) Temukan angka terkecil dari angka yang tidak dilewati oleh garis minimum,
dalam hal ini adalah angka 40
(b) Kurangkan angka yang tidak dilewati garis minimum dengan angka terkecil
Kolom M2 Kolom M3 Kolom M4
45 - 40 = 5 40 - 40 = 0 60 - 40 = 20
50 - 40 = 10 50 - 40 = 10 60 - 40 = 20
(c) Tambahkan angka yang terdapat pada persilangan garis minimum dengan
angka terkecil (40)
Kolom M1 70 + 40 = 110
60 + 40 = 100
(d) kembali ke langkah 4
Mesin
Job
M1 M2 M3 M4
J1 110 35 20 0
J2 0 5 0 20
J3 0 10 10 20
J4 100 0 0 60

Langkah 6. Menentukan Penugasan Optimum


Letakkan angka satu di setiap angka nol pada tabel akhir dan pada setiap baris
maupun kolom hanya terdapat satu angka 1. Mungkin terdapat lebih dari satu cara
penugasan optimum, dalam kasus seperti ini disebut multi optimum
Penugasan Optimum Pengecoran Logam
Mesin
Job
M1 M2 M3 M4
J1 1
J2 1
J3 1
J4 1
4. IKHTISAR LANGKAH-LANGKAH METODE PENUGASAN
Langkah 1. Menyusun Tabel Biaya
Tabel ini menyajikan biaya setiap kemungkinan penugasan

Langkah 2. Melakukan Pengurangan Kolom


Kurangkan biaya setiap kolom dengan biaya terkecil setiap kolom

Langkah 3. Melakukan Pengurangan baris


Gunakan hasil tabel langkah 2, kurangkan biaya setiap baris dengan biaya terkecil
dalam setiap baris

Langkah 4. Membentuk penugasan optimum


Dari hasil tabel langkah 3, buat garis minimum yaitu garis yang melewati angka
nol setiap kolom maupun setiap baris.

Langkah 5. Merevisi Tabel


Dari hasil tabel langkah 4, lakukan revisi tabel dengan cara sebagai berikut.
(a) Temukan angka terkecil dari angka yang tidak dilewati oleh garis minimum
(b) Kurangkan angka yang tidak dilewati garis minimum dengan angka terkecil
(c) Tambahkan angka yang terdapat pada persilangan garis minimum dengan angka terkecil
(d) kembali ke langkah 4

Langkah 6. Menentukan Penugasan Optimum


Letakkan angka satu di setiap angka nol pada tabel akhir dan pada setiap baris
maupun kolom hanya terdapat satu angka 1. Mungkin terdapat lebih dari satu cara
penugasan optimum, dalam kasus seperti ini disebut multi optimum

Aplikasi Metode Penugasan


1. Menentukan daerah perdagangan/penjualan
2. layout fasilitas untuk penanganan material
3. Skedul produksi
4. Penugasan kerja karyawan
5. Seleksi subkontraktor
6. Militer untuk keefektifan peperangan
7. Penentuan kontrak

5. MASALAH MAKSIMUM DALAM METODE PENUGASAN


1. Masalah maksimum keuntungan
Jika tujuannya adalah maksimum keuntungan (benefit), maka kalikan setiap
keuntungan dengan minus satu (-1). Dengan demikian, biaya minimum setiap baris
maupun setiap kolom adalah yang memiliki jumlah negatif terbesar

2. Masalah tidak seimbang


Apabila terjadi (n) pekerja lebih besar dibandingkan dengan (n) pekerjaan maupun
sebaliknya, maka persoalan tersebut dikatakan tidak seimbang. Untuk
menyelesaikan kasus seperti itu harus ditambah pekerja ataupun pekerjaan semu
sehingga matriks penugasan menjadi seimbang. Pekerjaan maupun pekerja semu
tersebut diberi nilai nol

3. Masalah pemblokiran dan prioritas


Masalah pemblokiran adalah dimaksudkan untuk mencegah agar mesin atau
pekerja tidak ditugaskan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Oleh karena
penugasan pada umumnya mencari biaya minimum, maka masalah pemblokiran
dilakukan dengan memberi koefisien biaya yang sangat besar atau (M). Sehingga
penugasan tersebut menjadi tidak efisien, karena biayanya sangat besar
Sedangkan masalah prioritas adalah merupakan kebalikan dari masalah
pemblokiran. Prioritas berati mengutamakan pekerja tertentu untuk menyelesaikan
pekerjaan tertentu. Untuk melakukan hal ini, maka koefisien biaya prioritas diberi
nilai nol.

BAB 10 MODEL PERSEDIAAN :


BAB 10 BAGIAN 1
1. FUNGSI DAN TUJUAN PERSEDIAAN
Persediaan sebagai aset perusahaan, memiliki peranan penting dalam operasi bisnis.
Mengapa perusahaan atau organisasi memerlukan persediaan ?
Paling sedikit ada 3 alasan perlunya persediaan bagi perusahaan maupun organisasi :
[1] adanya unsur ketidakpastian permintaan (permintaan yang mendadak)
[2] adanya unsur ketidakpastian pasokan dari para supplier
[3] adanya unsur ketidakpastian waktu pemesanan

Tantangan manajemen persediaan dapat berasal dari luar maupun dari dalam
perusahaan. Tantangan tersebut berkaitan erat dengan tujuan diadakannya
persediaan, yaitu :
[1] untuk memberikan layanan terbaik pada pelanggan
[2] untuk memperlancar proses produksi
[3] untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya stockout
[4] untuk menghadapi fluktuasi harga

Sasaran akhir dari manajemen persediaan adalah menghasilkan keputusan tingkat


persediaan, yang menyeimbangkan tujuan diiadakannya persediaan dengan biaya
yang dikeluarkan.

2. BEBERAPA KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN


Untuk mempertahankan tingkat persediaan yang optimum, bisa digunakan dua
pertanyaan evaluasi mendasar sebagai berikut.
[1] kapan melakukan pemesanan
[2] berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan melakukan pemesanan kembali
Untuk menjawab pertanyaan kapan melakukan pemesanan, dapat dilakukan
dengan 3 pendekatan, yaitu :
[1] Pendekatan titik pemesanan kembali (reorder point approach)
[2] Pendekatan tinjauan periodik (periodic review approach)
[3] Material requirement planning approach (MRP)

Reorder Point Approach (ROP)


Dalam pendekatan ROP menghendaki jumlah persediaan yang tetap setiap kali
melakukan pemesanan. Apabila persediaan mencapai jumlah tertentu, maka
pemesanan kembali harus dilakukan.
Pendekatan ROP juga menghendaki pengecekan secara fisik ataupun penggunaan
kartu catatan secara teratur untuk menentukan apakah pemesanan kembali harus
dilakukan.

Periodic Review
Dalam pendekatan tinjauan periodik, tingkat persediaan ditinjau pada interval
waktu yang sama. Pendekatan semacam ini sangat cocok untuk para pedagang
pengecer seperti pasar swalayan. Jumlah pemesanan kembali didasarkan tingkat
maksimum yang ditetapkan untuk setiap item persediaan

Q = TPM - P - JSP + PLT

Keterangan : Q = jumlah pemesanan kembali


TPM = tingkat persediaan maksimum
P = persediaan sekarang
JSP = jumlah yang sedang dipesan
PLT = permintaan selama tenggang waktu pemesanan

ROP maupun tinjauan periodik mengandung risiko berupa :


[1] stockout akan terjadi apabila permintaan selama load time melebihi jumlah persediaan
[2] stockout dapat terjadi apabila pesanan diterima melebihi jangka waktu load time

3. BIAYA DALAM KEPUTUSAN PERSEDIAAN


Terdapat 5 kategori biaya yang dikaitkan dengan keputusan persediaan, yaitu :

(1) Biaya Pemesanan


Biaya pemesanan (ordering cost) adalah biaya yang dikaitkan dengan usaha untuk
mendapatkan barang atau bahan dari luar.

(2) Biaya Penyimpanan


Komponen utama dari biaya simpan (carrying cost/holding cost) terdiri dari :
a. Biaya modal
b. Biaya simpan
c. Biaya risiko
Sifat biaya penyimpanan adalah semakin besar frekuensi pembelian bahan,
semakin kecil biaya penyimpanan

(3) Biaya Kekurangan Persediaan


Biaya kekurangan persediaan (stockout) terjadi apabila persediaan tidak tersedia di
gudang ketika dibutuhkan untuk produksi atau ketika langganan memintanya

(4) Biaya yang Dikaitkan dengan Kapasitas


Biaya ini terjadi karena perubahan dalam kapasitas produksi. Biaya ini dapat
berupa : biaya kerja lembur untuk meningkatkan kapasitas, latihan tenaga kerja
baru, dan biaya labor turn over

(5) Biaya Bahan atau Barang


Biaya bahan atau barang adalah harga yang harus dibayar atas item yang dibeli.
Biaya ini akan dipengaruhi oleh besarnya discount yang diberikan oleh supplier

4. MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)


Konsep EOQ digunakan untuk menjawab pertanyaan "berapa jumlah yang harus
dipesan". Kebanyakan literatur persediaan mengatakan bahwa, model EOQ sangat
mudah untuk diterapkan apabila asumsi dasar dalam model dipahami.
Paling sedikit ada lima asumsi dalam model EOQ, yaitu :
1. Permintaan dapat ditentukan secara pasti dan konstan
2. Item yang dipesan independen dengan item yang lain
3. pesanan diterima dengan segera dan pasti
4. tidak terjadi stockout
5. harga item konstan

5. MENGHITUNG EOQ SECARA MATEMATIK


Penggunaan metode tabel lebih bersifat coba-coba dan menggunakan waktu lama
untuk menghitungnya. Penggunaan metode grafik pada dasarnya berasal dari
analisa dalam bentuk tabel dengan melihat perilaku biaya secara grafik. EOQ
dapat dihitung lebih mudah dengan menggunakan persamaan matematik.

Notasi yang digunakan dalam persamaan adalah sebagai berikut.


TAC = total biaya persediaan tahunan (total annual inventory cost)
TOC = total biaya pesan (total ordering cost)
TCC = total biaya simpan (total carrying cost)
D = jumlah pembelian (permintaan) selama satu periode
H = biaya simpan tahunan dalam rupiah/unit
S = biaya setiap kali pemesanan
Q = kuantitas pemesanan (unit/order)
Q' = kuantitas pemesanan optimum = EOQ
𝜋 = total biaya persediaan minimum (minimum total inventory cost)

Total biaya persediaan tahunan (TAC) adalah penjumlahan total biaya pesan
(TOC) dan total biaya simpan (TCC), yang dapat ditulis dalam persamaan berikut.
TAC = TOC + TCC

Dengan menggunakan notasi di atas, total biaya pesan tahunan (TOC) dapat ditulis
dalam persamaan sebagai berikut.
𝑇𝑂𝐶= (𝑅/𝑄)𝑆 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛= 𝑅/𝑄

Rata-rata persediaan dapat dihitung dengan Q/2, sehingga total biaya simpan
tahunan (TCC) dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut.
Rata-rata persediaan dapat dihitung dengan Q/2, sehingga total biaya simpan
tahunan (TCC) dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut.
𝑇𝐶𝐶= (𝑄/2)C 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛= (𝑄/2)

Dari kedua persamaan di atas, total biaya persediaan tahunan (TAC) dapat ditulis
sebagai berikut.
𝑇𝐴𝐶= (𝑄/2)C+(𝑅/𝑄)S

6. PENGARUH KUANTITAS DISCOUNT TERHADAP EOQ


Dalam kenyataannya asumsi harga konstan tidak selalu benar. Kuantitas discount
merupakan praktek yang biasa dalam dunia bisnis saat ini dan digunakan sebagai
insentif bagi perusahaan yang membeli dalam jumlah yang lebih besar. Oleh
karena itu, harga item relevan untuk dipertimbangkan dalam model EOQ.

Aturan untuk mengevaluasi keadaan terdapatnya kuantitas discount adalah


sebagai berikut.
1. Hitung EOQ pada harga discount pertama, apabila EOQ terletak dalam kriteria
discount berarti merupakan kuantitas pemesanan yang terbaik. Jika tidak lanjutkan
pada langkah berikutnya
2. Hitung EOQ pada harga discount kedua, bandingkan total biaya antara EOQ
untuk mendapatkan total biaya yang paling rendah, sehingga EOQ ditemukan

Contoh :

Perusahaan cor logam PT Batur menggunakan bahan sebesar 5.000 kg per tahun.
Biaya pemesanan Rp49.000,00 setiap kali pembelian dan biaya simpan
Rp1.000,00 per kg/tahun. Seorang supplier menawarkan harga discount seperti
terlihat dalam tabel di bawah. Apakah kebijakan pemesanan perlu diubah dengan
adanya tawaran supplier tersebut? Jika perlu diubah, bagaimana harusnya kuantitas
pemesanan yang baru ?

Skedul Discount
Kuantitas
Harga per unit
Pemesanan
0-999 Rp5,000.00
1.000-2.499 Rp4,850.00
2.500-lebih Rp4,750.00

Untuk menjawab kedua pertanyaan di atas, ada dua langkah sederhana yang dapat
digunakan, yaitu :
Untuk menjawab kedua pertanyaan di atas, ada dua langkah sederhana yang dapat
digunakan, yaitu :
1. Hitung EOQ berdasarkan keadaan sekarang (tanpa potongan harga). Jika EOQ
masuk dalam kategori discount, maka EOQ akan dipertahankan dan harga discount
dapat dimanfaatkan. EOQ PT Batur dapat dihitung sebagai berikut.
𝐸𝑂𝑄= √((2(5.000)(49.000))/1.000=700 𝑘𝑔)

Apabila EOQ tidak termasuk dalam kriteria discount, maka beralih ke langkah selanjutnya

2. Hitung total biaya tahunan termasuk di dalamnya nilai harga berdasarkan EOQ.
Kemudian hitung total biaya tahunan untuk kuantitas minimum dalam kategori
discount, yaitu Q1 = 1.000 dan Q2 = 2.500 kg

Total biaya tahunan termasuk nilai harga, dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
𝑇𝐴𝐶= (𝑄/2)C+(𝑅/𝑄)𝑆+𝑅(𝑃)

dimana, P = harga/kg

7. ANALISA SENSITIVITAS DALAM EOQ


Persamaan total biaya tahunan pada saat kuantitas pemesanan sebesar Q unit adalah.
𝑇𝐶= (𝑅/𝑄)S+(𝑄/2)𝐶

8. KONSEP ABC DALAM KLASIFIKASI PERSEDIAAN


Dalam kenyataannya tidak semua persediaan memerlukan pengawasan yang sama.
Beberapa persediaan memiliki proporsi yang relatif kecil dari volume persediaan
secara keseluruhan, namun memiliki proporsi yang relatif besar dilihat dari nilai
rupiahnya.
Sebaliknya, beberapa persediaan memiliki proporsi volume yang besar, tetapi nilai
rupiahnya relatif kecil. Gejala seperti ini sering ditemukan, dimana jumlah
persediaan cukup besar sering dipertahankan. Dari segi pemasaran, sering terjadi
sekelompok pelanggan mewakili sebagian besar penjualan.

Tabel berikut ini memperlihatkan berbagai macam tingkat persediaan yang


memiliki nilai dan volume yang berbeda
Tabel berikut ini memperlihatkan berbagai macam tingkat persediaan yang
memiliki nilai dan volume yang berbeda
Nilai Persediaan Berbagai Macam Item
Nomor Jumlah Kumulatif %-tase Total rupiah Kumulatif %-tase
Item Unit jumlah unit pembelian Rp
3 7,000 7.60% 248,500 40.00%
13 52,000 15.38 148,200 63.9
7 75,000 23.07 78,750 76.6
4 12,000 30.76 24,600 60.5
1 10,000 38.46 22,500 86.1
6 10,000 46.15 15,000 86.8
12 10,500 53.85 14,700 88.9
5 11,000 31.53 12,980 91
2 25,000 69.23 12,500 93
11 11,200 76.92 12,320 95
10 500 84.61 8,000 97.7
9 8,750 92.3 7,000 98.8
8 8,500 100 5,000 100
30,000,000

Sistem klasifikasi ABC merupakan suatu proses sederhana yang didasarkan pada
nilai rupiah pembelian
Berbagai macam tingkat persediaan dalam tabel di atas dapat diklasifikasikan
dalam sistem ABC dengan cara berikut.
A. Item yang memiliki nilai tinggi berkisar antara 40-80% dari total nilai
persediaan, tetapi memiliki volume persediaan antara 7-30%
B. Item yang memiliki nilai sedang berkisar antara 80-95% dari total nilai
persediaan, tetapi memiliki volume persediaan antara 30-65%
C. Item yang memiliki nilai rendah tetapi memiliki volume persediaan antara 70-100%

Untuk memudahkan klasifikasi, biasanya item yang termasuk dalam klasifikasi A


diidentifikasikan terlebih dahulu, kemudian item yang termasuk klasifikasi C, dan
sisanya dipertimbangkan untuk masuk dalam klasifikasi B.

Anda mungkin juga menyukai