Anda di halaman 1dari 70

Shanty ayu saraswati

Kelainan

kongenital: kelainan
perkembangan duktus muller

Kelainan

yg didapat: perlekatan
intrauterin, kelainan kavum uteri,
inkompetensi serviks

Kelas

I
hipoplasia
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
Kelas V
Kelas VI
Kelas VII

: Agenesis atau
duktus Mulleri
: Uterus unikornis
: Uterus didelfis
: Uterus bikornis
: Uterus Septus
: Uterus arkuatus
: DES exposed uterus

Akibat

dari tidak terjadinya atau

penyerapan yg tidak lengkap septum


uterovaginal yg mengikuti penyatuan
duktus mulleri
Yg

paling banyak (55%)

Abortus
Insisi

spontan 65%

septum dg histeroskopi

20 % dari kelainan uterus


Variasi kelainan: terbentuk

uterus
saja atau diikuti kornu yg rudimenter.
Kornu rudimenter dpt dibedakan dg
ada atau tdknya hubungan antara
kornu dan uterus.
Abortus spontan 20%, 15 %
persalinan prematur dg
kemungkinan hidup janin 39%

Tidak

terjadi kegagalan fusi lateral

uterus dan vagina 2 uterus,


serviks, dan vagina.
5-7%

kelainan duktus mulleri

10 % dari kelainan duktus mulleri


Akibat fusi tidak sempurna kornu

uterus setinggi fundus 2 kavum


uteri yg saling berhubungan dan 1
serviks

Resorbsi

hampir lengkap septum


uterovaginal mungkin masih
meninggalkan tonjolan di kavum
uteri pada daerah fundus.

DES

adalah estrogen aktif sintetik oral


yg diperkenalkan pada th 1940 utk
mencegah kehilangan kehamilan
berulang, persalinan prematur dan
komplikasi lain pd kehamilan.
Kelainan uterus sering tjd pada janin
dari perempuan yg mdpt DES
Kelainan: btk T kavum uteri (70%),
uterus kecil, ring konstriksi, tdk
terbtknya kavum uteri

Penyebab:

kuretase endometrial

berlebihan atau endometritis pasca


abortus
Synechiae

intrauterin atau sindrom

Asherman adalah kelainan uterus yg


didpt yg berhub. Dg kehilangan
kehamilan berulang

Eksisi

bedah dengan histeroskopi


mengurangi perlekatan

Dx:

ketidakmampuan serviks uteri

untuk mempertahankan kehamilan.


Sering

menybkan kehilangan

kehamilan TS II

Kehamilan

yg disertai dengan
gangguan fungsi jantung

Prinsip:

jantung tidak mammpu

memberikan nutrisi dan oksigenasi


pada janin yg sedang tumbuh

Akibatnya untuk bayi


abortus, prematuritas,
PJT, cacat bawaan,
asfiksia janin
intrauterin, tumbuh
kembang janin akan
terhambat setelah lahir

Akibatnya untuk ibu


terjadi payah jantung
( decompensatio
cordis) dan kematian
meningkat

Kelas I : tidak ada keluhan


Kelas II : bekerja berat-sedang
mengakibatkan sesak, dyspnoe deffort
Kelas III : kerja ringan mengakibatkan
sesak
Kelas IV : sesak terus menerus

Hiperemesis

gravidarum

mual, muntah, dan intake menurun,


terjadi hemokonsentrasi, sedangkan
metabolisme dan konsumsi O2
meningkat, paru-paru sulit mengembang,
menyebabkan beban jantung meningkat

Umur

kehamilan 32-34 minggu

Terjadi puncak hidremia (25-50%)


mengakibatkan beban jantung
meningkat
Partus

Kala II

Venus return meningkat me beban


jtg tiba-tiba

Puerperium

dini (3-5 hari) : volume darah yg kembali


ke jantung mendadak meningkat
lanjut : bahaya infeksi puerperalis,
endometritis, berlanjut menyebar secara
hematogen sub bakterial endokarditis

Waktu
Saat

ANC

inpartu

Puerperium
Keluarga

Berencana

Waktu

ANC

Kelas I dan II kehamilan (+)


Kelas III dan IV abortus provokatus
medisinalis
rawat bersama kardiologi

Saat

inpartu
kala II dipercepat dg ekstraksi forseps
SC dikerjakan atas indikasi obstetri
Hindari trauma berlebihan dan infeksi
Didampingi seorang kardiolog
Kala III: cegah akut refluks darah ke
jantung dg cara fowler dan
pemasangan tourniquet pada kedua
tungkai

Puerperium

Bed rest, dirawat 5-10 hari krn


bahaya DC dan SBE
Cegah konstipasi
Laktasi dibatasi untuk DC kelas III
dan IV

Keluarga

Berencana

Bila jumlah anak cukup kontap


(MOW/MOP)
bila menolak kontap IUD
sebaiknya anak tidak lebih dari dua

Adalah penurunan kapasitas darah


dalam membawa oksigen; hal tersebut
dapat terjadi akibat pe produksi sel
darah merah, dan /atau pe HB dalam
darah.

Didapat:
-defisiensi besi
-perdarahan
-keganasan atau
peradangan
-megaloblastik
-hemolitik
-aplastik

Herediter:
-thalasemia
-bulan sabit
-hemoglobulinopati lain
-anemia hemolitik herediter lain

Anemia bila Hb< 11


Hasil laboratorium:

gr%

MCV (mean cell volume) rendah


MCHC (mean cell haemoglobin
concentration) rendah

Nilai batas untuk anemia pada


perempuan:
Tidak hamil
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3

:
:
:
:

Hb
Hb
Hb
Hb

12,0
11,0
10,5
11,0

g/dl
g/dl
g/dl
g/dl

; HCT 36%
; HCT 33%
; HCT 32%
; HCT 33%

Penyebab:
- Kurang asupan Fe
- Ggn resorbsi duodenum
- Mual,muntah,diare
- Perdarahan ibu hamil
- Infeksi oleh cacing

Pengaruh

thd kehamilan:

abortus
IUFD, IUGR
persalinan prematur
kemungkinan cacat lahir
bayi lahir dg anemia

Pengaruh

thd ibu hamil:


persalinan dg komplikasi
mudah infeksi
HPP

Penatalaksanaan

(WHO) suplemen 30-60 mg/hari


,profilaktik
120-240 mg/hari, pd px anemia
Sediaan

ferus sulfat (tablet 200 mg)


ferus glukonat (tablet 300 mg)

Adalah suatu penyakit radang usus


buntu.
Diagnosis:
- anoreksia, mual, muntah, perut
kembung
- Demam
- Nyeri perut kanan bwh
- Nyeri tekan dan lepas perut kanan bwh
- Lab: leukositosis

Penanganan:
- Apendiktomi
- Antibiotika
- Roborantia dan penguat kandungan

Terlihat spt bantalan jaringan dari


varikosis vena yg mrp insufisiensi
kronik vena di anus
Gx: perdarahan dubur,sensasi
mengganjal setelah BAB,nyeri pada
dubur

Hemoroid dibagi 2:

Hemoroid internal,
pembengkakan dalam
rektum shg tidak bisa
dilihat atau diraba. Rasa
sakit (-), perdarahan saat
BAB, bila membesar,
keluar bibir anus nyeri

Hemoroid eksternal : rasa


sakit (+),perih, gatal

Ibu hamil rentan


hemoroid karena me
kadar hormon kehamilan
yg melemahkan ddg vena
bgn anus.

Penanganan:
-

Hindari mengejan
terlalu kuat saat BAB

Konsumsi makanan
kaya serat, minum 8
gelas sehari

Jgn menunda2 BAB

Kurangi konsumsi
cabai dan makanan
pedas

Penanganan:
-

Tidur cukup

Jangan duduk terlalu lama

Senam/olahraga rutin

Pengobatan tanpa operasi: salep dan


atau supositoria

Hemoroid berat operasi

Adl berkurangnya atau terhentinya


aliran empedu
Diagnosis:
- Jaundice
- Air kemih gelap
- Steatore
- Gxnyeri perut, hlg nafsu makan,
muntah, demam

Pruritus

tanpa ruam, peningkatan


kadar enzim hati atau peningkatan
asam empedu

kolestasis obstetrik

Empedu

berkurang dalam usus

berkurangnya penyerapan kalsium


dan vitamin D kolestasis menetap
pengeroposan tulang nyeri,
patah tulang

Risiko

maternal:

Pruritus mrp gejala yg sangat


mengganggu
HPP ok pemanjangan waktu protrombin
akibat ggn fx hati
Pruritus

dan fx hati akan N dlm 3 bln,

bila tdk rujuk ke hepatologis

Risiko

fetal: peningkatan

prematuritas, fetal distress, dan


kematian janin

Manajemen:
Terminasi kehamilan usia 37-38 mg
Pemantauan KTG selama persalinan
Vit K 10 mg/hari

Adl kegagalan hati akut dg pengurangan


kapasitas metabolik hati tanpa sebab lain.
Gx: mual, muntah, nyeri epigastrik, malaise
Lab: transaminase serum,
hiperbilirubinemia, hipoglikemia,
leukositosis, hiperurikemia, pemanjangan
waktu protrombin

Manajemen

utama: terminasi

kehamilan
Tim:

anastesiolog, obstetrikus senior,

hepatolog, tim transpantasi hati.


Setelah

persalinan, px dirawat di

ruanmg intesif

Gx:

Sesak nafas
batuk
wheezing bronkokonstriksi

Pmx:

spirometri, tes provokasi


bronkial, pmx tes kulit,
radiologi,
AGD

Pengaruh kehamilan terhadap asma:


- bervariasi, tidak dapat diduga
- Wanita yg sblmnya asma hamil,
asma
- Eksaserbasi serangan pada TS III,
persalinan
Pengaruh asma thd kehamilan:
- Insiden abortus
- Kelahiran prematur
- BBLR
- Hipoksia nenotus
- Kematian ibu

Penanganan:

Hindari faktor pemicu serangan


Obat-obatan

Adalah infeksi yg disebabkan oleh


bakteri Mycobacterium tuberculosis
Gejala: batuk > 3 minggu
nyeri dada
batuk darah
lemah dan lelah
nafsu makan
demam, berkeringat pd malam hari

Penyebaran: melalui udara, tidak


menular melalui berbagi makanan
Pengaruh kehamilan pada TBC:
Reaktifasi TBC paru inaktif tidak slm
kehamilan
Pengaruh TBC pada kehamilan:
Bila diobati dg baik, tdk berpengaruh
thd kehamilan dan sebaliknya
Bila tdk diobati: BBLR, persalinan
prematur,KMK, pe kematian perinatal

Penanganan:
WHO ; pemberian 4 regimen isoniazid,
rifampisin, etambutol
Streptomycin mrp KI pd kehamilan,krn
ototoksik pd bayi

Anda mungkin juga menyukai