Bab Iii Entomologi
Bab Iii Entomologi
Peran medis
Sebagai vektor penyakit Leismaniasis, Phlebotomus fever,
Bartonelosis
Habitat
Ditanah yang gela dan lembab
Tribus Anohelini (Anopheles)
Morfologi
- Telur anopheles bundar dan lonjong, kedua ujung runcing.
Larva anopheles sifon tidak ada, ada lubang pernafasan dan lapisan
punggung.
- Anopheles dewasa : skutelum bundar, bulu teratur seperti bulu mata
- Kepala Anophelini jantan : antena berambut lebat (plumose), palpus terdiri
atas probosis dengan ujung agak bulat.
-Kepala anophelini betina : venasi sayap kosta dan subkosta.
Peran medis
Sebagai vektor penyakit malaria dan filariasis
Tribus Culicini
(Aedes, culux, Mansonia)
Morfologi
- Telur aedes : lonjong, tampak seperti anyaman kasa.
- Larva aedes aegypti : sifon panjang dan bulunya satu pasang, segmen anal pelana tidak
menutup segmen, gigi sisir tidak berduri lateral.
- Larva Aedes alboictus : sama dengan aedes aegypti, kecuali gigi sisir yang tidak berduri lateral.
- Saya aedes : sisik sempit panjang dengan ujung runcing.
- Aedes albopictus dewasa : abdomen ujung lanci, warna hitam dengan belang putih pada
abdomen dan kaki. Mesonotum mempunyai garis tebal putih yang memanjang.
Peran medis
- Aedes Aegypti : vektor utama DHF, filariasis, penyakit chikungunya, penyakit demam kuning.
- Aedes albopictus : vektor potensial DHF dan filariasis
Prilaku
Aedes S : Pada siang hari saja
Habitat
Diair jernih dan air keruh
Culex sp
Morfologi
- telur culex : lonjong seperti peluru dengan ujung tumpul.
- Larva culex : sifon panjang dan bulunya lebih dari satu pasang.
- Culex dewasa : abdomen ujung tumpul, warna cokelat muda tana
tanda khas
- sayap culex : sisik sempit panjang dengan ujung runcing.
Peran medis
Culex sp : mengisap darah ada malam hari.
Peran medis
Sebagai vektor penyakit Dipetalonemiasis (Acanthocheilomena
perstans).
Mansonia sp.
Morfologi
- Telur mansonia : oval panjang, satu ujung runcing seperti duri, berkelompok
seperti roset
- Larva mansonia : sifon berujung runcing dan bergigi.
- Sayap mansonia : sisik lebar dan simertris, sebagian lagi sempit
- mansonia dewasa : abdomen ujung tumpul, warna cokelat kekuning-kuningan
dan belang-belang putih. Ada gambaran dua garis atau bundaran yang
berwarna putih.
Peran medis
Vektor vilariasia (Brugia malayi)
Prilaku
Mengisap darah pada siang hari dan malam hari
Habitat
Di air jernih dan air keruh
Culcini
Morfologi
- Kepala culicini jantan : antena rambut lebat (plumose), palpus dama atau
melebihi panjang probosis
- Kepala culcini betina : antena rambut jarang (pilose), palpus lebih pendek
daripada probosis
Habitat
Di air jernih dan air keruh
Tabanus sp
Morfologi
sayapnya mempunyai venasi yang khas, bentuk mulut kerap isap, larva
berbentu silindris dengan ujung yang meruncing
Peran Medis
Sebagai vektor mekanik penyakit sura dan antraks.
Glosina sp
Morfologi
Venasi sayap membentuk gambaran kapak, bentuk mulut tusuk isap,
probosis seperti lidi hitam.
Peran Medis
Sebagai vektor penyakit : tripanoso, tripanosomiasis gambiense dan
tripanosomiasis rodesience.
Musca domestica
Morfologi
Bentuk mulut lekat isap, mempunyai empat garis putih pada punggung,
venasi sayap ke-4 membentuk sudut.
Gejala Klinis
Larvanya dapat menyebabkan miasis
Peran Medis
Sebagai vektor mekanik penyakit disentri basiler, amebiasis dan cacing
usus.
Parasarcophaga Crassipalpis
Morfologi
Warna keabu-abuan , mesonotum dengan tiga garis, bagian dorsal
abdomen bermotif seperti papan catur.
Gejala Klinis
Larvanya dapat menyebabkan miasis
Peran Medis
Sebagai vektor mekanik penyakit disentri basiler, amebiasis dan cacing
Parasarcophaga Crassipalpis
Morfologi
Warna keabu-abuan , mesonotum dengan tiga garis, bagian dorsal
abdomen bermotif seperti papan catur.
Gejala Klinis
Larvanya dapat menyebabkan miasis
Peran Medis
Sebagai vektor mekanik penyakit disentri basiler, amebiasis dan cacing
Peripelanrta americana
Morfologi
Sayap depan tegmina atau perkamen, sayap belakang membraneus, warna
kuning cokelat
Peran Medis
Dapat menjadi vektor mekanik amebiasis, lambliasis, askariasis dan
isosporiasis di Indonesia dan Kolombia
BAB IV MIKOLOGI
Dr. H. Edi Susanto
MIKOSIS SUPERFISIAL NON
DERMATOFITOSIS
Pitiriasis versikolor
Penyebab
Malassezia furfur
Morfologi
Hifa-hifa pendek, lurus atau bengkok berkelompok, spora bulat berkelompok
Patologis klinis
Pada kulit terlihat bercak hipo/hiperpigmentasi terutama pada tubuh bagian
atas dan terasa gatal bila berkeringat.
Diagnosis
- Pemeriksaan langsung kerokan kulit dengan larutan KOH 10%
- Sinar ultra viole (Woods light) positif.
Piedra Hitam
Penyebab
Piedraia hortai
Morfologi
Jamur ini tergolong kelas Ascomycetes dan membentuk spora seksual.
Jamur merupakan anyaman hifa padat beerwarna tengguli. Didalamnya
ada askus-askus yang mengandung 2-8 askopora. Anyaman hifa dan
askus membentuk benjolan hitam.
Patologis klinis
Kelainan berupa benjolan hitam, keras dan rambut mudah patah bila disisir.
Diagnosis
- Adanya benjolan pada rambut
- Pemeriksaan langsung dengan larutan KOH 10% dan laptophenol.
Piedra Putih
Penyebab
Trichosporon beigelii
Morfologi
Hifa tidak berwarna dan termasuk Moniliaceae
Patologis klinis
Kelainan rambut tampak sebagai benjolan yang berwarna putih
kekuningan. Rambut mudah patah bila disisir.
Diagnosis
- Memeriksa benjolan pada rambut
- Pemeriksaan langsung dengan larutan KOH 10% dan laptophenol.
Trikomikosis aksilaris
Penyebab
Nocardia tenuis /Corynebacterium tenuis
Morfologi
pada rambut ketiak terdapat kerak yang berwarna kekuningan dan
lipatan ketiak yang disertai koloni bakteri / jamur.
Patologis klinis
Kerak pada rambut ketiak/pubis, keringat berwarna kemerahan dan
gatal
Diagnosis
Rambut dengan kelainan ditambah larutan KOH 10%