di Cirebon, nama dan peraga bukan yang sebenarnya. Ibu ratri, nama penjual makanan, akhir-akhir ini tampak gembira. Sebentar lagi ia akan melahirkan anak pertama setelah 3 tahun perkawinannya Ibu Ratri selalu rajin memeriksakan kehamilannya pada bidan Sambungan Tidak pernah sekalipun ia memeriksakan kehamilannya pada dukun, walaupun mereka bertetangga Ia pun masih aktif berjualan seperti biasa. Ibu Ratri hidup pas-pasan. Suaminya Pak Salam adalah petani dan sekali-kali ke kota menjadi buruh bangunan Pada suatu sore ia merasakan sesuatu yang basah dibalik roknya Sambungan Sampai pukul 1.00, cairan itu masih terus mengalir. Ibu Ratri mulai panik, ia meminta suaminya untuk memanggil bu Bidan Pak Salam tidak berani mengganggu bu bidan, karena sudah larut malam. Ia memilih memanggil dukun bayi yang tinggal dekat rumah. Pukul 3.00 dukun bayi datang dan langsung melihat kandungan ibu Ratri Sambungan Ia meraba perut ibu Ratri, dan mengatakan masih lama lahirnya bu, kemudian pulang Ibu Ratri semakin gelisah dan meminta suaminya untuk memanggil bidan. Pak Salam baru berangkat pada pagi harinya,ternyata ibu bidan sudah berangkat ke Puskesmas. Pak Salam kebingungan, bagaimana caranya membawa istrinya ke puskesmas Sambungan Karena ia hanya memiliki sepeda, ia terpaksa pontang-panting mencari pinjaman kendaraan Sesampai di puskesmas, bidan mengatakan bahwa air ketuban ibu Ratri sudah habis, sedangkan pembukaan baru 1 cm. Ibu Ratri harus dibawa ke RS, karena ibu bidan tidak sanggup lagi menangani. Sambungan Sesampai di RS ibu Ratri tidak dapat langsung ditangani, karena tidak memiliki uang yang cukup Ia hanya membawa uang Rp 80.000 dan kartu hijau bapaknya. RS tidak mau menerima kartu hijau tersebut,karena ibu Ratri sudah berkeluarga seharusnya mempunyai kartu hijau sendiri. Biaya persalinan diperkirakan Rp 400.000 Sambungan Pihak RS setuju untuk menolong ibu Ratri terlebih dahulu, sementara Pak Salam pulang untuk mengumpulkan dana Pak Salam berkeliling desa untuk mencari pinjaman bagi persalinan istrinya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya ia mendapat pinjaman dari bapak mertuanya. Di RS ibu Ratri mengalami pemeriksaan oleh dokter. Setelah melihat hasil pemeriksaan dokter menyatakan bahwa ibu Ratri harus segera dioperasi. Ibu ratri semakin gelisah karena tidak cukup uang. Sambungan
Ketika suaminya datang dengan wajah
bingung ia menyampaikan kalau ia harus dioperasi Pak Salam sangat kaget mendengar berita itu. Uang yang dikumpulkan dengan susah payah saja hanya cukup untuk persalinan normal.Apalagi sekarang jika harus operasi, berapa lagi biayanya??? Sambungan
Pak Salam pun hanya bisa pasrah
dan ia terduduk lesu. Apa yang mendasari terjadinya kasus Ibu Ratri dari sisi demand dan suply?? Apa yang harus dilakukan oleh warga masyarakat dan pemerintah sehubungan dengan Desa Siaga??? Sambungan Bila ibu Ratri meninggal karena keadaannya apakah kematiannnya dapat dikelompokka kedalam kematian ibu??? Apa yang bisa dilakukan terhadap dukun tetangga ibu Ratri dalam menangani kasus-kasus seperti ibu Ratri???