Pemeran :
Seorang gadis desa bernama erfrika menderita skizoprenia, hali ini delatar belakangi oleh pernikahan
yang gagal, karena calon suaminya meninggalkan dia pada hari pernikahan tanpa kejelasan yang
pasti, ditambah lagi sang ayah yang marah kerena telah mencoreng mukanya karena pernikahan
yang gagal. Namun sang ibu tetap memberikan dukungan pada anaknya. Seperti yang kita ketahui
kebanyakan masyarakat pedesaan umumnya lebih mempercayai duku ketimbang medis. Namun
usaha membawa anaknya ke dukun sia-sia, malahan semakin parah. Karena bnyak sekali mendengar
masukan dari pihak luar untuk membawa anaknya ke rumah sakit jiwa, sang ibu akhirnya membawa
anaknya kerumah sakit, dan hal itu membuat membuat anaknya sembuh.
(Di sebuah desa, raut kebahagiaan terlihat dari wajah Wardah, karena pernikahan akan
dilangsungkan)
Ayah : War, Calon suamimu kok belum datang. Acaranya kan sebentar lagi mau dimulai.
Paman : om, tadi saya sudah dapat informasi dari keluarganya, bahkan keluarganya tidak tahu, dia
hanya meninggalkan sepucuk surat. ( sambil memberi ke ayah dan dirampas oleh Wardah)
Wardah : Apaa..?? nggak mungkin.. aku hari ini pasti nikah, calon ku nggak mungkin meninggalkan
ku, kami sudah 10 tahun melalui hari-hari indah bersama.
Ayah : cepat carii lagi.. ku dak mau tahu.. papi ken lah bilang, dari awal ge papi lahg dak setuju. K au
agik nek lah same die. Puas kau malu ken keluarga.
Warda : ( menagis sambil menjerit)
Setelah Warda sadar, dia hanya melamun, tertawa dan menangis seorang diri.
Ibu : Nak, makan luk lah, dari kemaren k tu lom makan, lom tiduk, nanti k saket.(sambil membawa
nasi)
Warda : (sambil membuang makanan) ape tuhh.. hahahahah.. repot.. q nek nek nikah.. (sambil
tertawa)
Wardah: diemmm kauu.. diemm, gara-gara kau lah die ninggalin ku.
Menydari ada hal yang mengganjal pada anaknya sang ibu pun membawanya ke dukun di desa.
Ayah : cem ni mang, anak q kemaren tuh lah nek nikah, pas hari H e, calon laki e tuh pegi dak
bekabar, keluarga e ge dak tau kemane die pergi e, tu lah anak ku macem nih sekarang. Lahg pening
palak q nih.
Ibu : tolong lah mang, ni anak kami sikok sikok e, q kesian liet die macem nih terus.
Wardah ; (sambil menepis tangan ) ape2 nihh.. q nggak,, gile k nihh.. k ap ken q nihh.. q nihh cume
nek nikah.
Dukun : ni ikak minum be aek jampik2 nihh.. minum sudah magrib. Misal ngamuk2 usap kan be ke
muke e.
setelah beberapa bulan ke dukun itu, wardah tak kunjung sembuh, malahan semakin parah. Banyak
sekali tetangga yang menyarankan untuk melakukan pengobatan secara medis, dan mendapat
tanggapan positif dari pihak keluarga.
Perawat 1 : selamat siang, dengan RSJ Sungai liat, ada yang bisa kami bantu.
Ayah : selamat siang bu, anak saya ini mengalami gangguan kejiwaan, saya ingin melakukan
konsultasi dengan dokter, kira-kira kapan ya dokter ada waktu.
Perawat 1 : ohh kalua begitu bapak langsung aja datang ke RJS kami. Kami siap membantu 24 jam.
Setelah membuat janji pihak keluarga pasien pergi ke RSJ.
Perawat 2 : selamat siang pak, bu, dengan bapak Rio dan Ibu sawa kan.
Ayah ; Iya
Dokter : selamat siang pak , ibu, silakan duduk, siapa yang sakit.
Dokter : anaknya di rawat inap disini dulu ya bu, untuk di periksa lebih lanjut.
(setelah di periksa, dokter telah mendiagnosa bawa wardah menderita penyakit skrizoprenia)
Perawat 1 : tolong cepat ambil obat injeksi diazepam, pasien sudah mengamuk.
Perawat 2 : oke..
Ayah : kami sekeluarga tidak setuju kalau anak kami harus di rawat disini.
Dokter : kalu gak mau, saya resepkan obat dan ibu bisa menebus obatnya di apotek Rumah sakit ini,
langsung ke apoteker nya. Tetapi kalau sewaktu-waktu anak ibu kambuh harus langsung di bawa ke
rumah sakit.
Dokter : kalau obat anak bapak habis, bapak datang lagi ke sini untuk mengambil obat, tapi jangan
sampai menghentikan pengobatan.
Apoteker : ini pak obatnya, namanya persidal, obat ini mengandung resperidon 2 mg,
penggunaannya untuk hari pertama 2 mg per hari. Artinya satu tablet ya pak. Hari ke dua 4 mg/hari,
2 mg pagi, 2 mg malam, untuk hari ketiga 6 mg/hari 2 mg pagi, 2 mg siang, 2 mg malam. Untuk hari
seterusnya sama dengan hari kedua, efek samping obat ini mengantuk, tremor,pergerakan wajah
tanpa di sengaja, gangguan sistem pencernaan, ruam kulit. Obat ini disimpan suhu ruang.
Ayah : bu, mau tanya, kan dokter tadi bilang, kalau obat ini habis tidak boleh berhenti minum
obatnya, kenapa ya bu ?
Apoteker : karena, pasien yang menderita skrizoprenia memerlukan pengobatan jangka panjang,
karena takutnya jika terjadi kekambuhan akan bertambah parah. Anak bapak apakah pernah
menderita penyakit ginjal atau hati.
Ayah : ohh tidak.. tadi juga sudah konsul sama dokternya. emangnya kenapa ya bu.?
setelah beberapa waktu, pihak keluarga merasa ada yang janggal dalam pemberian obatnya, karena
obat yang diberikan dosisnya selalu berkurang, dan suatu waktu pihak keluarga mendapat resep dari
dokter dan menyanyakan hal yang janggal tersebut kepada apotekernya.
Ibu : begini bu saya heran dengan obat yang diberikan, kenapa dosisnya selalu berkurang. Apa
karena anak saya sudah mau sembuh ya ?
Apoteker : begini bu, anak ibu kan menderita skrizoprenia, dan membutuhkan obat2 anti psikotik.
Setelah terapi jangka panjang penghentian obat antipsikotik ini, sebaiknya di lakukan secara
bertahap. Dan harus di awasi secara ketat untuk menghindari gejala putus obat yang parah atau
kekambuhan yang parah bisa terjadi.
(setelah beberapa waktu, dengan dukungan keluarga dan pengobatan secara farmakologi sedikit
demi sedikit Wardah sudah bisa berkomunikasi dengan baik, layaknya orang normal.)