Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

NASKAH ROLE PLAY PADA PASIEN BIPOLAR


Tugas ini dibuat untuk memenuhi Mata Kuliah : Keperawatan Kesehatan Jiwa 2
Dosen Pengampu : Ns. Nadya Puspita Andriana S.PSi.,M.Psi

Disusun oleh :
KELOMPOK 9 (S18D)
1. Diah Ayu Mardi Lestari (S18173)
2. Dina Nupita Sari (S18174)
3. Mevrica Yohand Santiko (S18191)
4. Riska Wahyu Agustina (S18202)
5. Umi Nur Kasanah (S18209)

PRODI SARJANA KEPERAWATAN & PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
NASKAH ROLEPLAY TENTANG BIPOLAR "Bu Nadya"

Pemeran

Pasien : Riska Wahyu A

Perawat 1 : Dina Nupita S

Adik kandung : Mevrica Yohand S

Perawat 2 : Diah Ayu ML

Dokter : Umi Nur Kasanah

Pembuka

Riska : (Membuka acara) "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan kami


dari kelompok 9 ingin menampilkan roleplay gangguan jiwa dengan tema bipolar. Sebelumnya,
perkenalkan saya disini sebagai moderator sekaligus berperan menjadi perawat 1"

Riska : "Perkenalkan saya Riska Wahyu A berperan sebagai pasien"

Diah : "Perkenalkan saya Diah Ayu ML berperan sebagai perawat 2"

Dina : "Perkenalkan saya Dina Nupita S berperan sebagai perawat 1 "

Umi : "Perkenalkan saya Umi Nur Kasanah berperan sebagai dokter"

Mevrica : “Perkenalkan saya Mevrica Yohand berperan sebagai adik”

Riska : "Baik. Disini kami akan memaparkan terlebih dahulu sedikit materi mengenai bipolar.
(Bipolar merupakan suatu gangguan mental yang dialami oleh seseorang yang
menyebabkan terjadinya perubahan emosi secara ekstrem tanpa pola atau waktu yang
pasti. kadang merasa sangat bahagia (mania) dan kadang merasa sangat sedih (depresi).
Namun diantara kedua periode emosi tersebut penderita berada dalam kondisi yang
normal seperti orang pada umumnya.Suasana hati penderitanya dapat berganti secara
tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan
kesedihan (depresi) yang ekstrim.Saat berada dalam kondisi sedih maka penderita bipolar
akan merasa sangat tertekan, kehilangan harapan, dan kehilangan keinginan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Namun sebaliknya ketika merasa senang maka penderita
akan merasa sangat bersemangat dan penuh gairah.

Diyah : “ kemudian untuk ciri cirinya : Mudah merasa sedih, tapi juga merasa sangat tertekan
dan hilang harapan, Terjadinya perubahan mood terjadi secara tiba-tiba dan tanpa sebab,
Waktu tidur tidak teratur atau perubahan berat badan dan nafsu makan, Mudah merasa
sangat bahagia, namun juga diiringi dengan energi yang melonjak dan rasa percaya diri
yang tinggi, Sering berpikir untuk bunuh diri”

Dina : “penyebab bipolar biasanya dikarenakan stress tinggi, Kesedihan mendalam, kondisi
otak, faktor genetik, pengaruh lingkungan, dan trautam terhadap sesuatu”

Mevrica : “ adapun untuk upaya untuk pengobatannya adalah terapi obat, konsultasi, perawatan
di rumah sakit, psikoterapi”

Riska : "Saya kira cukup untuk pemaparan materinya. Selanjutnya, silakan menyaksikan
roleplay dari kelompok kami."
Inti Roleplay

Bipolar disorder. Salah satu jenis gangguan jiwa yang diderita perempuan usia 39 tahun.
Perempuan tersebut sudah menikah namun sang suami sedang bekerja diluar kota sebagai kuli
bangunan, dan memiliki 1 orang anak yang masih duduk dikelas 1 SD. Keluhan yang dialami
saat diagnose bipolar adalah saat ini seperti mengamuk dan memukuli orang-orang
disekitarnya. Menurut pengakuan keluarga sudah sekitar sebulan yang lalu keluarga merasa
ada perubahan perilaku pada pasien. Satu bulan yang lalu pasien tidak dapat tidur dalam
beberapa hari dan mulai berbicara ngelantur, mudah marah bila keinginan tidak dituruti,
mudah marah bila perkataannya disela, mulai kehilangan inisiatif untuk makan serta minum.
Setelah mendapat perawatan dari dokter keluarga membawa pasien ke psiakter lagi untuk
melakukan konsultasi, yang sebelumnya sudah janji untuk ketemu dokter Umi.

Dina : selamat pagi, saya perawat dina. Ada yang bisa saya bantu dengan ibu siapa?

Mevrica : saya diah sus, iya mbak, saya disini mau bertemu dokter umi.

Dina : apakah sebelumnya sudah ada janji bertemu bu?

Mevrica : sudah sus. Ini sus yang mau konsul kakak saya

Dina : baik bu, mohon tunggu sebentar ya.

RUANG DOKTER

Dina : permisi dok, ini ada pasien OGDB Ny.Riska. keluarga tadi bilang kalau sudah

ada janji dengan anda.

Umi : iya mbak, bener. Tolong suruh masuk ya, tapi ny.riska dulu

Dina : baik dok

………………..

Dina : Ny. Riska, silahkan masuk. Sudah ditunggu dokter. Rileks saja ya bu ( senyum)

Riska : iya mbak

(Masuk ke ruang dokter)

Umi : selamat pagi bu riska, kita sudah ketemu 3 kali ini ya bu. Ibu masih ingat dengan

saya ?

Riska : pagi dok, masih dok. Dokter yang mendiagnosa saya bipolar kan dok.
Umi : iya ibu benar, syukurlah ibu masih ingat dengan saya.(diam sebentar) untuk

diagnose sendiri itu sudah saya kaji ya ibu, sesuai dengan hasil tes yang sudah

ibu lakukan dengan saya kemarin. Punya bipolar itu sama sekali tidak

memalukan ibu, ibu masih bisa melakukan yang ibu mau cuman yang jadi

tantangan itu pandangan orang-orang. Bukankah seperti itu bu riska?

Riska : saya setuju dok, tapi kok berat banget dok, apalagi kalau saya lagi di fase apa itu

dok, hmm yang saya sedih terus itu dok.

Umi : pasti berat ya bu, tapi ibu sudah hebat lo sudah berada di posisi ini.

Riska : (mengangguk)

Umi : ( diam sebentar) baik kita bisa mulai kosultasinya sekarang, rileks saja ya ibu

Riska : bisa dok.

Umi : baik bu riska, yang dirasakan sekarang gimana bu riksa? Boleh diceritakan?

Riska : yang saya rasakan sekarang ini tidak minat apa-apa, hilang konsentrasi pikiran

kosong kadang merasa bersalah kek gitu dok. Bahkan kemarin saya punya

keinginan mengakhiri hidup.

Umi : baik bu riska, pasti berat bu. Kalau boleh tahu ibu merasa perasaan itu sudah

berapa lama bu?

Riska : hmm berapa ya dok? Kayaknya udah hampir 2 minggu dok, bahkan saya bahkan

tidak tidur beberapa 3 hari dok, saya juga takut kalau saya tidur nanti saya benar

benar mati.

Umi : baik bu riksa, untuk obatnya sendiri yang saya resepkan bagaimana bu ?

Riska : hmm saya minum dengan teratur dok, tapi efeknya saya kurang nyaman dok

Umi : bagus bu riska, sudah minum obat secara teratur. Untuk masalah efek

sampingnya yang saya bilang kemarin ya bu. Mohon jangan terlalu dirasakan ya

bu, pokonya ibu harus tetap semangat ya bu. Untuk masalah suicidal thought
atau keinginan bunuh diri itu jangan terlalu dipupuk ya bu. Apakah ibu mau

mendengarkan beberapa rekomendasi yang ibu bisa lakukan dirumah ?

Riska : saya belum tau caranya dok, saya juga bingung dan saya mau dok

Umi : apakah ibu sudah mengetahui penyebab dari beberapa perasaan yang timbul

bahkan keinginan mengakhiri?

Riska : saya juga gatau dok, tiba-tiba saja perasaan itu timbul.

Umi : baik bu riska, jadi menurut ibu tiba-tiba muncul ya bu. Tapi mulai sekarang ibu

harus mencoba mengingat dan berfikir saat mood ibu mulai gak nyaman ibu

bisa inget kejadian yang sedang terjadi. Atau ibu bisa coba bikin diary, buku

harian setiap hari seperti itu bu.

Riska : bikin buku harian ya dok? Hm saya akan coba deh dok. Apa lagi ya dok yang

harus saya lakukan?

Umi : nanti ibu isi buku ini ya, ( memberikan buku pada pasien) ibu bisa cerita dibuku

ini, nanti ibu juga ada beberapa terapi yang nanti ibu bisa lakukan, nanti sama

saya ya bu. Oh iya nanti ada beberapa tambahan obat ya bu yang nanti ibu.

Riska : nanti kapan ya dok? Saya kalu ninggalin anak saya lama-lama suka khwatir

Umi : untuk waktunya nanti kita diskusikan lagi ya bu, waktunya kapan. ( memberikan

resep obat) ini bu nanti resepnya kasih ke perawat ya nanti obatnya bisa diambil

disana.

Riska : baik dokter, terimaksih. Ini saya boleh pulang kan dok?

Umi : boleh-boleh bu, jangan lupa ya bu obatnya dimimun, latihan mandiri yang sudah

diberikan perawat kemarin kalau ibu pengen marah. Salam sehat jiwa bu

: baik dok, permisi

RUANG NURSE STATION

Riska : permisi sus, mau ambil obat.


Dina : baik bu riska, mohon ditunggu sebentarnya. Mohon maaf bu boleh panggilkan

keluarga ibu buat kesini?

Riska : iya sus, saya panggilkan adik saya dulu

Adik pasien datang ke ruangan perawat..

Mevrica : permisi sus, tadi suster panggil saya

Diyah : iya mas, dengan keluarganya bu riska ya? Dg saudara siapa ya?

Mevrica : iya sus, benar. Saya mevrica

Diyah : baik mas mev, perkenalkan saya perawat diyah saya disini mau ngobrol bentar
sama keluarga bu riska, waktunya sekitar 10 menit.bagaimana mas ?

Mevrica : boleh-boleh sus, ada apa ya sus?

Diyah : baik langsung saja mas mev, apakah mas sudah mengetahui benar dengan apa

yang diderita oleh bu riska?

Mevrica : hmm namanya bipolar sus, ibu gangguan suasana hati gitu katanya dokter umi

kemarin

Diyah : wah benar ya mas, bipolar disorder atau singkatnya gangguan suasana hati yang

ekstrim. Untuk keluarga sendiri bagaimana ya mas menanggapi gangguan mood

bu riska tersebut ?

Mevrica : kalau keluarga kurang tahu sus apa itu, apalagi orangtua saya. Saya juga sudah

menjelaskan, suaminya kan diluar kota ya sus dia juga tidak terlalu paham. Tapi

saya sebisa mungkin membantu apa yang bisa saya bantu sus. Dari ngingetin

minum obat, sama kalau kakak saya marah, saya suruh remas-remas kertas atau

pukul bantal. Yang lainnya apa lagi ya sus, saya lupa?

Diyah : baik mas mev, sangat bagus. Jadi saya mau jelasin yang bisa dilakukan keluarga

ya mas mulai dari perhatian, pemberian semangat, memberi perasaan nyaman

saat bu riska di dekat keluarga, dihormati, dan beri pujian saat bu riska
melakukan hal yang positif. Selanjutnya, jadi pendengar yang baik untuk bu

riska, kalau keluarga tidak tahu apa yang harus dilakukan saat bu riska bercerita.

Didengarakan saja ya mas, kebanyakan dari kita kalau bercerita hanya ingin

didengarkan bukan dinasehati.

Mevrica : baik sus, wah ternyata keluarga sangat berperan ya sus. Bener banget sus, saya

kalau cerita kalau di kasih nasehat kadang juga kurang nyaman. Apalagi kakak

saya. Tapi kadang juga susah ya sus jadi pendengar

Diyah : iya mas mev, memang sulit ya bu jadi pendengar yang baik. Tapi kita harus terus

belajar ya mas, bukan hanya keluarga pasien saja yang belajar tapi kami semua

juga harus tetap belajar. Apakah ada yang mau disampaikan lagi mas?

Mevrica : kayaknya sudah gak ada sus

Diyah : baik kalau sudah tidak ada yang mau didiskusikan, ngobrol-ngobrolnya juga

sudah selesai mas. Mohon maaf kalau saat saya menyampaikan ada salah kata.

Kalau gitu bu riska boleh di ajak ke sini ?

Mevrica : iya sus, sebentar saya panggilkan…….mbak, sini dipanggil suster mau dikasih

obatnya

Riska : iya dek

Diyah : halo bu riska, silahkan duduk, jadi ini obatnya ya Bu riska, ada beberapa

tambahan obat yang harus ibu minum.

Riska : banyak banget sus obatnya

Diyah : iya bu, banyak banget ya, tapi ini semua demi kesehatan ibu ya, jangan lupa

nanti obatnya diminum ya bu. Jangan lupa nanti buku yang sudah diberikan

dokter nanti mohon di isi ya bu nanti kita juga ketemu lagi untuk terapi lanjutan.

Riska : baik sus

Diyah : iya bu riska, apakah ibu sudah menegerti apa yang saya sampaikan dan dokter
umi tadi sampaikan?

Riska : iya sus mengerti sus

Diyah : syukurlah bu riska, baik bu kalau sudah mengerti, sudah paham. Untuk

konsultasi hari ini sudah selesai ya bu, mohon untuk mas mev dan keluarga

selalu mengingatkan bu riska untuk minum obat dan melakukan terapi mandiri

mevrica : baik sus, saya dan keluarga akan melakukan yang bisa kami lakukan. Terimkasih

sus

Diyah : sama-sama mas mev, bu riska. Sampai jumpa lagi, istirahat yang cukup ya bu

dan makan makanan yang sehat. Salam sehat jiwa

Riska : baik sus, terimakasih

Mevrica : permisi sus

Diyah : iya bu sama sama, silakan.

Penutup

Diyah : “kesimpulan dari role play kelompok kami adalah Berikan dukung pengobatan
mereka( suport mereka untuk sembuh), Berikan mereka kesempatan untuk
menyendiri dan menenangkan dirinya, Sesering mungkin untuk anda mengajak
mereka untuk melakukan aktivitas bersama, Tanyakan kepada mereka apakan
mereka membutuhkan bantuan kita atau tidak, Dukung mereka untuk menjalani
gaya hidup sehat, Katakan bahwa Anda siap kapanpun mereka butuh bicara"

Riska : "Sekian roleplay dari kami. Saya ucapkan terimakasih telah menyaksikan

hingga akhir. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Anda mungkin juga menyukai