Anda di halaman 1dari 25

Kelenjar Adrenal

Khotimah
Pengantar
Di dalam tubuh terdapat dua kelenjar adrenal,
masing-masing mempunyai berat 4 gram.
Kelanjar ini terletak di kutub superior ginjal.
Secara anatomis kelanjar adrenal dibedakan atas:
1. Adrenal korteks yang tersusun atas:
a. Zona glomerolusa
b. Zona fasikulata
c. Zona retikularis
2. Adrenal medulla yang menghasilkan:
a. Epinefrin
b. Nor-epinefrin
Adrenal Korteks
1. Zona Glomerolusa
Zona ini secara eksklusif memproduksi
mineralokortikoid, terutama
aldosteron.
Fungsi Utama Aldosteron

Meningkatkan reabsorbsi ion Na+ pada


tubulus distal ginjal, bersamaan dengan
meningkatnya ekskresi ion Kalium dan
Hidrogen
Regulasi aldosteron di atur oleh
Sistem renin-angiotensin
Sekresi ACTH
Elektrolit plasma (Natrium dan kalium)

Rangsang fisiologis renin angiotensin :


Penurunan volume ekstarsel
Pembatasan natrium pada makanan
Penurunan tekanan intra arteri ( perdarahan, posisi
tegak)
Gagal jantung, sirosis hepatis, nefrotik syndrom
Hiperaldosteronisme skunder
Efek aldosteron
Efek berlebihnya kadar aldosteron:
a. Menyebabkan hipokalemia, yaitu keadaan
menurunnya konsentrasi kalium dalam plasma
darah sampai di bawah nilai normal.
b. Penderita mengalami kelemahan otot yang berat.
Efek rendahnya kadar aldosteron:
a. Konsentrasi ion kalium dalam cairan ekstraseluler
meningkat sampai jauh di atas nilai normal.
b. Peningkatan 60 100% dari nilai normal
menyebabkan keracunan jantung. Peningkatan
menyebabkan gagal jantung.
Penyebab kelebihan Aldosteron
Primer hiperplasia adrenal
bilateral/unilateral
Skunder penyebab eksogen (gagal jantung,
penyakit hati, nefrosis, kehamilan, hipovolemia,
terapi estrogen)

Sekresi aldosteron berlebih menyebabkan : retensi


Natrium (tanpa oedema), deplesi kalium,
Hipertensi, kelemahan otot, poliuria, hipokalemia,
alkalosis metabolik
Efek aldosteron
Defisiensi Primer kadar aldosteron:
a. Terjadi karena kerusakan jaringan adrenokorteks,
gangguan sintesis, berkurangnya stimulasi sekresi
b. Ditandai : hiponatremia, hipovolemia, hipotensi,
hiperkalemia, asidosis metabolik.
Defisiensi Skunder kadar aldosteron:
a. Terjadi karena produksi renin tertekan (karena
retensi Na) dan pemberian mineralokortikoid
eksogen.
b. Ditandai : hipertensi, hipokalemia, asidosis
metabolik
Uji Diagnostik aldosteron
Darah :
Kadar Kalium serum
Kadar Natrium serum
Aldosteron plasma

Urin :
Berat Jenis Urin
Protein Urin
Aldosteron urin
2. Zona Fasikulata
Zona ini mensintesis glukokortikoid,
terutama kortisol dan kortikosteron.
Peran kortisol:

a. Mengontrol metabolisme karbohidrat,


protein, dan lemak.
b. Membantu menolak efek destruktif dari
stres mental dan fisik.
KELAINAN FUNGSI KORTEKS ADRENAL

1. HIPER FUNGSI HIPERKORTIKOIDISME


PENYAKIT : CUSHING SYNDROME
: PASCA MELAHIRKAN PERTUMBUHAN
RAMBUT YANG BERLEBIHAN

2. HIPO FUNGSI HIPOKORTIKOIDISME


PENYAKIT : ADDISONS
AKUT KEMATIAN
KRONIS KULIT BERWARNA GELAP KARENA
PENIMBUNAN PIGMEN DAERAH
TERBUKA
Efek Kortisol

Kortisol yang berlebih menyebabkan timbulnya sindrom


Cushing yang ditandai oleh:
a. Meningkatkan kadar glukosa darah (hiperglikemia),
menurunnya protein, dan meningkatnya timbunan lemak.
b. Glukosa tercampur dalam urine (glukosuria), mirip dengan
DM sehingga disebut Diabetes Adrenal.
c. Sebagian glukosa diendapkan sebagai lemak tubuh di atas
bahu dan wajah, perut, sehingga disebut punuk kerbau
(buffalo hump) dan muka bulan (moon face), strie ungu
kemerahan di abdomen, rambut kepala tipis, lengan dan
kaki kurus dengan atrofi otot, kulit cepat memar, ekimosis,
penyembuhan luka sulit, BB bertambah (truncal obesity).
Penyebab Chusing Syndrom
Chusing syndrom primer
adenoma/karsinoma adrenal (Hiperkortisolisme)
Chusing syndrom skunder hiperplasia adrenal
karena banyaknya ACTH
(Hiperadrenokortikalisme), disebabkan karena :
o Gangguan hipofisi atau hipothalamus
o ACTH ektopik non hipofisis (Ca bronkhogenik, Ca
pankreas)
Chusing syndrom iantrogenik terapi
glukokortikoid dalam waktu lama
Efek Kortisol
Insufisiensi Kortisol menyebabkan Penyakit
Addison, tanda non spesifik :
Kelemahan otot, mudah lelah, anoreksia, mual, muntah,
penurunan BB, hipotensi ortostatik, hipoglikemia,
depresi mental, hiponatremia, hiperkalemia,
amenorhoe, penurunan libido, impotensi, rambut
ketiak dan pubis berkurang, testis kecil, nyeri
kepala, puberitas tertunda.
Etiologi insufisiensi Adrenokortikal
Insufisiensi primer (penyakit Addison)
destruksi autoimun adrenal (80%), tuberkulosis
adrenal (20%).

Insufisiensi skunder pemberian


glukokortikoid eksogen kronik, tumor
hipofise/hipothalamus.
3. Zona Retikularis
Zona ini menghasilkan hormon seks adrenal (androgen
dan estrogen) yang identik dengan yang dihasilkan
gonad. Namun androgen dan estrogen adrenal ini
tidak cukup kuat untuk menimbulkan efek
maskulinitas dan feminitas.
Beberapa kelainan terkait dengan meningkatnya
androgen adrenal.
a. Maskulinitas pada wanita dewasa, tanda-tanda:
1) Hirsutisme yaitu mengalami pola pertumbuhan rambut tubuh
pria.
2) Suara berat
3) Otot lengan dan tungkai berkembang
4) Payudara mengecil
5) Menstruasi mungkin terhenti
b. Pseudohermafroditisme pada bayi perempuan yang
ditandai dengan pertumbuhan genetalia eksternal
pria.

c. Pubertas prekoks pada anak laki-laki pra-pubertas.


Sekresi androgen adrenal tidak disertai dengan
pembentukan sperma atau aktivitas gonad
karena testis masih berada dalam status pra-
pubertas non-fungsional.
Gejala pubertas prekoks, antara lain:
1) Suara menjadi berat
2) Tumbuh jenggot
3) Penis membesar
Adrenal Medulla
Adrenal medulla adalah kelenjar adrenal bagian
dalam yang menempati 20% dari kelenjar adrenal.
Medula Adrenal mengelurakan katekolamin yaitu:
1. Epinefrin
2. Nor-epinefrin
3. Dopamin
Nor-epinefrin yang ada dalam sirkulasi darah
menyebabkan konstriksi otot jantung dan otot polos
seluruh pembuluh darah tubuh. Hal ini menyebabkan
peningkatan aktivitas jantung, penghambatan saluran
gastrointestinal, dan pelebaran pupil mata.
Epinefrin menimbulkan efek yang kurang lebih sama
dengan nor-epinefrin. Perbedaan yang bisa dicatat
adalah:
1. Epinefrin mempunyai efek metabolik 5 10 kali
lebih besar daripada nor-epinefrin. Akibatnya,
perangsangan terhadap jantung juga menjadi lebih
besar.
2. Efek epinefrin dalam mengkontriksikan pembuluh
darah dalam otot lebih lemah dibanding nor-
epinefrin.
Fungsi hormon adrenalin / epinephrin :

1. Dilatasi bronchial penderita asma

2. Meningkatkan kerja jantung

3. Merangsang kontraksi otot polos

4. Mempertinggi kecepatan metabolisme umum

5. Meningkatkan glukosa darah

6. Sebagai neuro trnasmiter sistem syaraf simpatis


bersama sama dengan nor adrenalin
Regulasi sekresi katekolamin
Rangsang fisiologis mempengaruhi sekresi medula
melalui sistem saraf.
Sekresi katekolamin dalam keadaan basal perlahan
dan berkurang ketika tidur
Dalam situasi darurat terjadi peningkatan sekresi
katekolamin menyiapkan individu menghadapi
stress
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai