140210102050
STRUKTUR KISI 3 DIMENSI
Kisi Tiga dimensi : ada 7 sistem dan 14 jenis
kisi, yaitu:
1. Simple Cubic
Vektor primitif:
a1 = a x
a2 = a y
a3 = a z
Body Centre Cubic (BCC)
Volume sel satuan primitif =
a3/2
Titik kisi per sel konvensional= 8
x 1/8 +1=2
Jarak tetangga terdekat=3a/2
Jumlah tetangga terdekat = 8
Ex= Ni, Li, K, Rb, CsCl. Cr, Fe
Vektor Primitif
a1 = a/2(x+y-z)
a2 = a/2(-x+y+z)
a3 = a/2(x-y+z)
Contoh :
Na,Li,K,Rb,Cs,Cr,Fe,Nb
Vektor primitif
a1 = a/2(x+y)
a2 = a/2(y+z)
a3 = a/2(x+z)
Contoh
FCC
Struktur Kristal Natrium Chlorida (NaCl = garam dapur)
Ada empat buah sel satuan NaCl yang setiap sel satuannya
berbentuk kubus sederhana dengan posisi atom-atomnya
sebagai berikut.
4 ion Na pada posisi ; 00 ; 0 0 dan
00 4 ion CL pada posisi: 000; 0; 0
dan 0
Paralelopipedum Triklin-p
miring
a1 = a2 = 2
2 Minoklin a3
==
90o
Paralelopipedum Moniklin- P
miring
Monoklin-B
a a 4
3 Orthoromb 1 2
ik a3
==
Orthorombik-P
= 90o
Balok siku-siku
Orthorombik-I
Orthorombik-C
Orthorombik-F
N Siste Sumbu Bentuk Kisi bravais Jml
o m sel satuan
kristal kristal/ kisi
sudut
kristal
4 Tetragona a1 = a2 = 2
l a3
==
= 90o Tetragonal-P
Balok siku-siku
Tetragonal-I
No Siste Sumbu Bentuk Kisi bravais Jml
m sel satuan
kristal kristal/ kisi
sudut
kristal
5. kubus a1 = a2 =
a3 3
==
= 90o Kubik-P
kubus
Kubik-F
Kubik-I
No Siste Sumbu Bentuk Kisi bravais Jml
m sel satuan
kristal kristal/ kisi
sudut
kristal
6 Trigonal a1 = a2 =
a3 1
==
= 90o
Paralelopepidum
muka-mukanya Trigonal-R
berupa belah
ketupat
7 Heksago a1 = a2 = 1
n al a3
==
= 90o
Paralelopepidum
tegak,bidang atas
dan alas berupa
belah ketupat Heksagonal-P
120o
Lanjutan
Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing
sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama
dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut
kristalnya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
Isometrik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3. Artinya, pada
sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai
3, dan sumbu c juga ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya
perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu b.
Beberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini adalah
gold, pyrite, galena, halite, Fluorite
6. Sistem Trigonal
Sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli
memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara
penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk
bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan
menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d
c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi
tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal
ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120
terhadap sumbu .
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal
Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik
garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis
dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b
= 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap
sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+.
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline dan
cinabar
7. Sistem Heksagonal
Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap
ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120
terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan
panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a= b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan
sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga
memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini,
sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu . Pada
penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Hexagonal
memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis
dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis
dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya
a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai
20 terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+.
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz,
corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite.
Penentuan Koordinat Dalam Kisi Kristal
Posisi P
ditentukan
dengan koordinat
(qrs)
Setiap titik
koordinat
merupakan
bilangan hasil
pembagian
Koordinat P adalah
( )
Posisi titik P ( 1 )
Tentukan koordinat semua titik kisi untuk unit sel
kubus pusat badan (bcc)
fc
c
Perhatikan :
Bola yang tergambar pada kisi bukan mewakili satu partikel
(atom, molekul,ion) tetapi menunjukkan titik sudut
persekutuan dari partikel yang menempati lokasi tersebut
Bagaimana menghitung jumlah partikel (atom) yang terdapat dalam I
unit sel ?
Perhatikan :
Atom-atom yang berbeda posisinya dalam sel berbagi dengan unit sel
yang lain
Atom sudut berbagi dengan 8 sel lain, jadi ada 1/8 atom per
sel
Atom muka (face) berbagi dengan 2 sel lain, jadi ada 1/2 atom
Faktor Kemasan Rapat
Bila suatu benda berbentuk bulat disusun membentuk
pola tertentu, sehingga satu sama lain saling
bersentuhan (terkemas rapat) selalu saja ada
rongga/lubang di antara bola-bola tersebut
Untuk mengetahui efesiensi susunan kemasan rapat
dari setiap unit sel, dihitung dari APF (atomic packing
factor) atau faktor kemasan rapat unit sel tersebut
Pertanyaan : Berapa faktor kemasan rapat dari setiap
unit sel dalam kristal ?
Lapisan Kedua
Proyeksi 2 Dimensi
Lapisan A
Lapisan B
Lapisan C
Lapisan A
PolaABCABCABC PolaABABAB
[Kubus pusat muka [Kemasan rapat
Gambar tampak samping untuk ccp atau fcc
Dengan pola ABC
A
B Pola ABCABC.... = Kemasan rapat kubus (CCP)
C atau
kubus pusat muka (FCC) : a = b =c, = =
= 90
Ada 4 atom di dalam unit sel :
(0, 0, 0) (0, 1/2, 1/2) (1/2, 0, 1/2) (1/2, 1/2, 0)
Bilangan koordinasi : 12
APF = 0,72 Effesiensi = 72 %
Pola ABABAB.... menghasilkan
Kemasan Rapat Hexagonal (HCP)
Unit sel menunjukkan simetri penuh
pengulangan Hexagonal :
a = b, c = 1.63a, = = 90, =
120
Ada 2 atom di dalam unit sel :
(0, 0, 0) (2/3, 1/3, 1/2)
Bilangan koordinasi : 12
APF = 0,72 Effesiensi = 72 %
untuk rasio ideal rusuk c/a = 1,63
Beberapa logam berada dalam struktur
bukan kemasan rapat,
Yaitu : Kubus Pusat Badan (BCC)
APF = 0,68
Efesiensi = 68 %
Bilangan koordinasi = 8
Jumlah atom/unit sel = 2
Perbandingan Struktur Kristal
Kemasan Rapat (Close Packing)
Struktur kristal Bil koordinasi APF
Arah
Kemasan rapat
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------
Kubus Sederhana (SC) 6 0.52 sudut kubus