Kondisi diatas hasil temuan kawan Internal Audit PEMDA. Apresiasi bagi mereka yang
mampu menemukan fakta teresebut. Hanya saja masalah terkait hasil audit tersebut
adalah:
3. Temuan berdasarkan hasil pengujian manual atas dokumen kertas, dengan cara
membandingkan nama siswa dan orang tua antara data Kartu yang terbit dengan
konfirmasi fisik ke sekolah-sekolah. Padahal, sistem pendidikan dan sistem Kartu
sudah menggunakan Sistem High IT. Konsekuensinya dari pengujian manual,
proses audit menjadi melelahkan dan banyak makan waktu.
4. Konsekuensi lain, jumlah data yang diuji menjadi terbatas, sehingga auditor hanya
mampu mengungkapan sedikit sekali nilai penyimpangan.
Kami berkeyakinan, bahwa fakta di atas merupakan contoh fenomena gunung es,
masih ada banyak penyimpangan yang belum terungkap. Informasi tambahan, total
siswa SD dan SMP di PEMDA tsb untuk tahun 2012 adalah sebanyak 837.875 SD
343.594 siswa SMP, dengan nilai rata-2 bantuan per kartu sebesar Rp250.000/
bulan.
solusi
Gunakan CAAT (aplikasi ACL)
Dalam kasus kita, ada dua sistem IT terpisah yang
keduanya merekam data siswa, yaitu:
1. Sistem Pendidikan di Dinas Pendidikan, memiliki
data Nama Siswa, Nomor Induk Siswa, dan
Nama Sekolah. Sumber data untuk database
siswa berasal dari input masing-masing sekolah
ke dalam Sistem
2. Sistem Kartu PEMDA Pintar, memiliki data
Nomor Kartu PEMDA Pintar, Nama Siswa, Nomor
Induk Siswa, dan Nama Sekolah, Nilai Bantuan.
Dapatkan Database dari kedua sistem
tersebut. Misalkan kita dapatkan
database simulasi (menggunakan format
excel) sebagai berikut:
Database sitem pendidikan