Anda di halaman 1dari 20

AUDIT SISTEM INFORMASI

BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI


Disusun Oleh:
Ainun Nisa
Fadhlan Al-Chusaini F
Syahrul Rakhmat I
Tujuan Audit Sistem Informasi

Keamanan secara keseluhuran


Pengembangan dan akuisisi program
Memodifikasi program
Pemrosesan komputer
Data sumber
Arsip data
Pendekatan yang Digunakan
Pendekatan evaluasi pengendalian internal yang
digunakan dalam audit sistem informasi akuntansi
menggunakan pendekatan audit berbasis risiko (risk
based audit approach). Langkah-langkah yang harus
dilakukan
Memahami ancaman (kecurangan dan kesalahan) yang
dihadapi oleh perusahaan
Mengidentifikasi prosedur pengendalian untuk
mencegah, mendeteksi atau mengoreksi ancaman
tersebut
Evaluasi atas prosedur pengendalian
Mengevaluasi kelemahan pengendalian untuk
menentukan dampaknya terhadap sifat, waktu atau
keluasan prosedur audit
Kerangka audit untuk
mengevaluasi pengendalian
internal dalam sistem inforasi

Tujuan Audit 1 : Keamananan Secara


Keseluruhan
Tujuan Audit 2 : Pengembangan dan Akuisisi
Program
Tujuan Audit 3 : Modifikasi Program
Tujuan Audit 4: Pemrosesan Komputer
Tujuan Audit 5: Sumber Data
Tujuan Audit 6: Arisp Data
Tujuan Audit 1 : Keamananan Secara
Keseluruhan
Jenis kesalahan (error) dan kecurangan (fraud)
yang mungkin terjadi
Prosedur pengendalian yang seharusnya
diterapakan
Prosedur audit untuk mereviu sistem
Prosedur audit untuk menguji pengendalian
Pengendalian pengganti yang mungkin ada
Tujuan Audit 2 : Pengembangan dan
Akuisisi Program
Jenis kesalahan (error) dan kecurangan (fraud)
yang mungkin terjadi
Prosedur pengendalian yang seharusnya
diterapakan
Prosedur audit untuk mereviu sistem
Prosedur audit untuk menguji pengendalian
Pengendalian pengganti yang mungkin ada
Tujuan Audit 3 : Modifikasi Program
Jenis kesalahan (error) dan kecurangan (fraud)
yang mungkin terjadi
Prosedur pengendalian yang seharusnya
diterapakan
Prosedur audit untuk mereviu sistem
Prosedur audit untuk menguji pengendalian
Pengendalian pengganti yang mungkin ada
Tujuan Audit 4: Pemrosesan Komputer
Jenis kesalahan (error) dan kecurangan (fraud)
yang mungkin terjadi
Prosedur pengendalian yang seharusnya
diterapkan
Prosedur audit untuk mereviu sistem
Prosedur audit untk menguji pengendalian
Pengendalian pengganti yang mungkin ada
Tujuan Audit 5: Sumber Data
Jenis kesalahan (errors) dan kecurangan (fraud)
yang mungkin terjadi
Prosedur pengendalian yang seharusnya
diterapkan
Prosedur audit untuk mereviu sistem,
. Prosedur audit untuk menguji pengendalian
Pengendalian pengganti yang mungkin ada
Tujuan Audit 6: Arisp Data
Jenis kesalahan (errors) dan kecurangan (fraud)
yang mungkin terjadi
Prosedur pengendalian yang seharusnya
diterapkan
. Prosedur audit untuk mereviu sistem
Prosedur audit untuk menguji pengendalian
Pengendalian pengganti yang mungkin ada
Computer assisted audit techniques
(CAATS)
Computer assisted audit techniques (CAATS)
merupakan suatu piranti lunak audit, yang juga
disebut dengan program yang menjalankan fungsi
audit, sehingga mampu mengotomisasi atau
menyederhanakan proses audit
CAATS idealnya cocok untuk memeriksa arsip-arsip
data yang besar untuk mengidentifikasi catatan-
catatan yang dibutuhkan untuk melakukan audit
dengan seksama
kegunaan utama CAATS
Melakukan query arsip data untuk menarik catatan-
catatan yang memenuhi kriteria tertentu
Menghasilkan, memuktahirkan, membandingkan,
mengunduh dan menggabungkan arsip
Mengikhtisarkan, mengurutkan dan menyaring data
Mengakses data dari beragam format yang berbeda
dan mengkonversi data ke dalam format umum
Memeriksa catatan-catatan untuk menguji kualitas,
kelengkapan, konsistensi dan kebenarannya
Stratifikasinya catatan-catatan, memilih dan
menganalisis sampel statistik
Menguji risiko-risiko tertentu dan mengidentifikasi
bagaimana cara untuk mengendalikan risiko tersebut
Kasus Audit IT : Deteksi Pembayaran Double pada
kartu pemda pintar
keluhan terkait kesulitan internal auditor dalam
lingkungan sistem berbasis IT untuk mendeteksi
adanya pembayaran ganda kepada vendor /
pegawai yang sama.
Diskusi terbaru adalah terkait dengan fasiltias
bantuan dana dari PEMDA kepada para siswa SD
dan SMP dengan kontrol menggunakan Kartu
PEMDA Pintar. Sistem Pendidikan dan Sistem
Kartu sudah berbasis IT, namun merupakan
sistem terpisah.
temuan penyimpangan, diantaranya:
1. Satu orang siswa bisa mendapatkan dua kartu PEMDA Pintar (artinya 2 X bantuan
dana).
2. Ada kartu yang bisa terbit dan data siswa tercatat dalam database sistem Kartu,
namun ternyata siswa terkait tidak ada atau sudah pindah dari wilayah PEMDA.

Kondisi diatas hasil temuan kawan Internal Audit PEMDA. Apresiasi bagi mereka yang
mampu menemukan fakta teresebut. Hanya saja masalah terkait hasil audit tersebut
adalah:
3. Temuan berdasarkan hasil pengujian manual atas dokumen kertas, dengan cara
membandingkan nama siswa dan orang tua antara data Kartu yang terbit dengan
konfirmasi fisik ke sekolah-sekolah. Padahal, sistem pendidikan dan sistem Kartu
sudah menggunakan Sistem High IT. Konsekuensinya dari pengujian manual,
proses audit menjadi melelahkan dan banyak makan waktu.
4. Konsekuensi lain, jumlah data yang diuji menjadi terbatas, sehingga auditor hanya
mampu mengungkapan sedikit sekali nilai penyimpangan.

Kami berkeyakinan, bahwa fakta di atas merupakan contoh fenomena gunung es,
masih ada banyak penyimpangan yang belum terungkap. Informasi tambahan, total
siswa SD dan SMP di PEMDA tsb untuk tahun 2012 adalah sebanyak 837.875 SD
343.594 siswa SMP, dengan nilai rata-2 bantuan per kartu sebesar Rp250.000/
bulan.
solusi
Gunakan CAAT (aplikasi ACL)
Dalam kasus kita, ada dua sistem IT terpisah yang
keduanya merekam data siswa, yaitu:
1. Sistem Pendidikan di Dinas Pendidikan, memiliki
data Nama Siswa, Nomor Induk Siswa, dan
Nama Sekolah. Sumber data untuk database
siswa berasal dari input masing-masing sekolah
ke dalam Sistem
2. Sistem Kartu PEMDA Pintar, memiliki data
Nomor Kartu PEMDA Pintar, Nama Siswa, Nomor
Induk Siswa, dan Nama Sekolah, Nilai Bantuan.
Dapatkan Database dari kedua sistem
tersebut. Misalkan kita dapatkan
database simulasi (menggunakan format
excel) sebagai berikut:
Database sitem pendidikan

Database sistem kartu pemda pintar


Examination
Analisis Duplikat untuk menguji duplikasi kartu

Siswa dengan nomor induk 111111 memiliki dua kartu


dengan nomor kartu AA5551 dan AA5559
Siswa dengan nomor induk 111113 memiliki dua kartu
dengan nomor kartu AA5553 dan AA5560.
Analisis
Joint Tables untuk menguji siswa fiktif
atau pindah.
Primary table = Kartu, primary key = Nomor Induk
Siswa, primary fields = all,
Secondary table = Pendidikan, primary key =
Nomor Induk Siswa, primary fields = all,
Join categories = Unmatched Primary Records

ACL akan menghasilkan tabel:


Analisis
Joint Tables untuk menguji siswa belum
dapat kartu PEMDA Pintar.
Primary table = Pendidikan, primary key = Nomor
Induk Siswa, primary fields = all
Secondary table = Kartu, primary key = Nomor
Induk Siswa, primary fields = all
Join categories = Unmatched Primary Records

maka ACL akan menghasilkan tabel dibawah ini


Saran
Semua auditor seharusnya menggunakan CAAT
dalam audit di lingkungan berbasis IT
Sistem Kartu PEMDA Pintar seharusnya terkoneksi
dengan dan mengambil data siswa dari database
Sistem Pendidikan dan tidak bisa input, ubah, dan
hapus data siswa
Bahkan jika Sistem Kartu PEMDA Pintar juga
terintegrasi dengan semua sistem lainnya,
seperti Sistem BPN, Sistem Dinas Pendapatan,
Sistem Samsat, maka auditor juga dengan mudah
mendeteksi Siswa Pemegang Kartu yang tidak
memenuhi syarat (misal orang tua nya punya
rumah, mobil/ motor).

Anda mungkin juga menyukai