Anda di halaman 1dari 87

SISTEM

MANUFAKTUR

Dosen:
RUDI SISWANTO, M.ENG
Buku acuan:

Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi


Oleh: Drs. T. Hani Handoko, MBA., PhD.

Manajemen Produksi dan Operasi


Latihan Pemecahan Soal
Oleh: Drs. T. Hani Handoko, MBA., PhD.

Isi:

Pendahuluan
Perancangan dan pengembangan produk
Penentuan lokasi fasilitas produksi
Desain Fasilitas dan Layout
Perancangan Proses Produksi
Pemeliharaan Fasilitas dan Penanganan Bahan
1. Pendahuluan
a. MANAJEMEN OPERASI
sering juga dipakai istilah:

manajemen operasi, manajemen produksi, manajemen


produksi dan operasi atau manajemen produksi/operasi
usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber
daya (faktor produksi), seperti tenaga kerja, mesin,
peralatan, bahan mentah dll, dalam proses transformasi
bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai
produk atau jasa.
Ruang lingkup manajemen operasi

Input Proses Output


manusia transformasi: barang
dana fasilitas jasa
Permintaan
bahan mesin
barang/jasa baku
proses

Fungsi-fungsi manajemen: Lingkungan eksternal:


perencanaan, pemerintah, teknologi,
pengorganisasian, ekonomi, iklim, konsumen,
pengarahan, pengawasan organisasi buruh, hub
internasional dll
Karakteristik manajemen operasi

Input Proses transformasi Output


Perancangan dan Lokasi fasilitas Penelitian dan
pengelolaan tenaga Desain dan layout
kerja pengembangan
Desain proses
Forecasting (desain produk
Manajemen Pemeliharaan dan
dan jasa)
permintaan persediaan material handling
Pengawasan dan
produk & Manajemen Pengawasan dan
pembelian scheduling produksi standar kualitas
jasa
Analisis investasi Perenc kapasitas
modal Scheduling dan
Manajemen energi pengawasan proyek

Fungsi-fungsi manajemen Metoda-metoda dan teknik-


teknik kuantitatif
Kegiatan manajemen operasi

Periodik:
1. Pemilihan:
Seleksi produk, proses, mesin dan peralatan, tenaga kerja, analisis investasi modal.
2. Perancangan:
Desain produk dan jasa, desain dan lokasi fasilitas, desain pekerjaan, metoda, pembayaran
upah, sistem pengoperasian dan pengawasan,standar dan pengukuran kerja, kondisi kerja
3. Pembaharuan:
Perbaikan sistem produksi, perkembangan teknologi, teknik manajerial, perubahan
permintaan, penemuan riset, kegagalan produk, sistem pengoperasian, pengawasan kondisi
yang ada

Kontinyu:
1. Pengoperasian:
Perencanaan keluaran jangka panjang, dasar forecast permintaan, scheduling pekerjaan,
pengalokasian karyawan
2. Pengawasan:
Standar dan pengawasan kualitas.
b. MANAJEMEN OPERASI DAN LINGKUNGANNYA
c. PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM OPERASI
Proses pembuatan keputusan

Perumusan masalah: menguji hubungan sebab-akibat, mencari


penyimpangan dari normal, dan merumuskan.
Pengembangan alternatif-alternatif: mengumpulkan dan menganalisis data
yang relevan, kemudian mengembangakan beberapa alternatif.
Evaluasi alternatif-alternatif: tergantung pada pemilihan kriteria-kriteria yang
kadang saling bertentangan, sehingga dilakukan trade-off.
Pemilihan alternatif terbaik: merupakan kompromi di antara berbagai faktor
yang dipertimbangkan.
Implementasi keputusan: jadwal kegiatan, anggaran, sumber daya,
pelimpahan wewenang, dengan memperhatikan fator resiko dan ketidak
pastian
Evaluasi hasil-hasil: mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan
tepat dan keputusan memberikan hasil yang diharapkan.
Kerangka keputusan-keputusan operasi

1. Proses, keputusan utk merancang proses produksi yang mencakup:


seleksi tipe proses, pemilihan teknologi, analisis aliran proses, penentuan lokasi fasilitas
dan layout fasilitas dan material handling
2. Kapasitas, keputusan utk penyediaan volume output yang optimal, meliputi:
pengembangan rencana kapasitas jangka pendek, menengah dan panjang, forecasting,
perencanaan fasilitas, scheduling, perencanaan dan pengawasan kapasitas lain.
3. Persediaan, keputusan yang terkait dengan kapan harus memesan dan berapa banyak
setiap pemesanan
4. Tenaga kerja, keputusan yang terkait dengan perancangan dan pengelolaan tenaga kerja
dalam operasi, meliputi: desain pekerjaan, alokasi tenaga kerja, pengukuran kerja,
peningkatan produktivitas, pemberian kompensasi, penciptaan lingkungan kerja yang
aman dan sehat
5. Kualitas, bertanggung jawab atas kualitas barang dan jasa yang dihasilkan
Kriteria keputusan operasi

1. Beaya
Semua beaya relevan (beaya yang terkait dengan keputusan) harus dimasukkan
2. Kualitas
Dipengaruhi oleh desain produk dan cara produk dibuat
3. Dependability
Menyangkut dapat diandalkannya suplai barang atau jasa.
Diukur dengan prosentase kekurangan bahan, prosentase pemenuhan janji-janji
pengiriman dan kriteria lain.
4. Fleksibilitas
Menyangkut kemampuan operasi untuk membuat perubahan dalam desain produk
atau kapasitas produksi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi.
Diukur dengan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk merubah desain produk atau
tingkat kapasitas produksi.
Analisis trade-off
Contoh masalah garis tunggu
(antrian) dalam pemeliharaan
fasilitas produksi perusahaan.
Fasilitas pemeliharaan terbatas
banyak mesin menunggu
untuk dilayani peningkatan
Beaya total beaya.
Tambahan fasilitas tambahan
beaya.
Kerugian kr Beaya Ada trade-off antara beaya
pelayanan pelayanan penambahan fasilitas dan beaya
berkurang mesin menunggu.
Kurva beaya total pada titiik
terendah titik trade-off paling
ekonomis
Contoh keputusan trade-off dalam manajemen operasi
Bidang keputusan Keputusan Alternatif-alternatif

Pabrik dan peralatan Rentang proses Membuat atau membeli


Ukuran pabrik Satu pabrik besar atau beberapa pabrik kecil
Lokasi pabrik Dekat pasar atau dekat bahan baku
Pilihan peralatan Multifungsi atau monofungsi
Perencanaan dan Besarnya persediaan Volume persediaan tinggi atau rendah
pengawasan produksi Intensitas pengawasan Pengawasan dg teliti atau kurang teliti
Bentuk pengawasan Minimasi kerusakan mesin/beaya tenaga
kerja/waktu proses atau maksimasi output
produk/penggunaan bahan baku
Reliabilitas dan kualitas tinggi atau beaya
Pengawasan kualitas
rendah
Formal atau informal atau tidak
Penggunaan standar menggunakan sama sekali

Disain produk Resiko teknologi Menggunakan proses baru yang belum diket
pesaingnya atau mengikuti kebijaksanaan
market leader
Banyak langganan khusus atau sedikit
Kelebaran lini produk
langganan khusus atau tidak ada
2. Perancangan dan pengembangan
produk
a. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Kegiatan penelitian:
1. Memperbaiki produk dan jasa perusahaan yang sudah ada
2. Menemukan penggunaan baru bagi produk dan jasa perusahaan sekarang
3. Mengurangi beaya produksi dan jasa sekarang melalui perbaikan operasi dan proses
produksi
4. Mengembangkan pengujian dan spesifikasi bagi operasi dan bahan yang dibeli
5. Menganalisis produk dan jasa para pesaing
6. Menemukan penggunaan yang menguntungkan dari produk samping atau waste proses
produksi
7. Mengembangkan berbagai produk dan jasa
Sumber ide:
Peneliti
Semua orang dalam organisasi:
bagian pemasaran kebutuhan dan keinginan konsumen
bagian produksi kesempatan memperbaiki metoda dan proses
karyawan pengembangan produk dan jasa
Orang yang tidak mempunyai hubungan dengan perusahaanperusahaan lain yang sejenis
perusahaan membeli ide dan hak sejauh inovasi dapat direalisasikan

Design by imitation
Perusahaan pertama yang memasarkan produk/jasa mempunyai keuntungan yang pertama
Pada waktu bersamaan menghadapi resiko ditiru perusahaan lain yang meniru dan merebut pasar
Pengembangan produk hampir semua perusahaan diarahkan pada pengembangan produk tiruan
yang sukses perusahaan lain
Banyak kasus pembaharuan produk datang bukan dari inovasi tetapi dari imitasi
Banyak kasus desain produk dicuri melalui spionase industrial atau karyawan yang diberhentikan,
kemudian bergabung dengan perusahaan lain
Product life cycle
Tahapan product life cycle (siklus kehidupan produk)
a. Pengenalan (introduction)
b. Pertumbuhan (growth)
c. Kejenuhan (maturity)
d. Penurunan (decline)

Tidak semua produk akan menjalani empat tahap


a b c d PLC, ada yang berpindah langsung dari a c

Kecenderungan dalam pengembangan produk


Penyebab:
Kemajuan teknologi
Penyederhanaan produk
b. PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU

langganan Pencarian ide teknologi, R&D

Seleksi produk

Desain produk awal Desain proses awal

Pengujian

Desain produk akhir Desain proses akhir

Produk baru Perenc kapasitas


1. Pencarian gagasan
Sumber gagasan: pasar (kebutuhan dan keinginan konsumen), teknologi, observasi
produk, pendapat penyalur, ahli, pesaing dan manajemen puncak.
2. Seleksi produk menyaring gagasan jelek
Metoda:
- daftar penilaian (scoring)
- analisis finansial PT x PC x AV x p x L
RI
TDC
RI= return on investment, PT = probabilitas keberhasilan secara teknis (0-1), PC =
probabilitas keberhasilan komersial di pasar (0-1), AV = volume penjualan produk/th, P =
laba per unit produk (harga-beaya), L = waktu kehidupan produk/th, TDC = beaya
pengembangan produk total
3. Desain produk pendahuluan
Terkait dengan pengembangan desain terbaik gagasan produk baru
misal: pabrik almari es (pertanyaan: model, kapasitas, ukuran motor, dll)
4. Pengujian
Untuk mendapat data kuantitatif pendapat konsumen thd produk baru
5. Desain akhir
Berisi spesifikasi produk & komponen dan gambar
c. DESAIN PRODUK DAN SPESIFIKASINYA
Hasil penelitian dan pengembangan produk dan jasa dan dijual utk menghasilkan laba

Keputusan keputusan harus dibuat manajemen:


Trade off antara bentuk dan fungsi
Bahan yang digunakan dg memperhatikan kebutuhan spesifikasi produk, beaya pembelian
bahan dan beaya pemrosesan
Modular desain
untuk mengembangkan serangkaian komponen-komponen produk dasar (modul-modul)
Diversifikasi
1. diversifikasi konsentrik, untuk menambah produk baru yang sinergi dengan teknologi atau
pemasaran guna menarik konsumen baru
2. diversifikasi horizontal, menambah produk baru walaupun tidak ada hubungan dengan
produk yang ada
3. diversifikasi konglomerat, menambah produk baru dengan tujuan menjaga stabilitas
produksi dan penjualan walaupun tidak ada hubungan dengan produk yang ada
Standarisasi pembatasan jumlah ukuran, lain dg simplifikasi
- barang nonstandard tidak akan dibuat kecuali ada pemesanan khusus dg membayar lebih
- kadang berbagai standar dijadikan peraturan kr alasan keamanan dan kesehatan, misal kaca
mobil harus dibuat bila pecah menjadi butiran-butiran
Keuntungungan standarisasi:
- mengurangi macam, tipe dan ukuran berbagai bahan yang dibeli
- mengurangi beaya distribusi per unit
- mengurangi beaya produksi per unit

Kelemahan standarisasi dan simplifikasi


- ada perusahaan yang memproduksi barang rakitan lebih diuntungkan adanya barang

nonstandar
- barang nonstandar lebih murah daripada barang standard
- standarisasi cenderung menguntungkan perusahaan besar dan terkenal
- perusahaan barang mode seperti pakaian tidak ada standard utama, karena konsumen

ingin sesuatu yang berbeda

Reliabilitas (keandalan), ada beberapa aspek:


1. umur yang diperkirakan, misal lampu dapat diandalkan selama 1000 jam
2. kondisi penggunaan, produk yang dirancang pada kondisi normal jika dipakai pada
kondisi ekstrim cepat rusak
3. komponen dan produk keseluruhan, semakin banyak komponen kritikal yang ada
semakin berkurang reliabilitas produk keseluruhan
4. seberapa seriuskah kerusakan?, misal kerusakan gagang telpon kr jatuh dapat dipakai lagi,
kerusakan pada ban pesawat pesawat tidak dapat tinggal landas.
5. sebarapa cepat komponen rusak dapat diganti/diperbaiki, penggantian cepat reliabilitas
berkurang
6. reliabilitas sistem dapat diperbaiki dengan pembuatan produk yang lebih sempurna
7. derajad kerusakan, kerusakan terjadi bila performance produk jelek diperbaiki atau diganti
8. pemeliharaan, pemeliharaan preventif tingkat reliabilitas tinggi

Lama waktu kehidupan suatu produk/komponen sulit diukur secara pasti ditentukan dengan
MTBF (mean time between failres) dengan tahapan
a) infant mortality/ kerusakan awal , b) pengoperasian normal dan c) kerusakan

tk Infant mortality tahapan paling


k kritis,
e
r
dibidang militer dilakukan di pabrik
u dg beberapa uji coba
s
produk lain (TV, radio dll) perusah
a
k membiarkan konsumen melakukan
a dan perusahaan memberi garansi
n

a b c
Konflik konflik desain
Orang produksi, teknisi, pemasaran dan keuangan sering mempunyai tujuan berbeda
mempengaruhi desain akhir suatu produk dan menyebabkan timbul konflik
Produksi membuat sedikit produk, sedikit variasi shg dapat berproduksi lama
Teknisi membuat produk yang tahan lama tanpa memperhatikan naiknya bahan dan
proses
Pemasaran menginginkan variasi yang banyak untuk menarik banyak konsumen
Keuangan menginginkan keuntungan banyak, aliran kas cepat, perputaran persediaan
cepat dan pengembalian investasi cepat

Dimensi kualitas pada desain produk


Di pasaran kualitas barang tinggi, menengah dan rendah
Yang diinginkan konsumen barang dg kualitas terbaik untuk uang yang tersedia
Bagi perusahaan produk terbaik pada tingkat harga terbeli oleh sebagian besar
langganan potensial
Kualitas ditentukan bundle of utilities seperti daya tahan, ketidaktergantungan pada
produk/komponen lain, eksklusivitas, kenyamanan, bentuk luar dan harga
beaya
disutility
dan
nilai nilai bundle of utilities

kegunaan positif

beaya membuat produk

disutility

Tk kualitas Tk kualitas Tk kualitas


minimum yg optimum maksimum yg
dapat diterima dapat dicapai
d. PERANCANGAN JASA
Perancangan produk dan perancangan jasa tidak mempunyai perbedaan mendasar
Organisasi jasa biasanya lebih fleksibel dan dapat merubah kegiatan lebih cepat dibanding
perusahaan manufaktur

Kunci pelayanan organisasi jasa


Lini pelayana yang ditawarkan

Misal, perusahaan asuransi yang ditawarkan asuransi kehidupan atau kekayaan


Ketersediaan pelayanan

Harus tahu kapan jasa harus disediakan, lokasi satu lokasi terpusat atau menyebar
Tingkat pelayanan

Harus dipertimbangkantingkat pelayanan konsumen dan kebutuhan operasi secare ekonomis


ada trade off antar penyediaan fasilitas tingkat pelayanan dan beaya tunggu konsumen
Garis tunggu dan kapasitas pelayanan

Metodologi yang digunakan analisis garis tunggu atau model antrian


Model antrian
Dipakai untuk memperkirakan berapa banyak langganan menunggu dalam garis,
kepanjangan garis tunggu, seberapa sibuk fasilitas pelayanan dan apa yang akan terjadi bila
waktu pelayanan berubah
Perlu tiga jenis data: a) tingkat pelayanan rata-rata, b) tingkat pelayanana rata-rata dan c)
jumlah fasilitas pelayanan

Contoh:
Sebuah perusahaan minyak sedang mempertimbangkan perluasan satu satunya tempat
pembongkaran minyak di pengilangan. Karena perubahan-perubahan yang tak teratur dari
cuaca, penundaan dan pembongkaran, serta faktor lain, kapal-kapal yang tiba di tempat
pengilangan untuk membongkar minyak mentah datang menurut distribusi poisson
( distribusi waktu pelayanan adalah eksponensial) dengan tingkat kedatangan rata-rata = 5
kapal per minggu. Waktu pelayanan juga mengikuti distribusi poisson dengan tingkat
pelayanan rata-rata = 10 per minggu. Hitunglah
1. Jumlah rata-rata kapal yang menunggu untuk membongkar muatan
2. Lama waktu rata-rata sebuah kapal harus menunggu sebelum dapat mulai membawa
muatan
3. Lama waktu total rata-rata menunggu dan membongkar yang diperlukan sebuah kapal
Jawab:
1. Jumlah rata-rata antrian kapal yang menunggu

2 25
Lq 05 kapal
( ) 10(10 5)
2. Rata-rata waktu menunggu dalam antrian
5
Wq 0 1 minggu
( ) 10(10 - 5)
3. Rata-rata waktu yang diperlukan sebuah kapal

1 1
W 0,2 minggu
10 - 5
Tuan A mempunyai restoran yang melayani langganan dengan mobil. Dia sangat prihatin
dengan panjangnya garis antrian pada jam-jam makan siang dan makan malam. Beberapa
langganannya telah mengadu tentang waktu menunggu yang sangat lama. Dia merasa suatu
saat akan kehilangan pelanggan dan meminta saudara untuk menganalisis sistem antriannya

Tingkat kedatangan langganan rata-rata adalah 50 mobil per jam (tingkat kedatangan ini
mengikuti distribusi poisson). Waktu pelayanana rata-rata 1 menit dan mengikuti distribusi
eksponensial. Hitunglah:
1. Tingkat kegunaan bagian pelayanan restoran
2. Jumlah rata-rata dalam antrian
3. Jumlah rata-rata dalam sistem
4. Waktu menunggu rata-rata dalam antrian
5. Waktu menunggu rata-rata dalam sistem
6. Probabilitas > 1 mobil dan > 4 mobil dalam sistem
50
Jawab: a. p 0 8333, bagian pelayanan sibuk 83,3 % dari waktunya
60
2 50 2
b. L q 4 1667 mobil
( - ) 60(60 50)
50
c. L 5 mobil
- 60 50
50
d. Wq 0,08333 jam 5 menit
( - ) 60(60 - 50)
1 1
e. W 0,1 jam 6 menit
- 60 50
f. P(n>1) = 1 (P0+P1) dan P(n>4) = 1 (P0+ P4)

Bila Pn = (1-/ )(/ )n

P0 = (1-0,8333)(0,8333)0 = 0,1667
P1 = (1-0,8333)(0,8333)1 = 0,1389
P2 = (1-0,8333)(0,8333)2 = 0,1158
P3 = (1-0,8333)(0,8333)3 = 0,0965
P4 = (1-0,8333)(0,8333)4 = 0,0804
---------------
0,5983

P(n>1) = 1 P(n1) = 1 (0,1667 + 0,1389) = 0,6944


P(n>4) = 1 P(n4) = 1 0,5983 = 0,4017
3. Penentuan lokasi fasilitas produksi
a. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN LOKASI

Lingkungan masyarakat
Kedekatan dengan pasar
Tenaga kerja
Kedekatan dengan bahan baku dan supplier
Fasilitas dan beaya transportasi
Sumberdaya alam lainnya
Pinggiran kota/kota kecil

b. PERRBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF LOKASI

Yang perlu dipertimbangkan:


Faktor obyektif (tenaga kerja, harga bahan baku, transportasi, pajak dan pasar
potensial)
Faktor subyektif (kegiatan serikat pekerja, kondisi cuaca, iklim politik, sekolah)
Metoda Delphi

Tiga lokasi (Yogya, Jakarta dan Surabaya) akan dipertimabangkan atas dasar lima faktor dan tiap
faktor diberikan nilai relatif dg nila 1-10. Distribusi beberapa nilai ini kemudian dirata-rata untuk
mendapatkan nilai gabungan.

Alternatif lokasi Pasar Beaya Tersediany Beaya Pajak


potensial tenaga a air bahan
kerja baku
Yogyakarta 2 3 5 4 3
Jakarta 5 3 1 4 2
Surabaya 3 4 4 2 5

Digunakan bobot, misal pasar potensial (30%), Beaya tenaga kerja (20%), tersedianya air (30%),
beaya bahan baku (10%) dan pajak (10%)

Alternatif lokasi Pasar Beaya Tersedian Beaya Pajak Total


potensial tenaga ya air bahan
kerja baku

Yogyakarta 60 60 150 40 30 340


Jakarta 150 60 30 40 20 300
Surabaya 90 80 120 20 50 360
c. ANALISIS BEAYA DALAM PENENTUAN LOKASI

Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan 4 lokasi alternatif untuk pendirian pabrik baru.
Perusahaan akan membeayai pabrik tsb dari pengeluaran obligasi dengan tingkat bunga 10%.
Data beaya dapat dilihat pada tabel berikut

Jenis beaya Lokasi A Lokasi B Lokasi C Lokasi D


Dalam ribuan rupiah
Tenaga kerja/unit 0,75 1,1 0,8 0,9
Beaya konstruksi pebrik 4.600.000 3.900.000 4.000.000 4.800.000
Material dan peralatan/unit 0,45 0.6 0,4 0,55
Listrik/tahun 30.000 26.000 30.000 28.000
Air/tahun 7.000 6.000 7.000 7.000
Transportasi/unit 0.02 0.1 0,1 0,05
Pajak/tahun 33.000 28.000 63.000 35.000

Tentukan lokasi yang paling menguntungkan bagi perusahaan untuk volume produksi dalam
range 50.000 -130.000 unit pertahun
Menghitung beaya tetap total dan beaya variabel /tahun

Beaya tetap Lokasi A Lokasi B Lokasi C Lokasi D


Dalam ribuan rupiah
10 % investas 460.000 390.000 400.000 480.000
Listrik/tahun 30.000 26.000 30.000 28.000
Air/tahun 7.000 6.000 7.000 7.000
Pajak/tahun 33.000 28.000 63.000 35.000

Total 530.000 450.000 500.000 550.000

Jenis beaya Lokasi A Lokasi B Lokasi C Lokasi D


Dalam ribuan rupiah
Tenaga kerja/unit 0,75 1,1 0,8 0,9
Material dan peralatan/unit 0,45 0.6 0,4 0,55
Transportasi/unit 0.02 0.1 0,1 0,05

Total 1,2 1,8 1,3 1,5


Beaya tetap dan variabel dirunuskan dalam bentuk persamaan
A = Rp 530.000.000 + Rp 1.200
B = Rp 450.000.000 + Rp 1.800
C = Rp 500.000.000 + Rp 1.300
D = Rp 550.000.000 + Rp 1.500

Vol < 100.000 didirikan di B


Juta rp Vol > 100.000 didirikan di C
Pada vol = 100.000 beaya
total B = C

600 D
550 A
500 C
450 B

50 100 150
Ribuan unit
d. METODA TRANSPORTASI

A. Stepping stone method/ northwest corner method

Contoh
Perusahaan mempunyai 2 perusahaan di Klaten dan Temanggung. Pada suatu waktu tertentu, perusahaan
mempunyai 130 unit produk di Klaten dan 120 unit di Temanggung.
Perusahaan tsb memperoleh pesanan dari 3 penyalurnya di Magelang sebanyak 50 unit, Ambarawa
sebanyak 100 unit dan Semarang sebanyak 100 unit.
Beaya transport per unit antara lota-kota tersebut ditunjukkan dalam tabel berikut (dalam ribuan)
Bagaimana seharusnya perusahaan mendistribusikan 250 unit produknya ke masing-masing penyalur di
kota yang berbeda untuk meminimumkan beaya transportasi

Magelang Ambarawa Semarang Persediaan

Klaten Rp 10 Rp 15 Rp 11 130
Temanggung Rp 8 Rp 12 Rp 14 120

Kebutuhan 50 100 100 250


Magelang Ambarawa Semarang Persediaan
Klaten 10 15 11
50 80 130
Temanggung 8 12 14
20 100 120
Permintaan
50 100 100 250

Beaya total= (50x10) + (80x15) + ( 20x12) + (100x14) = Rp 3.340.000


Cara mengevaluasi:
1. pilih sel kosong untuk evaluasi
a. relokasi 1 unit dari x12 ke x13: penurunan beaya= 15-11= Rp 4.000
b. relokasi 1 unit dari x23 ke x22 peburunan beaya= 14-12= Rp 2.000 penurunan total=Rp
6.000
2. Temanggung-Magelang kenaikan beaya= (10-8) + (12-15) = Rp 1.000
3. Relokasi melalui jalur tertutup, mulai dari sel kosong dan beri tanda +
Magelang Ambarawa Semarang Persediaan
Klaten 10 - 15 + 11
50 80 -6 130
Temanggung 8 + 12 - 14
20 100 120
Permintaan 1
100 100 250
50
Iterasi 2;
Cari jalur tertutup yang mempunyai bilangan negatif (x12 dan x23) pilih x12 kr jumlah alokasi kecil
Alokasikan sebanyak mungkin unit yang mungkin dari sel ini ke sel kosong
Magelang Ambarawa Semarang Persediaan
Klaten 10 15 11
50 80 130
Temanggung 8 12 14
100 20 120
Permintaan
50 100 100 250

Beaya total= (50x10) + (80x11) + ( 100x12) + (20x14) = Rp 2.286.000 lebih murah Rp 480.000

Magelang Ambarawa Semarang Persediaan


Klaten 10 6 15 11
50 80 130
Temanggung 8 12 14
-5 100 20 120
Permintaan
50 100 100 250
Harga belum optimum karena sel Temanggung magelang masih negatif

Iterasi ke 3
Magelang Ambarawa Semarang Persediaan
Klaten 10 15 11
30 100 130
Temanggung 8 12 14
20 100 120
Permintaan
50 100 100 250

Sel kosong menghasilkan bilangan positif iterasi 3 merupakan penyelesaian optimal


Program pengiriman optimal adalah:

Alokasi Junlah unit Beaya per unit Beaya total


Klaten-Magelang 30 Rp 10.000 Rp 300.000
Klaten-Semarang 100 Rp 11.000 Rp 1.100.000
Temanggung-Magelang 20 Rp 8.000 Rp 160.000
Temanggung-Ambarawa 100 Rp 12.000 Rp 1.200.000
Total Rp 2.760.000
b. Vogels Approximation method (VAM)
Metoda stepping stone tidak praktis untuk penyelesaian optimal transportasi yang kompleks
VAM lebih efisien dan praktis
Contoh:
Sistem distribusi suatu perusahaan mempunyai ketentuan sebagai berikut

Kapasitas pabrik Kebutuhan gudang dr, ke U V M


A 100 U 150 A Rp 10 Rp 7 Rp 8
B 150 V 200 B Rp 15 Rp 12 Rp 9
C 300 W 200 C Rp 7 Rp 8 Rp 12

a. Buatlah penyelesaian yang optimal dengan VAM


b. Dari masalah a, perusahaan bermaksud mendirikan pabrik baru di D yang berkapasitas 200
unit dengan beaya pengiriman Rp 8 per unit untuk ke semua gudang yang ada.
Tentukan skedul pengiriman yang meminimumkan beaya transportasi
Tujuan (gudang) Kapasitas Perbedaan
U V W baris

A 10 7 100 1
Sumber B 8 150 3
(pabrik) C 15 12 9 300 1
7 8
12

Kebutuhan 150 200 200 Pilihan XCU = 150


Perbedaab kolom 3 1 1 Hilangkan kolom U

1. Cari perbedaan/ selisih antara 2 beaya terkecil dan terkecil kedua setiap baris dan kolom
2. Pilih selisih terbesar dari langkah 1 kolom U terpilih calon alokasi hilangkan kolom U
3. Alokasikan sejumlah maksimum tanpa melanggar syarat kebutuhan dan kapasitas yang
mempunyai beaya terendah XCU=150 (meskipun kapasitas C= 300)
Bila terdapat 2 atau lebih selisih biaya yang besarnya sama, dipilih biaya
transportasi perunit terendah di antara sel-sel pada baris atau kolom,
kemudian isikan alokasi maksimum pada sel itu. Bila biaya terendah tidak
ada, pilihlah sel yang diisi berdasar salah satu baris atau kolom terpilih.

4. Proses selanjutnya adalah sebagai berikut :


Tujuan Kapasitas Perbedaan baris
V W
A 7 8 100 1
Sumber B 12 9 150 3
(pabrik) C 8 12 150 4
Kebutuhan 200 200 Pilihan XCV = 150
Perbedaab kolom 1 1 Hilangkan kolom C

Tujuan Kap. Perb baris


V W
A 7 8 100 1
Sumber B 12 9 150 3

Kebutuhan 50 Pilihan XAV = 50


Perb kolom 200 Hilangkan kolom V
5 1
Tujuan Kapasitas
W
A 8 100
Sumber B 9 150
Kebutuhan 200 Pilihan XAW = 50
Perb kolom XBW = 150

Jadi matriks penyelesaian optimal adalah:

Tujuan U V W Kapasitas
Sumber
A 10 7 8 100
50 50
B 15 12 9 150

C 7 8 12 300
150 150
Kebutuhan 150 200 200 550

Beaya total = 50(Rp 7) + 50 (Rp 8) + 150 (Rp 9) + 150 (Rp 7) + 150 (Rp (8) = Rp 4.350
b. Dengan adanya pabrik baru D berkapasitas 200 unit, maka untuk menyelesaikan masalah
transportasi harus ditambahkan gudang semu Y (dummy) dimana beaya pengiriman ke gudang
tersebut Rp 0. Penyelesaian dengan VAM adalah:
4. Desain Fasilitas dan Layout
Manajemen operasi mencakup penyediaan dan pemeliharaan bangunan dan berbagai pelayanan
yang dibutuhkan untuk menempatkan, menyimpan, melindungi dan melayani orang-orang
dan mesin-mesin yang digunakan untuk membuat produk dan jasa.

a. JENIS BANGUNAN
1. Bangunan berlantai tunggal
Pengnagkutan bahan dari satu tahap proses ke tahap berikutnya lebih mudah dan murah
Kelemahan: perlu ruangan dasar yang lebih luas, perlu ventilasi dan pendingin udara
2. Bangunan bertingkat
Perlu dan untuk merancang fasilitas dengan baik
Baik jika harga tanah tinggi
Perlu penanganan bahan dengan baik

b. BERBAGAI PERTIMBANGAN DESAIN FASILITAS LAINNYA


Faktor lain yang perlu dipertimbangkan:
1. Beaya bangunan
2. Sistem komuikasi dalam pabrik
3. Keamanan
4. Kebutuhan ruangan
5. Peralatan penanganan bahan
c. LAYOUT FASILITAS
Layout fasilitas harus dirancang spy perpindahan orang dan bahan dalam proses dan operasi
perusahaan dapat ekonomis
Jarak angkut hendaknya sependek mungkin
Pengambilan dan peletakan produk dan peralatan harus diminimumkan

Penentuan peralatan dan proses produk meliputi pengaturan letak fasilitas operasi (mesin,
personalia, bahan, perlengkapan operasi, material handling) dan semua peralatan + fasilitas
supaya proses berjalan denga lancar.

Tujuan layout fasilitas optimasi pengaturan fasilitas operasi sehingga dihasilkan kondisi yang
optimum

d. BERBAGAI POLA LAYOUT


1. Layout fungsional
Pengelompokan mesin dan peralatan sejenis pada suatu tempat yang terpusat
Kebaikan: menghasilkan penggunaan spesialisasi mesin dan personalia yang paling baik,
fasilitas tidak terpengaruh kerusakan salah satu mesin, beaya lebih murah, cocok
untuk sistem upah borongan
Kelemahan: beaya operasi per satuan lebih tinggi; penentuan routring, scheduling dan
akuntansi beaya memakan beaya kr setiap pesanana baru dikerjakan tersendiri dan
terp[isah; material handling dan tramsportasi dalam pabrik mahal; bahan dalam pabrik
bergerak lamban; sulit menjaga keseimbangan antara kebutuhan tenaga kerja dan
mesin.
Cocok untuk perush yang memproduksi barang sedikit dengan banyak macam produk
2. Layout produk/garis
Pengelompokan mesin dan peralatan berdasarkan urutan proses produksi
Produk berjalan terus menerus mengikuti garis ban berjalan

3. Layout kelompok
Pengelompokan berdasar produk sekeluarga, berbagai departemen dipisahkan untuk
mengerjakan produk tersebut dan dibuat sampai selesai
Kebaikan : penghematan beaya material handling, komponen tidak harus diangkat dari satu
sudut ke sudut yang lain, mudah mengetahui dimana setiap kelompok produk
berada, waktu pengiriman lebih tepat, scheduling menjadi sederhana

4. Layout posisi tetap


Menempatkan produk kompleks yang dirakit pada suatu tempat, seperti pembuatan pesawat,
kapal dll
Produk mungkin berada disuatu lokasi selama periode perakitan (misal pembuatan kapal)
atau tinggal disuatu tempat untuk waktu yang lama sampai pekerjaan tertentu dilakukan,
selanjutnya pindah ketempat perakitan
Kelemahan perlu beaya tinggi karena produk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain
terlau sering,
Pola pola layout
e. METODA LAYOUT
Pembangunan pabrik baru membuat perbaikan/layout baru, sehingga menghilangkan
pemborosan
Cara analisis layout:
1. Cek diagram perakitan buat daftar kebutuhan operasi (untuk menunjukkan urutan mesin
produksi) pola penetapan tempat kerja operator dan penempatan mesin.
2. Dilihat dari sudut material handling (fase, sifat bahan, resiko kerusakan, dll) kuantitas
produk ? (produk besar, dipakai ban berjalan)
3. Menggambar kebutuhan ruang penempatan mesin baru yang ideal

Metoda Travel chart/ Load-path matrix layout fungsional


Contoh:
Perusahaan pembuat mur dan baut sedang menyusun layout fasilitas produksi.
Pabrik akan memproduksi 100.000 ton mur dan baut per minggu
Ada bermacam-macam jalur yang mungkin diambil melaui departemen yang berbeda,
tergantung jenisnya

Aliran bahan dari satu departemen ke departemen lain dapat dilihat pada tabel berikut
Jml aliran Jumlah aliran per minggu ke departemen (ribuan pon)
dari
departemen 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
(ribuan pon)

1 90 10
2 75 25
3 20 45 5 5
4 13 2
5 5 12 3
6 15 10
7 5
8 3 5 5
9 18 20
10 33
11 90
12 10
Buat diagram skematik
Angka dalam lingkaran
nomor departemen,
Bilangan pada panah jml
produk dr satu dept ke dept
lain
Menyusun kembali skema utk
mengurangi pengangkutan yang
panjang dan banyak terjadi
persimpangan
Dept dg aliran beban berat diletakkan
berdekatan
Contoh yang berdekatan: 1-2, 1-5, 1-6
Tidak berdekatan: 1-11, 2-4, 3-11 dst
Gambar sebelumnya perpindahan
499.000 pond tidak berdekatan
Gambar samping perpindahan
35.000 pon tidak berdekatan
Mempertimbangkan ukuran setiap
departemen atau mencoba untuk
menjadikan dept dalam bentuk suatu
bangunan
Gambar samping 13 departemen
dapat diatur sesuai rencana luas
lantai
f. LAYOUT DALAM ORGANISASI JASA

Organisasi jasa (bank, restaurant, sumah sakit dan kantor) juga menghadapi masalah layout spt
perusahaan manufaktur
Yang harus dipertimbangkan: aliran beban antar dept, perpindahan karyawan yang perlu kerja
secara tatap muka dg karyawan lain, dan pergerakan kertas.

g. KESEIMBANGAN LINI (LINE BALANCING)

Keseimbangan aliran proses keseimbangan/persamaan kapasitas/keluaran dari setiap tahap


operasi dalam runtutan lini
Bila keseimbangan tidak dijaga keluaran maksimum yang mungkin dicapai ditentukan oleh
operasi yang paling lambat
Ketidak seimbangan penumpukan barang dalam proses suatu bag operasi dan pengangguran
bagian operasi lainnya
Model antrian dapat dipakai sbg pendekatan masalah keseimbangan
Contoh metoda untuk memecahkan masalah keseimbangan metoda deterministik spt:
a. Metoda penyeimbangan praktikal (practical balancing method)
b. Teknik penyeimbangan bantuan (auxiliary balancing techniques)
5. Perancangan Proses Produksi
Setelah berbagai produk dirancang, spesifikasi-spesifikasinya harus
diterjemahkan ke berbagai sistem pemrosesan yang menciptakan produk atau menyediakan
jasa. Design proses ini menyangkut tentang keputusan:
- seleksi proses
- pemilihan teknologi
- perencanaan proses
A. SELEKSI PROSES
1. Tipe proses produksi
Ada 3 tipe aliran produk
a. Aliran garis
Aliran proses dari bahan mentah sampai produk dan urutan operasi selalu tetap.
Produk harus distandarisasi dg baik dan harus mengalir dari satu operasi/ tempat kerja
ke operasi berikutnya.
Efisien tetapi tidak fleksibel
Ada 2 tipe aliran operasi garis:
1. Produksi massa (mass production), spt barang elektronik, mobil dsb
2. Produksi terus menerus (continuous production) industri proses, spt industri
kimia, kertas, baja, bir dsb
b. Aliran intermiten (job shop)
Mempunyai ciri produksi dalam kelompok barang sejenis
pada interval waktu yang terputus
Peralatan & tenaga kerja diatur dlm pusat kerja menurut
tipe ketrampilan/ peralatan serupa
Produk atau pekerjaan akan mengalir hanya melalui
pusat kerja yang diperlukan
Sangat fleksibel dalam perubahan volume atau produk

c. Aliran proyek
Digunakan untuk memproduksi produk khusus, spt kapal,
pesawat terbang, peluru, jembatan, gedung,
pekerjaan seni, dsb
Setiap unit produk dibuat sebagai barang tunggal
Masalah penting dalam manajemen proyek: perencanaan,
pengurutan, scheduling dan pengawasan kegiatan
individual yang mengarahkan penyelesaian proyek
secara keseluruhan
Karakteristik proses
Hal lain yang mempengaruhi pemilihan proses tipe order pelanggan:
a. Proses produksi untuk pesanan (production-to-order)
Kegiatan pemrosesan menyesuaikan dengan spesifikasi pesanan pelanggan
b. Produksi untuk persediaan
Permintaan langganan dipenuhi dengan produk standar dari persediaan.

Perbedaan proses produksi untuk pesanan dan untuk persediaan:


2. Keputusan seleksi proses
Klasifikasi seleksi proses aliran produksi dan tipe order langganan, spt
matriks dibawah:

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam keputusan seleksi


proses:
1. Kebutuhan modal 4. Bahan mentah
2. Kondisi pasar 5. Teknologi
3. Tenaga kerja 6. Ketrampilan manajemen
3. Pemilihan diantara berbagai alternatif pemrosesan dg analisis break even
Contoh:
Produksi sekrup yang dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga jenis mesin yang ada.
Beaya ketiga mesin tsb adalah:
===================================================================
Mesin A Mesin B Mesin C
Beaya tetap Rp 10.000 Rp 30.000 Rp 60.000
Beaya variabel/unit Rp 300 Rp 200 Rp 100
===================================================================
Dengan data tsb diminta menentukan alternatif proses produksi yang seharusnya digunakan
perusahaan untuk volume produksi dibawah 400 unit.
Jawab: x = volume produksi
TCA =(10.000 + 300 x), TCB = (30.000 + 200 x) dan TCC = (60.000 + 100 x)
buat grafik produksi < 200 unit, dipilih mesin A
200 unit <produksi<300 unit, dipilih mesin B
produksi > 300 unit, dipilih mesin C
B. PEMILIHAN TEKNOLOGI
Manajer operasi tidak hanya pemakai teknologi, tetapi lebih manajer teknologi
Definisi teknologi:
a. Aplikasi ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah manusia
b. Sekumpulan proses, peralatan, metoda prosedur dan perkakas yang digunakan

Pemilihan teknologi mempunyai dampak thd semua bagian operasi


Pemilihan teknologi dan desain pekerjaan dipadukan dalam desain sosioteknikal secara
optimum:

Lingkaran seb kiri sekumpulan pekerjaan yang


feasibel dari sudut pandang teknologi

Lingkaran seb kanan seluruh desain pekerjaan


feasibel dari sudut pandangan sosial (aspek
psikolsi dan sosiologi karyawan)

Perpotongan kedua lingkaran desain


sosioteknikal yang paling baik
1. Teknologi yang tersedia
Seorang manajer harus mepunyai pemahaman berbagai macam teknologi
Teknologi dikelompokkan sbb:
a. Teknologi pabrik
Tingkatan: hand-made, machine-made (manusia masih harus mengendalikan peralatan),
proses otomatisasi (semua dikendalikan mesin, manusia berfungsi sbg
pemrogram dan pengawas mesin)
b. Teknologi perkantoran
Teknologi perkantoran telah berkembang pesat dg ditemukan mesin fotocopy, komputer
dll, ttp kantor masih padat karya
Isu yang sekarang berkembang e-government
c. Industri jasa

2. Dasar pemiliha teknologi


Pemilihan teknologi sering dikaitkan dg anggaran (capital budgeting)
Dapat dilakukan dengan perhitungan return on investment (ROI), dipilih ROI terbesar
diantara alternatif yang ada

Pemilihan teknologi nakan melibatkan manajemen operasi, manajemen puncak dan


keuangan
Pemilihan teknologi merupakan proses yang diorganisir dengan baik mencakup penjajagan
teknologi secara terus menerus, pemilihan teknologi yang tepat dan implementasi teknologi
terpilih.
C. PERENCANAAN PROSES
Dua topik dimuka kep tingkat makro untuk menentukan tipe proses & teknologi ynag dipilih
Selanjutnya tingkat mikro yaitu perencanaan proses
Prencanaan proses atau analisis aliran proses menghasilkan prosedur proses, perakitan dan
pemenuhan masalah penyeimbangan beban kerja.
1. Analisis bagan proses
Langkah yang perlu diambil dalam perencanaan proses :
1. Memutuskan tujuan perencanaan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, kapasitas, atau
semangat kerja
2. Memilih proses/sistem produktif yang relevan operasi keseluruhan atau beberapa bagian
3. Menggambarkan proses transformasi yang ada sekarang dengan bantuan bagan proses
4. Mengembangkan desain proses yang diperbaiki melalui perbaikan aliran proses
5. Mendapatkan persetujuan manajemen untuk desain proses yang telah direvisi
6. Mengimplementasikan desain proses baru
Langkah 1-6 untuk proses yang sudah ada, untuk proses baru 3 & 4 digabung

Macam bagan yang digunakan untuk perencanaan dan pengelolaan proses


a. Bagan perakitan (assembly charts)
Menunjukkan kebutuhan bahan, urutan perakitan komponen
b. Bagan aliran proses (flow-process chart)
memperinci proses kedalam unsur dan simbol
Dengan simbol disusun bagan yang mencakup spesifikasi bagian proses, waktu
pengoperasian& inspeksi, jarak transportasi bahan/karyawan, spesifikasi kegiatan penundaan
dan penyimpangan
Bagan perakitan sepeda roda tiga
Bagan aliran proses
c. Bagan proses operasi (operations process chart)/ routing sheet
Mirip dengan bagan perakitan, bagan proses operasi mencakup spesifikasi dari bagian, waktu
pengoperasian dan pemeriksaan
d. Bagan operasi (operations chart)
Menunjukkan spesifikasi bagian pengoperasian dan pemeriksaan secara lebih rinci
Setiap bagan operasi menunjukkan gerakan kedua tangan karyawan secara rinci
penyusunan bagan operasi sebaiknya dilakukan dengan berpedoman prinsip ekonomi gerakan
Prinsip ekonomi gerakan
e. Bagan manusia-mesin (man-machine chart) atau bagan kegiatan (activity chart)
Menunjukkan apa yang sedang dikerjakan mesin dan apa yang sedang dikerjakan
karyawan pada setiap periode waktu
Dapat ditentukan waktu menganggur operator & mesin dan mengidentifikasi elemen
setiap kegiatan karyawan dan mesin secara simultan
Seorang operator pada perush GR diperkirakan akan memerlukan waktu 2 menit
untuk mengisi dan 1 menit untuk mengosongkan sebuah mesin cetak.
Ada beberapa mesin yang mempunyai tipe seperti ini, semuanya mengerjakan hal
yang sama dan waktu setiap mesin berjalan secara otomatis adalah selama 4
menit.
Beaya beaya yang relevan diperkirakan sebesar Rp 8.000,- per jam untuk karyawan
dan Rp 20.000,- per jam untuk setiap mesin.
a. Susun bagan manusia-mesin untuk situasi satu karyawan, dua mesin yang paling
efisien
b. Berapa waktu siklus
c. Berapa waktu menganggur karyawan per siklus
d. Berapa waktu menganggur total per siklus untuk kedua mesin
e. Berapa beaya total per jam
f. Berapa beaya total per siklus
g. Beaya beaya waktu menganggur per jam
a. bila karyawan mulai dengan pengisian
mesin 1, siklus tidak akan mencapai
efisien sampai menit ke sembilan
seperti gambar dibawah
b. waktu siklus = 2 + 4 + 1= 7 menit
c. waktu menganggur karywan = 1
menit/siklus
d. mesin-mesin tdk menganggur (pada
operasi tdk tetap)
e. beaya total = beaya kary + 2 (beaya
setiap mesin)
= Rp 8.000 + 2. Rp 20.000 =
= Rp 48.000 per jam
f. beaya per siklus =
Rp 48.000/60 (7 mt/siklus)=
Rp 5600/siklus
g. beaya waktu menganggur=
(1 mt/siklus)[(60 mt/jam)/(7mt/siklus)]
(Rp 8.000/60 menit)=
Rp 1.142,85/ jam
f. Bagan simo (simo charat)
ataubagan gerak simultan

Mirip dengan bagan operasi


Menunjukkan gerakan tangan kiri dan
kanan dengan mencakup waktu setiap
gerakan
Dengan teknik analisis waktu setiap
gerakan, dapat mengkombinasikan,
menghilangkan, atau mengubahgerakan
dasar untuk mengembangkan metoda
yang lebih baik
6. Pemeliharaan Fasilitas dan Penanganan Bahan
A. PEMELIHARAAN

1. Pemeliharaan preventif
Pemeliharaan ada 3:
a. Pemeliharaan perbaikan (remedial), beaya meliputi beaya perbaikan setelah mesin rusak
b. Pemeliharaan preventif, beayanya meliputi beaya pemeriksaan & penyesuaian peralatan,
penggantian atau perbaikan komponen dan kehilangan waktu produksi akibat kegiatan tsb.
c. Pemeliharaan korektif, beayanya meliputi beaya kr kehilangan waktu produksi, beaya
pelaksanaan pemeliharaan atau beaya penggantian peralatan.

Alternatif pemeliharaan
a. Mereparasi, memperbaiki/mengganti pada akhir jam operasi
b. Mereparasi, memperbaiki/mengganti pada periode waktu persiapan
c. Mereparasi, memperbaiki/mengganti setelah kerusakan
d. memeriksa, mengukur kebutuhan reparasi, perbaikan/penggantian
Perusahaan elektronik mempunyai 100 mesin pengetesan laser. Manajemen ingin menentukan apakah
seharusnya mengikuti nkebijaksanaan pernaikan (pernaikan/penyetelan dilakukan setelah mesin rusak) atau
kebijaksanaan pemeliharaan preventif (penyetelan dilakukan terhadap peralatan pada akhir periode yang
ditentukan dan direparasi bila terjadi kerusakan)
Diketahui:
Beaya pemeliharaan preventif satu mesin, C 1= Rp 20.000,-
Beaya perbaikan kerusakan, C2= Rp 100.000,-
Distribusi probabilitas:
Bulan setelah pemeliharaan Probabilitas terjadi kerusakan
1 0,25
2 0,15
3 0,10
4 0,10
5 0,15
6 0,25
Rata-rata mesin beroperasi dihitung dengan:
jml mesin waktu sebelum rusak, bulan jml bulan dioperasikan
============= ======================== ======================
25 1 25
15 2 30
10 3 30
10 4 40
15 5 75
25 6 150
----------------------------------
Jumlah bulan untuk 100 mesin = 350
Rata-rata umur mesin = 350/100 = 3,5 bulan sebelum rusak

Kemudian jumlah rata-rata kerusakan dalam satu bulan akan menjadi= 100/3,5= 28,57 %
Kebijaksanaan perbaikan
Beaya bulanan total kebijaksanaan (TC r) dapat ditentukan melalui pembagian beaya reparasi
semua mesin (N) dengan jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan-kerusakan:

C 2 (100)(Rp 100.000,-)
C r Rp 2.857.142,80 per unit
j
1(0,25) 2(0,15) 3(0,10) 4(0,10) 5(0,15) 6(0,25)
iP
i 1
i

Kebijaksanaan pemeliharaan preventif


n
B n Pn (n -1) P1 (n -2) P2 (n -3) P3 1P(n -1)
i

dengan N= jumlah mesin dalam kelompok dan P n= probabilitas mesin rusak dalam periode n

Jumlah kerusakan yang diperkirakan, bila pemeliharaan preventif dilakukan setiap satu bulan:

B1= NP1 = (100)(0,25) = 25 mesin

Bila kebijaksanaan adalah memelihara setiap dua bulan

B2= N(P1+P2) + B1P1 = 100(0,25 + 0,15) + 25(0,25) = 46,25 mesin


Bila kebijaksanaan adalah memelihara setiap tiga bulan:
B3= N(P1 + P2 + P3) + B2P1 + B1P2= 100(0,25+0,15+0,10) + 46,25(0,25) + 25(0,15) = 65,31 mesin

Bila kebijaksanaan adalah memelihara setiap tiga bulan:


B4= N(P1 + P2 + P3+ P4) + B3P1+B2P2 + B1P3=
100(0,25+0,15+0,10+0,10) + 64,31(0,25) + 46,25(0,15) + 25(0,10) = 85,77 mesin
Dengan cara yang sama diperoleh B 5= 113,36 mesin dan B6= 156,12 mesin

Pada kolom f kebijaksanaan yang paling baik adalah melaksanakan pemeliharaan preventif
setiap empat bulan
Dibanding kebijaksanaan perbaikan lebih murah sebesar = Rp 2.857.142,80 Rp 2.644.000,-=
Rp 213.142,80
2. Pemeliharaan sbg masalah reliabilitas (keandalan) sistem

Maksud utama pemeliharaan memelihara reliabilitas sistem pengoperasian pada tingkat yang
dapat diterima dengan tetap memaksimumkan laba atau meminimumkan beaya

Kegiatan pemeliharaan yang cenderung memperbaiki reliabilitas sistem:


A. Kebijaksanaan yang cenderung untuk mengurangi frekunsi kerusakan:
a. Pemeliharaan preventif (termasuk perbaikan kondisional)
b. Simplifikasi operasi
c. Penggantian awal
d. Perancangan reliabilitas ke dalam komponen sistem
e. Instruksi yang tepat kepada operator
B. Kebijaksanaan yang cenderung untuk mengurangi akibat kerusakan:
a. Percepatan pelaksanaan reparasi dg meningkatkan juml tenaga reparasi
b. Mempermudah tugas reparasi dg desain modular peralatan
c. Penyediaan keluaran alternatif selama waktu reparasi
3. Analisis antrian dalam pemeliharaan preventif
Masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan bukti ttg manfaat pemeliharaan preventif
melalui rumusan matematik sementara digunakan analisis garis tunggu dengan model
antrian

4. Pelaksanaan vs pembelian pemeliharaan


Para karyawan biasanya dapat melakukan reparasi untuk pekerjaan yang ringan-ringan,
tetapi untuk pekerjaan yang perlu ketrampilan khusus menggunakan jasa pihak ketiga
misal cleaning services
Dalam penyusunan perencanaan kontrak pembelian pemeliharaan perlu dipertimbangkan
komplikasi yang mungkin timbul seperti keberatan dari karyawan bagian pemeliharaan
karena mereka dapat kehilangan upah lembur.

5. Pemeliharaan dalam produksi lini perakitan dan otomasi


Karakteristik produksi lini perakitan semua beroperasi atau semua menganggur, shg
pemeliharaan preventif menjadi penting
Pemeliharaan preventif harus menerapkan konsep mudahan dipelihara (mesin dirancang
untuk beroperasi secara tidak tergantung, akurat dan siap untuk operasi waktu yang panjang
tanpa kerusakan
6. Sentralisasin vs desentralisasi
a. Pemeliharaan daerah (area maintenance)
Keuntungan: pelayanan jauh lebih baik, lebih hemat beaya transportasi
Kerugian : duplikasi peralatan
b. Pemeliharaan pusat (central maintenance)
Dimaksudkan untuk menyediakan pelayanan pendukung, melakukan pemeliharaan yang
tidak rutin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemeliharaan dikantor cabang

7. Pengangguran beaya pemeliharaan


Semua perusahaan mencoba mengendalikan beaya pemeliharaan dengan anggaran.
Beaya reparasi dan pemeliharaan dialokasikan terpisah masing-masing departemen,
pengeluaran untuk reparasi besar juga dicakup anggaran terpisah kelemahannya:
Bila anggaran ditetapkan terlalu rendah, pemeliharaan ditunda sehingga perlu reparasi berat
dan perlu beaya besar
B. PENANGANAN BAHAN (MATERIAL HANDLING)

Setiap jenis penanganan/transportasi bahan kegiatan tidak produktif, shg penghapusan akan
meningkatkan efisiensi.
Beaya penanganan bahan dapat ditekan dengan cara:
1. Menghapus kegiatan penanganan bahan kapan saja jika dimungkinkan
2. Jika masih perlu penanganan bahan gunakan dg mekanisasi (misal dg conveyor dll)
3. Mengurangi jarak tempuh

Macam-macam peralatan penanganan bahan


1. Conveyors
Peralatan yang memindahkan bahan dengan arah horizontal/vertikal antara dua titik
2. Truk dan peralatan mobil
Merupakan variable-path euipment, karena dapat bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain
3. Derek (cranes) dan kerekan (hoists)
Biasa digunakan pada pekerjaan konstruksi, pengangkutan barang berat
Beberapa tipe conveyor dan peralatan mobil
Beberapa tipe derak dan kerekan
Pemilihan peralatan penanganan bahan

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:


1. Jalur pengangkutan
Jalur tetap, gunakan conveyor, jika jalur tidak tetap, gunakan truk, derek
2. Sifat bahan yang diangkut
Padat conveyor, truk, pasta screw conveyor dll
3. Karakteristik bangunan
Kapasitas beban lantai, ketinggian atap, kekuatan tiang penyangga, ukuran pintu dll
4. Keadaan ruang yang tersedia
Jika ruangan terbatas, ruangan atas tersedia derek
5. Kapasitas peralatan penanganan yang diperlukan
Akan menentukan jumlah peralatan tiper tertentu dibutuhkan
Buku acuan:

Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi


Oleh: Drs. T. Hani Handoko, MBA., PhD

Anda mungkin juga menyukai