Anda di halaman 1dari 18

PELAT DUA ARAH

( TWO WAY-SLAB )
1

Pelat Dua arah


Sistem Pelat lantai
2

Pelat lantai (Slab) merupakan elemen bidang tipis yang memikul


beban transversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan
dari pelat
Beberapa tipe pelat lantai yang banyak digunakan pada
konstruksi:
a) Pelat lantai dgn balok-balok; Pelat yg mempunyai balok
di sepanjang grs klm
b) Pelat lantai cendawan (Flat/Waffle slab); Pelat yg memp.
Kekakuan geser karena adanya Drop-panel dan/ atau
Kepala kolom (column capital)
c) Pelat lantai datar (Flat plate); Pelat lantai yg tdk
memiliki balok sepanjang grs kolom dalam. Balok tepi
msh mungkin ada

Pelat Dua arah


Jenis-jenis Pelat dua arah
3

Flat slab

Pelat
lantai
dgn
balok Waffle
slab

Flat slab dgn


Drop panel

Pelat Dua arah


Pelat satu arah vs dua arah
4

Pelat satu arah=One way slab; pelat dua arah=Two way


slab
Suatu pelat disebut pelat dua arah bila rasio bentang yg
panjang Ly thd bentang yg pendek Lx kurang daripada 2;
sebaliknya disebut pelat satu arah

Ly Ly
1 2 Two way slab 2 One way slab
Lx Lx

Ly adalah selalu diartikan sbg panjang bentang yg lbh besar

Pelat Dua arah


Pertimbangan Umum:
5

Sistem pelat dua arah mempunyai perbandingan bentang


panjang terhadap bentang pendek (Ly/Lx) antara 1,0 hingga
2,0.

Beberapa metoda dapat digunakan untuk menganalisis pelat


jenis ini, diantaranya :
1. metoda KOEFISIEN MOMEN,
2. metode DESAIN LANGSUNG (Direct Design Method),
3. metode PORTAL EKIVALEN (Equivalent Frame Method),
4. metoda GARIS LELEH (Yield Line Method)

SNI 2847 merekomendasikan metode yg ke 2 dan3


Pelat Dua arah
Penempatan Tul. Pd Pelat
6

Penempatan tulangan pada sistem pelat dua arah,


sesuai dengan sifat beban dan kondisi tumpuannya,
harus memenuhi ketentuan yang ada pada SNI-2002:
1. Luas tulangan pelat pada masing-masing arah
dari sistem pelat dua arah ditentukan dengan
meninjau momen-momen pada penampang
kritis tapi tidak boleh kurang daripada yang
disyaratkan.
2. Spasi tulangan pada penampang kritis tidak
boleh lebih daripada dua kali tebal pelat
kecuali untuk bagian pelat yang berada pada
daerah rongga atau rusuk.

Pelat Dua arah


Penempatan Tul. Pd Pelat (lanjutan)
7

3. Tulangan momen mositif yg tgk lurus Tepi tak-


menerus harus diteruskan hingga mencapai tepi
Pelat dan ditanam, dpt dengan Kaitan, minimum
sepanjang 150 mm ke dlm balok tepi, kolom, atau
dinding.
4. Tulangan momen negatif yang tgk lurus tepi tak-
menerus harus dibengkokan atau diangkur pada
balok tepi, kolom, atau dinding, sesuai dengan
ketentuan mengenai panjang penanaman.
5. Bila pelat tidak memiliki balok tepi atau dinding
pada tepi tak-menerus, atau pada pelat yang
membentuk kantilever pada tumpuan maka
pengangkuran
Pelat Dua arah tulangan harus dilakukan didalam
Tebal minimum Pelat dua Arah
8

1. Tebal minimum pelat tanpa Balok

Tebal minimum pelat tanpa balok interior yang


menghubungkan tumpuan-tumpuannya dan
mempunyai rasio bentang panjang terhadap bentang
pendek yang tidak lebih dari dua, harus memenuhi
ketentuan Tabel 10 dari SNI psl 11.5.3.2, dan tidak
boleh kurang dari nilai berikut ini:
120 mm..Pelat tanpa penebalan
sesuai psl 15.3.7.1 & 15.3.7.2
100 mm .. Pelat dengan penebalan
sesuai psl 15.3.7.1 & 15.3.7.2
Note: persyaratan ini berlaku juga khusus utk pelat
dgn blk dgn nilai m0,2
Pelat Dua arah
Tebal min Pelat tanpa Balok Interior
9
Tabel 10, SNI Psl 11.5.3.2
Tanpa Penebalanb) Dengan Penebalanb)
a)
Teg. Panel Luar Panel Luar
Leleh fy Panel Panel
Tanpa Blk Dgn Blk Tanpa Dgn Blk
(Mpa) Pinggir Pinggirc) Dalam Blk Pinggirc) Dalam
Pinggir
300 Ln/33 Ln/36 Ln/36 Ln/36 Ln/40 Ln/40
400 Ln/30 Ln/33 Ln/33 Ln/33 Ln/36 Ln/36
500 Ln/28 Ln/31 Ln/31 Ln/31 Ln/34 Ln/34
Note:
a) Utk teg leleh baja diantara 300 dan 400 atau 400 dan 500MPa dpt di
Inerpolasi linier
b) Pelat dgn penebalan panel lihat SNI psl 15.3.7.1 dan 15.3.7.2
c) Utk balok tepi nilai 0,80
Pelat Dua arah
Tebal minimum Pelat (lanjut)
10

2. Tebal minimum dengan Balok


Tebal pelat minimum dengan balok yang menghubungkan
tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
Untuk m 0,2 harus menggunakan persyaratan dari SNI
psl 11.5.3.2 Lihat slide (8)
Untuk m lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0;
ketebalan pelat minimum harus memenuhi rumus
berikut ini; (tapi tdk kurang dari 120mm)
fy

Ln 0,8
1500
h (2.2)
36 5 m 0,2

Pelat Dua arah


Tebal minimum Pelat (lanjut)
11

Untuk m>2,0 ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang


dari:

fy

Ln 0,8
1500
h (2.3) ; dan tidak boleh kurang dari
36 9 90 mm
dimana:
=rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap
kekakuan lentur pelat dengan lebar yang dibatasi secara
lateral oleh garis-garis sumbu tengah dari panel panel
yang bersebelahan (bila ada) pada tiap sisi balok

Pelat Dua arah


Tebal minimum Pelat (lanjut)
12

m =nilai rata-rata untuk semua balok pada tepi-tepi


dari suatu panel
=rasio bentang bersih dalam arah memanjang
terhadap arah memendek dari pelat dua arah
Ln =panjang bentang bersih dalam arah memanjang dari
konstruksi dua arah, diukur dari muka-ke-muka
tumpuan pada pelat tanpa balok dan muka-ke-muka
balok atau tumpuan lain pada kasus lainnya, mm

Pelat Dua arah


Tebal minimum Pelat (lanjut)
13

Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus


mempunyai rasio kekakuan 0,8 atau sebagai
alternatif ketebalan minimum yang ditentukan pers.
(2-2) atau pers. (2-3) harus dinaikan paling tidak 10%
pada panel dengan tepi yang tidak menerus

Pelat yg tebalnya kurang daripada yg ditetapkan pd


point (1) dan (2) diatas boleh digunakan selama dpt
dibuktikan dgn perhitungan bhw lendutan yg terjadi
tdk melebihi batas lendutan yg diijinkan pd Tabel 9
SNI Psl; dimana lendutan tsb hrs dihitung dgn
mempertimbangkan pengaruh dari ukuran & bentuk
panel, jondisi tumpuan dan keadan tahanan pd pinggir
panel
Pelat Dua arah
Batas Lendutan Pelat (SNI Psl)
14
Batas
Lendutan yg
Tipe komponen struktur lenduta
diperhitungkan
n
Atap datar tdk menahan / berhub. Dgn
Lendutan akibat beban
komponen non struktural yg mungkin akan L/180
hidup
rusak akibat lendutan besar
Lantai tdk menahan / berhub. Dgn Lendutan akibat beban
komponen non struktural yg mungkin rusak hidup L/360
akibat lendutan yg besar
Konstruksi atap atau lantai yg menahan / Bagian dari lendutan total
berhub. Dgn komponen non struktural yg yg terjadi setelah L/480
mungkin rusak akibat lendutan yg besar pemasangan komponen non
struktural (jumlah dari
Konstruksi atap atau lantai yg menahan / lendutan jangka pjg akibat
berhub. Dgn komponen non struktural yg semua bbn yg bekerja &
lendutan seketika yg terjadi L/240
mungkin tdk akan rusak akibat lendutan yg
besar akibat penambahan
sembarang bbn hidup)
Pelat Dua arah
Tulangan Minimum
15

Luas tul pelat pd masing2 arah dari sistem plat dua arah hrs
ditentukan dgn meninjau momen2 pd penampang kritis, akan
tetapi tdk boleh kurang dari pada nilai pd tabel dibwah ini (tapi
dlm segala hal tdk kurang dari 0,0014)
Jarak tul pd penampang kritis tdk lebih dari dua kali tebal pelat
(2t) kecuali utk pelat yg berada pd daerah rongga atau rusuk

No Kondisi Rasio tul min


1 Pelat yg menggunakan btg tul Ulir mutu 300 0,0020
Pelat yg menggunakan btg tul ulir atau
2 0,0018
jaring kawat las (polos atau ulir) mutu 400
Pelat yg menggunakan tul dgn teg leleh
3 melebihi 400MPa yg diukur pd reg leleh 0,0018*400/fy
sebesar 0,35%
Pelat Dua arah
16

Pelat Dua arah


Definisi Lajur Kolom & Tengah
17
L2 L2
Definisi: Lajur klm Lajur Tgh

a) Lajur kolom adl. suatu lajur


rencana dgn lebar pd masing 2 L1
sisi sumbu kolom sebesar nilai
terkecil dari 0,25L2 atau 0,25L1;
L1
Lajur kolom tersebut termasuk
juga balok bila ada
b) Lajur tengah adalah suatu lajur L1
rencana yg dibatasi oleh dua
lajur kolom L2 L2
Grs tgh panel L2
Lajur balok
Pelat L2 L2
Rangka
Ekivalen
Pelat Dua arah Dalam
18

Pelat Dua arah

Anda mungkin juga menyukai