Anda di halaman 1dari 37

UNIVERSAL PRECAUTION

Luh Kadek Shastri Utami Wijayanti


1361050018
TUJUAN PEMBELAJARAN
Definisi dan Tujuan Universal
Precaution
Jenis-Jenis Universal Precaution
Langkah-Langkah Universal
Precaution
Profilaksis Pasca Pajanan
Epidemiologi Kecelakaan Kerja
Tenakes
Medikolegal HIV
DEFINISI DAN TUJUAN
Universal precaution merupakan suatu
pedoman yang diterapkan oleh The Center
Disease Control and Prevention (CDC) dan The
Occupational Safety and Health Administration
(OSHA) untuk mencegah transmisi dari
berbagai penyakit yang ditularkan melalui
darah di lingkungan fasilitas pelayanan
kesehatan.

WHO dalam Nasronudin, 2007


Kewaspadaan umum adalah suatu cara untuk
mencegah penularan penyakit dari cairan
tubuh, baik dari pasien ke petugas kesehatan
dan sebaliknya juga dari pasien ke pasien
lainnya.

Kurniawati dan Nursalam, 2007


Kurniati dan Nursalam (2007),
menyebutkan bahwa universal
precautions perlu diterapkan dengan
tujuan:
1. Mengendalikan infeksi secara
konsisten
2. Memastikan standar adekuat bagi
mereka yang tidak didiagnosis atau
tidak terlihat seperti beresiko
3. Mengurangi resiko bagi petugas
kesehatan dan pasien
4. Asumsi bahwa resiko atau infeksi
JENIS-JENIS UNIVERSAL
PRECAUTION
Sarung tangan
Masker
Kacamata pelindung
Tutup kepala
Gaun
Sepatu
LANGKAH-LANGKAH UNIVERSAL
PRECAUTION
Langkah-Langkah Universal
Precautions
a. Cuci tangan selama 10-15 detik (pastikan
sela-sela jari, punggung tangan, ujung jari
dan ibu jari digosok menyeluruh) dengan
sabun di air mengalir setelah berhubungan
dengan pasien.
b. Pakai sarung tangan sebelum menyentuh
sesuatu yang basah atau terkontaminasi
dengan cairan tubuh.
c. Pakai masker dan kacamata pelindung bila
mungkin ada percikan cairan tubuh.
Langkah-Langkah Universal
Precautions
d. Tangani dan buang jarum suntik dan alat
kesehatan tajam sekali pakai.
e. Bersihkan dan disinfeksikan tumpahan cairan
tubuh pasien dengan disinfektan.
f. Penanganan alat medis harus sesuai dengan
standar disinfeksi dan sterilisasi.
g. Tangani semua bahan yang telah tercemar
cairan tubuh pasien dengan cara sterilisasi atau
disinfeksi.
h. Pembuangan limbah sesuai dengan prosedur
pembuangan limbah RS
Cara cuci tangan yang baik dan
benar
Memasang Sarung Tangan
Cara Pengelolaan Alat Bekas
Pakai
Dekontaminasi dengan lar. Klorin
0.5%-10%
Melepas Sarung Tangan
Recapping jarum
suntik
Wadah Jarum Suntik
PROFILAKSIS PASCA
PAJANAN
(PPP)
Pencegahan ini dilakukan selambat-
lambatnya 4 jam setelah pajanan
Apabila terjadi luka atau insiden
dimana darah atau cairan tubuh
pasien kontak dengan kulit yang
terbuka, langkah-langkah yg diambil
adalah sebagai berikut :
Cuci kulit atau luka yang terkena
kontak dengan air mengalir dan
sabun antiseptik
Apabila terkena mata, bilas dengan air
mengalir atau alirkan air di mata terbuka
Apabila terkena mulut, kumur air
secara menyeluruh lalu buang
Lapor tenaga kesehatan segera dan
pertimbangan pemberian PPP
(Profilaksis Pasca Pajanan)

P2K3 Panitia PIN Anti Retro


Viral

Panitia
Pembina
Kesehatan dan
Keselamatan
Kerja
Epidemiologi di Indonesia
HIV/AIDS Di Indonesia
Pertama ditemukan di Indonesia : Bali,
1987
Turis Asing
Homoseksual
Didiagnosis 2 tahun
sebelumnya

Sampai saat ini : 386 kabupaten/kota di


seluruh provinsi di Indonesia sudah
terkena
DepKes RI. Situasi dan Analisis HIV AIDS, 2014.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%
DepKes RI. Situasi dan Analisis HIV AIDS, 2014.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%
DepKes RI. Situasi dan Analisis HIV AIDS, 2014.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%
DepKes RI. Situasi dan Analisis HIV
AIDS, 2014.
http
DepKes RI. Situasi dan Analisis HIV AIDS, 2014.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%
Perlindungan Hukum dan HAM
terhadap Pengidap HIV/AIDS
Permasalahan pokok yang menyangkut
hukum berkaitan dengan maraknya kasus
HIV/ AIDS adalah bagaimana
menyeimbangkan antara perlindungan
kepentingan masyarakat dan kepentingan
individu pengidap HIV dan penderita AIDS.
Terdapat dua hak asasi fundamental yang
berkaitan dengan epidemi HIV/ AIDS yaitu :
1. Hak terhadap kesehatan
2. hak untuk bebas dari diskriminasi.
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu
yang diketahuinya tentang seorang pasien,
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
(KODEKI pasal 12)
Setiap dokter harus memelihara kesehatannya,
supaya dapat bekerja dengan baik. (KODEKI pasal
16)
KUHP pasal 322
Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia
yang wajib disimpan karena jabatan atau
pencariannya, baik sekarang maupn yang dahulu,
diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau denda paling banyak enam
ratus rupiah.
Undang - undang no 36 tahun 2009 tentang
kesehatan
Pasal 24 : tenaga kesehatan harus
memenuhi kode etik, standar profesi, hak
pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan, dan standar prosedur
operasional
Pasal 29 : dalam hal tenaga kesehatan
diduga melakukan kelalaian dalam
menjalankan profesinya, kelalaian tersebut
harus diselesaikan terlebih dahulu melalui
mediasi
Undang - undang no 29 tahun 2004 tentang
praktik kedokteran
Pasal 47 ayat 2 : rekam medis harus disimpan dan
dijaga kerahasiannya oleh dokter dan pemimpin
sarana pelayanan kesehatan
Pasal 48 ayat 1: setiap dokter dalam
melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran
48 ayat 2 : rahasia kedokteran dapat dibuka
hanya untuk kepentingan kesehatan pasien,
memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
dalam rangka penegakan hukum, permintaan
pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan
perundang-undangan
Pasal 50 : dokter dalam melaksanakan
praktik kedokteran mempunyai hak:
Memperoleh perlindungan hukum
sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional
Memberi pelayanan medis menurut
standar profesi dan standar prosedur
operasional

Anda mungkin juga menyukai