Anda di halaman 1dari 24

Wound and Bone Healing

Razmaeda Sarastry
Departemen Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Anatomi Kulit
Epidermis:
Lapisan tipis terdiri dari; stratum basale, stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lucidum, stratum corneum. Mengandung melanosit
dan keratinosit
Dermis:
Lapisan tebal mengandung kolagen dan serabut elastik, saraf, pembuluh
darah, kelenjar keringat dan sebasea, folikel rambut.
Subcutaneous Tissue:
Terdiri dari lapisan lemak
Luka/Jejas
Luka adalah diskontinuitas jaringan sebagai akibat dari ruda
paksa.
Luka dapat merupakan luka yang sengaja dibuat untuk tujuan
tertentu, seperti luka insisi pada operasi atau luka akibat
trauma seperti luka akibat kecelakaan
Macam jejas
1. Berdasar penyebab luka:
Ekskoriasi
Vulnus scisum
Vulnus laceratum
Vulnus punctum
Vulnus morsum
Vulnus combustio
Contusio
Penetrating
Macam jejas
2. Berdasar derajat kontaminasi:
Luka bersih: terjadi proses inflamasi, tidak ada kontak dan infeksi
dengan orofaring, sistem respirasi, digestif, dan genitourinari.
Kemungkinan terjadi infeksi luka sekitar 1-5%
Luka bersih terkontaminasi: potensi terjadi kontaminasi infeksi akibat
cipratan minimal flora normal. Kemungkinan infeksi 3-11%.
Luka terkontaminasi: luka terbuka baru. Kemungkinan infeksi 10-17%
Luka kotor: adanya mikroorganisme pada luka. Misal pada abses,
perforasi visera, dan trauma.
Macam Jejas
3. Berdasar kedalaman dan luas luka
Stadium I: luka pada lapisan epidermis kulit
Stadium II: partial thickness, luka mencapai dermis, terdapat tanda
klinis seperti erosi, abrasi, atau ulkus dangkal
Stadium III: full thichkness, luka mencapai fasia, namun tidak
mencapai otot.
Stadium IV: full thickness, luka mencapai otot, tendon dan tulang
dengan adanya destruksi jaringan yang luas.
Fase Penyembuhan Luka
Penyembuhan Luka
Fase koagulasi : setelah luka terjadi, terjadi perdarahan pada
daerah luka yang diikuti dengan aktifasi kaskade pembekuan darah
sehingga terbentuk klot hematoma.
Penyembuhan Luka
Fase inflamasi : Fase inflamasi mempunyai prioritas fungsional yaitu
hemostasis, menyingkirkan jaringan mati, dan mencegah infeksi oleh
bakteri patogen terutama bakteria.
Pada fase ini platelet yang membentuk klot hematom mengalami
degranulasi, melepaskan faktor pertumbuhan seperti PDGF dan TGF,
G-CSF, C5a, TNF, IL-1 dan IL-8. Leukosit bermigrasi menuju daerah luka.
Terjadi deposit matriks fibrin yang mengawali proses penutupan luka.
Proses ini terjadi pada hari 2-4.
Penyembuhan Luka
Fase proliferatif : terjadi dari hari ke 4-21 setelah trauma.
Keratinosit disekitar luka mengalami perubahan fenotif. Keratinosit
bergerak melalui interaksi dengan matriks protein ekstraselular
(fibronectin,vitronectin dan kolagen tipe I).
Faktor proangiogenik dilepaskan oleh makrofag yaitu VEGF sehingga
terjadi neovaskularisasi dan pembentukan jaringan granulasi.
Penyembuhan Luka
Fase remodeling (maturasi) : terjadi pada hari ke 21-hingga 1
tahun. Terjadi kontraksi luka, akibat pembentukan aktin myofibroblas
dengan aktin mikrofilamen yang memberikan kekuatan kontraksi pada
penyembuhan luka.
Pada fase ini terjadi juga remodeling kolagen. Kolagen tipe III digantikan
kolagen tipe I yang dimediasi matriks metalloproteinase yang disekresi
makrofag, fibroblas, dan sel endotel.
Faktor Berpengaruh
1. Faktor intrinsik: usia, nutrisi, hidrasi, okesigenasi,
perfusi jaringan, status imunologis, penyakit lain.
2. Faktor ekstrinsik: pengobatan, radiasi, infeksi,
iskemia, trauma jaringan
Keloid
Skar hipertrofik
Fraktur
Diskontinuitas tulang yang biasanya disebabkan oleh
trauma.
Patah tulang selalu dikaitkan dengan perdarahan, dan luka
periosteal (lapisan luar tulang) atau endosteal (lapisan dalam
tulang). Penyembuhan patah tulang didefinisikan sebagai
pemulihan stabilitas mekanik, kontinuitas dan kemampuan
tulang menopang beban secara normal.
Penyembuhan Luka fraktur
Indirect: merupakan proses natural dan paling sering
terjadi, terdiri dari proses penyembuhan
endochondral dan intramembranosa.
Direct: Memerlukan reduksi anatomis pada ujung
fraktur, fiksasi stabil dan tanpa pembentukan gap.
Termasuk di dalamnya adalah contact healing dan gap
healing.
Fase penyembuhan fraktur
Tahap 1: Peradangan (inflammation). Tahap ini dimulai pada hari
ketika patah tulang terjadi dan berlangsung sekitar 2 sampai 3 minggu.
Tahap 2: Pembentukan kalus halus (soft callus). Tahap ini biasanya
berlangsung hingga 4 sampai 8 minggu setelah cedera dan tidak
tampak pada gambaran Rongent
Penyembuhan fraktur
Tahap 3: Pembentukan kalus keras (hard callus). Antara 4 sampai 8
minggu, tulang baru mulai menjembatani fraktur (soft callus berubah
menjadi hard callus). Dengan waktu 8 sampai 12 minggu setelah
cedera, tulang baru telah mengisi fraktur.
Tahap 4: Remodeling tulang.
Penyembuhan fraktur
Faktor Berpengaruh
1. Tipe fraktur (lokasi, derajat luka, mekanisme)
2. Terapi fraktur (jenis fiksasi, gap antar tulang)
3. Usia, jenis kelamin
4. Komorbiditas
5. Obat-obatan
Perubahan pada level jaringan:
Berkurangnya pembentukan tulang, kartilago, angiogenesis
Percepatan hilangnya kartilago
Perubahan pada level molekuler:
Berkurangnya ekspresi growth factor, matriks protein
Bertambahnya gen proinflamasi, faktor pro-osteoklastogenik, dan gen pro-
apoptotik
Masa penyembuhan fraktur
tulang jari : 3 minggu
tulang metacarpals (telapak tangan) : 4 6 minggu
Distal radius : 4 6 minggu tulang lengan bawah: 8 10 minggu
humerus (tulang lengan atas) : 6 8 minggu
femoralis neck (tulang paha bagian leher): 12 minggu
femoral shaft (tulang paha bagian poros): 12 minggu
tibia dan fibula (tulang tungkai bawah dan tulang kering): 10 minggu

Anda mungkin juga menyukai