Anda di halaman 1dari 22

JURNAL READING

Pandangan saat ini :


Manajemen yang optimal pada
herpes genital.
OLEH: ALYSS A ALDILL A 406152080
PEMBIMBING: DR. JULIANA M.H.KES, SP.KK

K E PA N I T E R A A N K U L I T D A N K E L A M I N

R S H U S A D A J A K A RTA P U S AT

FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S TA R U M A N A G A R A

2017
VIRUS HERPES SIMPLEX
Tipe 1 (HSV-1) dan tipe 2 (HSV-2)
Genus virus simplex Subfamily alphaherpesvirinae Family herpesviridae.
Virus DNA dengan amplop
Ukurannya 150-200 nm
Kemiripan urutan gen pada genom HSV-1 dan HSV-2 adalah 40%
85% kemiripan bagian rangkaian gen yang mengkodi protein spesifik untuk
permukaan viruskemiripan antigennya reaksi silang.
Epitope spesifik dipermukaan glikoprotein gG (pada HSV 1 dan 2 ) dan gC(HSV1).
ETIOLOGI
Herpes virus ditransmisikan melalui kontak langsung.
Virus didapatkan dari orang dengan gejala karena infeksi rekuren pada bibir atau
genital, pada orang yang tanpa gejala biasanya ditransmisikan melalui saliva dan
genital.
HSV 1 infeksi dari pinggang ke kepala, HSV 2 dari pinggang ke kaki.
seroprevalensi bergantung pada usia, jenis kelamin, jumlah pasangan seksual,
dan status sosioekonomi .
Risiko meningkat pada : kebiasaan seksual beresiko tinggi, homosexual dan HIV
positif.
NUKLEOKAPSID

TEGUMEN

ENVELOPE

gambar 1. Gambaran Electron micrograph dari HSV-1 (~105,000) menunjukan komposisi dari virus
(nukleokapsid dengan densitas tinggi dikelilingi oleh tegumen dengan densitas rendah dan amplop virus
dengan densitas tinggi
INFEKSI
HSV masuk saat infeksi primer di lesi (membrane mukosa, kulit)
menggandakan diri secara local di keratinosit kulit, sel epitel di membrane
mukosa, dan di kelenjar getah beningviremia singkat,sulit didiagnosa.
masa inkubasi selama 2-12 hari, (1% yang terinfeksi munculnya luka herpes
tipikal pada tempat masuknya virus dan 99% asimptomatik)
Setelah onset infeksi primer, pada HSV 1 dan 2 bermigrasi melalui axon secara
retrograde menuju saraf ganglion sensoris dimana mereka akan memasuki
masa laten dan DNA virus akan bertahan pada neuron (ganglion yang
berhubungan dengan saraf yang menginervasi tempat infeksi).
EPIDEMIOLOGI
HSV 2 biasanya akibat adanya kontak seksual saat memulai hubungan seksual
setelah pubertas diagnose saat dewasa muda hingga dewasa
anti HSV 2 IgG wanita >pria lelaki risiko HSV 2 asimptomatik > wanita
tingginya angka transmisi virus dari laki-laki ke perempuan.
Pada sisi lain wania yang terinfeksi HSV 2sering simptomatik abstinensia.
Tingginya reaksi silang antigen HSV 1 dan 2riwayat infeksi HSV 1 risiko lebih
rendah terkena HSV 2 dsb. Infeksi HSV2 dapat meningkatkan risiko infeksi HIV
seroprevalensi bergantung pada usia, jenis kelamin, jumlah pasangan seksual,
dan status sosioekonomi .
Gambaran umum
HSV-2 secara klinis tidak dapat dibedakan dari yang disebabkan oleh HSV-1.
Infeksi pada sistem saraf pusat (SSP) dan organ indera dapat bermanifestasi
sebagai ensefalitis, meningitis, myelitis, atau retinitis (HSV-1, HSV-2), dan dengan
pasien immunocompromised, infeksi menyebar luas ke visceral, manifestasi
pada paru-paru, hati, atau kerongkongan (HSV-1,HSV-2) dapat terjadi. Selain itu,
herpes neonatal atau bawaan (Sangat jarang) herpes (HSV-2, HSV-1) hasil dari
perinatal atau infeksi prenatal (intrauterine) pada ibu hamil atau neonatus.
gambar 2. Perbedaan lokalisasi HSV 1 dan 2
Tabel 1. Cara untuk mendeteksi HSV termasuk DNA virus
tabel 2. Bermacam cara untuk menentukan antibody
HSC spesifik
HERPES GENITAL PRIMER
Gambaran klinis klasik : lesi khas membrane mukosa berupa makula dan papul,
diikuti oleh vesikel, pustul, dan ulkus.
Lesi ini timbul dalam 4-7 hari setelah terpapar seksual.
Lesi sebagian besar muncul pada bagian luar kelamin ditandai oleh kelompok
bilateral, tapi bisa juga terlokalisasi di daerah perianal, di bokong, atau paha
bagian atas.
Gejala khas pasien adalah nyeri, gatal, terbakar, dan nyeri saat BAK.
Pada infeksi primer, Lesi kelamin dapat disertai dengan limfadenopati, demam,
Cervicitis (wanita), dan proktitis (pria homoseksual).
HERPES GENITAL REKUREN
Reaktivasi HSV laten > episode herpes genital simtomatik rekuren
tanda paling awal episode berulang: gejala prodromal (paresthesia dan nyeri di
daerah Dermatom lumbosakral).
Herpes genital berulang tampak sebagai penyakit yang tidak berat dan durasi
lebih pendek dibanding infeksi primer.
pria memiliki sejumlah kecil vesikel, dan Infeksi pada wanita dikaitkan dengan
lesi kelamin yang muncul seperti vesikel dan ulkus atau hanya menyebabkan
iritasi vulva. Durasinnya berlangsung ~ 8-10 hari.
tabel 3. Data laboratoris untuk diagnosa infeksi HSV pada lesi herpes genital
Diberikan setelah 14 mgg awal kehamilan

tabel 4. Terapi antivirus untuk herpes genital


RESISTENSI
herpes genital pasien immunocompromised Dapat dikaitkan dengan resistensi
terhadap asiklovir / valacyclovir dan Resistensi silang terhadap famciclovir

Foscarnet
Prevalensi strain HSV-2 yang resisten terhadap asiklovir 5% pasien HIV-
positif pirofosfat analog foscarnet (trisodium Phosphonoformate) dianjurkan
untuk Pengobatan alternative dosis 3 x 40 (-80) mg / kgBB secara iv sampai
resolusi klinis hambat DNA polimerase esensial Terapi antiviral dengan
foscarnet harus dilakukan di bawah Kondisi rawat inap toxic Efek sampingn
signifikan seperti kelainan pada fungsi hati Dan ulkus pada membran mukosa
urogenital.
CIDOFOVIR
analog nukleotida Cidofovir (penggunaan off-label, 5 mg / kgBB satu kali
seminggu atau setiap 2 minggu sampai resolusi klinis), dipercaya untuk terapi
antiviral retinitis CMV Pada pasien AIDS.
Penggunaan krim Topikal foscarnet 1% atau 1% cidofovir gel telah Terbukti
untuk penyembuhan herpes genital yang signifikan pada Orang HIV-positif
dengan HSV yang resisten terhadap asiklovir.
OBAT LAINNYA
Amenamivir (ASP2151) aman dan efektif dalam merawat Lesi herpetik genital
pada penelitian hewan dan uji klinis.
Pritelivir (BAY 57-1293, AIC316) Pada fase Percobaan II menunjukkan Efek
signifikan dalam mengurangi penularan virus herps genital asimtomatik HSV-2
serta lesi herpetik pada individu dengan Herpes genital
mikrobisida (gel, krim, atau lotion) membantu Mencegah herpes genital yang
Disebabkan oleh penularan selama aktivitas seksual. Obat Terbaik yang diteliti
adalah tenofovir, reverse analog nukleosida Transcriptase inhibitor (untuk
mencegah dan Mengobati infeksi HIV), Aplikasi vagina tenofovir gel 12 jam
sebelum Hubungan seksual mengurangi akuisisi HSV-2
TES RESISTENSI
Kegagalan pengobatan antiviral yang disebabkan oleh resistensi terhadap
asiklovir, Valacyclovir, atau famciclovir yang diduga Dengan tidak adanya
perbaikan klinis setelah pemberian Obat antiviral paling sedikit 10 hari
Pengujian resistensi fenotipik dan / atau genotipik harus dilakukan.
PENCEGAHAN
Konseling untuk pasangan
serologi tipe HSV spesifik mengidentifikasi karier HSV-2 yang dapat
mentransmisikan Virus untuk pasangan seksual mereka.
penggunaan kondom untuk Seks yang lebih aman harus direkomendasikan.
Jika terjadi gejala (Lesi herpes genital /gejala prodromal) konseling untuk
menjauhkan diri dari hubungan seksual.
Kedua pasangan harus diberitahu tentang status HSV, konsekuensi terkena
herpes genital, penularan asimtomatik dan dampaknya pada kehamilan.
Dukungan psikoterapis terutama pada wanita muda dengan Tekanan fisik dan
mental beratmengurangi frekuensi episode herpes genital rekuren
VAKSIN TERAPEUTIK
vaksin terapeutik :mengurangi rekurensi HSV dan penularan asimtomatik Pada
pasien dengan infeksi HSV laten yang ada. Vaksin profilaksis :mencegah penyakit
akut dan Infeksi laten pada orang-orang dengan HSV seronegatif
Masih dalam tahap pengujian :
kombinasi CD8 + T-cell immunogen ICP4 dengan HSV-2 gD untuk menginduksi
kekebalan humoral dan seluler yang poten. Baru-baru ini, subunit vaksin HSV-2
ajuvan baru yang Terdiri dari protein virus yang direkombinasi secara terbuka
GD2, UL19, dan UL25 telah berhasil diuji pada Model hewan sebagai calon
vaksin yang menjanjikan untuk pengobatan Dan pencegahan herpes genital
dengan vaksinasi
KESIMPULAN
Herpes genital adalah masalah medis global
manajemen medis pasien yang terkena dampak seringkali tidak memuaskan.
diagnostic laboratorium, terapi antiviral pencegahan penyakit dengan
pemberian antivirus untuk menekan jumlah vrus, pengelolaan pasien termasuk
konseling yang secara signifikan telah berkembang.
Pemantauan efektivitas dan toleransi terapi obat antiviral, terutama pada kasus
resistensi asiklovir. Harus menyediakan lebih banyak vaksin untuk pencegahan
infeksi primer maupun rekuren penyakit herpes genital
inhibitor helicase-primase dan juga profilaksis serta terapi vaksin HSV telah
menunjukan hasil yang menjanjikan. Tetapi masih didalam masa pengujian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai