2
OBAT
zat kimia yang dapat
mempengaruhi proses kehidupan
(Lehne, 1998)
FARMAKOLOGI
studi tentang obat dan interaksinya
dengan sistem kehidupan (Lehne, 3
1998)
FARMAKOLOGI KLINIK
Studi tentang obat & pengaruhnya
thd manusia (Lehne, 1998)
FARMAKOLOGI TERAPEUTIK
penggunaan obat untuk
mendiagnosa, mencegah, atau
menangani penyakit atau untuk
mencegah kehamilan (Lehne,
1998)
OBAT IDEAL
Efektif Memenuhi :
Aman 1. Safety
Selektif 2. Efficacy
Mudah dalam 3. Quality
pemberian
Bebas dari interaksi
obat
Biaya murah
Stabil scr kimia
Memiliki nama generik
yang simpel 5
Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak
ada obat yang memenuhi semua kriteria obat ideal:
tidak ada obat yang aman; semua obat
menimbulkan efek samping; respons terhadap obat
sulit diprediksi dan mungkin
I. Absorbsi
II. Distribusi
III. Metabolisme/ biotransformasi
IV. Ekskresi
10
Absorbsi
penyerapan/masuknya obat dari
tempat pemberian ke jaringan
target, meliputi transformasinya dari
bentuk saat diberikan (a dosage
form) menjadi bentuk yang dapat
digunakan scr biologis (a biologically
usable form)
11
Absorbsi
Rute pemberian obat
1. Enteral (oral, buccal, sublingual, atau
rektal, atau lewat selang nasogastrik):
absorbsi terutama melalui usus halus,
ttp juga melalui mukosa mulut, mukosa
lambung, usus besar, atau rektum
2. Parenteral (intravena [iv], subkutan [sc],
intramuskular [im], intradermal, intra-
artikular, intratekal, epidural)
12
Absorbsi
Rute pemberian
13
Absorbsi
Mekanisme absorbsi
1. Difusi pasif
= perpindahan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah dg cara difusi mll
membran sel tanpa energi
14
Absorbsi
2. Transport aktif
= perpindahan molekul terionisasi yg
menggunakan energi sel
contoh: Levodopa (L-dopa) transport asam
amino
3. Filtrasi
= perpindahan molekul krn adanya tekanan
mll pori-pori sel
15
Faktor-faktor
yang mempengaruhi absorbsi
1. Luas permukaan
2. Aliran darah
3. Nyeri & stress
4. Motilitas sal. Pencernaan
5. Bentuk obat
- Rapid rate (dtk-mnt): sublingual, IV,
inhalasi
- Intermediate rate (1-2 jam): oral, IM, SC
- Slow rate (jam-hari): rektal 16
Faktor-faktor
yang mempengaruhi absorbsi
8. Kelarutan obat, pH (sifat fisika zat aktif)
9. Bioavailability
= persentase dosis obat yang mencapai
sist. sirkulasi
10. Daur enterohepatik
17
Distribusi
Proses sehingga obat berada di cairan tubuh dan jaringan
tubuh
I. Aliran darah
II. Afinitas thd jaringan
III. Efek ikatan protein
18
Metabolisme/ Biotransformasi
Proses kimia yang mengubah bentuk aslinya menjadi
bentuk yang larut-air (metabolit) sehingga dapat
diekskresikan
Jenis reaksi biotransformasi:
- reaksi sintesis atau konjugasi:
kombinasi dg zat endogen
- reaksi nonsintesis: dg oksidasi, reduksi,
atau hidrolisis
19
Biotransformasi
Peran enzim:
- meningkatkan kelarutan obat dlm air
untuk diekskresikan mll sist.renal
- mengubah kelarutan obat dlm lemak
untuk diekskresikan mll sist.biliaris
20
Ekskresi
Proses membuang metabolit obat dari tubuh
21
Farmakodinamik
Dalam mempelajari
Farmakodinamik tidak terlepas
mempelajari tempat aksi obat
dalam tubuh yang disebut
Reseptor
Konsep Reseptor
Teori reseptor sebagai kajian kerja obat :
1. Langley & Erlich : mengemukakan kerja obat diperantarai
reseptor.
2. Clark (1933) : Teori dosis-respon obat, peningkatan respon
obat peningkatan obat pada reseptor ikatan obat
dengan reseptor terhadap suatu fraksi/gugus dari obat
farmakofor, semua ikatan O-R reversibel.
3. Stephenson (1956-lebih diterima umum) : konsep afinitas
obat dan reseptor luang melahirkan konsep dan kajian
afinitas & aviditas, agonis & antagonis dengan berbagai
jenisnya.
Reseptor
Secara umum diartikan sebagai molekul target supaya obat
memberikan efek. Biasanya berupa protein.
Tipe reseptor :
a. Kanal ion, contohnya : nikotinik asetilkolin, reseptor GABA,
reseptor glutamat.
b. G-protein coupled reseptor, contohnya : muskarinik
aseltilkolin, reseptor adrenergik.
c. Tyrosin-kinase-linked reseptor, contoh reseptor insulin. Dan
reseptor faktor pertumbuhan
d. Intraseluler steroid/thyroid type.
Reseptor
Enzim sebagai target kerja obat
Melekul obat sebagai analog substrat,
Sebagai inhibitor contohnya : neostigmin pada
asetilkolinesterase.
Menghambat enzim secara nonkompetitif misalnya: aspirin
menghambat siklooksigenase secara irreversible.
Substrat palsu dan menghasilkan produk abnormal. Contohnya
metildopa yang ikut pada proses pembentukan noradrenalin
sehingga yang dibentuk metilnoradrenalin.
Reseptor
Protein Pembawa
Untuk transport ion-ion atau molekul senyawa organik.
Terdapat banyak pembawa seperti untuk transpor
glukosa dan asam amino ke dalam sel, transpor ion atau
senyawa di tubulus ginjal dan pembawa yang berfungsi
sebagai reuptake di ujung syaraf.
Mekanisme Kerja Obat yang non spesifik
Ikatan OR :
1. Ionik
2. Hidrofob
3. Ikatan hidrogen
4. Pole- dipole
Hubungan antara Dosis Obat dan Respon
Hubungan antara Dosis Obat dan Respon
Potensi = jumlah obat untuk menghasilkan efek. EC50 atau ED50
artinya jumlah obat yang diperlukan untuk menghasilkan 50%
efek. Biasanya dinyatakan dalam 25 mg atau 25mg/kgBB.
Slope = menyatakan margin of safety, karena penambahan dosis
sedikit efek yang dihasilkan meningkat.
Variasi biologi = perbedaan besarnya respon di setiap individu
pada pemberian dosis yang sama. Variasi biologi (variabilitas)
menunjukkan bahwa bahwa respon obat berbeda pada setiap
individu.
ED50 disebut juga median effective dose adalah dosis yang
diperlukan untuk menghasilkan efek tertentu pada 50%
populasi.
LD50 disebut juga median lethal dose adalah dosis yang
menimbulkan kematian 50% populasi hewan percobaan.
Hubungan antara Dosis Obat dan Respon
Individu memberikan efek pada dosis sangat rendah
hiperreaktif atau hipersensitif.
Hipersensitif sering disalahartikan dengan alergi obat.
Hipersensitif juga bisa disebut Supersensitivitas bila disebabkan
oleh denervasi syaraf.
Individu memberikan efek pada dosis sangat tinggi
hiporeaktif.
Sensitivitas menurun pada pemakaian obat jangka panjang
disebut toleransi. Apabila terjadinya cepat disebut takifilaksis.
Toleran bisa terjadi karena imunitas apabila terjadi
pembentukan antibodi.
Jika terjadi efek yang lain dari biasanya, akibat alergi atau
kelainan genetik disebut idiosinkrasi.
Selektivitas Obat
Tidak ada obat dengan efek tunggal. Contohnya: Morfin sebagai
suatu analgesik, morfin juga menekan refleks batuk, sedasi,
depresi pernapasan, konstipasi, kontriksi bronkioli, pelepasan
histamin, antidiuresis dan lain-lain.
Hubungan dosis obat dengan efek yang diinginkan dan tidak
diinginkan dinyatakan sebagai indeks terapeutik,
Kenyataannya satu obat dapat memiliki lebih dari satu indeks
terapeutik. Contoh : Aspirin Indeks terapi obat sakit kepala
dengan artritis.
Dalam penelitian klinik, selektivitas obat dinyatakan untuk
menyimpulkan pola dan insiden efek samping yang timbul pada
dosis terapi. rasio antara median lethal dose dan median
effective dose (=LD50/ED50).
Aksi dua obat : Agonis dan Antagonis
Agonis = efek yang dihasilkan sama dengan efek yang dihasilkan
oleh senyawa endogen pada reseptor.
Antagonis = menghambat efek.
Antagonis/Agonis parsial = efek yangterjadi setengah dari efek
senyawa endogen.
Aksi dua obat : Agonis dan Antagonis