Tapir datang menemaniku kalau aku sedang sedih, bingung, atau bosan.
Kami lalu main sama-sama dan takjub sama-sama.
Kalau tidak sedang menemaniku, Tapir pulang ke rumahnya di hutan.
(Amal, 2013:12-15)
b. Teman Imajinasi dalam Pangeran Kecil
Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh Aku yang mempunyai teman
imajinasi bernama Pangeran Kecil. Tokoh Aku menceritakan tentang Pangeran
Kecil yang menemaninya di gurun selama beberapa hari. Alasan penulis
menyebutkan bahwa Pangeran Kecil adalah imajinasi si tokoh Aku karena pada
saat si tokoh Aku mulai bercerita mengenai Pangeran Kecil, tempat pertama
mereka bertemu adalah di Gurun Sahara, saat si tokoh Aku terdampar. Seperti
pada kutipan berikut:
ketika aku terpaksa mendarat di Gurun Sahara. Ada yang
rusak dalam mesin pesawatku. Dan karena aku tak membawa
teknisi ataupun penumpang, kuberanikan diri untuk mengerjakan
reparasi yang sulit seorang diri. Ini persoalan hidup dan mati.
Air minum yang kupunyai nyaris tak cukup untuk seminggu.
(Saint-Exupry, 2003:14)
Gurun yang tempat si tokoh Aku terdampar dan bertemu dengan Pangeran Kecil
juga jauh dari peradaban manusia. Oleh karena itu menjadi suatu keanehan
apabila tiba-tiba ada seorang anak kecil yang datang menghampiri tokoh Aku
yang sedang terdampar. Seperi kutipan berikut
Pada malam pertama, aku tidur di pasir, seribu mil jauhnya dari
semua
tempat yang berpenghuni manusia. Aku lebih terisolasi daripada
korban
kapal karam yang terapung di rakit di tengah laut. Maka bayangkan
kekagetanku ketika pada saat fajar dibangunkan oleh suara kecil
lucu yang berkata, Tolong gambarkan biri-biri untukku!
pelan-pelan kugosok mataku. Pelan-pelan aku memandang berkeliling.
Akan lain halnya apabila mereka bertemu di laut atau di hutan. Di gurun
biasanya orang mengalami fatamorgana. Fatamorgana yaitu hal yang bersifat
khayal dan tak mungkin dicapai (KBBI, 2008:389). Apalagi ketika orang kehausan
atau kelaparan, ditambah dengan keadaan gurun yang panas, akan lebih
memungkinkan jika seseorang itu berhalusinasi atau mengalami fatamorgana.
Seperti pada kutipan berikut ini:
Sekarang aku terpesona menatap anak yang tiba-tiba muncul di depanku,
mataku terbelalak. Ingat, aku seribu mil jauhnya dari tempat tinggal
manusia. Meskipun demikian anak kecil ini tidak tampak tersesat,
ataupun hampir mati kelelahan, atau kelaparan, atau kehausan, atau
ketakutan. Tak ada tanda-tanda yang menunjukan dia anak yang
tersesat di tengah gurun,seribu mil jauhnya dari tempat yang dihuni
manusia. (Saint-Exupry, 2003:16)
Pada gambar ilustrasi yang terdapat pada buku cerita, Pangeran Kecil
digambarkan lengkap dengan pakaian dan jubah yang bagus, juga memakai sepatu
boots dan mambawa pedang panjang yang dipegang oleh tangan kirinya. Rambutnya
berwarna kuning emas dan tampak sehat. Oleh karena itu penulis berpendapat
bahwa Pangeran Kecil adalah khayalan si tokoh Aku pada saat ia terdampar di
c.Persamaan dan Perbedaan Teman Imajinasi dalam Mirah Mini dan Pangeran Kecil
Persamaannya terletak pada teman imajinasi. Kedua cerita ini sama-sama memiliki
teman imajinasi yang diceritakan dalam cerita. Mirah Mini dengan Tapirnya dan
tokoh Aku dengan Pangeran Kecil. Teman imajinasi mereka diceritakan dengan cukup
detail, apalagi pada Pangeran Kecil, si tokoh Aku bercerita banyak tentang sosok
Pangeran Kecil.
Perbedaannya terdapat pada tokoh yang menjadi pencerita teman imajinasi. Di
Mirah Mini yang menceritakan teman imajinasi adalah anak umur lima tahun,
sedangkan pada Pangeran Kecil adalah orang dewasa yang berprofesi sebagai pilot
pesawat. Hal itu berpengaruh juga kepada cara bercerita. Mirah Mini menceritakan
teman Tapirnya dengan sederhana, ia hanya bercerita tentang baju Tapir yang
berwarna hitam dan celana putih, rumah Tapir yang semakin kecil, teman Tapir yang
semakin sedikit, Tapir yang hanya bisa dilihat oleh orang dewasa, dan kesedihan
Tapir yang merasa tidak dianggap oleh orang dewasa
Lain halnya dengan si pilot yang bercerita panjang lebar tentang Pangeran
Kecil. Walaupun yang menceritakan adalah orang dewasa, ketika ia menceritakan
Pangeran Kecil, ia mengambil dari sudut pandang anak-anak. Ketika ia
menceritakan Pangeran Kecil dan Baobab, ketika Pangeran Kecil terisak karena
takut bunganya dimakan oleh biri-biri, Pangeran Kecil yang menyukai matahari
terbenam, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Lalu perbedaan lainnya terdapat pada sudut pandang yang digunakan. Dalam
Mirah Mini sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama, dan
Mirah Mini juga menjadi tokoh utama dari cerita Mirah Mini. Sedangkan Pangeran
Kecil diambil dari sudut pandang orang pertama yaitu dari tokoh Aku. Akan
tetapi tokoh utama dari Pangeran Kecil ini adalah Pangeran Kecil. Fokus cerita
pada Pangeran Kecil yaitu kepada tokoh Pangeran Kecil. Pengarang lebih banyak
menceritakan Pangeran Kecil dibandingkan dengan tokoh Aku.
2. Lingkungan
Mama tahu aku sayang Tapir temanku. Di sore hari mama sering
menyediakan dua gelas susu stroberi di meja untuk kami. Juga
dua piring kue sedap. (Amal, 2013:35)
Kupikir mamaku ajaib, tidak seperti orang dewasa lain. Mereka
tidak bisa melihat Tapir temanku. Tidak bisa banget.(Amal, 2013:35)
Ada orang-orang dewasa, berjumlah kurang dari lima. Ini menurut
hitungan jariku. Orang-orang dewasa ini pernah bilang, Tapir temanku
tidak benar-benar ada. Kalau sudah begitu, aku merasa sebal dan sedih,
lalu aku pulang menangis. Sepanjang jalan kupegang erat-erat tangan
Tapirku. Aku tahu, diam-diam dia juga sedih, lalu aku pulang menangis.
Sepanjang jalan kupegang erat-erat tangan Tapirku. Aku ahu, diam-diam
dia juga sedih, dianggap tidak ada. (Amal, 2013:36)
Orang dewasa yang menganggap teman Tapir Mirah Mini tidak benar-benar ada membuat
Mirah Mini mempertanyakan hal itu kepada Mamanya.
Kenapa orang dewasa begitu? Aku tanya mama.
Begitu bagaimana? Mama balik bertanya.
Kenapa orang dewasa tidak lihat yang ajaib-ajaib?
(Amal, 2013: 38)
Ketika Mirah Mini bertanya kepada mama tentang mengapa orang dewasa yang
tidak bisa melihat hal-hal yang ajaib, jawaban inilah yang didapat oleh mirah-
mini:
hmm Mungkin mereka punya banyak urusan lain yang lebih penting.
Jadi lupa meliht yang ajaib di sekitar.
Kenapa lupa?
Mungkin karena sudah sering lihat. Yang ajaib, yang luar biasa,
lalu tampak biasa saja. (Amal, 2013:38)
Mirah Mini menjadi takut kehilangan kesenangannya bersama teman Tapir atau
teman imajinasinya. Ketakutan itu dikarenakan Mirah Mini takut tidak bisa lagi
melihat teman imajanisasinya yang perlahan akan tergantikan dengan hal-hal
yang lebih real seiring dengan bertambah dewasanya Mirah Mini. Karena mindset
Mirah Mini bahwa ketidakmampuan melihat hal-hal ajaib itu dikarenakan
tumbuhnya seseorang menjadi dewasa.. Ketika sesuatu yang tak nampak akan
tetapi membuatnya senang tak lagi dia dapatkan dan digantikan dengan sesuatu
yang jelas bentuknya tetapi tidak memberikan kesan apa-apa.
Menurut Mirah Mirah menjadi orang dewasa itu tidak menyenangkan karena
tidak bisa melihat sesuatu yang ajaib. Orang dewasa yang terlalu sering
melihat hal-hal ajaib membuat mereka menjadi tidak bisa melihat lebih banyak
hal-hal ajaib lainnya. Hal-hal ajaib tersebut bisa mereka dapatkan di sekitar
mereka, Menurut Mirah Mini orang dewasa tidak perlu pergi jauh-jauh, mencari
sesuatu yang ajaib. Karena pada dasarnya hal-hal yang mengandung keajaiban
terdapat di sekeliling mereka, sesuatu yang justru taat hukum alam.
a. Pandangan Pangeran Kecil Terhadap Orang Dewasa
Awalnya ini bermula ketika Pangeran Kecil pergi dengan tujuan untuk
mencari pekerjaan dan mendidik diri. Lalu ia pergi ke asteroid dekat
planetnya. Mula-mula ia pergi ke asteroid 325. Planet ini dihuni oleh seorang
raja yang tamak, yang menganggap semua yang datang ke planetnya adalah
rakyat. Selain itu ia juga beranggapan kalau ia dapat memerintah segalanya
termasuk bintang dan dapat menghakimi seekor tikus. Hal itu membuat Pangeran
Kecil aneh kepada orang dewasa seperti kutipan berikut: Orang dewasa benar-
benar aneh, (Saint-Exupry, 2003:49). Selanjutnya adalah asteroid 326.
Planet ini dihuni oleh orang yang sangat angkuh. Dia begitu senang apabila
mendapatkan pujian dan dipuji orang dan orang angkuh hanya mendengar pujian
(Saint-Exupry, 2003:51).
Lalu ia pun pergi ke asteroid 327. Planet ini dihuni oleh seorang peminum
yang rakus, ia terus menerus minum untuk menutupi rasa malunya karena meminum
minuman beralkohol (Saint-Exupry, 2003:52-53).
Asteroid selanjutnya adalah asteroid 328. Planet ini dihuni oleh seorang
pengusaha yang terus-menerus bekerja mengumpulkan angka-angka. Dan ia berkali-
kali menegaskan kepada Pangeran Kecil kalau dia adalah seorang yang serius.
Yang dilakukan orang di planet 328 itu ridak jauh berbeda dengan orang-orang
dewasa yang gila kerja. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana memperkaya diri
sendiri tanpa memperdulikan orang lain.
Selanjutnya ada asteroid 329 yang dihuni oleh seorang penyulut lampu dan
lapu jalanan. Dan penyulut lampu akan menyulut lampunya setiap satu menit.
Penyulut lampu hanya mengikuti perintah orang yang memerintahnya. Pangeran
Kecil hanya merasa iba akan penyulut lampu yang ia temui.
Selanjutnya adalah asteroid 329 yang dihuni oleh seorang geografer.
Seseorang yang terpelajar dan tahu di mana letak semua laut, sungai, kota,
gunung, dan gurun (Saint-Exupry, 2003:63). Pekerjaannya hanya menanyakan
pendatang tentang bagaimana keadaan geografis di planet pendatang tersebut.
Akan tetapi si geografer tidak pernah pergi ke manapun. Dia hanya dia di
planet itu dan menuliskan semuanya tanpa tahu kebenarannya. Akan tetapi dia
c. Persamaan dan Perbedaan Pandangan Terhadap Orang Dewasa dalam Mirah Mini dan
Pangeran Kecil
Persamaannya adalah sama-sama terdapat sindiran atau kritikan kepada orang
dewasa. Banyak hal yang tidak dimengerti anak-anak terhadap orang dewasa. Dalam
kedua cerita ini sama-sama menceritakan satu orang yang masih mempunyai sifat
kanak-kanak seperti tokoh Mama pada Mirah Mini dan tokoh Aku pada Pangeran
Kecil.
Peredaannya terdapat pada pengungkapan sindiran kepada orang dewasa. Mirah
Mini lebih sederhana dan langsung mengacu kepada orang dewasa di bumi,
sedangkan pada Pangeran Kecil melibatkan unsur konotasi yang terdapat pada
asteroid-asteroid dalam cerita.
Kesimpulan