Anda di halaman 1dari 28

Dunia di Mata Anak-Anak dalam Cerita Mirah

Mini dan Terjemahan The Little Prince


(Pangeran Kecil)
NITA OKTAVIANI
180110110028
Dunia di mata anak-anak dan dunia di mata orang dewasa pastilah
berbeda. Dunia anak-anak adalah alam kehidupan anak-anak (KBBI, 2008:347).
Dunia yang penuh imajinasi tanpa batas juga penuh keajaiban. Oleh karena
itu terdapat buku yang dikhususkan untuk anak-anak. Buku anak biasanya
berisi tentang hal-hal di luar nalar orang dewasa, seperti hewan dan
tumbuhan yang dapat berperilaku seperti manusia, mahluk ajaib seperti
peri, jin, dan lain-lain.
Salah satu karya sastra anak dunia yang terkenal adalah dongeng-
dongeng karya Hans Christian Andersen (Princess Thumbelina, The Little
Mermaid, The Ugly Ducking), Antoine de Saint-Exupery (Le Petit Prince atau
The Little Prince) JK. Rowling (Harry Potter) Katherine Paterson (Bridge
to Terabithia) dan John Ronald Reyel Tolkien (The Hobbit dan The Lord of
the Rings).
Lain hal nya di Indonesia, karya sastra anak di Indonesia yang
terkenal diantaranya si Kancil, Timun Mas, Kura-kura dan Monyet, dan tahun
Menurut Huck dkk. (dalam Nutgiyantoro, 2010:7) buku anak, sastra anak
adalah buku yang menempatkan sudut pandang anak sebagai pusat cerita.
Hal ini bertujuan agar anak mudah memahami isi cerita apabila cerita
tersebut diambil dari kaca mata anak-anak.
Salah satu buku anak Indonesia yang menggunakan sudut pandang anak-
anak sebagai pusat cerita adalah Mirah Mini karya Nukila Amal dan Hanafi.
Buku ini bercerita tentang seorang anak perempuan bernama Mirah Mini yang
dalam setiap harinya dipenuhi dengan keajaiban. Penulis buku ini adalah
Nukila Amal dan Hanafi sebagai illustrator. Akan tetapi, tidak hanya
cerita anak saja yang diambil dari sudut pandang anak-anak. Ada satu
cerita untuk orang dewasa yang diambil dari sudut pandang anak-anak yaitu
Le Petit Prince atau The Little Prince yang sudah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan judul Pangeran Kecil.
Pangeran Kecil karya Antoine de Saint-Exupery ini dipersembahkan untuk
orang dewasa yang pernah menjadi anak-anak. Akan tetapi cerita ini lebih
condong kepada pemikiran Pangeran Kecil yang seorang anak-anak.
Ternyata, tidak hanya buku anak-anak yang mengambil sudut pandang
anak-anak sebagai pusat cerita, ada juga buku yang di persembahkan untuk
orang dewasa yang diambil dari sudut pandang anak-anak. Dalam kajian ini
penulis lebih menekankan pada tokoh anak-anak dan bagaimana dunia di mata
anak-anak itu digambarkan oleh pengarang dewasa dalam ceritanya. Oleh
karena itu, penulis mengangkat penelitian yang berjudul Analisis
Perbandingan Penggambaran Dunia di Mata Anak-Anak Pada Tokoh Anak dalam
Mirah Mini karya Nukila Amal dengan Pangeran Kecil karya Antoine de Saint-
Exupery dengan memfokuskan kajian kepada teks cerita.
1. Teman Imajinasi

a. Teman Imajinasi dalam Mirah Mini


Mirah Mini mempunyai teman imajinasi bernama Tapir. Menurut Mirah Mini,
Tapir begitu lucu dan pintar Seperti pada kutipan berikut: Aku punya
teman tapir, namanya Tapir. Dia mirip salah satu gambar di buku ceritaku.
Tapir suka pakai celana putih. Tapir lucu dan pintar sama sekali. (Amal,
2013:12).
Hal itu dikarenakan bacaan atau karya sastra yang sebelumnya di dengar
oleh Mirah Mini melelui buku cerita bergambar yang Mama Mirah Mini sering
bacakan setiap malam sebelum Mirah Mini tidur. Berikut kutipan yang
menunjukan kegiatan tersebut: Aku punya seorang mama. Setiap malam,
mamaku sering bercerita sebelum aku tidur. Aku paling suka cerita hewan-
hewan pintar dan lucu. Mama memperlihatkan gambar mereka di buku. (Amal,
2013:8). Kegiatan membaca ini adalah salah satu kegiatan rutin bagi Mirah
Dari kegiatan tersebutlah muncul imajinasi Mirah Mini mengenai Tapir.
Menurut Nurgiyantoro, bagi anak usia dini yang belum dapat membaca dan
hanya dapat memahami sastra lewat orang lain, cara penyampaiannya masih
amat berpengaruh sebagaimana halnya orang dewasa mengapresiasi poetry
reading atau deklamasi (Nurgiyantoro, 2010:39).
Nurgiantoro yang berkata dengan membaca bacaan cerita sastra imajinasi
anak dibawa berpetualang ke berbagai penjuru dunia melewati batas waktu
dan tempat, tetapi tetap berada ditempat dibawa untuk mengikuti kisah
cerita yang dapat menarik seluruh kedirian anak. Lewat cerita itu anak
akan memperoleh pengalaman yang luar biasa (Vicarous experience) yang
setengahnya mustahil diperoleh dengan cara-cara selain membaca sastra
(Nurgiyantoro, 2010:39).
Akan tetapi, Tapir tidak menemani Mirah Mini setiap saat. Tapir hanya
datang pada saat-saat tertentu. Hal tersebut menunjukan imajinasi Mirah Mini
hanya ada ketika saat-saat tertentu. Berikut kutipan dalam cerita:

Tapir datang menemaniku kalau aku sedang sedih, bingung, atau bosan.
Kami lalu main sama-sama dan takjub sama-sama.
Kalau tidak sedang menemaniku, Tapir pulang ke rumahnya di hutan.
(Amal, 2013:12-15)
b. Teman Imajinasi dalam Pangeran Kecil
Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh Aku yang mempunyai teman
imajinasi bernama Pangeran Kecil. Tokoh Aku menceritakan tentang Pangeran
Kecil yang menemaninya di gurun selama beberapa hari. Alasan penulis
menyebutkan bahwa Pangeran Kecil adalah imajinasi si tokoh Aku karena pada
saat si tokoh Aku mulai bercerita mengenai Pangeran Kecil, tempat pertama
mereka bertemu adalah di Gurun Sahara, saat si tokoh Aku terdampar. Seperti
pada kutipan berikut:
ketika aku terpaksa mendarat di Gurun Sahara. Ada yang
rusak dalam mesin pesawatku. Dan karena aku tak membawa
teknisi ataupun penumpang, kuberanikan diri untuk mengerjakan
reparasi yang sulit seorang diri. Ini persoalan hidup dan mati.
Air minum yang kupunyai nyaris tak cukup untuk seminggu.
(Saint-Exupry, 2003:14)

Gurun yang tempat si tokoh Aku terdampar dan bertemu dengan Pangeran Kecil
juga jauh dari peradaban manusia. Oleh karena itu menjadi suatu keanehan
apabila tiba-tiba ada seorang anak kecil yang datang menghampiri tokoh Aku
yang sedang terdampar. Seperi kutipan berikut

Pada malam pertama, aku tidur di pasir, seribu mil jauhnya dari
semua
tempat yang berpenghuni manusia. Aku lebih terisolasi daripada
korban
kapal karam yang terapung di rakit di tengah laut. Maka bayangkan
kekagetanku ketika pada saat fajar dibangunkan oleh suara kecil
lucu yang berkata, Tolong gambarkan biri-biri untukku!
pelan-pelan kugosok mataku. Pelan-pelan aku memandang berkeliling.
Akan lain halnya apabila mereka bertemu di laut atau di hutan. Di gurun
biasanya orang mengalami fatamorgana. Fatamorgana yaitu hal yang bersifat
khayal dan tak mungkin dicapai (KBBI, 2008:389). Apalagi ketika orang kehausan
atau kelaparan, ditambah dengan keadaan gurun yang panas, akan lebih
memungkinkan jika seseorang itu berhalusinasi atau mengalami fatamorgana.
Seperti pada kutipan berikut ini:
Sekarang aku terpesona menatap anak yang tiba-tiba muncul di depanku,
mataku terbelalak. Ingat, aku seribu mil jauhnya dari tempat tinggal
manusia. Meskipun demikian anak kecil ini tidak tampak tersesat,
ataupun hampir mati kelelahan, atau kelaparan, atau kehausan, atau
ketakutan. Tak ada tanda-tanda yang menunjukan dia anak yang
tersesat di tengah gurun,seribu mil jauhnya dari tempat yang dihuni
manusia. (Saint-Exupry, 2003:16)
Pada gambar ilustrasi yang terdapat pada buku cerita, Pangeran Kecil
digambarkan lengkap dengan pakaian dan jubah yang bagus, juga memakai sepatu
boots dan mambawa pedang panjang yang dipegang oleh tangan kirinya. Rambutnya
berwarna kuning emas dan tampak sehat. Oleh karena itu penulis berpendapat
bahwa Pangeran Kecil adalah khayalan si tokoh Aku pada saat ia terdampar di
c.Persamaan dan Perbedaan Teman Imajinasi dalam Mirah Mini dan Pangeran Kecil
Persamaannya terletak pada teman imajinasi. Kedua cerita ini sama-sama memiliki
teman imajinasi yang diceritakan dalam cerita. Mirah Mini dengan Tapirnya dan
tokoh Aku dengan Pangeran Kecil. Teman imajinasi mereka diceritakan dengan cukup
detail, apalagi pada Pangeran Kecil, si tokoh Aku bercerita banyak tentang sosok
Pangeran Kecil.
Perbedaannya terdapat pada tokoh yang menjadi pencerita teman imajinasi. Di
Mirah Mini yang menceritakan teman imajinasi adalah anak umur lima tahun,
sedangkan pada Pangeran Kecil adalah orang dewasa yang berprofesi sebagai pilot
pesawat. Hal itu berpengaruh juga kepada cara bercerita. Mirah Mini menceritakan
teman Tapirnya dengan sederhana, ia hanya bercerita tentang baju Tapir yang
berwarna hitam dan celana putih, rumah Tapir yang semakin kecil, teman Tapir yang
semakin sedikit, Tapir yang hanya bisa dilihat oleh orang dewasa, dan kesedihan
Tapir yang merasa tidak dianggap oleh orang dewasa
Lain halnya dengan si pilot yang bercerita panjang lebar tentang Pangeran
Kecil. Walaupun yang menceritakan adalah orang dewasa, ketika ia menceritakan
Pangeran Kecil, ia mengambil dari sudut pandang anak-anak. Ketika ia
menceritakan Pangeran Kecil dan Baobab, ketika Pangeran Kecil terisak karena
takut bunganya dimakan oleh biri-biri, Pangeran Kecil yang menyukai matahari
terbenam, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Lalu perbedaan lainnya terdapat pada sudut pandang yang digunakan. Dalam
Mirah Mini sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama, dan
Mirah Mini juga menjadi tokoh utama dari cerita Mirah Mini. Sedangkan Pangeran
Kecil diambil dari sudut pandang orang pertama yaitu dari tokoh Aku. Akan
tetapi tokoh utama dari Pangeran Kecil ini adalah Pangeran Kecil. Fokus cerita
pada Pangeran Kecil yaitu kepada tokoh Pangeran Kecil. Pengarang lebih banyak
menceritakan Pangeran Kecil dibandingkan dengan tokoh Aku.
2. Lingkungan

a. Lingkungan dalam Mirah Mini


Lingkungan pada Mirah Mini ini difokuskan kepada lingkungan alam.
Lingkungan alam yaitu keadaan (kondisi, kekuatan) sekitar yang memengaruhi
perkembangan dan tingkah laku orgaisme (KBBI, 2008:831).
Di dalam Mirah Mini awal mula tapir diceritakan oleh Mama. Mama sering
membacakan buku cerita, dan tapir adalah salah satu tokoh yang disukai Mirah
Mini pada salah satu cerita yang dibacakan oleh Mama. Menurut Mama Mirah
Mini, Tapir termasuk hewan langka karena jumlah mereka tidak banyak dan
pohon-pohon di hutan semakin banyak ditebang. Kata mama, tapir adalah hewan
langka. Jumlah mereka tidak banyak, sebab pohon-pohon di hutan semakin habis
ditebang. (Amal, 2013:16).
Lalu Mirah Mini juga berkata bahwa jumlah Tapir terus berkurang.
Untuk menggambarkan populasi tapir yang berkurang, pada halaman 18
bukan banyaknya/jumlah tapir yang berkurang, akan tetapi gambar tapir
(berbentuk seperti lukisan dan wajah tapir ditengah-tengah, hanya wajah
sampai dada dan latar dengan kombinasi warna biru, abu dan cokelat)
yang mula-mula sudut atas kirinya menghilang sedikit, yang tersisa
gambar tapir yang awalnya mempunyai empat sudut kini hanya tiga sudut,
akan tetapi gambar wajah tapir masih jelas, tidak ada yang hilang. Lalu
di gambar ketiga, sudut atas kanan yang menghilang. Gambar keempat,
bagian kanan atas yang hilang semakin panjang ke bawah, akan tetapi
sudut kanan bawah masih terlihat sedikit jelas. Gambar kelima, bagian
sudut kiri bawah yang menghilang, akan tetapi gambar wajah tapir masih
jelas dan sebagian dari dada tapir menghilang. Dan gambar terakhir yang
tersisa hanya sudut kanan bawah dan wajah tapir, bagian dada tapir
menghilang.
Dan kata Mirah Mini rumah Tapir juga semakin kecil. Berikut kutipannya:
Rumah Tapir semakin kecil, terus mengecil, dan mengecil (Amal, 2013:20).
Bukan lahan hutan yang semakin sempit, akan tetapi ada gambar rumah lengkap
dengan pintu dan jendela, dengan halaman dan satu pohon di depan rumah tersebut
yang mula-mula gambar pertama berukuran kurang lebih panjang 11,5 cm dan lebar
6,3 cm (pada buku). Lalu gambar kedua dipinggirnya berukuran panjang 8 cm dan
lebar 4,5 cm. Gambar ketiga berukuran panjang 5,7 cm dan lebar 3,2 cm. Gambar
keempat berukuran panjang 3 cm dan lebar 1,6 cm. Dan gambar terakhir berukuran
panjang 2 cm dan lebar 1 cm. gambar pada setiap bagian sama dan utuh. Hanya saja
ukuran gambar tersebut yang semakin kecil.
b. Lingkungan dalam Pangeran Kecil
Lingkungan pada Pangeran Kecil lebih merujuk kepada lingkungan hidup.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain. (KBBI, 2008:831). Dalam kajian ini
penulis memfokuskan mahluk hidup yang dibahas dalam Pangeran Kecil ini adalah
Tanah planet itu dipenuhi benih baobab. Jika kau terlambat
menanganinya,
tak akan bisa disingkirkan lagi. Dia mencengkram apa saja. Akarnya
akan
menerobos planet sampao tembus. Dan jika planet terlalu kecil, dan
Baobabnya terlalu banyak, mereka akhirnya akan membuat planet itu
meledak.
(Saint-Exupry, 2003:28)
c. Persamaan dan Perbedaan Lingkungan dalam Mirah Mini dan Pangeran Kecil
Persamaan yang ada dalam Mirah Mini dan Pangeran Kecil adalah kepedulian
terhadap lingkungan.Perbedaan yang terdapat dalam bagian ini adalah
perbedaan pada sudut pandang akan tanaman dan hewan itu sendiri. Mirah Mini
begitu sedih ketika dia membayangkan harus berpisah dengan Tapir. Akan
tetapi lain halnya dengan Pangeran Kecil yang tidak begitu sedih berpisah
dengan teman rubahnya. Karena sebelumnya dia telah mempunyai ikatan dengan
bunga yang ia tinggalkan di planetnya. Pangeran Kecil begitu menyayangi
3. Keajaiban

a. Keajaiban menurut Mirah Mini


Menurut Mirah Mini keajaiban di dunia ini banyak sekali, setiap hari
ajaib, bahkan dengan menengok ke kanan dan ke kiri sudah banyak sekali hal-
hal yang ajaib. Lain halnya dengan definisi ajaib di atas, ajaib menurut
Mirah Mini adalah hal-hal yang menurut kita sudah biasa, bukan sesuatu yang
ganjil, aneh, jarang ada, tidak seperti biasa, dan mengherankan.
Menurut Mirah Mini, sepuluh jari tangan dan dua belas angka yang ada
pada jam dinding itu ajaib. Karena kita bisa tahu jam berapa sekarang,
bahkan kita bisa mengetahui banyaknya benda disekitar kita, kita bisa
menghitung menggunakan jari, seperti pada kutipan berikut ini:
Jariku ada sepuluh. Persis sepuluh, dan bisa dihitung. Ajaib sama
sekali!
Jam di dinding jarinya ada dua belas. Juga bisa dihitung, supaya tahu
ini
jam berapa. ( Amal, 2013:24)
Ada orang-orang dewasa, berjumlah kurang dari lima. Ini menurut
Selain tangan, hal ajaib selanjutnya adalah suara atau bunyi. Menurut
Mirah Mini ketika kita berbicara dan ada bunyi yang keluar dari mulut kita
adalah hal yang ajaib. Seperti pada kutipan berikut: Aku bisa
mengeluarkan bunyi-bunyian dari mulutku dan orang lain mengerti. Betul
ajaib! (Amal, 2013:26).
Lalu mata, menurut Mirah Mini mata adalah benda ajaib, karena bisa
melihat yang ajaib-ajaib. Berikut kutipannya: Mataku sangat ajaib, bisa
melihat yang ajaib-ajaib. (Amal, 2013:26).
Gigi palsu juga salah satu yang ajaib menurut Mirah Mini, karena gigi
tersebut bisa di lepas dan disimpan di dalam gelas. Berikut kutipannya:
Oma punya gigi yang bisa dilepas-lepas dan ditaruh dalam gelas. Omaku
hebat, punya kekuatan super! (Amal, 2013:26)
Menurut Mirah Mini pohon manga juga ajaib, karena awalnya dia dari satu
biji, lalu bisa tumbuh menjadi pohon. Begitu juga dengan buah manga yang
keren karena memmiliki rasa yang manis. Berikut kutipannya Pohon manga
besar di halaman tumbuh dari satu biji kecil. Buah manga juga keren dan
Angin juga ajaib, karena bisa membuat baju Mirah Mini menari-nari di
tali jemuran. Berikut kutipannya: Angin tak kelihatan bisa bikin bajuku
menari-nari di tali jemuran. Wah, ajaib! Aku sering ikut menari. Aku dan
baju merahku menari angin. (Amal, 2013:28).
Lalu hal ajaib selanjutnya menurut Mirah Mini yaitu gerombolan merpati
di rumah tetangganya yang bukan seorang pesulap. Berikut kutipannya: Ada
serobongan burung merpati di rumah sebelah, padahal pak tetangga bukan
tukang sulap! (Amal, 2013:30).
Bulan yang mengikuti Mirah Mini sepanjang jalan juga ajaib. Seperti
kutipan berikut: Bulan di luar jendela mobil, ikut sepanjang jalan pulang
dari restoran sampai rumah. Betul ajaib (Amal, 2013:31).
Lalu yang ajaib lainnya:
Terlalu banyak sama sekali, aku sampai tertidur, padahal aku sana
sekali belum selesai bercerita. Aku belum bercerita tentang awan,
semut, manusia, sepeda huruf-huruf, buku cerita, kaca pembesar,
bayi, dan hewan, dan bayi hewan langit dan hujan dan sawah dan
kota dan laut.. (Amal, 2013:32)
Ajaib di mana-mana!
b. Keajaiban dalam Pangeran Kecil
Keajaiban dalam Pangeran Kecil adalah sesuatu yang benar-benar ganjil dan
tidak biasa. Walaupun dalam cerita Pangeran Kecil ini sosok dan kedatangan
Pangeran Kecil juga ganjil. Dia yang berasal dari bintang dan jaraknya
sangat jauh dengan bumi, dan dia tiba-tiba datang dan mendarat di Afrika
tanpa diketahui datang dengan menaiki atau melalui apa. Seperti kutipan
berikut:
Aku mendarat di planet mana? tanya Pangeran Kecil.
Bumi. Di Afrika, jawab si ular. (.)
Aku ingin tahu, katanya, apakah bintang-bintang bersinar begitu
supaya suatu hari nanti semua orang bisa menemukan jalan pulang ke
bintang miliknya? Lihatlah planetku. Planetku tepat di atas kita.
Tetapi betapa jauhnya dia! (Saint-Exupry, 2003:71)
c.Persamaan dan Perbedaan Keajaiban dalam Mirah Mini dan Pangeran Kecil
Tidak ada persamaan konsep keajaiban dalam kedua cerita ini. Dilihat dari
segi penceritaan dan latar tempat yang jauh berbeda. Lain halnya dalam
perbedaan kedua cerita ini. Dalam Mirah Mini konsep keajaiban yang
diceritakan adalah hal-hal yang biasa yang dapat dijelaskan dengan ilmiah.
4.Orang Dewasa

a.Pandangan Mirah Mini terhadap orang dewasa


Dalam Mirah Mini keajaibanmu dikisahkan terdapat orang dewasa yang
tidak bisa melihat teman imajinasi Tapir. Orang dewasa yang tidak bisa
melihat teman tapirnya. Menurut Mirah Mini, hanya orang dewasa yang
ajaiblah yang bisa melihat tapirnya, salah satu orang dewasa yang bisa
melihat teman Tapirnya adalah Mama. Wujud nyata dari tindakan Mama Mirah
Mini yang dapat melihat teman tapir adalah setiap sore menyediakan dua
gelas susu stroberi dan dua piring kue sedap untuk Mirah Mini dan Tapir.
Berikut kutipannya:

Mama tahu aku sayang Tapir temanku. Di sore hari mama sering
menyediakan dua gelas susu stroberi di meja untuk kami. Juga
dua piring kue sedap. (Amal, 2013:35)
Kupikir mamaku ajaib, tidak seperti orang dewasa lain. Mereka
tidak bisa melihat Tapir temanku. Tidak bisa banget.(Amal, 2013:35)
Ada orang-orang dewasa, berjumlah kurang dari lima. Ini menurut
hitungan jariku. Orang-orang dewasa ini pernah bilang, Tapir temanku
tidak benar-benar ada. Kalau sudah begitu, aku merasa sebal dan sedih,
lalu aku pulang menangis. Sepanjang jalan kupegang erat-erat tangan
Tapirku. Aku tahu, diam-diam dia juga sedih, lalu aku pulang menangis.
Sepanjang jalan kupegang erat-erat tangan Tapirku. Aku ahu, diam-diam
dia juga sedih, dianggap tidak ada. (Amal, 2013:36)
Orang dewasa yang menganggap teman Tapir Mirah Mini tidak benar-benar ada membuat
Mirah Mini mempertanyakan hal itu kepada Mamanya.
Kenapa orang dewasa begitu? Aku tanya mama.
Begitu bagaimana? Mama balik bertanya.
Kenapa orang dewasa tidak lihat yang ajaib-ajaib?
(Amal, 2013: 38)
Ketika Mirah Mini bertanya kepada mama tentang mengapa orang dewasa yang
tidak bisa melihat hal-hal yang ajaib, jawaban inilah yang didapat oleh mirah-
mini:
hmm Mungkin mereka punya banyak urusan lain yang lebih penting.
Jadi lupa meliht yang ajaib di sekitar.
Kenapa lupa?
Mungkin karena sudah sering lihat. Yang ajaib, yang luar biasa,
lalu tampak biasa saja. (Amal, 2013:38)
Mirah Mini menjadi takut kehilangan kesenangannya bersama teman Tapir atau
teman imajinasinya. Ketakutan itu dikarenakan Mirah Mini takut tidak bisa lagi
melihat teman imajanisasinya yang perlahan akan tergantikan dengan hal-hal
yang lebih real seiring dengan bertambah dewasanya Mirah Mini. Karena mindset
Mirah Mini bahwa ketidakmampuan melihat hal-hal ajaib itu dikarenakan
tumbuhnya seseorang menjadi dewasa.. Ketika sesuatu yang tak nampak akan
tetapi membuatnya senang tak lagi dia dapatkan dan digantikan dengan sesuatu
yang jelas bentuknya tetapi tidak memberikan kesan apa-apa.
Menurut Mirah Mirah menjadi orang dewasa itu tidak menyenangkan karena
tidak bisa melihat sesuatu yang ajaib. Orang dewasa yang terlalu sering
melihat hal-hal ajaib membuat mereka menjadi tidak bisa melihat lebih banyak
hal-hal ajaib lainnya. Hal-hal ajaib tersebut bisa mereka dapatkan di sekitar
mereka, Menurut Mirah Mini orang dewasa tidak perlu pergi jauh-jauh, mencari
sesuatu yang ajaib. Karena pada dasarnya hal-hal yang mengandung keajaiban
terdapat di sekeliling mereka, sesuatu yang justru taat hukum alam.
a. Pandangan Pangeran Kecil Terhadap Orang Dewasa
Awalnya ini bermula ketika Pangeran Kecil pergi dengan tujuan untuk
mencari pekerjaan dan mendidik diri. Lalu ia pergi ke asteroid dekat
planetnya. Mula-mula ia pergi ke asteroid 325. Planet ini dihuni oleh seorang
raja yang tamak, yang menganggap semua yang datang ke planetnya adalah
rakyat. Selain itu ia juga beranggapan kalau ia dapat memerintah segalanya
termasuk bintang dan dapat menghakimi seekor tikus. Hal itu membuat Pangeran
Kecil aneh kepada orang dewasa seperti kutipan berikut: Orang dewasa benar-
benar aneh, (Saint-Exupry, 2003:49). Selanjutnya adalah asteroid 326.
Planet ini dihuni oleh orang yang sangat angkuh. Dia begitu senang apabila
mendapatkan pujian dan dipuji orang dan orang angkuh hanya mendengar pujian
(Saint-Exupry, 2003:51).
Lalu ia pun pergi ke asteroid 327. Planet ini dihuni oleh seorang peminum
yang rakus, ia terus menerus minum untuk menutupi rasa malunya karena meminum
minuman beralkohol (Saint-Exupry, 2003:52-53).
Asteroid selanjutnya adalah asteroid 328. Planet ini dihuni oleh seorang
pengusaha yang terus-menerus bekerja mengumpulkan angka-angka. Dan ia berkali-
kali menegaskan kepada Pangeran Kecil kalau dia adalah seorang yang serius.
Yang dilakukan orang di planet 328 itu ridak jauh berbeda dengan orang-orang
dewasa yang gila kerja. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana memperkaya diri
sendiri tanpa memperdulikan orang lain.
Selanjutnya ada asteroid 329 yang dihuni oleh seorang penyulut lampu dan
lapu jalanan. Dan penyulut lampu akan menyulut lampunya setiap satu menit.
Penyulut lampu hanya mengikuti perintah orang yang memerintahnya. Pangeran
Kecil hanya merasa iba akan penyulut lampu yang ia temui.
Selanjutnya adalah asteroid 329 yang dihuni oleh seorang geografer.
Seseorang yang terpelajar dan tahu di mana letak semua laut, sungai, kota,
gunung, dan gurun (Saint-Exupry, 2003:63). Pekerjaannya hanya menanyakan
pendatang tentang bagaimana keadaan geografis di planet pendatang tersebut.
Akan tetapi si geografer tidak pernah pergi ke manapun. Dia hanya dia di
planet itu dan menuliskan semuanya tanpa tahu kebenarannya. Akan tetapi dia
c. Persamaan dan Perbedaan Pandangan Terhadap Orang Dewasa dalam Mirah Mini dan
Pangeran Kecil
Persamaannya adalah sama-sama terdapat sindiran atau kritikan kepada orang
dewasa. Banyak hal yang tidak dimengerti anak-anak terhadap orang dewasa. Dalam
kedua cerita ini sama-sama menceritakan satu orang yang masih mempunyai sifat
kanak-kanak seperti tokoh Mama pada Mirah Mini dan tokoh Aku pada Pangeran
Kecil.
Peredaannya terdapat pada pengungkapan sindiran kepada orang dewasa. Mirah
Mini lebih sederhana dan langsung mengacu kepada orang dewasa di bumi,
sedangkan pada Pangeran Kecil melibatkan unsur konotasi yang terdapat pada
asteroid-asteroid dalam cerita.
Kesimpulan

Ternyata buku anak-anak yang mengambil sudut pandang anak-anak sebagai


pusat cerita, akan tetapi ada buku untuk orang dewasa yang mengambil sudut
pandang anak-anak sebgai pusat cerita. Kedua buku tersebut adalah Mirah
Mini karya Nukila Amal dan Pangeran Kecil karya Antine de Saint Exupery.
Kedua buku ini memiliki persamaan sub-tema diantaranya ada teman
imajinasi, membahas mengenai lingkungan, konsep keajaiban dan pandangan
tokoh terhadap orang dewasa. Selain itu juga terdapat sindiran-sindiran
terhadap orang dewasa. Buku ini juga sama-sama dilengkapi dengan gambar
ilustrasi.
Perbedaan dalam kedua cerita ini yang paling terlihat adalah dalam gaya
bercerita,
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Pendidikan Nasional.2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta.Gramedia.
2. Nurgiyantoro, Burhan.2010.Sastra Anak.Yogyakarta.Gadjah Mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai