Anda di halaman 1dari 47

PENGENDALIAN VEKTOR NYAMUK AEDES ( spp)

Vektor NYAMUK AEDES spp

Ae. aegypt Ae. albopictus


Morfologi
(Vektor DBD/Cikungunya)

Thorax Antene

Palpi

Sayap (costa)

Femur Proboscis
Tarsus
Ae. aegypti

Ciri-ciri :
Femur kaki belakang bagian luar
sebagian besar putih
Tarsale dengan hubungan putih
lebar
Scutum dengan sepasang garis
lengkung dibagian luar dan garis
pendek dibagian tengah,
membentuk lira
Ae. albopictus

Ciri-ciri :
Femur kaki belakang bagian luar
sebagian besar putih
Tarsale dengan hubungan putih
lebar
Scutum dengan satu pita putih
dibagian tengah.
Jentik Ae. albopictus
Jentik Ae. aegypti
Nyamuk Aedes spp
(3 jenis aedes penular virus Dengue di Indonesia)

Ae. aegypti lebih berperan dibanding dengan Ae. albopictus dan


Aedes scutellaris (Indonesia Timur).

Nyamuk dan tempat perkembangbiakannya lebih banyak ditemukan


disekitar luar /didalam rumah
Prinsip Pengendalian
Lokasi yg tepat
Waktu yg tepat
Metode yg efektif
Logistik yg cukup
yg perlu kita ketahui dengan benar
Siklus hidup vektor
Perilaku vektor
Tingkat kerentanan thd Insektisida
Status sebaran
Periode musiman
SIKLUS HIDUP
SIKLUS HIDUP NYAMUK Aedes aegypti

nyamuk (1-2 hari)

Pupae (1-2 hari)


Larvae (5-7 hari)
Telur
PERILAKU
Beberapa Karakter dalam membedakan genera yg
umum dijumpai

A
Karakteristik sifat telur beberapa
genera

Aedes
Culex
Anopheles

Mansonia
KEBIASAAN BERTELUR NYAMUK
AEDES

SMALL MEDIUM WATER-HOLD CONTAINERS

HIDDEN

WET DRY WET

KEEP FOR ABOUT 4-7 DAYS


TERSEMBUNYI
TIDAK TERGANGGU
MENGENDAP
JERNIH

DINDING LEMBAB

ARTIFICIAL
KONTAINER KECIL

DASAR WADAH

TIDAK BERHUBUNGAN DGN TANAH


AIR TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN
TANAH = WADAH AIR KECIL-SEDANG

AIR BERSIH = WADAH AIR


TERSEMBUNYI / TIDAK DIPERHATIKAN
SEBARAN
DI MANA MENCARI JENTIK AEDES
UNTUK MELAKUKAN PENGENDALIAN

AIR TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN


TANAH = WADAH AIR KECIL SEDANG
(<10m)

AIR BERSIH = WADAH AIR TERSEMBUNYI /


TIDAK DIPERHATIKAN
INDOOR OUTDOOR
PENGENDALIAN VEKTOR
1.Biologi
2. Pisik / Mekanik
3. Kimiawi
4.Pengendalian Vektor Terpadu
Pengendalian Vektor Organochlorin
Metode
Organofosfat
Fogging
Karbamat IRS
Pyrethroid ULV
Kimia
Repelen

Dewasa Biologis ? Jantan mandul

Pengelolaan/Manipulasi Cattle barier


Vektor
lingkungan
Kimia Larvisida - Abate, IGR Abate dll

- Penyemprotan/pelepasan
Bacillus (Pathogen)
Pra Dewasa Biologis Parasit - Pelepasan/pemeliharaan ikan
Predator - Mesocyclop
- Pengeringan berkala
Pengelolaan/Manipulasi
lingkungan - Pengaturan pola tanam
- Pembersihan lumut - Pembersihan lumut/sampah/rumput
- Penimbunan - Pemanfaatan kolam secara intensif
- Mengalirkan - Penggelontoran dgn membuat Dam
- Mengalirkan genangan air
-Penimbunan TP
Alamiah Hujan, Banjir
Biologi
Pengendalian secara bioligis merupakan pengendalian
perkembangan nyamuk dan jentiknya dengan
menggunakan hewan atau tumbuhan. Seperti
pemeliharaan ikan
Predator Jentik - Ikan Cupang, Tempalo, Kepala
Timah dll
Budi daya / Penanaman Tumbuhan yang tidak di sukai
nyamuk
Insektisida Biologi, insect Growth Regulator (IGR) ,
BTI
Memelihara ikan pemakan jentik seperti ikan
kepala timah, ikan gupi, ikan cupang/tempalo
dan lain-lain.

Membubuhkan/menaburkan bakteri (Bacillus


thuringiensis atau Bacillus Israeliensis) yang
akan membunuh jentik nyamuk.
Zodia , Sere wangi
Fisik
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) / 3M Plus
Pemasangan Kawat Kasa nyamuk
Penggunaan Raket Elektrik Anti nyamuk
Pemasangan Ovitrap , dll
Replacable Ovitrap

Paksa nyamuk bertelur di ovitrap dengan menghalangi akses ke container air lainnya
Paksa nyamuk bertelur di ovitrap dengan menghalangi akses ke container air lainnya
INDOOR OUTDOOR

P
S
N
BREEDING PLACES
AEDES SPP
Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi adalah cara pengendalian serta pembasmian nyamuk dan jentik dengan menggunakan bahan-
bahan kimia / Insektisida Kimia
Mempertimbangkan Jenis ,Metode,dan ketepatan Dosis
Larva ----- Themephos
Dewasa ---- Organofhosphat,S.Pyretroid
SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN NYAMUK DEWASA
MEMUTUS RANTAI PENULARAN (ADA KASUS)
MERUPAKAN KEGIATAN FAVORIT YANG DIHARAPKAN MASYARAKAT
BELUM TENTU EFEKTIF (LOKASI, WAKTU, DOSIS, ALAT, KONDISI SETEMPAT) DAN TDK EFISIEN
(MAHAL)
HANYA MEMBUNUH NYAMUK DEWASA, BILA MASIH ADA JENTIK / PUPA MAKA KEESOKAN HARI
AKAN MUNCUL NYAMUK BARU.
Pengendalian nyamuk dewasa dilakukan dengan penyemprotan
udara/space spraying (fogging & ULV) menggunakan insektisida.

Fogging atau ULV dilakukan pada pagi (jam 07 10) dan sore (jam 1518)
sebanyak 2 siklus dgn interval 5-7 hari.
Pada saat matahari terik, tengah hari, suhu bumi menjadi panas dan udara naik ke
atas, sehingga droplet akan menyebar ke atas dan aplikasi menjadi tidak efektif.
Jenis Insektisida yg di gunakan
Untuk Pengendalian Nyamuk Dewasa

Organophospate

Menurut WHO : Klasifikasi II (berbahaya)


Cara kerja insektisida : sama dengan atas.
Jenis insktisida:

a. Fumithion 1.150 ULV (Malathion 96%)

Dosis : Campuran 500 ml + 9.500 ml solar


Cara aplikasi : Fogging (Mei 2004)
Efikasi : Kematian nyamuk ae. aegypti 100%
di dalam dan di luar rumah (setelah 24 jam).
Actellic 500 EC (Metil Pirimifos 500 gr/l)

Dosis : Campuran : 150 ml + 9.850 ml solar


Cara aplikasi : Fogging (Juni 2006)
Efikasi : Kematian nyamuk Ae. aegypti 100% di dalam rumah dan 99,6 % di luar
rumah (setelah 24 jam).
Piretroid Sintetik
Cara kerja insektisida : Pengikatan protein pada saraf serangga, sehingga terjadi rangsangan pada
syaraf berkelanjutan, akibatkan tremor, gerakan inkoordinasi lumpuh dan mati.

a. Alphamethrin : (contoh :Fendona 30 EC (Alphamethrin 30 gr/liter)


Campuran : 100 ml + 9.900 ml solar.
Cara aplikasi : fogging (Mei 2005)
Efikasi : Kematian aedes aegypti 99% di dalam dan 98% di luar rumah (setelah 24 jam)

b. Insektisida lain:
Cyfluthrin : solfac 50 EC, Lamda Sihalotrin : Icon 25 EC
Sipermetrin : Cynoff 25 UL, Resigen 1,5/10 OS
(Dosis perlu dikaji/dievaluasi ulang ?)
Piretroid Sintetik

Cara kerja insektisida : Pengikatan protein pada saraf serangga, sehingga terjadi rangsangan pada
syaraf berkelanjutan, akibatkan tremor, gerakan inkoordinasi lumpuh dan mati.

a. Alphamethrin : (contoh :Fendona 30 EC (Alphamethrin 30 gr/liter)


Campuran : 100 ml + 9.900 ml solar.
Cara aplikasi : fogging (Mei 2005)
Efikasi : Kematian aedes aegypti 99% di dalam dan 98% di luar rumah (setelah 24 jam)

b. Insektisida lain:
Cyfluthrin : solfac 50 EC, Lamda Sihalotrin : Icon 25 EC
Sipermetrin : Cynoff 25 UL, Resigen 1,5/10 OS
(Dosis perlu dikaji/dievaluasi ulang ?)
Untuk Pengendalian Jentik ( Pra Dewasa)
Menurut golongan bahan aktif
Organophospate
Menurut WHO : Klasifikasi II (berbahaya)
Cara kerja insektisida pada tubuh serangga : Pengikat enzim
kolinesterase pada sel syaraf, sehingga perangsangan syaraf
berkelanjutan, menyebabkan serangga tremor lumpuh & mati.
Contoh; Abate 1G (b.a; Temephos 1%)

Dosis : 1 sendok makan peres (= 10 gr) untuk 100 Lt air.


Cara aplikasi : ditaburkan pada kontainer + jentik aedes
Efikasi : efektif selama 3 bulan.

Zat Pengatur Tumbuh Serangga/Insect Growth Regulator (IGR)

Menurut WHO : Klasifikasi (tidak berbahaya bila dipakai


sesuai anjuran).
Cara kerja insektisida pada tubuh serangga mengganggu sistim hormon pertumbuhan serangga
sehingga tidak mampu ganti kulit secara sempurna, akibatnya,: tidak bisa tumbuh dewasa secara
sempurna, dan tidak mampu bereproduksi secara normal.
Contoh;
Altosid 1,3G (b.a: Metropen 1,3%)
Dosis : 1 sendok the peres (= 5 gram) untuk 200 liter air.
Cara aplikasi ditaburkan pada container yang positif jentik aedes.
Efikasi : efektif selama 3 bulan.

Sumilarv 0,5 G (b.a: Pyriproksifen 0,5%)


Dosis : 1 sendok kecil (0,5 gram) untuk 200 liter air.
Cara aplikasi : ditaburkan pada kontainer positif jentik aedes.
Efikasi : efektif selama 2 bulan.
Pengendalian Vektor Terpadu
Kegiatan Pengendalian dgn Memadukan Berbagai Metode Baik Fisik
,Biology , Kimiawi

Dilalakukan Bersama Sama Dgn melibatkan Berbagai sumber daya


Lintas sektor Dan Lintas Program
Monitoring dan evaluasi
Survailans Vektor
Kerentanan Insektisida
Kerentanan larvasida
1. Menggunakan satu golongan dan jenis insektisida yang sama di satu kawasan
epidemiologi/penularan.

2. Menggunakan dosis insektisida yang tepat, agar dosis tepat perlu :


- Mesin fog yang terpelihara dan terkalibrasi.
- Pelatihan petugas, terutama yang baru.
- Pengenceran formulasi yang tepat
- Kecepatan aplikasi yang standar
- Waktu aplikasi yang tepat.

3. Pemantauan tk resistensi vektor (tiap tahun)

4. Rotasi pemakaian insektisida.


(Srt Dirjen PPM-PL: PL.04.01.7.877, tgl 31 Oktober 2005/ permenkes 374/2010)

Anda mungkin juga menyukai