Anda di halaman 1dari 39

PENANGANAN MEDIS

PADA BURUNG
drh. M. Piter Kombo
disampaikan pada:
Seminar Nasional Avian Medicine and
Conservation
Bali, April 2015
Most Popular Pet Animal
in Java
Bird
3%1% 5%
4% Fish
6% 35.70% Cat
10% Dog
Small mamal
Live stock
13% Reptile
Monkey
23% Other

Burung (termasuk unggas) menempati urutan pertama hewan


yang paling banyak dipelihara masyarakat (2011)
Pengenalan umum
Basic anatomi dan fisiologi
Pemeriksaan Fisik
Anesthesia dan Analgesia
Terapi
AVES banyak ordo

 Berbagai macam penyakit


 perbedaan anatomi, perilaku,
fisiologi, dlsb
 tipe: pet, wild, indoor, outdoor,
individual, group, captive, zoo, etc.
 Resiko variatif bergantung dari
manajemen
22.000 subspecies
9300 species
166 famili
27 ordo
passeriformes 5243 spcs
struthioniformes 1 spcs
Anatomi

- Kekerabatan dekat dgn reptil


Anatomi unik  fully adapted

-Kulit  tdk memiliki kelenjar,


kecuali kel uropygeal/kel.
(sebagian burung)

-Aksesoris  jengger, pial,


rambut, jenggot, lekuk telinga,
taji, sisik kaki, cakar (variatif
species)

- Perubahan tulang dada

- Trakhea  cincin komplit,


- Paru  menempel pada
dinding dada
Lanjutan Anatomi
- Memiliki paruh, tidak ada gigi
- Mempunyai kelenjar mukus pada rongga mulut, ada tembolok
- Proventrikulus & gizzard  cerna mekanis, kimia
- Duodenum Jejunum  ileum  sekum (pair)
(berkembang pd gallinae dan ratite, pd collumbiform dan passerine
jendolan , pssitacidae tidak ada)  Kolon  kloaka

- Hati  2 lobus
- Limfonodus  tidak ada, thymus dan bursa
- Spleen  organ pertahanan primer
- Ginjal  berlobus  renal portal sirkulasi
- Kantung kemih  tidak ada  uritoletic
- Ovary & oviduct  only left side  vagina
- Testis  pair  letak cranial ginjal bulbourethral
prostat, vesikel tidak ada,
- ratites, bebek, angsa , itik  phallus
- Tidak ada daun telinga  columella
Kulit  tipis & lembut  masa brooding berubah
Suhu normal  40 44 C
Hiperthermia  respirasi meningkat
buka sayap
Hipothermia  bulu mengembang
posisi bungkuk

Kaki ditutupi sisik


Psittacine  1,4 posterior & 2, 3 anterior
Passerine  1 anterior & 2,3,4 posterior

Indra
Mata : great visual  otot  spichter & dilatator
Pada jenis tertentu memiliki bulu khusus  powder down
PEMERIKSAAN FISIK
PADA BURUNG
RESPON :
1.Stress
2.Menyerang
LIAR 3.Takut

HANDLING & RESTRAINT

JINAK

PROSEDUR
TEPAT !!!
EQUIPMENT :
CATCHING AND HANDLING
WARNING!!!
 Pilih metode yg meminimalisirkan stress  dpt
brgantung dr lingkungan dan jenis burung 
observasi dahulu
Satwa
1. History Environment
Diet
Problems
System: appetite and thrist, behavior,
cought, sneeze, discharge
Classification dropping
2. PE
 Observasi
 Cek fisik luar tubuh
(bulu, ekor, sisik, paruh)
 Berat badan?, sex
(dimorphism,
monomorphism) ?
 Pemeriksaan organ
tubuh, rongga mulut,
pernafasan, cairan
 Auskultasi
 Cek detail sesuai arah
gejala

Diagnosa Penunjang
Gejala klinis non
spesifik pada
burung sakit:
1. Mencabuti bulu
2. Nafsu makan berkurang
3. Heavy liddle/ dark periobital
colouring
4. Polydipsia/ polyuria
5. Letharghy
6. Tail boobing
7. Regurgitasi
8. Bertengger di dasar kandang
9. Abnormal pernafasan
10. Abnormal bersuara
DIAGNOSA
PENUNJANG
 Cek feses
(protozoa, helminth)
 Skin scrap
(parasit, jamur)
 Cek darah
(parasit, PCV, dsb.)
 Roentgen
(lateral view, VD view)
 Swab sampling
(kloaka, tnggorokan:PCR)
Hal yg menjadi pertimbangan
TERAPI Patogen penyebab, derajat kesakitan, kondisi area
infeksi, farmakokinetik dan farmakodinamik
potensi toksik obat, biaya terapi

 Metabolisme tinggi
 Pemilihan terapi  hati-hati
(pemilihan obat, rute pemberian, waktu, dsb)
 Terapi individual & terapi populasi
Rute pemberian : Per oral
Rute
intramuscular  otot pectoral
intra vena  v. ulnaris, jugularis
metatarsal medial
intraosseus distal ulna
subkutan intrascapular &
ingunal paha, leher?
intra kloaka
intra peritoneal
ANESTHESIA
 Rute paling aman  gas
 Premedikasi  atropine
(bradycardia, vomit)
 Perinjeksi  akurasi BB
 gangguan sal. Nafas atas  air sac
(abdominal, caudal thorax)
 Posisi sebaiknya hindari pressure
sternum
 Pulih cepat  persiapkan
lingkungan tenang
Indikasi Pembiusan : prosedur sederhana (x-ray, usg), total (bedah)

Beberapa hal yg harus diperhatikan saat melakukan anesthesia :


1. Kondisi kesehatan : history, PCV & kimia darah (anemia, kidney/liver failure?)
2. Fasting pre anesthetic (crop empty -> aspirasi, resiko hypoglicemia -> rendah,
rekomendasi : <100 gr BW tdk perlu puasa, 400-1000 gr puasa 3-4 jam, raptor 6-9
jam puasa)
3. Analgesia : berikan lebih awal! , anesthesi lokal (lidocaine <4 mg/kg, bupivacaine
<2 mg/kg), SAID (kortikosteroid tdk direkomendasikan -> immunosupressi), NSAID
(carprofen 2-4 mg/kg, meloxicam 0.5 mg/kg, ketoprofen 5 mg/kg), sakit akut
(butorphanol 0.5-4 mg/kg, buphenorphine 0.5 mg/kg)
4. Monitoring : orang terlatih, ECG, capnography, temperatur, pulse oximetry,
doppler
5. Supportive care : short & long procedure  temperatur!

Handling may be better choice!


Supportif Care  SUHU

DROP/TURUN
-> konveksi (aliran udara-> tutupi hewan dan minimalisir cabut
bulu)
-> radiasi (perbedaan suhu hewan dan sekitarnya-> kerjakan
ditempat hangat)
-> konduksi (sentuhan dengan permukaan yg lebih dingin-
>berikan penghangat)
-> evaporasi (organ keluar tubuh, dsb-> hidrasi gas anestetik)
QUICKLY THERMAL SUPPORT
ANESTHESIA & ANALGESIA
Yang perlu diperhatikan saat anesthesia inhalasi :
-Tidak mempunyai diaphragma, thorax & abdomen berhubungan
langsung
- tulang dada saling berhubungan antara thorax, abdomen dan air sac
- air sac sistem  keluar masuk udara dr tubuh  gas anesthesia loss
 kasus fraktur*  konsentrasi dtingkatkan  dibarengi dg injeksi
- sistem air sac yg unik ini memungkinkan melalui rute via abdominal
air sac
- ring trakhea sempurna, respirasi oleh pergerakan dada dan abdomen
- restrain over  kekurangan oksigen
- ETT  nekrosis endotrakhea ligamen
- ventilasi udara  kurang  meningkat PaCO2  keseimbangan pH
dan asam  asidosis  respon pernafasan meningkat  PaCO2
menurun, pH darah meningkat  tempatkan dengan ventilasi baik
setelah bius
- pernafasan cepat  kapasitas paru yg lebih banyak  barier
gas/darah tipis  induksi cepat
- MONITORING PENTING !
Anesthesi inhalasi :
Isoflurane X sevoflurane
Sevoflurane  lebih mahal, induksi lebih cepat, recovery cepat baik
Mask induksi  4% isoflurane dlm 100% O2 (1L/min), maintenance 2% isoflurane
Intubasi  tekan lidah kebawah  terlihat bukaan trakhea

Anesthesi injeksi:
Lebih tidak terkontrol (dibandingkan inhalasi)
1. Medetomidine : dosis 80- 200 ug/kg IM  biasanya kombinasi dg ketamine (5 mg/kg) 
antidota atipamizole, sering digunakan selain keluarga non-psittacine (parrot), kombinasi
IV medetomidine-midazolam-ketamine berefek anesthesia and analgesia (durasi 30
menit). Waterfowl antidota dg flumazenil
2. Profol : IV  induksi halus dan muscle relaxant yg baik, harus dengan intubasi,
pengulangan  prolonged recovery, durasi pendek, kurang efektif untuk
psittacine
3. Ketamine : penggunaan utk operasi, biasanya digunkan kombinasi, sebaiknya IV,
kontraindikasi problem renal, high dose  mortality cardiac arrest, fase pemulihan
biasanya wing flapping, eksitasi, penggunaan xylazine, medetomidine, diazepam
membantu mengurangi jumlah ketamine
Analgesia / sedasi :
1. Butorphanol : preanesthesia & analgesia, dosis 0.5-2 mg/kg IM
2. Buphenorphine : preanesthesia & analgesia
3. Midazolam : preanesthesia, dosis 0.5 mk/kg IM, kombinasi dg
ketamine IV, oral -> seizure, abnormal perilaku, dosis oral 2.5-
4.0 mg/kg
4. Fentanyl : dosis (0,02 mg/kg), jarang digunkan, dosis tinggi 
hiperaktif
5. Meloxicam : NSAID, dosis 0.1- 1.0 mg/kg PO q 12-24, cukup
aman dan efektif

POST OPERASI
Secara umum
- Pertahankan suhu dan kelembapan
- Pertahankan hidrasi
- Berikan pakan begitu memungkinkan
- Analgesik untuk beberapa hari
EMERGENCY PROCEDURE
1. Observasi  kondisi stress
2. Sesuaikan lingkungan  support
3. Pertahankan thermoregulasi  40.5C (heating pad, inkubator)
Tempatkan pada suhu ruangan : 23.8 - 29.4C / 75-85F / 85F - 90F
4. Terapi cairan  10-20 ml/kg. Rata-rata 50 ml/kg/hari (intraosseus 
stress), BLOOD TRANSFUSION???
Dehidrasi : 5-10%  peningkatan kehilangan darah >10%
5. Force feeding  tembolok
6. Prosedur penanganan operasi  decision  menyesuaikan kondisi
PENANGANAN PIYIK / ANAKAN
Dalam perkembangan  bobot <
12-13% selama inkubasi
Bobot <3% pada masa pipping
Kasus yg sering terjadi : Brooder
problem (infeksi bakteri, jamur),
gangguan cerna*, kerdil*, trauma,
aspirasi benda asing, crop burn,
infeksi bakteri*, candidiasis*,
constricted toe syndrome,
muskuloskeletel deviation*,
hypotermia

Penyebab utama = *kondisi yang


sering disebabkan karena malnutrisi,
penyiapan dan teknik pemberian
pakan yang salah
PENANGANAN PIYIK / ANAKAN
Pemberian pakan : waktu, bahan
pemberian, aseptik prosedur
Penempatan suhu optimal
Kapan harus handfeed???
PEMERIKSAAN KEMATIAN
Catatan : waktu kematian, kondisi lingkungan, kondisi
ditemukan mati
Hasil patologi baik dibaca <12 jam kematian  tunda 
I freezer

Cek seluruh sistem organ


Lakukan Histopat jika diperlukan
II

Input hasil kematian  Diagnosa


Tindakan Pencegahan
III
THANKS FOR
FLYING ME IN!

SALAM
LESTARI!!!

Anda mungkin juga menyukai