Anda di halaman 1dari 10

RESUME METOPEN TM 9 Prof. Dian Handayani, M.Kes.,Ph.

RANCANGAN PENELITIAN DENGAN HEWAN COBA

 Hewan Model
Dikatakan hewan model karena memenuhi kriteria:
 Biologis, fisiologis dan tingkah-laku normal dapat dipelajari
 Kondisi patologis yang diperoleh secara spontaneous maupun diinduksi dapat
dipelajari/diamati
 Dapat menunjukan beberapa gejala patologis yang mirip terjadi pada manusia
atau hewan lain
Seleksi Hewan :
 Membutuhkan ketajaman penilaian dari peneliti
 Model yang baik memiliki kemampuan untuk ditiru dan diikuti oleh peneliti
lain (reproducible)
 Tidak ada satu model pun yang secara ideal sama persis dengan penyakit pada
manusia atau hewan lain
Hewan model yang sering digunakan dalam penelitian dan pengujian :
 90% Rodensia  Tikus, mencit, hamster
 10% Lainnya  Anjing, Kucing, Kelinci, Primata, Hewan agrikultur, Ikan,
Katak, Unggas dan lainnya

 Penggunaan Hewan Coba Untuk Tujuan Ilmiah


 Untuk pencarian pengetahuan baru
 Diagnosa penyakit
 Untuk pengujian teknik pengobatan dan obat-obatan yang baru
 Untuk deteksi dan analisa obat, hormone, dan bahan biologi yang lain
(functional food)
 Produksi dan pengujian vaksin, sera dan bahan biologis
 Uji toksisitas, karsinogenik dan teratogenik dari obat dan bahan kimia baik
yang baru maupun yang lama

 Benefit dari Riset Biomedis Untuk Manusia dan Hewan


 Beberapa prosedur bedah untuk menyelamatkan hidup
 Terapi kanker
 Transplantasi organ
 Vaksin
 Identifikasi produk-produk yang aman
 Pengobatan berbagai macam penyakit dan kelainan medis
 Mengapa menggunakan hewan dalam penelitian?
 Kemiripan organ tubuh dengan manusia atau hewan lain
 Rentan terhadap penyakit yang sama yang mempengaruhi manusia
 Memiliki masa hidup yang pendek sehingga dapat dipelajari sampai akhir studi
 Lingkungan mudah dikontrol sehingga meminimalkan faktor counfounding

 Hewan coba untuk penelitian bidang gizi dan obat-obatan


 Tikus Putih karena masa hidup tikus yang tidak lama

 Syarat Pemeliharaan Hewan

Cakupan Fasilitas Hewan


 Ruangan, kandang, kendaraan transport dan fasilitas dimana hewan dikandangkan
 Lingkungan di sekitar tempat pengandangan hewan saat penelitian dilakukan
 Area/fasilitas pendukung: sanitasi kandang, ruang bedah aseptic, ruang perlakuan
hewan
 Kandang tikus dialasi dengan skam atau serutan kayu, dan jangan diletakkan
secara berkelompok karena gampang berkelahi
Lingkungan
 Lingkungan mikro (Enclosure primer – kandang) dan makro (Enclosure sekunder
– ruang, barn, habitat outdoor)
 Suhu dan kelembaban
 Suhu
Mouse, rat, guinea pig, 20-260C
hamster
Rabbit 16-220C
Cat, Dog 18-290C
 Kelembapan  30 – 70%
 Penerangan
 Periode penerangan mempengaruhi reproduksi, pertambahan berat badan
dan konsumsi pakan (Nocturnal)
 Penggunaan sistem penerangan secara otomatis dapat membantu mencapai
pengaturan yang ideal
 Jenis tikus yaitu Albino – phototoxic retinopathy
 Intensitas sinar: 325 lux (30 ft-candles) pada jarak sekitar 1.0 m di atas
lantai
 Pertimbangkan posisi kandang di rak
 Biasanya lampu diatur 12 jam menyala 12 jam mati
 Kebisingan dan Getaran
 Kebisingan > 85 dB o
 Merusak alat pendengaran
 Efek lainnya seperti Eosinopenia, adrenal bertambah berat,
mengurangi fertilitas rodensi
 Penggunaan alat-alat elektronik di fasilitas hewan: pertimbangkan dengan
seksama mengingat bahwa hewan (khususnya rodensia) dapat mendengar
bunyi/suara dengan frekuensi lebih tinggi dari frekuensi yang dapat didengar
manusia
 Hindari reparasi fasilitas saat ada hewan di ruangan karena dapat menimbulkan
kebisingan → stress → efek klinis
 Bisa dikasih pipa untuk tempat bermain tikus
 Tikus ditandai dengan tindik di telinganya / dengan pola rambut (botak) / diberi
warna/ di earpins untuk melubangi telinga hewan (tidak menyakiti hewan)/
dengan chips untuk melacak
 Hewan coba bisa dibuat sakit sesuai dengan penyakit yang akan diteliti (Alergi,
Gangguan/Kelainan, Kanker, Obesitas, Diabetes, dll)

 Beberapa Penyakit yang Mempengaruhi Manusia dan Hewan

 Kapan Hewan Dapat Dimanfaatkan Dalam Penelitian?


 Setelah dilakukan pencarian literatur dan membandingkan data dengan
penelitian sebelumnya
 Setelah dilakukan penelitian pada tingkat in silico (simulasi model komputer)
maupun penilitian pada tingkat in vitro (kultur sel / jaringan)
 Setelah protokol penelitian disetujui oleh Komisi Etik Hewan
 Setelah dilakukan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan tentang
penanganan, pemeliharaan dan penggunaan hewan lab
 SEBELUM fase penelitian klinis pada MANUSIA

 Kesehatan dan Keselamatan Saat Bekerja Dengan Hewan Coba


 Tujuan utama Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja, K3 (Occupational
Health and Safety/ OHS) → untuk mencegah cidera dan penyakit terkait dengan
pekerjaan
 Program K3 akan efektif apabila melibatkan:
 IACUC (Institutional Animal Care and Use Committees) atau
KPKPHP (Komisi Pengawasan Kesejahteraan dan Penggunaan Hewan
Penelitian)
 Dokter hewan beserta staff animal care
 Peneliti
 Safety officer (K3, Biosafety Officer, dsb)
 Manajemen Institusi
1. Stategi Pencegahan dan Pengendalian Bahaya
Identifikasi hazard/bahaya  Penetapan resiko berkaitan dengan hazard 
Manajemen Resiko

2. Penetapan Resiko
 Inspeksi berkala
 Survey regular terhadap pekerjaan yang dilakukan pegawai
 Review protocol penelitian, pengujian dan pengajaran
 Komunikasi
 Resiko di Fasilitas Hewan

3. Majemen Resiko
 Anatomi Tikus

 Perawatan Hewan
 Pakan
 Air minum → diperiksa rutin, botol minum dibersihkan sebelum diisi lagi
 Alas kandang → memperhatikan kebersihan dan kualitasnya
 Sanitasi → frekuensi penggantian bedding, disinfeksi kandang dan ruangan
 Pembuangan sampah → tempat sampah tidak bocor, tertutup rapat, diberi label,
disimpan dalam ruang bebas hama sebelum dimusnahkan
 Pengendalian hama → pencegahan akses masuk, pemberantasan sarang dan
pemasangan perangkap untuk hama, hindari penggunaan pestisida
 Perawatan darurat → SOP dan kontak yang dihubungi untuk kondisi darurat
(teknisi/dokter hewan/peneliti)

 Pakan
 Pilih pakan yang disukai, tidak terkontaminasi, mengandung nutrisi yang cukup
untuk jenis hewan tersebut
 Analisa pakan (kandungan nutrisi)
 Penyimpanan: <210C, tidak menyentuh lantai, bebas hama, kelembapan, sinar,
dan oksigen
 Tempat informasi tanggal pembuatan, tanggal kadaluarsa (harus diperhatikan)
 Pemberian pakan secara ad-libitum atau dengan kalkulasi berdasarkan berat badan
hewan
 Hindari perubahan pakan secara mendadak
 Mencit: Pelet komersial 15 gr/100 gr BW/hari
 Tikus: Pelet komersial 5-10 gr/100 gr BW/hari
 Kelinci: Pelet komersial 5 gr/100 gr BW/hari

Pakan pelet komersial yang memang didesain untuk hewan tertentu, telah
memperhitungkan kebutuhan nutrisi yang akan terpenuhi dengan jumlah
konsumsi sebagaimana di atas
 PAKAN (AIN-93)
 Komposisi Modifikasi Pakan Standar Normal AIN-93M

 PAKAN (PAR-S)

 Penanganan dan Pengendalian Hewan : Tikus/Mencit


 Mengamati level aktivitas hewan
 Dilarang mengangkat dengan memegang bagian tengah atau ujung ekor karena
kulit ekor dapat dengan mudah tertarik dan terkelupas → severe “degloving”
injury
 Memindahkan/mengangkat hewan dengan memegang pangkal ekor dilakukan
untuk waktu yang singkat
 Restrain:
 Meletakkan hewan di tempat datar, mencubit/menahan kulit area pangkal
tulang tengkorak menggunakan ibu jari dan telunjuk
 Tangan yang lain memegang ekor dan mensupport bagian bawah hewan
 Restrain Hewan Model
 Perawatan Kesehatan Hewan : Pencegahan Penyakit
Stabilization /Aklimatisasi (Proses membuat hewan coba nyaman dengan sekitar nya) 
Fisiologis, Psikologis, dan Nutrisi. Lamanya brgantung pada :
 Tipe dan lamanya transportasi
 Jenis spesies
 Kelinci  3 minggu
 Mencit  48 jam
 Tikus  1-4 hari
 Tujuan penggunaan hewan
Pengawasan
 Pemeriksaan harian kondisi hewan oleh staf medis (dokter hewan, paramedis /
Teknisi yang terlatih)
 Observasi: tanda-tanda kesakitan, luka, tingkah laku abnormal (teknisi yang
terlatih)
Pemisahan → pemisahan secara fisik sangat direkomendasikan untuk mencegah
penularan penyakit dan mengurangi perubahan psikologis/tingkah laku hewan

 Indikasi Rasa Sait pada Spesies Hewan Laboratorium

 Anesthesia (untuk mematikan tikus)


 Bertujuan menghilangkan kesadaran hewan sehingga tidak sensitif terhadap rasa
nyeri
 Contoh anestesi injeksi:
Nama Spesies
Ketamine Mencit, Tikus, Marmut
Kelinci
Primata
Kombinasi ketamine + xylazine Mencit, Tikus, Marmut
Kelinci
Primata
Kombinasi ketamine + Mencit, Tikus, Marmut
acepromazine Kelinci
 Ijin Penelitian

 Aktivitas di Animal Lab

 Pemeriksaan Kimia Klinis Pada Hewan Model


 Pengambilan Darah dan Spesimen
 Pemeriksan kimia klinis secara umum dilakukan melalui specimen serum,
kecuali untuk analit spesifik seperti ACTH atau renin yang memerlukan
plasma dengan antikoagulan EDTA
 Di Jepang dan Eropa, antikoagulan yang umum digunakan adalah lithium
heparin, namun hal ini menyesuaikan dengan prosedur kit yang digunakan
 Jika pengujian menggunakan plasma, darah yang dikumpulkan harus
segera disentrifugasi dan dipisahkan dari eritrosit dan serum agar dapat
dianalisis secara maksimal
 Pengambilan darah pada hewan model dalam keadaan hidup dapat
dilakukan melalui → plexus retroorbital, vena ekor, vena sublingual, dan
vena dorsal metatarsal
 Pengambilan darah dengan anestesi → melalui tusukan pada jantung,
namun beresiko terkontaminasi enzim atau analit myocardial
 Pengambilan darah pada kondisi terminal/pembedahan → melalui jantung,
aorta, atau vena cava

 Sumber Variasi
 Kondisi stress; berpengaruh pada peningkatan kadar serum glukosa dan
plasma kortikosteron
 Efek isolasi;
 Plasma glukosa meningkat jika dalam kondisi singly housing,
menurun jika hewan ditempatkan dalam group housing
 TG menurun dalam kondisi singly housing, meningkat jika hewan
ditempatkan dalam group housing.
 Circadian rhythm; berpengaruh terhadap konsentrasi kortikosteron
serum, ACTH, dan thyroxine pada tikus betina

 Pemeriksaan Spesifik; Metabolisme Gukosa


melalui parameter:
 Glukosa serum; kadarnya menurun sedikit seiring bertambahnya usia
hewan, untuk pemeriksaan yang lebih valid dapat menggunakan specimen
glycated albumin
 Insulin
 Glucagon
 OGTT; didahului puasa 16 jam sebelum pemberian glukosa (250
mg/100g BB)
 Hasil pengujian dipengaruhi beberapa kondisi seperti puasa, stress, agen
anestesi yang digunakan, dan jangka waktu pemisahan serum/plasma

 Pemeriksaan Spesifik; Fungsi Liver, Liver Injury, dan Cholestasis


 Fungsi liver/hepatocellular → serum/plasma ammonia, total serum bile
acid
 Liver injury → kadar enzim pada serum (sorbitol dehidrogenase dan
alanine aminotransferase). Di Eropa lazim menggunakan glutamate
dehidrogenase
 Cholestasis → total serum bile acid, alkaline phosphatase, γ-glutamyl
transpeptidase, direct reacting bilirubin

 Pemeriksaan Spesifik; Fungsi Renal dan Renal Injury


 Fungsi renal → biasa diidentifikasi melalui parameter serum urea
nitrogen, namun lebih baik jika diuji langsung melalui sel-sel ginjal sesuai
fungsinya
 Renal injury → melalui urin; kadar proteinuria atau enzim urin (β-N-
acetyl glucosaminidase/NAG, γ-glutamyl transferase/γGT, alanine
aminopeptidase/AAP)

 Pemeriksaan Spesifik; Fungsi Acinar Pankreas


 Jarang diidentifikasi, umumnya melalui pengujian enzim α-amylase dan
lipase

 Pemeriksaan Spesifik; Injury Sel Cardiac dan Skeletal


parameter yang kompleks karena rendahnya sensitivitas dan spesifisitas
 Sel Cardiac → kadar enzim lactate dehidrogenase, CK2 (CK-MB)
 Sel Skeletal → kadar total creatine kinase

 Pemeriksaan Spesifik; Lipid dan Lipoprotein


 HDL (high density lipoprotein)
 LDL (low density lipoprotein)
 Total kolesterol
 Trigliserida
 VLDL (very low density lipoprotein)

 Pemeriksaan Spesifik; Sistem Endokrin


 Kelenjar Pituitary Adrenal; pro-ACTH, ACTH, kortikosteron →
dipengaruhi circadian rhythm Lainnya: growth hormone, catecholamine,
plasma epinephrine, plasma vasopressin
 Kelenjar Thyroid; TSH/thyrotropic hormone, T3, dan T4 → kadar TSH
dan T3 lebih tinggi pada hewan betina, kadar T4 lebih tinggi pada hewan
jantan
 Hormon Reproduksi; LH/luteinizing hormone, FSH/follicle stimulating
hormone, testosterone → kadar FSH lebih tinggi pada tikus betina
neonatal

 Suasana di Pemeliharaan Lab Pemeliharaan Hewan Coba (LPHC) FKUB

Anda mungkin juga menyukai