Anda di halaman 1dari 39

Pengendalian

VEKTOR NYAMUK

PELATIHAN SUPERVISOR JUMANTIK PROVINSI


BALI
TAHUN 2019
DESKRIPSI SINGKAT
• Pengendalian Vektor bertujuan untuk memutus mata rantai
hidup nyamuk sehingga dapat menekan angka kesakitan
penyakit Arbovirus.

UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; Pasal 157


1) Pencegahan penularan penyakit menular wajib dilakukan
oleh masyarakat termasuk penderita penyakit menular
melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
2) Dalam pelaksanaan penanggulangan penyakit menular,
tenaga kesehatan yang berwenang dapat memeriksa
tempat-tempat yang dicurigai berkembangnya vektor dan
sumber penyakit lain.
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Tujuan Pembelajaran Umum
– Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu
melakukan pengendalian vektor nyamuk

• Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu :
1. Menjelaskan metode pengendalian vektor
2. Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN-3M Plus
3. Melakukan Larvasidasi
4. Menjelaskan ketentuan dan risiko pengasapan (Fogging)
5. Menjelaskan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dalam PSN
POKOK BAHASAN

1. Metode pengendalian vektor


2. Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN-3M Plus
3. Larvasidasi
4. Ketentuan dan risiko pengasapan (Fogging)
5. Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dalam
PSN
A. METODE
PENGENDALIAN
VEKTOR

Company Logo
1. METODE PENGENDALIAN VEKTOR

Pengendalian
Vektor
Kimiawi Terpadu
Biologi
Fisik/
Mekanik 1. Peran Serta Masyarakat
2. Spesifik lokal
3. Pertimbangkan faktor
Lingkungan fisik
4. Lingkungan Sosial budaya
5. Aspek vektor
1. Pengendalian secara
fisik/ mekanik
PV SECARA FISIK/ MEKANIK

• Pengendalian Vektor secara


fisik/ mekanik merupakan
PILIHAN UTAMA
 Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN)

3M Plus
PSN 3M Plus

• PSN 3M akan memberikan hasil yang baik 


dilakukan secara LUAS dan SERENTAK, terus
menerus dan berkesinambungan.
• PSN 3M sebaiknya dilakukan sekurang-kurangnya
seminggu sekali sehingga terjadi pemutusan
rantai pertumbuhan nyamuk pra dewasa tidak menjadi
dewasa
2. Pengendalian secara Biologi
PV SECARA BIOLOGI

Menggunakan agent biologi antara lain:


1. Predator/ pemangsa jentik (hewan,serangga,parasit) 
musuh alami stadium pra dewasa nyamuk.
• Jenis predator  ikan pemakan jentik (cupang, tampalo,
gabus, guppy, dll) sedangkan larva capung (nympha)
Toxorrhyncites, Mesocyclops .

2. Insektisida biologi, diantaranya:


Insect Growth Regulator (IGR) dan Bacillus
Thurigiensis Israelensis (BTI) ditujukan untuk
pengendalian satadium pra dewasa yang diaplikasikan
kedalam habitat perkembangbiakan vektor.
IKAN CUPANG MAKAN JENTIK
ALAMI
• Pemanfaatan tanaman pengusir nyamuk

ZODIA LAVENDER GERANIUM SERAI

• Penaburan ikan pemakan jentik

IKAN CUPANG IKAN KEPALA TIMAH


PV SECARA BIOLOGI
Contoh agent biologi
pengendali jentik nyamuk
BIOLOGI

• Larvasidasi Bacillus
thuringiensis (Bti)
Bti ditebarkan pada
tempat-tempat
penampungan air,
apabila Bti termakan
jentik maka jentik akan
mati. Bti dapat
dilakukan kapan saja,
terutama pada saat
populasi nyamuk tinggi
3. Pengendalian secara Kimiawi
PV SECARA KIMIAWI
1. Pengendalian vektor cara kimiawi dengan menggunakan
insektisida
2. Sasaran insektisida  stadium dewasa dan pra-dewasa.
3. Insektisida kimiawi adalah racun dampak terhadap
lingkungan dan organisme bukan sasaran
4. Penentuan jenis insektisida, dosis, dan metode aplikasi
 syarat yang penting
5. Aplikasi insektisida yang berulang dalam jangka waktu lama
di satuan ekosistem  resistensi.
6. Insektisida tidak dapat digunakan apabila nyamuk
resisten/kebal terhadap insektisida.
4. Pengendalian Vektor Terpadu
PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU
1. Integrasi
berbagai metode
pengendalian
vektor
2. Melibatkan Lintas
Program dan
Lintas Sektor
B. PELAKSANAAN PEMBERANTASAN
SARANG NYAMUK /PSN-3M PLUS
PSN 3M PLUS
Ukuran
Tujuan : keberhasila
n:
Mengendalikan
populasi nyamuk Angka Beb
Sasaran as
Aedes Sp.  Jentik (ABJ
penularan Arbovirus Semua tempat Target : ≥ 9
)
kan 5%
dapat dicegah perkembangbia
r
nyamuk penula
)
Arbovirus (TPA
M1
Mengura
s
dan meny M2 kan ang
M3 Manf ndaur ul ang
ikat aa t
tempat Menutup
penampu u me
ka sy g
ngan rapat-rapat te ata ng be mpun
seminggu air, penampunga
mpat
bara t men n
a
1X n air a a
dap air huj
Plus ??
Selain 3M tersebut, ditambah (plus) dengan cara lainnya, seperti:

•Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang sejenis
seminggu sekali.
•Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak
•Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan tanah, dan lain-
lain)
•Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang
sulit air
•Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air
•Memasang kawat kasa atau menggunakan kelambu
•Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar
•Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai
•Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk
•Cara-cara spesifik lainnya di masing-masing daerah.
 
•Keseluruhan cara tersebut diatas dikenal dengan istilah dengan ’3M-Plus’.
C. LARVASIDASI

TEMEPHOS

Company Logo
LARVASIDASI
• Teknik pengendalian vektor nyamuk pada
stadium pra dewasa/larva
• Menggunakan larvasida kimia/
mikroorganisma yang dapat membunuh
/menghambat pertumbuhan larva.

• 2 Jenis Larvasida :
– Larvasida Biologi : IGR dan BTI
– Larvasida Kimiawi : Temephos
Larvasida Biologi (Bti )
• Bahan aktif Baccilus
Thuringiensis var Israelensis
• Ramah lingkungan
• Aman bagi biota air dan
manusia
• Efektivitas kerjanya singkat (1-2
minggu)
• Penampungan air yg stagnan

• Takaran: 1 ml (20 tetes) untuk setiap 50 liter air


Cara Kerja BTI dalam Mematikan Larva
• Adanya enzim dan
reseptor tertentu di
lambung larva
melengketkan kristal
protein di dinding
lambung dan
penyebabkan
perforasi (lubang)
pada lambung
• Efikasi bertahan 1x24
jam hingga 2x24 jam
Larvasida Kimiawi (Temephos)
• Bahan aktif temephos 1%
• Efektivitas kerja lebih panjang
TEMEPH
OS (2-3 bulan)
• Sebaiknya tidak digunakan
untuk penampungan air yang
diperuntukan utk air minum

Takaran : 1 gram untuk setiap 10 liter air


(1 sdk makan = 10 gram temephos)
D.
PENGASAPAN
(FOGGING)
Company Logo
PENGASAPAN (FOGGING)
• Pengendalian Vektor Fase Dewasa
• Menggunakan Insektisida

• Dilakukan dengan :
TEPAT WAKTU, TEPAT DOSIS, TEPAT SASARAN
KONDISI UNTUK FOGGING

• Dilakukan di lokasi fokus penularan/transmisi


kasus termasuk wilayah terjangkit KLB/ Wabah.
 Didahului Penyelidikan Epidemiologi

• Dilakukan sesuai ketentuan serta koordinasi


dengan puskesmas dan dinas kesehatan
setempat.
SYARAT FOGGING FOKUS
 Fogging focus, yaitu pengasapan menggunakan
insektisida pada fokus penularan
 (i) Ditemukan lebih dari 1 kasus DD/DBD/DSS di lokasi yang
sama dalam radius 100 meter; dan/atau terdapat 3 kasus
tersangka infeksi dengue; dan
 (iii) Angka bebas jentik di wilayah tersebut <95 %
 Jika memenuhi syarat fogging focus dilakukan
pengasapan dengan insektisida dalam radius 200
meter
 Dilakukan dalam 2 siklus dengan interval 1 minggu.
DAMPAK NEGATIF FOGGING
 Banyak polutan (zat
Pencemar)
 Mencemari Lingkungan,
Makanan, Air minum
 Mengganggu kesehatan

 Resistensi nyamuk terhadap


Insektisida
PERHATIAN !

PSN adalah pencegahan DBD


paling efektif dan efisien
Biaya fogging besar, perlu tenaga
terlatih, Kurang EFISIEN
Fogging hanya dilaksanakan di
lokasi penularan diserta Gertak PSN
PERHATIAN !
Fogging memutus rantai penularan
BUKAN cegah Kasus baru
 Fogging didahului dengan
pemberitahuan kepada warga agar :
Menutup makanan, alat makan, air
minum dll.
Penghuni rumah harus di luar rumah
Anak-anak tidak boleh mengikuti
petugas fogging
E. PEMANFAATAN TEKNOLOGI
TEPAT GUNA

Company Logo
LARVITRAP
TANAMAN PENGUSIR NYAMUK
IKAN PEMAKAN JENTIK
MARI SUKSESKAN
GERAKAN 1 RUMAH 1 JUMANTIK

Anda mungkin juga menyukai