DAN
PENGENDALIAN VEKTOR
MALARIA
Faktor Risiko
Daerah
Orang sakit Reseptif
Migrasi
Surveilans
Vektor
Pengendalian Vektor
Segitiga epidemiologi (epidemiologic triangle)
Bionomik (Perilaku) Vektor
(Tiga Faktor Kelangsungan Hidup Nyamuk)
Perkembangbiakan
Istirahat (Menggigit)
Mencari Darah
Segitiga Bionomik (Perilaku) Vektor
1)Suhu Udara: nyamuk adalah hewan berdarah dingin, karena itu proses
metabolisme dan siklus hidupnya tergantung pada suhu lingkungan, dia
tidak dapat mengatur suhu tubuhnya sendiri terhadap Perubahan di luar
tubuhnya
2) Kelembaban nisbi udara:
•yaitu banyaknya kandungan uap air di udara
•Bila udara kekurangan uap air, maka udara tsb mempunyai daya
penguapan uap air yang lebih besar
•Sistem pernapasan pd nyamuk menggunakan pipa udara (trachea) dengan
lubang pd dinding tubuh nyamuk (spiracle). Spiracle yang terbuka lebar
tanpa ada mekanisme pengaturnya, maka pada kelembaban rendah < 60%
terrjadi banyak penguapan air dari dalam tubuh nyamuk mati
3) Hujan:
• naiknya kelembaban nisbi udara
•Menambah jumlah tempat perindukan
•Pada saat curah hujan lebat menyebabkan bersihnya tempat perindukan
vektor, karena larvanya hanyut
4) Angin
•Berpengaruh langsung terhadap jarak terbang nyamuk
•Bila kecepatan angin 11-14 meter per detik atau 25-31 mil per jam akan
menghambat penerbangan nyamuk
•Secara tidak langsung angina akan mempengaruhi penguapan air
SURVEILANS VEKTOR
SURVEILANS VEKTOR
Pengamatan terus-menerus dan sistematis
terhadap vektor malaria dan faktor-faktor
yang mempengaruhi termasuk pola
distribusinya melalui proses pengumpulan
data, pengolahan, analisis dan penyebaran
informasi kepada LS dan LP terkait,
sebagai dasar dalam tindakan pengendalian
vektor secara efektif dan efisien
WILAYAH RESEPTIF
&&&
Menghitung
kepadatan jentik/larva Anopheles
• Letak rumah
• Jalan
• Letak kasus Pf
• Sawah
• Daerah reseptif
Upaya Pengendalian Vektor Di Daerah Reseptif
• Pengelolaan
lingkungan
• Ikan
• Larviciding
• IRS
• Kelambu
Pemutakhiran Data
Di Wilayah Reseptif
melibatkan
masyarakat
dan lintas
sektor
• Pembersihan tanaman air/lumut pada tempat
perindukan vektor
• Pencampuran air tawar dan air laut
sehingga tidak cocok sebagai tempat
perindukan vektor:
melibatkan
masyarakat dan lintas
sektor
• Pengeringan sawah secara berkala
melibatkan
Kelompok tani dan lintas
Sektor pertanian
Penanaman kembali pohon bakau:
melibatkan
masyarakat dan lintas
sektor
2. PENEBARAN IKAN PEMAKAN
LARVA/JENTIK NYAMUK
• Salah satu cara penggunaan
musuh alami larva nyamuk di alam
• Penggunaan ikan pemakan
larva/jentik lebih efektif Dalam
pengendalian larva dibandingkan
dengan musuh alami lainnya
seperti: virus, jamur, cacing
KEUNTUNGAN:
Sekali ditebarkan dapat terus
bertambah jumlahnya, sehingga
dapat menurunkan populasi larva
nyamuk
Ramah lingkungan
Biaya murah
SASARAN
melibatkan
masyarakat dan
lintas sektor
Laporan kegiatan hasil survei larva Anopheles
Desa :
Provinsi : Dusun :
Kabupaten : Waktu : (tanggal, bulan, tahun)
Puskesmas :
Jumlah
(Petugas,)
………………………………….
LAPORAN PENEBARAN IKAN PEMAKAN LARVA
No Nama Desa Jumlah jiwa Jumlah tempat Luas tempat Jenis ikan Jumlah Kepadatan Kepadatan
perindukan peridukan (m2) ikan larva sebelum larva sesudah
aplikasi aplikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
................., ............
Kepala Puskesmas,
(.................................)
3. Larviciding
Altosid (B)
- Takaran:
1 sendok teh = 4 gram
1 sendok makan = 14 gram
CARA KERJA METHOPRENE DAN
PYRIPROKSIFEN
Bti H-14
Bacillus thuringiensis
UPAYA PENCEGAHAN
LAINNYA
Penggunaan kelambu biasa
Penggunaan insektisida rumah tangga
Pemasangan kawat kasa
Penggunaan repelan
Penutup badan
Umpan ternak (Cattle-barrier)
Tanaman pengusir nyamuk
SEREH
LAVENDER
MARY GOLD
UMPAN TERNAK (CATTLE-BARRIER)