Anda di halaman 1dari 63

SURVEILANS VEKTOR

DAN
PENGENDALIAN VEKTOR
MALARIA
Faktor Risiko

Agent Host Lingkungan


(parasit) (manusia & (Tempat perindukan)
vektor)

Daerah
 Orang sakit Reseptif
 Migrasi

Surveilans
Vektor

upaya pencegahan dan

Pengendalian Vektor
Segitiga epidemiologi (epidemiologic triangle)
Bionomik (Perilaku) Vektor
(Tiga Faktor Kelangsungan Hidup Nyamuk)

Perkembangbiakan

Istirahat (Menggigit)
Mencari Darah
Segitiga Bionomik (Perilaku) Vektor

1. Tempat perindukan (breeding habit)


• Tempat perindukan nyamuk Anopheles adalah genangan-
genangan air, baik air tawar maupun air payau
• Air tidak boleh tercemar/polusi dan harus selalu berhubungan
dengan tanah
• Air payau di muara sungai yang tertutup hubungannya ke laut dan rawa-rawa
adalah cocok untuk An. sundaicus dan An. subpictus.
• Air tawar: sawah, mata air, terusan, kanal, genangan di tepi sungai, bekas jejak
kaki, roda kendaraan dan bekas lobang galian adalah cocok untuk tempat
berkembang biak An. aconitus, An. maculatus dan An. balabacensis.
2. Kebiasaan mencari
darah/menggigit (feeding habit)
• Waktu  malam hari
• Tempat  di luar rumah (eksofagik) dan di dalam rumah
(endofagik)
• Sumber darah  menggigit darah manusia (antropofilik) dan darah
hewan (zoofilik)
• Frekwensi menggigit:
 Nyamuk betina hanya satu kali kawin
 Untuk mempertahankan keturunannya, nyamuk betina selanjutnya memerlukan
darah
 Frekwensi membutuhkan darah tergantung speciesnya dan dipengaruhi oleh
temperatur dan kelembaban, yang disebut siklus gonotrofik. Untuk iklim tropis
biasanya siklus ini berlangsung sekitar 48-96 jam.
3. Kebiasaan mencari tempat
istirahat (resting habit)
Kebiasaan istirahat:
1)Selama waktu menunggu proses perkembangan telur
2)Istirahat sementara:  pd waktu sebelum dan sesudah mencari darah
•Umumnya nyamuk beristirahat pada tempat yang teduh, lembab dan aman
•Tetapi apabila diamati lebih lanjut ternyata nyamuk mempunyai perilaku
istirahat yang berbeda-beda ( An. aconitus hanya beristirahat/hinggap di
tempat dekat tanah, sedangkan An. sundaicus di tempat-tempat yang lebih
tinggi)
•Pada waktu malam ada nyamuk masuk ke rumah hanya untuk menghisap
darah lalu keluar, ada pula sebelum maupun sesudah menghisap darah
hinggap di dinding untuk beristirahat terlebih dahulu.
 
Pengaruh Perubahan Iklim
Iklim adalah salah satu komponen pokok lingkungan fisik yang terdiri dari:
suhu, kelembaban, curah hujan, angin, cahaya

1)Suhu Udara:  nyamuk adalah hewan berdarah dingin, karena itu proses
metabolisme dan siklus hidupnya tergantung pada suhu lingkungan, dia
tidak dapat mengatur suhu tubuhnya sendiri terhadap Perubahan di luar
tubuhnya
2) Kelembaban nisbi udara:
•yaitu banyaknya kandungan uap air di udara
•Bila udara kekurangan uap air, maka udara tsb mempunyai daya
penguapan uap air yang lebih besar
•Sistem pernapasan pd nyamuk menggunakan pipa udara (trachea) dengan
lubang pd dinding tubuh nyamuk (spiracle). Spiracle yang terbuka lebar
tanpa ada mekanisme pengaturnya, maka pada kelembaban rendah < 60%
terrjadi banyak penguapan air dari dalam tubuh nyamuk  mati
3) Hujan:
• naiknya kelembaban nisbi udara
•Menambah jumlah tempat perindukan
•Pada saat curah hujan lebat menyebabkan bersihnya tempat perindukan
vektor, karena larvanya hanyut
4) Angin
•Berpengaruh langsung terhadap jarak terbang nyamuk
•Bila kecepatan angin 11-14 meter per detik atau 25-31 mil per jam akan
menghambat penerbangan nyamuk
•Secara tidak langsung angina akan mempengaruhi penguapan air
SURVEILANS VEKTOR
SURVEILANS VEKTOR
Pengamatan terus-menerus dan sistematis
terhadap vektor malaria dan faktor-faktor
yang mempengaruhi termasuk pola
distribusinya melalui proses pengumpulan
data, pengolahan, analisis dan penyebaran
informasi kepada LS dan LP terkait,
sebagai dasar dalam tindakan pengendalian
vektor secara efektif dan efisien
WILAYAH RESEPTIF

Wilayah yang memiliki vektor


malaria dan terdapat faktor
lingkungan serta iklim yang
dapat menunjang terjadinya
penularan malaria
Penentuan wilayah reseptif,
berdasarkan hasil survei:

Larva/jentik nyamuk Anopheles


dan/atau
Nyamuk Anopheles dewasa
Surveilans Vektor Malaria

 Pengamatan vektor malaria


dilakukan secara terus-menerus
setiap dua minggu atau setiap bulan
 Tujuannya: untuk mendapatkan
gambaran fluktuasi vektor malaria
bulanan sebagai dasar untuk
tindakan pengendalian vektor
(jentik/larva atau dewasa)
OUTPUT
 Semua kabupaten/kota Tahap Pemeliharaan
mempunyai peta wilayah reseptif malaria

 kabupaten/kota yang mempunyai wilayah reseptif


dilakukan pengendalian vektor malaria

&&&
Menghitung
kepadatan jentik/larva Anopheles

Jumlah jentik/larva Anopheles tertangkap


Kepadatan larva = ------------------------------- -----------------------------------------
Jumlah cidukan

Misalnya: ditemukan jentik Anopheles sundaicus 5 ekor dari tempat


perindukan dengan jumlah 10 cidukan, maka kepadatan
larva = 5/10 = 0,5.
Gambar .. Kepadatan jentik/larva nyamuk Anopheles Januari-Desember 2011 di Desa
Santuun, Puskesmas Muara Uya, kabupaten Tabalong, Provinsi
Kalimantan Selatan
Gambar .... Kepadatan jentik/larva nyamuk Anopheles periode Januari-Desember
2011 di Desa Kamonji, Puskesmas Malei, Kabupaten Donggala, Sulteng
Pemetaan Kasus Dan Daerah Reseptif

• Letak rumah
• Jalan
• Letak kasus Pf
• Sawah
• Daerah reseptif
Upaya Pengendalian Vektor Di Daerah Reseptif

• Pengelolaan
lingkungan
• Ikan
• Larviciding
• IRS
• Kelambu
Pemutakhiran Data
Di Wilayah Reseptif

Pemutakhiran data di wilayah


reseptif minimal dilakukan
setiap 6 bulan (dua kali
setahun), sesuai dengan
perubahan musim (musim
hujan dan musim kemarau).
SURVEILANS DAN PENGENDALIAN VEKTOR
KEGIATAN AKSELERASI dan PEMBEBASAN dan PEMELIHARAAN
INTENSIFIKASI
1. Surveilans  Pemetaan wilayah  Pemetaan wilayah reseptif  pemetaan
vektor reseptif  pemetaan fokus
fokus
 Monitoring vektor (secara  Pengamatan/survei vektor (jentik/larva
spot survei) atau dewasa) di wilayah reseptif dilakukan
 Monitoring resistensi secara terus-menerus setiap dua minggu
vektor atau setiap bulan
 Monitoring efektifitas Tujuan  mendapatkan gambaran fluktuasi
insektisida (LLIN dan IRS) vektor malaria bulanan sebagai dasar
untuk tindakan pengendalian vektor

 Pemutakhiran data di wilayah reseptif


minimal dilakukan setiap 6 bulan (dua kali
setahun), sesuai dengan perubahan
musim (musim hujan dan musim kemarau)

 Monitoring resistensi vektor


 Monitoring efektifitas insektisida (LLIN dan
IRS)
SURVEILANS DAN PENGENDALIAN VEKTOR

KEGIATAN AKSELERASI dan PEMBEBASAN dan


INTENSIFIKASI PEMELIHARAAN

2. Pengendalian  IRS ( > 20 per seribu pddk) Diprioritaskan pada tindakan


vektor  Kelambu (LLINs) pengendalian jentik/larva:
 Dikombinasikan dengan  pengelolaan lingkungan
tindakan anti larva (larviciding, (modifikasi & manipulasi
penebaran ikan, pengelolaan lingkungan)
lingkungan) penebaran ikan
Larviciding

3. Upaya  Perlindungan individu  Perlindungan individu


pencegahan (repelent, dll (repelent, dll
lainnya  Pemasangan kawat kasa  Pemasangan kawat kasa
 Umpan ternak (cattle-barrier)  Umpan ternak (cattle-barrier)
 dll
JENIS KEGIATAN PENGENDALIAN
VEKTOR MALARIA
1. PENGELOLAAN LINGKUNGAN

• Penimbunan dan atau Pengeringan


• Pengaliran air, dll

melibatkan
masyarakat
dan lintas
sektor
• Pembersihan tanaman air/lumut pada tempat
perindukan vektor
• Pencampuran air tawar dan air laut
 sehingga tidak cocok sebagai tempat
perindukan vektor:

melibatkan
masyarakat dan lintas
sektor
• Pengeringan sawah secara berkala

melibatkan
Kelompok tani dan lintas
Sektor pertanian
Penanaman kembali pohon bakau:

melibatkan
masyarakat dan lintas
sektor
2. PENEBARAN IKAN PEMAKAN
LARVA/JENTIK NYAMUK
• Salah satu cara penggunaan
musuh alami larva nyamuk di alam
• Penggunaan ikan pemakan
larva/jentik lebih efektif Dalam
pengendalian larva dibandingkan
dengan musuh alami lainnya
seperti: virus, jamur, cacing
KEUNTUNGAN:
 Sekali ditebarkan dapat terus
bertambah jumlahnya, sehingga
dapat menurunkan populasi larva
nyamuk
 Ramah lingkungan
 Biaya murah
SASARAN

 Sasaran: daerah endemis dan


reseptif

 Lokasi penebaran: (mata air, anak


sungai, persawahan, rawa-rawa,
dll)
JENIS IKAN PEMAKAN JENTIK

Aplocheilus panchax (ikan kepala timah)

 Ikan ini mudah dikenali yaitu dengan adanya


bintik-bintik putih (seperti warna timah) di
kepalanya
 Mudah berkembang biak di sawah, kolam,
rawa-rawa dan lain-lain
 Berkembangbiak: bertelur, dan meletakan
telur pada tanaman air
IKAN KEPALA TIMAH
(APLOCHEILUS PANCAX)

• Mempunyai kemampuan adaptasi tinggi dari air tawar


sampai payau

• Satu ekor ikan kepala timah dapat memangsa 53-65 ekor


jentik Cx. Quinquefasciatus dalam waktu 3 jam
JUMLAH IKAN DITEBARKAN
Jumlah rata-rata ikan ditebarkan di
mata air, anak sungai, dam dan
rawa-rawa di pedalaman dan pantai
cukup 2-5 ekor/100 m2 atau 200-
500 ekor/ha
JENIS IKAN LAIN YANG DIGUNAKAN
SEBAGAI PREDATOR LARVA:

 Ikan mujair atau ikan nila


merah
 sebagai ikan mina padi
 Berkembangbiak di
persawahan dan saluran
irigasi
IKAN MAS DAN IKAN MUJAIR

 Ikan Mas atau ikan karper (Cyprinus


carpio): memakan tanaman air di dasar
kolam /rawa

 Sedangkan ikan mujair (Oreochromis


mossambicus) memakan algae dan
bahan organik yang mengapung

 Sehingga kedua ikan ini dapat


mengurangi tempat bersembunyi larva
MINA PADI

melibatkan
masyarakat dan
lintas sektor
Laporan kegiatan hasil survei larva Anopheles

Desa :
Provinsi : Dusun :
Kabupaten : Waktu : (tanggal, bulan, tahun)
Puskesmas :

Jumlah  

No Tipe Tempat Perindukan Karakteristik Tempat Perindukan Kepadatan


Cidukan Larva  

             

             

             

             

Tipe Tempat Perindukan (sawah, Karakteristik Tempat Perindukan :


lagun, rawa-rawa, parit, dsb) Fisik  pencahayaan, aliran air,kedalaman dll
Ket: Kimia  kadar garam, pH, dll
 
Biologi  macam Tumbuhan, macam hewan Predator, dll

(Petugas,)
 

………………………………….

 
LAPORAN PENEBARAN IKAN PEMAKAN LARVA

Waktu : (tanggal, bulan, tahun)


Provinsi :
Kabupaten :
Puskesmas :

No Nama Desa Jumlah jiwa Jumlah tempat Luas tempat Jenis ikan Jumlah Kepadatan Kepadatan
perindukan peridukan (m2) ikan larva sebelum larva sesudah
aplikasi aplikasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

................., ............
Kepala Puskesmas,

(.................................)
3. Larviciding
Altosid (B)

dosis: 1 briket 10 m² luas permukaan air


Pyriproxyfen (Limitor 0,5 G)
 Cara kerja bersifat IGR seperti Altosid
 Larvisida ini berbentuk butiran berwarna
kuning coklat yang dapat larut dalam air
 Lokasi aplikasinya  genangan air pada sungai
yang mengering. Tambak terbengkalai, rawa,
lagun atau kubangan yang tidak terlalu luas.
Pyriproxyfen 0,5G
Peringatan:

• Sebelum makan, minum atau merokok dan


setelah bekerja, cucilah tangan dan kulit
yang terkena larvisida dengan air dan
sabun

• Setelah digunakan, bersihkan dengan air


semua alat untuk menakar/menimbang/
menyebar larvisida ini

• Simpanlah tertutup rapat di tempat yang


sejuk, terkunci serta di luar jangkauan
anak-anak, jauh dari bahan makanan
Petunjuk Penggunaan:

- Dosis 2 g /10 m² per luas permukaan untuk kedalaman air


rata-rata 10 cm.

- Takaran:
 1 sendok teh = 4 gram
 1 sendok makan = 14 gram
CARA KERJA METHOPRENE DAN
PYRIPROKSIFEN

 Bersifat IGR (Insect Growth Regulator) yaitu


tidak menyebabkan kematian larva secara
langsung, tetapi mencegah berlangsungnya
siklus hidup nyamuk secara normal di air
 Oleh karena itu dikenal sebagai
penghambat perkembangan hidup nyamuk
atau developmental inhibitors
BIO-LARVISIDA (BTI H-14)

Bacillus thuringiensis var. Israelensis (Bti H-14)


PEMAKAIAN BTI
 Pemakaian Bti aman bagi manusia, binatang,
tanaman dan lingkungan
 Daya toksin Bti adalah spesifik terhadap larva
nyamuk (Anopheles, Aedes, Culex, Mansonia dan
larva lalat Simulium yang merupakan vektor
penyakit Onchocerciasis di Afrika).
Penyemprotan Bti pada tempat perindukan vektor malaria

Bti H-14
Bacillus thuringiensis
UPAYA PENCEGAHAN
LAINNYA
Penggunaan kelambu biasa
Penggunaan insektisida rumah tangga
Pemasangan kawat kasa
Penggunaan repelan
Penutup badan
Umpan ternak (Cattle-barrier)
Tanaman pengusir nyamuk
SEREH
LAVENDER
MARY GOLD
UMPAN TERNAK (CATTLE-BARRIER)

pemanfaatan hewan ternak sebagai


umpan untuk mengalihkan gigitan
nyamuk Anopheles dari manusia ke
hewan. Contoh: sapi, kerbau, dll)
ZOOPROFILAKSIS (CATTLE-BARRIER)

Anda mungkin juga menyukai