BLOK 4.2
KELOMPOK 25D
TUTOR:dr. Biomechy Oktomalio Putri, M.Biomed
ANGGOTA
Wahyu Zikra
Hengki Prasetia
Rezky Fajriani Anugra
Putri Fernizi Harfah
Mayang Permata Sari
Restu Evanila Putri
Araminta Nabila Zaima
Rani Ilma Imani
Mutia Oktaviani D
Skenario 5: Apakah Dokter Malpraktik?
Nyonya Nina umur 29 tahun seorang karyawan swasta dibawa ke rumah sakit karena
mengeluh keluar air-air dari kemaluan. Ny. Nina sedang hamil anak pertama, dengan usia
kehamilan sudah cukup bulan. Ini merupakan kehamilan yang sangat dinanti oleh keluarga
besar karena setelah 10 tahun menikah baru Ny.Nina hamil. Sampai di IGD RS Ny. Nina
diterima oleh petugas medis, petugas melakukan anamnesa singkat dan pergi tanpa
memberikan penjelasan apa-apa. Setelah 1 jam menunggu, keluarga bertanya kepada
petugas yang ada di IGD, petugas menyatakan Ny.Nina akan diperiksa dulu oleh dokter
spesialis baru dilakukan tindakan selanjutnya. Setelah 4 jam menunggu baru dokter datang,
Ny.Nina diperiksa dan dokter menyarankan untuk segera dioperasi karena gawat janin. Satu
jam di ruang operasi petugas medis menemui keluarga dan menyatakan anak dalam
kandungan Ny.Nina tidak bisa diselamatkan.
Keluarga kaget dan sedih karena mereka merasa itu adalah kelalaian pihak RS dan dokter
karena baru dilakukan tindakan setelah 4 jam menunggu.Salah satu anggota keluarga Ny
Nina adalah pengacara, beliau banyak tahu tentang peraturan peraturan yang mengatur
praktek dokter. Diantaranya pada pasal di dalam UU Praktek Kedokteran menyebutkan
keluarga boleh melaporkan dokter ke pihak berwenang. Keluarga menyatakan RS dan dokter
telah melakukan malpratek. Keluarga tidak mau menerima dan berniat untuk melaporkan
dokter dan rumah sakit ke aparat penegak hukum, organisasi profesi dan komite etik.
Somasi dari keluarga diterima oleh pihak rumah sakit dan dokter yang merawat Ny.Nina
dipanggil oleh komite etik rumah sakit untuk mengklarifikasi kasus tersebut. Bagaimana
anda menjelaskan kasus diatas dilihat dari aspek medikolegal?
Terminologi
Malpraktik: Kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
oleh nakes dalam melaksanakan profesinya yang tidak
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional, akibat kesalahan atau kelalaian tersebut
pasien menderita luka berat, cacat bahkan meninggal
dunia.
Komite etik RS: Badan yang dibentuk dalam rangka
pengawasan terhadap penelitian kedokteran dan
kesehatan.
Somasi: Sebuah teguran terhadap pihak calon tergugat
pada proses hukum.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana regulasi sumber daya manusia di IGD?
2. Apa prosedur yang dilakukan di IGD terhadap nyonya Nina
sudah benar? Jika terdapat kesalahan dimana?
3. Bagaimana cara menyampaikan berita duka kepada
pasien?
4. Apa undang-undang yang mengatur tentang praktik
kedokteran?
5. Bagaimana sistem pelaporan malpraktik?
6. Apa peranan penegak hukum, organisasi profesi, dan
komite etik pada kasus malpraktik?
7. Apa sanksi yang dapat diberikan kepada dokter jika
melakukan malpraktik?
Bagaimana regulasi sumber daya manusia di IGD?
RS tipe A:
- Dokter subspesialis: semua on call
- Dokter spesialis: 4 besar + anestesi on site, dr
spesialis lain on call
- Dokter PPDS: on site 24 jam
- Dokter umum: on site 24 jam
RS tipe B:
- Dokter spesialis: Bedah, anak, obgyn, penyakit
dalam on site, dr spesialis lain on call
- Dokter PPDS: on site 24 jam (RS pendidikan)
- Dokter umum: on site 24 jam
RS tipe C:
- Dokter spesialis: Anak, bedah, obgyn, penyakit
dalam on call
- Dokter umum: on site 24 jam
RS tipe D:
- Dokter umum: onsite 24 jam
Apa prosedur yang dilakukan di IGD terhadap
nyonya Nina sudah benar? Jika terdapat
kesalahan dimana?
- Membiarkan pasien menunggu lama tanpa
adanya konfirmasi
- Tidak memberikan informasi secara jelas
kepada pasien
- Tidak melakukan tatalaksana awal terhadap
pasien
- Tidak ada dokter spesialis yang on site
Bagaimana cara menyampaikan berita duka
kepada pasien?
- Persiapan
- Mencari tahu sebanyak apa informasi yang
sudah dimiliki pasien
- Mencari tahu sebanyak apa informasi yang
ingin diketahui pasien
- Berbagi informasi
- Menanggapi perasaan pasien
- Perencanaan dan tindak lanjut
Apa undang-undang yang mengatur tentang
praktik kedokteran?
- UU no. 29 tahun 2004tentang praktik kedokteran
- UU no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
- UU no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
- UU no. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
Bagaimana sistem pelaporan terhadap kasus
malpraktik?
- Membuat pengaduan secara tertulis dengan
mengisi formulir yang dapat di download di
www.inamc.or.id atau memperoleh formulir
melalui telepon di nomor 021-72800920
- Bila tidak dapat membuat pengaduan secara
tertulis, maka dapat mendatangi kantor
MKDKI
Apa peranan penegak hukum, organisasi
profesi, dan komite etik pada kasus
malpraktik?
- Penegak hukum: Memutuskan apakah dokter
bersalah atau tidak
- Komite etik RS: Menangani berbagai masalah
etik yang timbul di rumah sakit
- IDI: Melakukan pembinaan dan pengawasan
praktik kedokteran
Apa sanksi yang dapat diberikan kepada
dokter jika melakukan malpraktik?
Sanksi administratif:
- Peringatan tertulis
- Pencabutan STR dan/atau SIP
- Kewajiban mengikuti pendidikan atau
pelatihan di institusi pendidikan kesehatan
Sanksi pidana (kurungan penjaran atau denda)
Sanksi perdata
SKEMA
Anamnesis Tidak informed
Nina Keluar Air
Datang ke Singkat oleh consent
dari Kemaluan,
IGD petugas Pasien menunggu
Cukup Bulan
medis lama
Pengaduan
UU praktek kedokteran
kasus Somasi
dan UU kesehatan
malpraktek
Rumah Sakit
Komite Etik
Rumah Sakit
Learning Objectives
Peraturan-peraturan yang mengatur profesi
dan jabatan dokter
Peranan komite etik medik dalam praktik
kedokteran
Isu-isu legal dalam praktik kedokteran
Undang-undang kesehatan RI
Peraturan yang mengatur profesi
dan jabatan dokter
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29
TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN
ATURAN
PENERAPAN
KEILMUAN
KEDOKTERAN
DISIPLIN
ATURAN
ATURAN
HUKUM
PENERAPAN
KEDOKTERAN
ETIKA
ETIKA HUKUM
KEDOKTERAN
(KODEKI)
Tugas MKDI
Menerima pengaduan, memeriksa dan
memutuskan kasus pelanggaran disiplin
dokter yang diajukan
Menyusun pedoman dan tatacara
penanganan kasus pelanggaran disiplin
dokter
MKDP bekerja sebagai MKDI ditingkat
provinsi
MKDKI-MKEK
Domain atau yurisdiksi MKDKI adalah disiplin
profesi, yaitu permasalahan yang timbul
sebagai akibat dari pelanggaran seorang
profesional atas peraturan internal profesinya,
yang menyimpangi apa yang diharapkan akan
dilakukan oleh orang (profesional) dengan
pengetahuan dan ketrampilan yang rata-rata.
Dalam hal MKDKI dalam sidangnya menemukan
adanya pelanggaran etika, maka MKDKI akan
meneruskan kasus tersebut kepada MKEK.
Kedudukan MKDI
Sebagai lembaga otonoom dari Konsil
Kedokteran Indonesia
Anggota-2 ditetapkan oleh Menteri atas
usulan organisasi profesi
Masa bakti MKDI adalah 5 tahun dan
dapat disusulkan kembali untuk 1 kali
masa jabatan lagi
Keanggotaan
Keanggotaan MKDI terdiri atas
3 orang dokter dari organisasi profesi
1 orang dokter dari asosiasi Rumah Sakit (
dalam hal ini PERSI)
3 orang sarjana hukum
Syarat-2 keanggotaan MKDI
WNI, berkelakuan baik, taqwa sehat
Usia ,inimal 40 maksimal 65 pada waktu
diangkat
Minimal pengalaman praktek 10 tahun dan
memiliki STR dan SIP
Bagi Sarjana Hukum berpengalaman minimal
10 tahun
Cakap jujur moral baik etika integritas tinggi
reputasi baik
PELANGGARAN & CARA PENANGANAN
ETIKA
MKEK
DR DISIPLIN
MKDKI
DRG
SENGKETA HUKUM PERADILAN PIDANA
PERADILAN PERDATA
1. STANDAR PELAYANAN,
2. STANDAR PROFESI DAN
3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SUMBER: UUPK
DISIPLIN KEDOKTERAN MERUPAKAN
KEPATUHAN MEMENUHI
- STANDARD OF CARE
- CLINICAL STANDARD
- STANDARD OF COMPETENCE
- STANDARD OF PROFESSIONAL
ATTITUDE
- DAN ATURAN/ KETENTUAN TERKAIT
DALAM ASUHAN MEDIS
(PENATALAKSANAAN KLINIS PASIEN)
PELANGGARAN DISIPLIN
(SERIOUS PROFESSIONAL MISCONDUCT)
KEPUTUSAN KKI No. 17/KKI/KEP/VIII/2006
TIDAK MEMENUHI:
- STANDARD OF CARE, CLINICAL STANDARD
- STANDARD OF COMPETENCE
- STANDARD OF PROFESSIONAL ATTITUDE
- DAN ATURAN/ KETENTUAN TERKAIT
FILOSOFI PENEGAKAN DISIPLIN
Organisasi Profesi
PENANGANAN PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN
(TAHAP MPD)
Penetapan Majelis KEPUTUSAN
Pemeriksaan Awal Pemeriksaan
Pemeriksa o/Ketua
Pelanggaran Proses
MKDKI
Disiplin Pembuktian
PELAKSANAAN KEPUTUSAN
KKI Dinkes
Kab/Kota
KKI
STR
SIP
SURAT-SURAT/DOKUMEN TERTULIS
KETERANGAN SAKSI
PENGAKUAN TERADU
KETERANGAN SAKSI AHLI
BARANG BUKTI
SIFAT SIDANG
Terdiri dari:
XII Bab
205 Pasal
(2 pasal ketentuan Peralihan)
BAB I
KETENTUAN UMUM
pasal 1
BAB VII
KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK, REMAJA, LANJUT
USIA DAN PENYANDANG CACAT
(psl 126 psl 140)
BAB IX
KESEHATAN JIWA
(psl 144 151)
BAB X
PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK
MENULAR
(psl 152 161)
BAB XI
KESEHATAN LINGKUNGAN
(psl 162 psl 163)
BAB XII
KESEHATAN KERJA
(PSL 164 166)
BAB XIII
PENGELOLAAN KESEHATAN
(psl 167)
BAB XIV
INFORMASI KESEHATAN
(psl 168 169)
BAB XV
PEMBIAYAAN KESEHATAN
(psl 170 173)
BAB XVI
PERAN SERTA MASYARAKAT
(PSL 174)
BAB XVII
BADAN PERTIMBANGAN KESEHATAN
(psl 175 psl 177)
BAB XVIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(psl 178 187)
BAB XIX
PENYIDIKAN
(psl 189)
BAB XX
KETENTUAN PIDANA
(psl 190 201)
BAB XXI
KETENTUAN PERALIHAN
(PSL 2002 2003)
BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
(psl 204 205)
Jenis pelayanan
- pelayanan kesehatan perorangan
- pelayanan kesehatan masyarakat
Fasilitas meliputi
- pelayanan kesehatan tingkat pertama
- pelayanan kesehatan tingkat kedua
- pelayanan kesehatan tingkat ketiga
Pelaksana oleh pihak pemerintah , pemerintah
daerah dan swasta
Perizinan dan fasilitas akan ditetapkan oleh PP
Fasilitas pelayanan kesehatan wajib :