0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
190 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konstruksi dalam pengerjaan (KDP), penyusutan aset tetap, dan metode penyusutan aset tetap pemerintah pusat. KDP adalah proses pengadaan aset tetap yang tujuannya untuk digunakan dalam jangka panjang meskipun belum selesai pada tahun anggaran. Penyusutan adalah alokasi sistematis nilai aset tetap sesuai masa manfaatnya. Metode penyusutan aset
Dokumen tersebut membahas tentang konstruksi dalam pengerjaan (KDP), penyusutan aset tetap, dan metode penyusutan aset tetap pemerintah pusat. KDP adalah proses pengadaan aset tetap yang tujuannya untuk digunakan dalam jangka panjang meskipun belum selesai pada tahun anggaran. Penyusutan adalah alokasi sistematis nilai aset tetap sesuai masa manfaatnya. Metode penyusutan aset
Dokumen tersebut membahas tentang konstruksi dalam pengerjaan (KDP), penyusutan aset tetap, dan metode penyusutan aset tetap pemerintah pusat. KDP adalah proses pengadaan aset tetap yang tujuannya untuk digunakan dalam jangka panjang meskipun belum selesai pada tahun anggaran. Penyusutan adalah alokasi sistematis nilai aset tetap sesuai masa manfaatnya. Metode penyusutan aset
Dalam Pengerjaan Bayu Triyo Prihatin Dyiah Palupi Jian Afrido Sinatra Zafirah Vania Pradipta Kelompok 2 5P D-III Akuntansi Pengertian Konstruksi Dalam Pengerjaan Konstruksi Dalam Pengerjaan (selanjutnya disingkat KDP) adalah proses pengadaan aset tetap yang tujuannya akan digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang, namun pada akhir tahun anggaran belum selesai seluruhnya. Pelaksanaan pengadaan aset tetap bisa memakan waktu hanya 1(satu) tahun anggaran tanpa melampaui tahun anggaran berjalan namun bisa juga memakan waktu lebih dari 1(satu) tahun anggaran. Jika pelaksanaan pengadaan tersebut selesai pada tahun anggaran berjalan, maka aset yang diperoleh dapat diakui sebagai aset tetap definitif, sepanjang telah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan bagi aset tetap. Akan tetapi, jika penyelesaian pengadaan tersebut melampaui satu tahun anggaran dan di akhir tahun anggaran belum selesai seluruhnya, maka terhadap sebagian pekerjaan yang telah selesai akan dibukukan dan dilaporkan sebagai KDP. Penyusutan Aset Tetap Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional (PSAP 07 Paragraf 53-54). Penyusutan aset tetap terutama dimaksudkan agar nilai set tetap disajikan secara wajar sesuai dengan manfaat ekonomi aset. Aset tetap lainnya, berupa hewan, tanaman, buku perpustakaan tidak disusutkan secara periodik, namun langsung dihapuskan pada saat aset tersebut tidak dapat digunakan atau mati. Aset tetap renovasi disusutkan sesuai dengan umur ekonomis mana yang lebih pendek antara masa manfaat aset dengan masa pinjaman/sewa. Faktor-faktor berikut perlu dipertimbangkan dalam menentukan umur manfaat suatu aset tetap: a. Estimasi/harapan pemakaian aset. Estimasi ini disesuaikan dengan harapan kapasitas aset atau output fisik yang dihasilkan b. Estimasi tingkat keausan atau kerusakan. Estimasi ini disesuaikan dengan faktor operasional seperti jumlah pemakaian, program perawatan, perbaikan dan pemeliharaan. c. Keausan teknis yang diakibatkan oleh perubahan produksi atau permintaan pasar atas produk atau jasa yang dihasilkan dari aset tersebut. d. Ketentuan hukum atau batasan lainnya atas pemakian aset, seperti umur maksimum Metode Penyusutan Aset Tetap Pemerintah Pusat
Metode penyusutan aset tetap yang diperkenankan bagi pemerintah pusat
adalah metode penyusutan garis lurus. PMK Nomor 1 Tahun 2013, menetapkan perhitungan penyusutan aset tetap dengan metode garis lurus tanpa memperhitungkan adanya nilai sisa. Akan tetapi, PMK Nomor 219 Tahun 2013, dalam bab Kebijakan Akuntansi Aset Tetap menyatakan, penyusutan aset tetap dilakukan setelah mengurangi nilai sisa (residual value) aset tersebut. Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap Kondisi yang bisa dijadikan sebagai dasar untuk menghentikan aset tetap dari penggunaannya antara lain adalah karena masa manfaatnya telah berakhir, rusak/usang, hilang, atau karena adanya pelepasan. Aset tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang, yang telah diusulkan penghapusannya kepada pengelola barang, direklasifikasikan ke dalam Daftar Barang Hilang atau Daftar Barang Rusak Berat, dan tidak dicantumkan dalam LBKP maupun laporan keuangan satker. Apabila keputusan penghapusan aset tetap yang hilangatau rusak berat dan/atau usang telah diterbitkan oleh Pengguna Barang, maka aset tersebut harus dihapus dari Daftar Barang Hilang atau Daftar Barang Rusak Berat. Jika aset tetap yang dinyatakan hilang dan sebelumnya telah diusulkan penghapusannya, di kemudian hari ditemukan kembali, maka direklasifikasikan dari daftar barang hilang ke akun aset tetap dan disusutkan kembali sebagaimana layaknya aset tetap. Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap, karena itu harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Aset tetap yang dihentikan dari penggunaannya karena masa manfaatnya telah berakhir dapat dilepaskan atau dimusnahkan. Pelepasan aset tetap dilingkungan pemerintah lazim disebut sebagai pemindahtanganan Jurnal Penyusutan Aset Tetap
Masa manfaat traktor yang dibeli oleh Satker Petani ditaksir 10 tahun tanpa nilai residu. Pada tanggal 31 Desember 2015, Satker Petani menghitung penyusutan atas traktor tersebut sebesar Rp40 juta
Buku Besar Akrual SAI
Tgl Uraian Debet Kredit Beban Penyusutan Aset Tetap Mesin dan Peralatan 40 juta Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Mesin dan Peralatan 40 juta