Hipertensi
Hipertensi
KELOMPOK 2
-Andri Fahrudin
-Rezky Yulia
PREVALENSI
Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari
beban penyakit secara global, dan prevalensinya
hampir sama besar di negara berkembang
maupun di negara maju
Stadium 1
140-159 mmHg 90-99 mmHg
(Hipertensi ringan)
Stadium 2
160-179 mmHg 100-109 mmHg
(Hipertensi sedang)
Stadium 3
180-209 mmHg 110-119 mmHg
(Hipertensi berat)
Stadium 4
210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
(Hipertensi maligna)
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri
bisa terjadi melalui beberapa cara
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku,
sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini
terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak
mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam
tubuh. Volume darahdalam tubuh meningkat, sehingga
tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas
memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran,
dan banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah
akan menurun
ETIOLOGI PENYAKIT
(Sumber penyebab)
Hipertensi Esensial (Hipertensi Primer)
Adalah hipertensi yang penyebabnya tidak
diketahui. Terjadi pada sekitar 90%
penderita hipertensi.
2. Hipertensi Sekunder
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada
sekitar 1-2%, penyebabnya adalah
kelainan hormonal atau pemakaian obat
tertentu.
PATOFISIOLOGI
faktor secara fisiologis
1. Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus
simpatis dan/atau variasi diurnal), mungkin
berhubungan dengan meningkatnya respons
terhadap stress psikososial dll
2. Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium
dan vasokonstriktor
3. Asupan natrium (garam) berlebihan
4. Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium
5. Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan
meningkatnya produksi angiotensin II dan
aldosteron
Gambar 1: Mekanisme
patofisiologi dari hipertensi
GEJALA
Pada sebagian besar penderita, hipertensi
tidak menimbulkan gejala; meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan
dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan ,mual, muntah, sesak nafas, gelisah
dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik
pada penderita hipertensi, maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal.
KOMPLIKASI
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama
akan merusak endothel arteri dan mempercepat
atherosklerosis. Komplikasi dari hipertensi
termasuk rusaknya organ tubuh seperti jantung,
mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar.
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk
penyakit serebrovaskular (stroke, transient
ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark
miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan
atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki
faktor- faktor resiko kardiovaskular lain (), maka
akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas
TERAPI PENYEMBUAHAN
HIPERTENSI
Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian
yang penting dalam penanganan hipertensi. Semua pasien
dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan
perubahan gaya hidup.
Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat
menurunkan tekanan darah adalah:
1. mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau
gemuk;
2. mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop
Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium;
3. aktifitas fisik
4. mengkonsumsi alkohol sedikit saja.
5. diet rendah natrium;
2. Terapi farmakologi
Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua
atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai target
tekanan darah yang diinginkan