MIGAS
Gas
Bumi
MIGAS
Minyak bumi yang biasanya disebut Crude Oil adalah merupakan campuran yang
komplek dari senyawa Hydro Carbon, karena senyawa ini dominan oleh unsur
Carbon ( C ) dan Hydrogen (H) dan sebagian kecil unsur lain seperti : Oksigen (O),
Nitrogen (N), Sulfur (S) dan beberapa metal antara lain : Fe, Na, Va yang
susunannya sebagai senyawa ikutan / impurities.
GAS BUMI
Gas bumi atau gas alam atau natural gas merupakan senyawaan hidrokarbon,
karena senyawa ini sebagian besar disusun oleh unsur carbon (C) dan hidrogen (H)
dan sebagian kecil lain berupa senyawa non hidrokarbon sebagai impurities
seperti sulfur (S), oksigen (O), nitrogen (N) dan beberapa logam.
Gas alam adalah suatu zat yang terdiri dari bermacam-macam senyawa
hidrokarbon yang pada kondisi atmosferis berupa gas.
Disamping itu juga terdapat senyawa non hidrokarbon sebagai impurities
misalnya Nitrogen (N2), carbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S) dan uap air.
Lokasi Sumur Gas
Komponen Belida Field Arun Field
Laut Natuna Cepu Daerah
Barat Fielld Aceh
(% mol) (% mo) (% mol)
Methane, CH4 97,89 68,95 85,59
Primer Sekunder
Proses destilasi
Mengubah fraksi
(menghasilkan
yang satu ke fraksi
fraksi berdasarkan
yang lain
titik didih)
Pemisahan air, gas-
Penyiapan crode oil gas C1 dan C2,
garam NaCl
Pengolahan Primer
Destilasi
Destilasi atmospheric,
vakum, bertekanan
PROSES PENYIAPAN CRODE OIL
Proses distilasi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih dari
masing-masing komponen didalam campuran, makin besar perbedaan titik didih
dari komponen-komponennya akan didapatkan kemurnian hasil pemisahan
makin tinggi.
Didalam proses pengolahan minyak bumi ada 3 macam distilasi yang dikenal yaitu
1. Distilasi Atmospherik
2. Distilasi Vakum
3. Distilasi Bertekanan (Distilasi Light End).
DESTILASI ATMOSPHERIK
Proses distilasi atmospheric adalah suatu proses pengolahan minyak mentah
(crude oil) menjadi produk-produk yang setengah jadi maupun produk jadi.
Distilasi Atmospheric adalah proses pemisahan minyak bumi secara fisis dengan
mengggunakan perbedaan titik didih.
Tekanan kerja dari distilasi atmospheric pada tekanan atmosfir yaitu tekanan
operasi antara 1 atmosfir sampai dengan 1,5 atmosfir.
Hasil dari destilasi atmospheric dapat dilihat pada table berikut :
Fraksi Boilling Range oC % Volume
Gas - 0,02
LPG - 2,50
Light Naphtha 45 - 80 7
Heavy Naphtha 90 - 150 16
Kerosine 160 - 240 21
Light Gasoil 250 - 270 11
Heavy Gasoil 280 - 350 12
Residue > 350 sisanya
Gambar Alat Destilasi Atmospherik
HO4
Na
PENAMBAHAN BAHAN KIMIA PADA
PROSES DESTILASI
Pada proses distilasi dilakukan injeksi bahan kimia untuk mencegah terjadi korosif pada
peralatan proses, adapun bahan kimia yang digunakan antara lain soda api (Caustic
soda), amoniak dan unicorn
Injeksi Caustic soda : Crude oil biasanya mengandung senyawa-senyawa organic
seperti belerang, nitrogen, oksigen. Senyawa-senyawa ini dengan asam dapat bereaksi
dan bersifat korosif apa lagi pada temperatur tinggi. Untuk ini asam harus dicegah atau
harus dinetralkan dengan penetral yaitu Caustic soda.
Contoh reaksi
H2SO4 2 H+ + SO4=
2 H+ + Fe Fe++ + H2
Fe++ + 2 HOH Fe (OH)2 + H2
Jika ditambah NaOH H2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + H2O
2 Fe (OH)2 Fe2O3 + 2 H2O
maka reaksinya :
H2SO4
Fe + 2 HOH Fe2O3 + H2
Kropos
Injeksi Amoniak : Seperti diketahui Amonia adalah zat kimia yang bersifat basa. Crude oil
yang banyak mengandung garam-garam MgCl2, NaCl2 akan dapat mengalami hydrolisa
(proses masuknya gugus hidro / air ke dalam zat).Dari hidrolisa ini akan menghasilkan asam-
asam dan asam-asam ini akan bersifat korosif.
Reaksi :
Proses distilasi vakum adalah suatu proses lanjutan dari distilai atmospheric
dimana minyak bumi dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih dari masing-
masing komponen dalam suatu campuran.
Distilasi vakum ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak yang terkandung
dalam produk long residu dari distilasi atmospheric yang tidak dapat dipisahkan
dalam kondisi atmospheric, karena minyak-minyak tersebut mempunyai titik
didih diatas suhu crack nya sehingga dengan tekanan vakum minyak tersebut titik
didihnya akan turun dan dapat dipisahkan pada suhu dibawah suhu crack dalam
tekanan dibawah atmospheric (tekanan vakum).
Produk yang dihasilkan antara lain LVGO, SPO, MMO, LMO,Short residue
Skema Destilasi vakum
DESTILASI BERTEKANAN (LIGHT END)
Yang dimaksud dengan istilah Refinery light end adalah hasil-hasil fraksi ringan antara lain :
methan, ethane, propane, propylene, butene, buthylene, pentane, hexane, heptane dan oktan yang
dihasilkan dari crude distiller maupun dari cracking dan reforming.
Light end merupakan bahan buangan yang dibakar begitu saja, dengan perkembangan-
perkembangan teknologi minyak bumi maka kemudian dihasilkan cara-cara untuk mengolah light
end untuk kemudian dihasilkan bahan minyak yang berguna.
Hasil light end :
1. Refinery gas : untuk bahan bakar dapur kilang.
2. Propane cair : untuk refrigerant dikilang dan untuk mesin las/ Potong
3. Butane cair (LPG) : untuk bahan bakar kompor, korek api dan untuk
pengelasan potong.
Blending Polimerisasi
Pengolahan
Sekunder
Treating Alkilasi
Reforming
CRACKING
Proses penguraian ini menggunakan suhu yang tinggi serta tekanan yang rendah,
suhu yang digunakan dapat mencapai temparatur 800 C dan tekanan 700 kPa.
Reaksi yang terjadi pada proses ini disebut dengan homolitik fision dan
memproduksi alkena yang menjadi bahan dasar untuk memproduksi polimer
secara ekonomis.
Ada dua jenis tipe reaksi yang terjadi :
1. Reaksi Primer : reaksi dekomposisi dari molekul besar menjadi molekul yang lebih
kecil.
2. Reaksi sekunder: Reksi dimana produk-produk yang aktif berpolymerisasi
membentuk material yang besar (berat).
Reaksi Primer :
Reaksi primer dijelaskan oleh hasil percobaan Hurd dan Spence pada dekomposisi
dari n butane pada 600oC
CH3-CH2-CH2-CH3 CH4 + CH3-CH=CH2 .1
CH3-CH2-CH2-CH3 CH3-CH3 + CH2=CH2 ..2
Pada 600oC reaksi pertama terjadi sampai 55% dan yang kedua sampai 40% , 5%
reaksi yaitu reaksi dehydrogenasi menjadi butane atau butadiene .
CH3-CH2-CH2-CH3 H2 + CH3-CH2-CH=CH2
CH3-CH2-CH2-CH3 2H2 + CH2=CH-CH=CH2
Reaksi Sekunder
Cracking lebih lanjut dari olefin menjadi diolefine dan parafine
CH2=CH-CH2-CH2-CH3 CH4 + CH2=CH-CH=CH2
CH2=CH-CH2-CH2-CH3 + H2 CH4 + CH3-CH2-CH=CH2
Polymerisasi dari senyawa-senyawa olefin yang terbentuk menghasilkan olefin
yang berat molekulnya lebih besar
CH2=CH2 + CH2=CH2 CH3-CH2-CH=CH2
HYDRO CRACKING